DOSEN PENGAMPU
Dr. Padmono Wibowo, S. Sos., M. Si.
DISUSUN OLEH:
Risky Ramadhan (4888)
Teori Sosialis
mulai berkembang pada tahun 1850 Masehi, dengan banyak pengaruh dari tulisan Marx dan Engels
yang menekankan pada determinasi ekonomi. Teori ini berpendapat bahwa kejahatan muncul karena
adanya ketidakseimbangan tekanan ekonomi dalam masyarakat. Oleh karena itu, untuk melawan
kejahatan, diperlukan peningkatan dalam bidang ekonomi dan Dengan kata lain, kesejahteraan,
harmoni, dan kesetaraan sosial dapat mengurangi tingkat kejahatan.
Teori Tipologis
Dalam bidang kriminologi, ada empat teori yang disebut teori tipologis atau biotypologis. Keempat
aliran ini memiliki kesamaan dalam pemikiran dan metode, karena mereka beranggapan bahwa ada
perbedaan antara orang jahat dan orang yang tidak jahat, seperti yang dijelaskan dalam beberapa teori
tipologis berikut ini:
- Teori Lombroso/ Mazhab Antropologis;
- Teori Tes Mental;
- Teori Psikiatri; dan
- Teori Sosiologi.
Teori Antropologis Lombroso
Mazhab ini berpendapat bahwa kejahatan merupakan bakat bawaan manusia (criminal is
born) yang dipelopori oleh Cesare Lombroso. Dalam proposisinya, Lombroso menyatakan bahwa ciri-
ciri fisik seseorang dapat membedakan penjahat dari manusia lainnya seperti tengkorak yang tidak
simetris, rahang bawah yang panjang, hidung pesek, rambut janggut yang jarang, dan tahan terhadap
rasa sakit.
Tanda-tanda fisik tersebut bukanlah penyebab kejahatan, namun merupakan tanda pengenal
kepribadian yang cenderung memiliki perilaku kriminal. Oleh karena itu, penjahat tidak dapat
terhindar dari melakukan kejahatan kecuali bila lingkungan dan kesempatan tidak memungkinkan.
Teori ini bertujuan untuk menentang teori aliran klasik yang menyangkut determinasi
melawan kebebasan kemauan dan teori Tarde tentang theory of imitation (Le lois de'l imitation).
Namun, teori ini kemudian dibantah oleh Goring yang melakukan penelitian perbandingan dan
menyimpulkan bahwa tidak ada tanda-tanda jasmaniah pada tubuh seseorang untuk disebut sebagai
tipe penjahat.
Teori Mental Tester
muncul setelah runtuhnya teori Lombroso dan menggunakan tes mental untuk membedakan
penjahat dan bukan penjahat. Menurut Goddard, setiap penjahat adalah orang yang memiliki
kelemahan otak karena tidak dapat menilai tindakannya. Oleh karena itu, teori ini memandang
kelemahan otak sebagai pembawaan bawaan dan penyebab seseorang melakukan kejahatan.
Teori Psikiatrik
Teori psikiatrik merupakan kelanjutan dari teori-teori Lombroso dengan fokus pada unsur
psikologis, epilepsi, dan moral insanity sebagai penyebab kejahatan. Berbeda dengan teori
sebelumnya yang melihat perubahan pada ciri-ciri morfologi, teori ini memberikan arti penting pada
kekacauan emosional yang terjadi dalam interaksi sosial. Menurut teori psikiatrik, kejahatan bukanlah
hasil pewarisan, melainkan karena organisasi tertentu dari kepribadian seseorang yang berkembang
terpisah dari pengaruh jahat namun masih bisa menghasilkan perilaku jahat dalam situasi sosial
tertentu.
Teori Sosiologis
Teori sosiologis adalah aliran yang sangat bervariasi dalam memberikan penyebab kejahatan,
dipengaruhi oleh teori kartografik dan sosialis. Teori ini menafsirkan kejahatan sebagai fungsi
lingkungan sosial, di mana proses terjadinya perilaku jahat tidak berbeda dengan tingkah laku lainnya,
termasuk perilaku yang baik. Menurut teori sosiologis, orang yang melakukan kejahatan disebabkan
karena meniru keadaan di sekitarnya. Oleh karena itu, pokok pangkal dari ajaran ini adalah bahwa
lingkungan sosial merupakan faktor utama dalam terjadinya kejahatan.
Teori Lingkungan
Teori ini juga dikenal sebagai aliran Perancis. Menurut teori ini, seseorang melakukan
tindakan kriminal karena dipengaruhi oleh faktor di sekitar atau lingkungannya seperti lingkungan
keluarga, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan penemuan teknologi.
Kehadiran barang-barang dari luar negeri seperti buku dan film dengan berbagai jenis iklan
juga mempengaruhi tingkat kejahatan. Tarde berpendapat bahwa orang menjadi jahat disebabkan oleh
pengaruh tiruan. Oleh karena itu, seseorang melakukan kejahatan karena meniru situasi sekitarnya.
Teori Biososiologis
Tokoh-tokoh dari aliran ini termasuk A. D. Prins, van Hamel, D. Simons, dan lain-lain. Aliran
ini merupakan kombinasi dari aliran antropologi dan sosiologi karena ajarannya didasarkan pada fakta
bahwa setiap kejahatan timbul karena faktor individu seperti keadaan psikologis dan fisik dari pelaku
dan juga karena faktor lingkungan.
Faktor individu dapat meliputi sifat individu yang diperoleh sebagai warisan dari orang tua,
kondisi fisik, jenis kelamin, usia, kecerdasan, temperamen, kesehatan, dan konsumsi alkohol.
Keadaan lingkungan seperti kondisi geografis dan iklim, kondisi ekonomi, tingkat peradaban, dan
keadaan politik suatu negara, misalnya meningkatnya kejahatan menjelang pemilihan umum, dapat
mendorong seseorang untuk melakukan kejahatan.
Teori NKK
Teori ini adalah teori terbaru yang mencoba menjelaskan penyebab terjadinya kejahatan dalam
masyarakat. Teori ini sering digunakan oleh aparat kepolisian dalam menangani kejahatan di
masyarakat. Menurut teori ini, pemicu terjadinya suatu kejahatan adalah keberadaan unsur niat dan
kesempatan
Ilmu Fisioterapi jika dikaitkan dengan beberapa syarat-syarat ilmu pengetahuan, Sebenarnya Ilmu
Fisioterapi sendiri termasuk dalam cabang Ilmu Kedeokteran dimana sudah pasti dapat dibuktikan
bahwa Ilmu Fisioterapi merupakan sebuah ilmu pengetahuan
Logis atau Masuk Akal, Ilmu fisioterapi dikatakan sebuah ilmu karena sesuai dengan
kaidah ilmu pengetahuan yang diakui kebenarannya.
Objektif, Ilmu fisioterapi dikatakan sebuah ilmu karena sesuai berdasarkan objek yang
dikaji dan didukung dari fakta empiris.
Metodik, Ilmu fisioterapi dikatakan sebuah ilmu karena diperoleh dari cara tertentu dan
teratur yang dirancang, diamati dan terkontrol.
Sistematik, Ilmu fisioterapi dikatakan sebuah ilmu karena disusun dalam satu sistem satu
dengan saling berkaitan dan menjelaskan sehingga satu kesatuan.
Universal, Ilmu fisioterapi dikatakan sebuah ilmu karena berlaku untuk siapapun dan
dimanapun, dengan tata cara dan variable eksperimentasi yang lama untuk hasil yang
sama.
Kumulatif dan tentatif, Ilmu fisioterapi dikatakan sebuah ilmu karena ilmu pengetahuan
selalu bertambah yang hadir sebagai ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan yang salah
harus diganti dengan yang benar disebut sifat tentatif.