AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2019
PENDAHULUAN
1
Dari berbagai macam jenis FinTech yang sudah diketahui, banyak faktor – faktor yang
mendorong pengguna untuk cenderung lebih meminati salah satu dari berbagai macam
layanan tersebut. Dari fenomena tentang perkembangan ekonomi digital pada saat ini yang
sedang maju dan berkembang sangat menarik ini membuat saya untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Penggunaan Aplikasi
Berbasis Financial Technology.”.
2
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat bagi:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang Teknologi
Keuangan (FinTech) dan dapat melatih dalam menerapkan teori yang telah
diperoleh dalam pembelajaran selama perkuliahan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan sumber literatur bagi
peneliti selanjutnya.
3. Bagi Para Penyedia Layanan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana evaluasi bagi para penyedia
layanan agar dapat mengembangkan aplikasi yang telah disediakan.
4. Bagi Para Pengguna Layanan.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan wawasan, serta bahan
pertimbangan bagi para pengguna layanan agar dapat lebih bijak dalm
menggunakan aplikasi berbasis fintech.
3
LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Teori tindakan wajar (TRA) (Fishbein dan Ajzen, 1975) adalah salah satu teori yang
paling populer digunakan dan adalah tentang satu faktor yang menentukan niat perilaku orang
itu terhadap perilaku itu seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1 Fishbien dan Ajzen (1975)
didefinisikan "sikap" sebagai evaluasi individu dari suatu objek dan didefinisikan
4
"keyakinan" sebagai link antara objek dan beberapa atribut, dan didefinisikan "perilaku"
sebagai hasil atau niat. Sikap yang afektif dan didasarkan pada seperangkat keyakinan
tentang objek perilaku (misalnya: kartu kredit nyaman). Faktor kedua adalah norma subjektif
seseorang dari apa yang mereka anggap sikap masyarakat langsung mereka terhadap perilaku
tertentu (misalnya: teman saya menggunakan kartu kredit dan itu status untuk memiliki satu).
Gambar 2.1 Model Theory of Reasonable Action (Fishbein and Ajzen, 1975)
Ajzen (1991) mengembangkan teori perilaku terencana (TPB) yaitu tentang satu
faktor yang perilaku orang tersebut terhadap perilaku tersebut sebagaimana diperlihatkan
dalam Gambar 2.2 Dua faktor pertama adalah sama dengan teori tindakan wajar (Fishbein
dan Ajzen, 1975). faktor ketiga yang dikenal sebagai perilaku kontrol yang dirasakan adalah
kontrol yang pengguna merasa bahwa dapat membatasi perilaku mereka.
5
Gambar 2.2 Model Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991)
Telah ada banyak penelitian tentang teori tindakan beralasan (Ajzen & Fishbein,
1980; Sheppard, Hartwick, dan Warshaw, 1988) teori perilaku direncanakan (Ajzen, 1991)
dan diurai teori perilaku yang direncanakan, (Taylor dan Todd, 1995) tetapi sebagian besar
digunakan untuk produk sudah di pasar dan termasuk pandangan masyarakat (subjektif
norma).
Model penerimaan teknologi (TAM) diperkenalkan oleh Fred Davis pada 1986 untuk
usulan doktornya seperti ditunjukkan pada gambar 2.3 Sebuah adaptasi dari teori tindakan
yang wajar, TAM secara khusus dirancang untuk pengguna pemodelan penerimaan sistem
informasi atau teknologi.
6
Gambar 2.3 Model Original dari Technology Acceptance Model (TAM) (Davis, 1986).
Gambar 2.4 Modifikasi Pertama dari TAM (Davis, Bogozzi and Warshaw, 1989).
7
Versi final dari model penerimaan teknologi dibentuk oleh Venkatesh dan Davis
(1996) seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.5 setelah temuan utama dari kedua persepsi
kegunaan (PU) dan kemudahan penggunaan (PEU) yang ditemukan memiliki pengaruh
langsung pada niat perilaku, sehingga menghilangkan kebutuhan untuk membangun sikap.
Gambar 2.5 Versi Final dari Technology Acceptance Model (TAM) (Venkatesh and Davis, 1996).
Venkatesh dan Davis (2000) mengusulkan TAM2 seperti ditunjukkan pada gambar
2.6 Studi ini memberikan penjelasan lebih rinci untuk alasan pengguna menemukan sistem
yang diberikan berguna pada tiga (3) poin dalam waktu: Pre-implementasi, satu bulan pasca-
implementasi dan tiga bulan postimplementation. TAM2 berteori bahwa penilaian mental
pengguna dari pertandingan antara tujuan penting di tempat kerja dan konsekuensi dari
melakukan tugas pekerjaan menggunakan sistem berfungsi sebagai dasar untuk membentuk
persepsi mengenai kegunaan sistem (Venkatesh dan Davis, 2000). Hasilnya menunjukkan
bahwa TAM 2 berkinerja baik di lingkungan sukarela dan wajib.
8
Gambar 2.6 Model Technology Acceptance Model 2 (Venkatesh and Davis, 2000)
Keamanan data adalah kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data. Hal ini juga
dikenal sebagai Triad CIA (ISO/IEC 27002, 2013). Triad CIA selalu menjadi standar bisnis
dan industri dalam hal keamanan data; Namun, itu tidak cocok untuk mengatasi dinamika
perkembangan inovasi teknologi keuangan yang pesat. Menurut Whitman dan Mattord
(2009), keamanan data adalah asuransi data dan aset krusial, misalnya peralatan yang
9
digunakan untuk pengumpulan data, Penyimpanan data dan proses transmisi. Oleh karena itu,
Whitman dan Mattord (2009) mencakup ketepatan, legitimasi, kegunaan dan kepemilikan
dalam tindakan keamanan data. Dari perspektif kritis, ini berbagai definisi dari keamanan
data memerlukan analisis. Pertama dan terpenting, perlindungan data tidak boleh
diklasifikasikan sebagai item atau produk teknologi, melainkan sebagai suatu proses (Mitnick
& Simon, 2002, hal 4). Seperti yang ditunjukkan oleh Introna dan kayu (2004), keamanan
data sebelumnya dianggap sebagai teknis; Namun, karena pemanfaatan besar-besaran baik
komputer dan jaringan saat ini, keamanan data harus selalu melampaui perspektif teknis. Safa
et al. (2015) mengusulkan kesadaran keamanan informasi untuk pemahaman yang lebih baik,
keakraban, dan kemampuan untuk mengelola dan mengatasi krisis. Kami juga menyertakan
faktor manusia (Werlinger et al., 2009) dalam definisi keamanan data, karena pimpinan
organisasi FinTech dan karyawan memainkan peran utama dalam mengamankan data yang
akan mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap Layanan FinTech.
10
(2003) menjelaskan dukungan yang solid untuk hubungan antara kepercayaan dan kegunaan.
Secara khusus, kegunaan meningkatkan keterlibatan perdagangan Mobile dan dampak
kepercayaan dalam inovasi TI.
1. Payment, clearing dan settlement. Jenis fintech ini yang mana memberikan laanan
sistem pembayaran yang diselenggarakan industri perbankan mauun Bank
Indonesia seperti Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), Sistem
Kliring Nasional B (SKNBI), dan BI Scripless Secutities Settlement System (BI-
SSSS). Contohnya Spperti Doku, Kartuku, Finnet, dan Xendit.
2. E-aggregator merupakan fnancial technology yang menggumpulkan dan
mengolah data yang bisa dimanfaatkan konsumen untuk membantu pengambilan
keputusan. Startup ini memberikan perbandingan produk mulai dari harga, fitur
hingga manfaat. Contohnya, Cekaja, Cermati, KreditGogo dan Tunaiku.
3. Manajemen resiko dan investasi merupakan Fintech ini memberikan layanan
seperti robo advisor (perangkat lunak yang memberikan layanan perencanaan
keuangan dan platform e-trading dan e-insurance. Contohnya, Bareksa, Cekpremi
dan Rajapremi.
4. Peer to peer lending (P2P) merupakan fintech ini mempertemukan antara pemberi
pinjaman (investor) dengan para pencari pinjaman dalam satu platform. Nantinya
para investor akan mendapatkan bunga dari dana yang dipinjamkan. Contohnya,
Modalku, Investree, Amartha dan KoinWorks (CNBC. 2018).
11
1. Harrison Stewart, Jan Jürjens (2017), melakukan penelitian di Jerman pada bulan Juni
2018 dengan sampel 700 orang pengguna electronic banking. Penelitian ini secara
empiris mempertimbangkan faktor yang memengaruhi ekspektasi pengguna dan
organisasi dalam mengadopsi FinTech, seperti kepercayaan pelanggan, keamanan
data, nilai tambah, antarmuka desain pengguna, dan promosi FinTech. Hasil
mengkonfirmasi bahwa kepercayaan pelanggan, keamanan data dan antarmuka desain
pengguna mempengaruhi adopsi FinTech.
2. Aulia Wulandari (2018) melakukan penelitian dengan metode kuantitatif berbasis
kuesioner yang disebar sebanyak 220 secara online kepada mahasiswa yang
menggunakan apikasi berbasis FinTech pada layanan Go-Pay melalui Google Form.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kenyamanan, kualitas informasi berpengaruh
signifikan terhadap kegunaan maupun kemudahan. Namun, keamanan, privasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kegunaan maupun kemudahan. Kepercayaan,
kualitas koneksi internet hanya berpengaruh signifikan terhadap kemudahan.
Kegunaan, dan kemudahan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan layanan Go-
Pay. Kemudahan juga berpengaruh signifikan terhadap kegunaan. Pada variabel
penggunaan layanan Go-Pay berpengaruh signifikan terhadap net benefit.
3. Muhammad (2018) melakukan penelitian dengan metode kuantitatif berbasis
kuesioner kepada mahasiswa dan para pengguna aplikasi berbasis FinTech pada
layanan Go-Jek sebanyak 180 buah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel persepsi kegunaan, persepsi kemanan, dan persepsi kemudahan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel minat para pengguna layanan Go-Jek,
namun berbeda dengan variabel privasi yang tidak memiliki pengaruh yag signifikan
terhadap minat para pengguna layanan Go-Jek.
12
Muhammad (2018) meneliti bahwa persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap minat
penggunaan aplikasi digital bebasis financial technology pada layanan Go-Pay. Wati (2015)
berpendapat semakin banyak manfaat dari layanan pada internet banking tidak berpengaruh
pada semakin tingginya minat nasabah dalam menggunakannya. Berdasarkan uraiaan diatas,
maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1: Persepsi Kegunaan berpengaruh positif terhadap minat pengguna FinTech.
13
terhadap kepercayaan dalam pembelian online. Hal ini berati semakin tinggi tingkat
keamanan yang dijamin oleh perusahaan atau vendor maka semakin kuat kepecercayaan
pelanggan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad (2018) menunjukkan bahwa
keamanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan layanan Go-Pay. Wati
(2015) menyimpulkan bahwa semakin keamanan pada layanan internet banking berpengaruh
pada minat nasabah atau pengguna dalam menggunkan internet banking. Berdasarkan uraiaan
diatas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H3 : Persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap minat pengguna FinTech.
14
Dengan kata lain, semakin seseorang merasa informasi yang diberikan dijaga dengan
baik oleh sebuah alamat web, maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan seseorang
terhadap sebuah alamat web tersebut. Berdasarkan uraiaan diatas, maka diajukan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H4: Privasi berpengaruh positif terhadap minat pengguna FinTech.
15
2.8 Model Penelitian
Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan, maka penulis membuat model yang
ditunjukkan seperti gambar 2.8 yang digunakan sebagai kerangka penelitian.
Variabel Independen
Persepsi Kemudahan
Variabel Independen
Privasi
16
METODE PENELITIAN
3.1.2 Sampel
Sampel adalah bagian atau perwakilan dari populasi (Sekaran, 2017). Dalam
penelitian ini yang menjadi sampel adalah pengguna aplikasi yang memiliki basis
FinTech. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus
slovin. Rumus Slovin adalah rumus atau formula untuk menghitung jumlah sampel
minimalapabila perilaku dari sebuah populasi tidak diketaui secara pasti (Sekaran, 2017)
Rumus Solvin
n= N
1 + N (e)2
Keterangan:
n: Ukuran Sampel
N: Jumlah Sampel
e: Persentase kesalahan yang ditolerir (5%)
Kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Karyawan atau tenaga pendidikan Universitas Islam Indonesia.
2. Karyawan atau tenaga pendidikan Universitas Islam Indonesia yang menggunakan
aplikasi berbasis financial technology.
3. Karyawan atau tenaga pendidikan Universitas Islam Indonesia tahun ajaran periode
2018-2019.
17
ditulis sebelumnya oleh peneliti, untuk dimintakan jawabannya dari responden.
Pengumpulan data sekunder sangat sering cukup membantu dalam tahap awal proses
penelitian, tetapi dalam beberapa kasus informasi yang terbaik diperoleh dengan metode
lain seperti mewawancarai orang, pengamatan, atau dengan pemberian kuesioner kepada
individu (Sekaran, 2017). Kuisioner akan diajukan kepada responden yang berkaitan
dengan pokok permasalahan yang diteliti dimana yang ditunjukkan bagi responden
pengguna aplikasi FinTech dan memiliki aplikasi berbasis FinTech. Penulis akan
menyebarkan kuesioner kepada reponden sebanyak-banyaknya. Pada saat pengisian
kuesioner responden tidak perlu mencantumkan indentitas guna menjadi kerahasiaan
reponden. Penyebaran data dilakukan secara manual untuk menghimpun data faktual
dalam rangka pengujian hipotesis agar diperoleh data sekunder, teknik yang dilakukan
adalah dengan membagikan kuesioner, yaitu suatu lembaran isian yang di dalamnya
berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Data-data yang
diperoleh kemudian diolah, dianalisis dan diambil kesimpulan.
18
3.3.3 Uji Kualitas Data
3.3.3.1 Uji Validitas
Sekaran (2017), menyatakan beberapa jenis tes validitas digunakan untuk
menguji kebaikan dari tindakan. Validitas konten memastikan bahwa ukurannya
mencakup seperangkat item yang memadai dan representatif yang menyentuh konsep.
Validitas criterionrelated ditetapkan ketika ukuran membedakan individu pada kriteria
diharapkan untuk Memprediksi. Membangun validitas bersaksi tentang seberapa baik
hasil yang Diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori di mana tes dirancang.
Dua uji stabilitas adalah uji-retest keandalan dan bentuk paralel kehandalan. Konsistensi
internal dari ukuran adalah indikasi dari keseragaman item dalam ukuran yang keran
konstruksi.
19
3.3.4.1 Uji t-Test
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
pengujian dilakukan menggunakan uji t-test. Menurut Sekaran (2017) sampel independen
t‐Test dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara dua
kelompok dalam variabel of interest. Pengambilan keputusan ini dilakukan berdasarkan
perbandingan nilai signifikansi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 5% (α = 0,05). Jika
signifikansi t-hitung lebih besar dari α maka H 0 diterima, artinya variabel tersebut tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika signifikansinya lebih kecil dari
α maka H0 ditolak yang artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen.
20
Ha1 : 𝛽1 > 0; : Persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan ap
likasi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ackerman, M. S., dan Davis, D. T. (2003). Privacy and security issues in e-commerce. The
New Economy Handbook. (Online). Diakses 19 Juli 2018. http://
www.eecs.umich.edu/.../EC-privacy.ackerman.pdf.
Andyka, Rakhmad S., Endang Siti Astuti, dan Heru Susilo. (2012). Pengaruh Persepsi
Kemudahan dan Persepsi Kemanfaatan Terhadap Penggunaan Youtube dengan
Pendekatan TAM. Malang: Universitas Brawijaya.
Arner, Douglas W., Barberis, Janos., dan Buckley, Ross P. (2016). FinTech, RegTech and the
Reconceptualization of Financial Regulation. Diakses 21 September 2018.
http://ssrn.com/abstract=2847806.
Bank Indonesia. (2016). Materi Temu Ilmiah 2016. Diakses 24 Agustus 2017.
www.ibs.ac.id/img/doc/MDH%20%20FinTech%20IBS%20June%202017.pdf.
Chiu, Chao-Min., Chen-Chi Chang, Hsiang-Lan Cheng dan Yu-Hui Fang. (2009).
Determinants of customer repurchase intention in online shopping. Online
Information Review, 33 (4): 761-784.
CNBC Indonesia (2018). Empat Jenis Fintech di Indonesia. Diakses 10 Januari 2018.
www.cnbcindonesia.com/fintech/20180110145800-37-1126/ini-dia-empat-jenis
fintech-di-indonesia
Dapp, Thomas F. (2014). FinTech – The digital revolution in the financial sector. Deutsche
Bank Research. (Online). www.dbresearch.com.
Davis, Fred. D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance
of Information Technology. Information Technolog MIS Quarterly, 13 (3), hal. 319–
339.
Dewi, Sekar Andina. (2014). Analisis Pengaruh Kepercayaan, Kualitas Layanan, Kemudahan
Penggunaan, dan Manfaat terhadap Minat Bertransaksi Ulang Nasabah dalam
Menggunakan Online Banking di Yogyakarta. Skripsi Universitas Islam Indonesia.
Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude, intention, and behavior: An introduction to
theory and research. Reading, Mass; Don Mills, Ontario: Addison-Wesley Pub. Co.
Hochstein, See Marc Hochstein. (2015). FinTech (the Word, That Is) Evolves, AM.BANKER.
Diakses 21 September 2018. http://www.americanbanker.com/bankthink/FinTech-the-
word-that-is-evolves-1077098-1.html.
22
ISO/IEC 27002:2013 “Information technology - Security techniques - Code of practice for
information security controls”, 2nd ed., available at:
http://www.iso27001security.com/html/27002.html (Accessed 9 March 2016).
Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon – Essentials of MIS (11th Ed.)
Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon – Essentials of MIS (11th Ed.)
Kompas. (2019). “Pengguna Smart Phone Tembus 1 Milyar”. Diambil pada 22 Februari 2019,
dari Kompas.com: https://tekno.kompas.com
Kurnia, Dio Alief Esa. (2013). Analisis Pengaruh Privasi, Keamanan, Pengalaman, Dan
Kualitas Informasi Terhadap Kepercayaan Pelanggan Online Shop Dalam
Pengambilan Keputusan Pembelian (Study Pada Pelanggan Online Shop Di
Yogyakarta). Yogyakarta: Univeritas Islam Indonesia.
Mawarni, Sri Iska. (2017). Analisis Persepsi Masyarakat Pengguna Layanan Transaksi Digital
Pada Financial Technology (Studi Kasus Terhadap Layanan Go-Pay di Kota
Bandung). Bandung: Universitas Telkom.
Mitnick, K. & Simon, W. L. (2002), “The art of deception: Controlling the human element of
security”, New York, NY: John Wiley & Sons.
Muhammad, Romi Arief. (2018). Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Minat Penggunaan
Aplikasi Digital Berbasis Financial Technology pada Layanan Go-Pay. Yogyakarta:
Universitas Islam Indonesia.
Roca, Juan Carlos., Garcia, Juan Jose. dan Juan Jose de la Vega. (2009). The importance of
perceived trust , security and privacy in online trading systems The importance of
perceived trust , security and privacy in online trading systems. Information
Management and Computer Security, 17 (2): 96-113.
Safa, N. S., Sookhak, M., Von Solms, R., Furnell, S., Ghani, N. A., & Herawan T. (2015),
“Information security conscious care behaviour formation in organizations”.
Computers & Security, 53, 65-78. http://dx.doi.org/10.1016/j.cose.2015.05.012.
Sekaran, Uma., & Roger, Bougie. (2017). Research Method fo Business: A Skill Building
Approach Seventh Edition.
Sheppard, B. H., Hartwick, J., Warshaw. P. R., (1998) The Theory of Reasoned Action: A
Meta-Analysis of Past Research with Recommendations for Modifications and Future
Research. The Journal of Consumer Research, 15, (3) 325-343
Shih, Y.Y. & Fang, K. (2004). The use of a Decomposed Theory of Planned Behavior to
study Internet banking in Taiwan. Internet Research, 14 (3), 213-223.
Stewart,H., Jan Jürjens. (2017) "Data security and consumer trust in FinTech Innovation in
Germany". Information & Computer Security.
23
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Venkatesh, V., & Davis, F. D. (2000). A Theoretical Extension of the Technology Acceptance
Model: Four Longitudinal Field Studies. Management Science, 46 (2), 186-204.
Venkatesh, V., and Morris, M. G. (2000). Why Don’t Men Ever Stop to Ask For Directions?
Gender, Social Influence, and Their Role in Technology Acceptance and Usage
Behavior. MIS Quarterly (24:1), 115-139.
Venkatesh, V., Morris, M.G., Davis, F.D., & Davis, G.B. (2003). User Acceptance of
Information Technology: Toward a Unified View. MIS Quarterly, 27, 425-478.
Wati, F. I. (2015). “Pengaruh Manfaat, Kemudahan dan Keamanan Terhadap Minat Nasabah
Menggunakan Internet Banking pada Bank BRI Di Surabaya”. Surabaya: Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
Werlinger, R., Hawkey, K., Beznosov, K. (2009), “An integrated view of human,
organizational, and technological challenges of IT security management”,
Information Management & Computer Security, 17, 4-19, available at:
http://www.emeraldinsight.com/ 10.1108/09685220910944722 (Accessed 13 August
2016).
Whitman, M., & Mattord, H. (2009), “Principles of information security (3rd ed.)”. Boston,
MA: Course Technology.
Zhang, Suodi., Gao, Ping., dan Ge, Zhiyuan. (2013). Factors impacting end-users’ usage of
ERP in China. Kybernetes, 42 (7), hal.1029-1043.
24