oleh :
Syaiful Huda, S.H., C.LA.
N. P.M. 1806252372
Adanya pemikiran bahwa manusia merupakan serigala bagi manusia yang lain
(homo homini lupus) merupakan salah satu lahirnya cabang ilmu Kriminologi.
orang lain sehingga agar terciptanya rasa aman bagi setiap individu dalam
bermasyarakat maka diperlukan suatu norma yang menjadi rule untuk ditaati dan
disepakati bersama.
antropolog Prancis bahwa secara harfiah berasal dari kata “Crimen” yang berarti
Kejahatan atau penjahat dan “Logos” yang berarti ilmu pengetahuan; maka
Kriminologi dapat berarti ilmu tentang kejahatan atau penjahat. 1 Sementara itu
Lain hal dengan Thorsten Sellin, definisi kriminologi sendiri diperluas dengan
1
Yesmil Anwar dan Adang, 2016, Kriminologi, PT. Refika Aditama, Bandung, hlm. xvii.
2
Tolib Effendi, 2017, Dasar-Dasar Kriminologi: Ilmu tentang Sebab-sebab Kejahatan, Setara
Press, Malang, hlm. 29.
adat, norma agama, dan norma hukum. Jadi objek studi kriminologi bukan saja
1. Sosiologi hukum
Kejahatan itu dilarang dan diancm dengan suatu sanksi. Jadi yang
2. Etiologi kejahatan
paling utama.
3. Penology
murni meliputi:
1. Antropologi Kriminil
2. Sosiologi Kriminil
Pokok persoalan yang dijawab oleh bidang ilmu ini adalah sampai di mana
3. Psikologi Kriminil
ialah ilmu tentang penjahat yang sakit jiwa atau urat syaraf.
5. Penologi
1. Higiene kriminil
2. Politik kriminil
penjatuhan sanksi.
Namun, Paul Mudigno Mulyono tidak sependapat dengan definisi yang diberikan
pelaku kejahatan itu pun mempunyai andil atas terjadinya kejahatan, oleh karena
Oleh karena itu, Emile Durkheim menyatakan, “kejahatan itu adalah suatu gejala
6
Yesmil Anwar dan Adang, op; cit. hlm. xviii.
masyarakat yang normal”. Sebab dengan memberi label suatu tindakan adalah
proses rekayasa masyarakat baik dibidang sosial, budaya, ekonomi, politik dan
lain sebagainya. Bahkan kriminologi bukan lagi sebagai science for the welfare
of sociatey (ilmu untuk kesejahteraan sosial) atau bahkan dapat dikatakan sebagai
science for the interest of the power elite. Menurut Romli Atmasasmita
pelaksanaan hukum pidana. Dengan kata lain kriminologi harus memiliki peran
dengan maksud untuk memahami sebab musabab suatu kejahatan itu terjadi,
atau biasa dikenal sebagai penjahat maupun norma yang dilanggarnya. Selain itu,
kejahatan agar dapat terwujudnya rasa aman dan nyaman dalam kehidupan
bermasyarakat.
7
Romli Atmasasmita, 2005, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, Refika Aditama, Bandung,
hlm. 17.