DISUSUN OLEH :
PAGI D SEMESTER 4
B. PERMASALAHAN
1. Bagaimana pelecehan dapat terjadi pada anak di bawah umur?
2. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari pelecehan seksual pada anak
di bawah umur?
3. Bagaimanakan solusi untuk mencegah terjadinya kekerasan dan
pelecehan seksual pada anak di bawah umur?
C. PEMBAHASAN
1. Faktor Penyebab Pelecehan Seksual pada Anak di Bawah Umur
Pelecehan seksual terdiri dari dua kata: pelecehan dan seksual.
Pelecehan itu sendiri adalah setiap tindakan tidak baik yang
dimaksudkan untuk mengintimidasi, mengintimidasi, mempermalukan,
atau membuat orang lain merasa tidak nyaman. Padahal seks ada
hubungannya dengan gender atau jenis kelamin laki-laki dan
perempuan. Dari dulu hingga sekarang kejahatan selalu menjadi fokus
perhatian baik pemerintah maupun masyarakat setempat.Masalah
kejahatan bukanlah hal yang mudah, terutama di masyarakat
berkembang seperti Indonesia.Perlu dicatat bahwa ada perubahan, dan
positif Perubahan nilai mengarah pada kehidupan masyarakat yang
harmonis dan sejahtera, sedangkan perubahan nilai yang negatif
menyebabkan disintegrasi. nilai budaya yang ada. Kegiatan sosial yang
berbahaya, tidak pantas, dan tidak dapat diterima yang dapat
berdampak pada masyarakat.
Secarar filosofis, hak asasi manusia dapat dimaknai dalam dua
hal mendasar, yang pertama adalah manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan mengemban tugas, mengelola, dan memelihara alam semesta
dengan oenuh ketaqwaan dan tanggung jawab untuk kesejahteraan
umat manusia, dikaruniai hak asasi untuk menjamin adanya harkat dan
martabat dirinya serta kehamornisan lingkungannya, yang kedua,
bahwa hak asasi manusia meruoakan hak dasar yang secraa kodratui
melekat pada diri manusia, bersifat universal, dan langgeng. Oleh
karena itu, hak asasi itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan,
dan tidak boleh dikurangi. Dalam konteks hukum nasional, UU HAM
menyebutkan kata pelecehan seksual. namun tidak merumuskan delik
maupun unusr perbuatan pelecehan seksual. Walaupun demikian, UU
HAM menyebutkan bahwa pelecehan seksual termasuk didalamnya
perkosaan.
Pelecehan seksual anak didefinisikan sebagai perlakuan
seksual terhadap orang dewasa di bawah usia 18 tahun. Selain itu,
meskipun kejahatan seksual terhadap anak biasanya dilakukan oleh
orang yang lebih tua, pada kenyataannya kejahatan seksual terhadap
anak terkadang dilakukan pada usia anak sendiri, dan melibatkan
banyak kelompok terhadap satu orang. Siapa pelaku utama kekerasan
seksual terhadap anak ini?Pelecehan seksual dengan kekerasan bisa
terjadi tidak hanya di luar rumah, tetapi juga di dalam rumah. Berikut
adalah beberapa alasan mengapa seseorang melakukan pelecehan
seksual terhadap anak.
a. Pelecehan seksual masa lalu adalah perilaku yang dialami
seseorang yang menimbulkan keinginan untuk melakukan hal
yang sama kepada orang lain.
b. Keluarga yang tidak harmonis yang menyebabkan kurangnya
kasih sayang dan menimbulkan masalah bagi orang lain.
c. Benci anak-anak
d. Disforia seksual pelaku, menyebabkan mereka terus-menerus
ingin melakukan sesuatu untuk mengalihkan libido mereka.
e. Penatalaksanaan dan pengawasan anak yang tidak berkembang di
rumah, jauh dari rumah, atau di sekolah
f. Memamerkan penggunaan televisi, Internet, dan buku yang tidak
terkendali dan berlebihan, terutama program, gambar, dan akses
yang tidak boleh dilihat oleh anak-anak
g. Pola dan bentuk permainan yang mempengaruhi perilaku
menyimpang
h. Pendidikan seks yang tidak memadai
i. Pengaruh lingkungan berarti hidup di tengah-tengah kehidupan
yang sepenuhnya bebas dalam apa yang Anda lakukan, bagaimana
Anda memperlakukan orang lain, dan bagaimana Anda
berpakaian.
j. Kurangnya Pendidikan Moral dan Agama
Inilah beberapa alasan mengapa terkadang terjadi kekerasan
seksual terhadap anak. Pada hakikatnya faktor berpikir dan perilaku
abnormal seseorang merupakan salah satu penyebab mengapa
seseorang melakukan perilaku yang dapat menimbulkan gangguan
mental dan psikologis pada anak.
2. Dampak Pelecehan Seksual Pada Anak
Pelecehan seksual berdampak besar terhadap psikologis anak,
karena mengakibatkan emosi yang tidak stabil. Oleh karena itu, anak
korban pelecehan seksual harus dilindungi dan tidak dikembalikan
pada situasi dimana tempat terjadinya pelecehan seksual tersebut dan
pelaku pelecehan dijauhkan dari anak korban pelecehan. Hal ini untuk
memberi perlindungan pada anak korban pelecehan seksual. Anak-
anak yang menjadi korban pelecehan seksual akan mengalami
sejumlah masalah, seperti: kehilangan semangat hidup, membenci
lawan jenis, dan punya keinginan untuk balas dendam; bila kondisi
psikologisnya tidak ditangani secara serius.
Kebanyakan korban perkosaan merasakan kriteria
psychological disorder yang disebut Post-Traumatic Stress Disorder
(PTSD), semtom-simtomnya berupa ketakutan yang intens terjadi,
kecemasan yang tinggi, emosi yang kaku setelah peristiwa traumatis.
Beitcman et al (dalam Tower, 2002), korban yang mengalami
kekerasan membutuhkan waktu satu hungga tiga tahun untuk terbuka
pada orang lain. Finkelhor dan Browne (dalam Tower, 2002)
menggagas empat jenis dari efek trauma akibat kekerasan seksual,
yaitu:
a. Betrayal (penghianatan)
Kepercayaan merupakan dasar utama bagi korban kekerasan
seksual. Sebagai anak, individu percaya kepada orangtua dan
kepercayaan itu dimengerti dan dipahami. Namun, kepercayaan
anak dan otoritas orangtua menjadi hal yang mengancam anak.
b. Traumatic sexualization (trauma secara seksual)
Russel (dalam Tower, 2002) menemukan bahwa
perempuan yang mengalami kekerasan seksual cenderung
menolak kekerasan seksual, dan sebagai konsekuensinya menjadi
korban kekerasan seksual dalam rumah tangga. Finkelhor (dalam
Towe, 2002) mencatat bahwa korban lebih memilih pasangan
sesame jenis karena menganggap laki-laki tidak dapat dipercaya.
c. Powerlessness (merasa tidak berdaya)
Rasa takut menembus kehidupan korban, mimpi buruk,
fobia, dan kecemasan dialami korban desertai rasa sakit. Perasaan
tidak berdaya mengakibatkan individu merasa lemah. Korban
merasa dirinya tidak mampu dan kurang efektif dalam bekerja.
Beberapa korban juga merasa sakit pada tubuhnya. Sebaliknya,
pada korban lain memiliki intensitas dan dorongan yang
berlebihan dalam dirinya (Finkelhor dan Browne, Briere dalam
Tower, 2002).
d. Stigmatization
Korban kekerasan seksual merasa bersalah, malu memiliki
gambaran diri yang buruk. Rasa bersalah dan malu terbentuk
akibat ketidakberdayaan dan merasa bahwa mereka tidak memiliki
kekuatan untuk mengontrol dirinya Korban sering merasa berbeda
dengan orang lain, dan beberapa korban marah pada tubuhnya
akibat penganiayaan yang dialami. Korban lainnya menggunakan
obat-obatan dan minuman alkohol untuk menghukum tubuhnya,
menumpulkan inderanya, atau berusaha menghindari memori
kejadian tersebut (Gelinas, Kinzl, dan Biebl dalam Tower, 2002).
Dampak yang diakibatkan peristiwa kekerasan tentu saja
mempengaruhi remaja secara psikologis, kognitif, emosi, sosial,
dan perilakunya. Menurut Maschi (2009), dampak yang
ditimbulkan mempengaruhi masa remaja hingga dewasa.
D. KESIMPULAN
Kehidupan manusia tidak terlepas dari perkembangan. Anak-anak
adalah masa awal perkembangan manusia yang pada masa itu terbentuklah
karakter dan kepribadian seseorang. Pada masa modern seperti sekarang
ini, banyak anak yang hidup terbelenggu permasalahan sosial, seperti
kasus pelecehan seksual anak, yang marak akhir-akhir ini. Padahal, anak
adalah aset bagi masa depan bangsa. Menjadi kewajban bersama untuk
menciptakan generasi yang berkualitas baik. Untuk itu peningkatan peran
dan fungsi masing masing anggota keluarga. Terutama orang tua dalam
menciptakan suasana komunikasi dan interaksi yang harmonis, didalam
pengasuhan anak dan kehidupan berkeluarga sehari hari.
Pacar
Teman
Saudara
Pengajar
14
12
10
8
2021
6 2022
0
PERBUATAN TIDAK PENGEROYOKAN PENGANIAYAAN PERLINDUNGAN
MENYENANGKAN ANAK
2. DOKUMENTASI