DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR ii
PENDAHULUAN 1
METODE 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
KESIMPULAN 9
UCAPAN TERIMAKASIH 9
KONTRIBUSI PENULIS 10
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN 12
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping 12
Lampiran 2. Kontribusi Anggota Penulis 17
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Sumber Tulisan
19
i
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. DIAGRAM ALIR PENULISAN 4
ii
1
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
berjalan dengan optimal. Masih terjadi tumpang tindih dan ketidakadilan dalam
proses penegakan hukumnya. Hal ini bisa terjadi karena adanya keterbatasan dari
penegak hukum untuk dapat mencari dan mengetahui kebenaran hukum yang
terjadi. Dengan pemanfaatan IoT, penegak hukum dapat meningkatkan efisiensi
dan efektivitas dalam proses penegakan hukum sehingga hukum dapat ditegakkan
dengan lebih baik dan lebih objektif tanpa pandang bulu dan diskriminasi.
Penegakan hukum yang baik dapat mendorong terwujudnya Good Governance
dalam suatu pemerintahan, terkhususnya di Indonesia.
Metode
IoT dapat menjadi salah satu kunci dalam peningkatan penegak hukum.
Sebagai contoh salah satu permasalahan yang sering terjadi di kota-kota besar
adalah kemacetan. Kemacetan menyebabkan banyak kerugian di berbagai pihak.
Dilansir dari liputan6.com, kemacetan yang terjadi di Jakarta menyebabkan
kerugian sebesar Rp 56 Triliun dalam satu tahun (Yayu Agustini Rahayu, 2019).
IoT dalam hal ini dapat digunakan untuk membantu mengontrol lalu lintas.
Menurut Bas van der Bijl, Manager, dan Stefan Hjort, pakar sistem transportasi
cerdas di Sweco (A&S Adria, 2019), penggunaan sensor yang banyak dan murah,
serta komunikasi antara pengguna jalan dan sistem lalu lintas dapat memberikan
informasi yang dapat mengoptimalkan arus kendaraan. Data yang didapat dari
berbagai jaringan yang terhubung akan dideteksi dan diolah, respons dapat dipilih
dengan cepat karena ketersediaan pustaka yang telah direkayasa sebelumnya.
Pustaka ini adalah hasil pengolahan seluruh data yang didapat di suatu area.
Walaupun tidak dapat mencegah kemacetan namun, IoT mengandalkan akurasi
dan presisi dalam mengelola lalu lintas ketika terjadi kemacetan. Kamera yang
ditempatkan dapat menghitung jarak dan kecepatan dari kendaraan. Data tersebut
yang dapat digunakan dalam pemilihan pustaka yang sudah disebutkan
sebelumnya. Petugas dapat bekerja lebih efisien dan efektif karena tindakan yang
akan dilakukan sudah terukur.
Selain itu, IoT sangat efektif dalam mencegah tindakan kriminal. Seperti
contohnya di Thailand, IoT diaplikasikan sebagai sebuah alat tracker. Pada
awalnya, tracker tersebut dipasang di kendaraan polisi terlebih dahulu. Hal ini
membuat para polisi mudah untuk dikoordinasi ketika terjadi sesuatu yang
membutuhkan jasa mereka. Karena alat ini membutuhkan biaya yang cukup besar
dan perawatan, pihak kepolisian bekerja sama dengan suatu instansi yang memang
memiliki kompetensi di dalam bidang IoT. Setelah melalui proses perkembangan,
alat tracker tersebut akhirnya diproduksi sebanyak 200 buah dan tidak perlu
memakan biaya yang banyak untuk biaya perawatannya. Alat ini bisa melacak
lokasi setiap kendaraan yang akan dikirimkan ke pihak kepolisian. Apabila terjadi
suatu kecelakaan ataupun insiden lain, pihak kepolisian dapat dengan mudah
mendapatkan informasi yang sudah didapatkan dari alat tersebut. Selain itu, alat
ini juga bisa mengirimkan kecepatan dari sebuah kendaraan yang dikendarai oleh
seseorang sehingga memudahkan polisi untuk selalu mengontrol para pengemudi
kendaraan. Tidak hanya alat berupa tracker, pihak kepolisian Thailand pun
menggunakan sebuah alat checkpoint yang bisa mendokumentasikan setiap
kendaraan yang ada. Hal ini bertujuan untuk memudahkan polisi ketika terjadi
sebuah tindakan kriminalitas, polisi bisa melacak pelaku kriminalitas dengan
mengecek sistem. Sistem tersebut menyimpan informasi apakah suatu kendaraan
6
setiap prinsip agar jelas bahwa IoT dapat membantu tercapainya Good
Governance.
IoT mengutamakan penggunaan sensor atau devais lainnya dalam
pengumpulan data. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjaga
keberadaan sistem ini. Hal yang sering terjadi adalah perusakan yang berakhir
pada kerugian alat. Partisipasi dalam penegakan hukum juga menjadi kunci
penting untuk mencapai masyarakat yang terorganisir. Dengan keberadaan IoT
dalam penegakan hukum, masyarakat diharapkan dapat menerima sistem baru dan
dapat ikut berpartisipasi aktif dalam menjalaninya.
Hukum yang memerintah adalah prinsip berikutnya dari Good
Governance. IoT dalam penegakan hukum menyediakan wadah untuk hukum
yang semakin adil. IoT memfasilitasi data yang faktual dan aktual. Dalam sebuah
peradilan data yang faktual dan aktual dapat meningkatkan keadilan, sehingga
hukum yang berbicara. IoT juga meningkatkan sarana dan prasarana penegak
hukum. Peningkatan ini akan linear dengan peningkatan kinerja penegak hukum.
Kinerja penegak hukum yang baik tidak memungkinkan adanya intervensi dari
orang luar dalam penegakan hukum.
Transparansi sebagai salah satu prinsip Good Governance, diartikan
bahwa informasi dapat diakses secara bebas. Penyimpanan data yang
dikumpulkan dari berbagai devais yang terhubung dengan internet menjadi data
yang paling mudah diakses oleh masyarakat. Pengolahan dari data-data ini juga
akan mudah dipahami karena sudah diolah oleh sistem. Masyarakat bisa secara
langsung bersinergi dengan pemerintah dalam melihat data dan fakta di lapangan.
Dalam memenuhi prinsip pemerintahan yang responsif, penggunaan IoT
dalam penegakan hukum secara tidak langsung akan meningkatkan respons dari
penegak hukum setempat apabila terjadi sebuah pelanggaran. Data yang ada akan
tersimpan di sistem sehingga penegak hukum seperti misalnya polisi, akan dengan
mudah mengontrol aktivitas masyarakat dan apabila terjadi sebuah tindakan
kriminal, sistem akan memberikan sejenis warning sehingga polisi akan dengan
cepat merespons kejadian tersebut. Selain itu, pelaksanaan dari kebijakan
penggunaan IoT sendiri harus disosialisasikan terlebih dahulu untuk memenuhi
prinsip Good Governance yaitu berorientasi pada konsensus. Pemerintah harus
mempertimbangkan banyak hal seperti kebiasaan, adat dan istiadat, dan nilai
budaya yang ada di masyarakat itu sendiri sehingga tidak akan menyalahi budaya
yang sudah dijalankan sejak dahulu. Selain itu, masyarakat juga harus diedukasi
sehingga mengetahui tujuan dari penggunaan IoT untuk meningkatkan penegakan
hukum sehingga mencegah misinformasi yang akan menghasilkan berita - berita
palsu di masyarakat. Edukasi mengenai IoT harus dilakukan secara jelas dan
dalam bahasa yang sederhana sehingga masyarakat mudah memahami. Lalu,
dalam sudut pandang prinsip keadilan, penggunaan IoT dalam penegakan hukum
tentu saja memberikan keadilan bagi semua orang. Tidak peduli kaya atau
miskin, tua atau
8
muda, semua orang bisa diadili apabila memang terbukti melakukan sebuah
kejahatan. Penggunaan IoT akan mengurangi kecurangan dalam proses
penyelidikan. Seperti misalnya, apabila seseorang ingin melakukan kejahatan lalu
ia bisa memberi uang kepada polisi untuk tidak menangkapnya. Hal ini bisa saja
terjadi apabila terdapat oknum yang tidak bertanggung jawab. Tentu saja, dengan
penggunaan IoT, hal ini bisa dikurangi karena setiap aktivitas yang dilakukan
akan terkirim ke dalam sistem sehingga kepolisian pusat bisa terus mengontrol
segala hal tanpa adanya peristiwa seperti pada contoh yang sudah diberikan
sebelumnya.
Penggunaan IoT dalam pemerintahan akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas dalam kinerja pemerintah. Hal ini juga dapat dirasakan dalam hal
penegakan hukum karena dapat mengurangi kehadiran secara fisik dalam hal
pengawasan dan penanganan. Kinerja yang efisien dan efektif akan berakibat pada
kurangnya celah terhadap pelaku kecurangan untuk bertindak sehingga kerja
pemerintahan dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.
Pertanggungjawaban akan suatu kebijakan dari pemerintah terutama dalam
hal penegakan hukum dapat dilakukan dengan baik apabila pemerintah mampu
secara terbuka menyampaikan kondisi dan resolusi konflik yang sedang dihadapi
kepada masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah membuktikan bahwa dalam
pelaksanaannya, pemerintah mengambil keputusan berdasarkan fakta yang terjadi
di lapangan dan dapat dibuktikan dengan secara jelas. Penggunaan IoT dalam
penegakan hukum ini memberi kepastian karena mengoptimalisasi pengawasan
sehingga ketidakadilan dan kecurangan dalam hukum dapat berkurang karena
keputusan diambil berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan secara jelas dan
akurat di lapangan yang merupakan hasil pengaplikasian IoT.
Implementasi IoT di Indonesia merupakan bentuk dari peningkatan ilmu
pengetahuan dan perlu ditinjau berlandaskan nilai-nilai Pancasila sebagai etika
Sains. Implementasi IoT ini harus tetap menjaga martabat masyarakat,
implementasi ini tidak boleh mengurangi martabat dari penduduk sehingga harus
terjadi komunikasi yang baik antara pemerintah dengan penduduk. Pemerintah
tidak bisa semerta - merta langsung mengimplementasikan IoT ini untuk
penegakan hukum tanpa adanya sebuah komunikasi agar tidak menimbulkan
konflik baru. Selain itu, implementasi IoT ini tentu saja meningkatkan kualitas
dari kehidupan masyarakat. Implementasi ini sangat terbuka untuk masyarakat.
Penggunaan teknologi akan membuat masyarakat belajar tentang hal baru dan
semakin terbiasa dengan teknologi serta dapat memberikan ruang untuk
beradaptasi dengan revolusi industri yang semakin hari semakin cepat. Dengan
belajar hal yang baru, masyarakat akan memiliki pemikiran yang semakin
terbuka terhadap perubahan. Namun, implementasi IoT ini harus tetap mengikuti
nilai - nilai etika kemanusiaan. Hal ini tidak boleh melanggar salah satu dari nilai -
nilai yang sudah melekat pada masyarakat tertentu. Implementasi IoT harus dikaji
lebih dulu, apakah sudah sesuai dengan nilai - nilai kemanusiaan yang ada di
masyarakat setempat atau
9
belum. Hal ini menjadi poin penting dalam implementasi IoT untuk penegakan
hukum karena masyarakat tidak boleh merasa dirugikan karena adanya
implementasi ini yang disebabkan oleh adanya pelanggaran terhadap nilai - nilai
kemanusiaan yang sudah ada sejak zaman dahulu. Walaupun banyak hal yang
perlu dipertimbangkan dalam implementasi IoT untuk penegakan hukum, hasil
dari implementasi ini akan setimpal dengan persiapan yang sudah dilakukan
karena akan dihasilkan penegakan hukum yang transparan yang memperkecil
ruang untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum dalam mencapai suatu
Good Governance dalam negara ini.
Kesimpulan
Salah satu dari pemanfaatan IoT adalah dalam bidang penegakan hukum.
Penggunaan IoT bisa meningkatkan keefektifan dari pelaksanaan penegakan
hukum di Indonesia. Di negara ini, banyak permasalahan yang dapat diatasi
dengan penggunaan IoT, seperti misalnya permasalahan kemacetan yang sudah
ada sejak lama. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai ruang untuk
diimplementasikannya IoT. Lalu, pelanggaran hukum di jalan raya, hal ini bisa
diatasi dengan pemasangan sebuah sensor yang bisa mengawasi pengguna
kendaraan. Lalu untuk pengamanan daerah remote, penggunaan Drone yang
sangat membantu dalam proses pengawasan terhadap kelompok bersenjata. Hal
ini akan memudahkan TNI dan Polri dalam menjaga stabilitas keamanan negara.
Implementasi IoT di Indonesia juga harus mempertimbangkan Pancasila sebagai
etika sains. Dengan berbagai peningkatan instrumen penegakan hukum, kedelapan
prinsip dalam Good Governance, yaitu partisipasi, berorientasi pada konsensus,
transparan, akuntabel, responsif, efektif dan efisien, adil, dan rule of law, dapat
diraih dengan lebih mudah dengan melibatkan IoT dalam proses di dalamnya.
Ucapan terimakasih
1. Ridwan Fauzi, S.Pd., M.H. selaku dosen Mata Kuliah Pancasila dan
Kewarganegaraan.
2. Ayah dan Ibu, Kakak, Adik, serta seluruh keluarga yang telah
memberikan dukungan.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat
10
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi banyak pihak .
Kontribusi penulis
Daftar pustaka
A&S Adria. 2019. How IoT And Smart Devices Are Reducing Urban Traffic
Congestion. URL: https://www.asadria.com/en/how-iot-and-smart-devices-are-
reducing-urban-traffic- congestion/#:~:text=The%20internet%20of%20things
%20(IoT,world%20ease
%20urban%20traffic%20congestion.&text=%E2%80%9CCommunication%20
between%20road%20users%20and,the%20flows%2C%E2%80%9D%20they%
20said. Diakses tanggal 26 November 2020.
Evans, D. 2011. The Internet of Things: How the Next Evolution of the Internet Is
Changing Everything. CISCO White Paper. (1): 2-5.
Nation Thailand. 2019. New IoT devices considered to prevent crime, make roads
safer. URL : https://www.nationthailand.com/news/30377211. Diakses tanggal
27 November 2020.
Naveen Joshi. 2018. Transforming Law Enforcement with The Internet of Things.
URL : https://www.bbntimes.com/technology/transforming-law-enforcement-
with-the-internet-of- things#:~:text=Leveraging%20applications%20of%20the
%20Internet%20of% 20Things%20%28IoT%29,ease%20out%20human
%20life%20by%20automati ng%20numerous%20processes. Diakses tanggal 1
Desember 2020.
Posisi
No Nama Bidang Ilmu Kontribusi
Penulis
1 Arjuna Penulis Teknik Mengoordinasi seluruh
Marcelino pertama Informatika kegiatan, analisis hasil studi
Pustaka, evaluasi dan
perbaikan.
2 Niko Penulis Teknik Tenaga Melakukan studi pustaka,
Berndardus kedua Listrik analisis hasil studi pustaka,
Simamora evaluasi dan perbaikan.
3 Radhitya Penulis Teknik Tenaga Menuliskan artikel ilmiah,
Alfiandi ketiga Listrik analisis hasil studi pustaka,
evaluasi dan perbaikan.
4 Ridwan Penulis Sosioteknologi Pengarah dan desain
Fauzi, S.Pd., korespond FSRD kegiatan serta penyelaras
M.H. ensi akhir manuskrip.
18