Anda di halaman 1dari 7

1. Apa yang dimaksud dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)?

2. Apa saja jenis dan sifat pekerjaan yang diperbolehkan menggunakan


Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)?
3. Apa yang dimaksud dengan pekerjaan yang bersifat musiman?
4. Apakah pekerja kontrak atau PKWT dapat melakukan pekerjaan yang
sifatnya permanen?
5. Adakah syarat untuk dapat bisa mempekerjakan pekerja secara kontrak
atau PKWT?
6. Siapa saja pihak yang bersangkutan dalam penandatanganan Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu (PKWT)?
7. Apakah pekerja kontrak atau PKWT juga mengharuskan adanya masa
percobaan kerja?
8. Berapa lama jangka waktu PKWT?
9. Apakah jangka waktu PKWT dapat diperpanjang? Apa syarat untuk bisa
memperpanjang PKWT?
10. Apa saja isi dari Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)?
11. Apakah PKWT harus dibuat secara tertulis?
12. Apabila dibuat secara tertulis, apakah PKWT dapat dibuat dalam bahasa
asing?
13. Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum
berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam PKWT maka pihak yang
mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi sesuai
dengan perhitungan jangka waktu perjanjian kerja. Apakah Aturan ini
masih berlaku?
14. Apakah pekerja/buruh mendapatkan uang kompensasi dengan
berakhirnya hubungan kerja PKWT?
15. Berapa uang kompensasi yang berhak diterima oleh pekerja dengan
PKWT?
16. Komponen upah apakah yang digunakan sebagai dasar perhitungan
pembayaran uang kompensasi?
17. Saya pekerja PKWT sejak sebelum adanya Undang-undang Cipta Kerja
No. 11 tahun 2020 hingga saat ini, apakah saya berhak atas uang
kompensasi?
APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERJANJIAN KERJA
WAKTU TERTENTU (PKWT)?

Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.


KEP.100/MEN/VI/2004 tentang Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu dan Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2021 (PP 35/2021)
tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja, yang merupakan
aturan turunan dari UU Cipta Kerja No. 11 tahun 2020, pengertian
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) adalah perjanjian kerja antara
pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja
dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu. PKWT didasarkan
atas jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu berdasarkan
perjanjian kerja.

APA SAJA JENIS DAN SIFAT PEKERJAAN YANG


DIPERBOLEHKAN MENGGUNAKAN PERJANJIAN KERJA
WAKTU TERTENTU?

PKWT dapat diadakan untuk pekerjaan yang jenis dan sifat atau
kegiatannya bersifat tidak tetap. PKWT dapat dilaksanakan terhadap
pekerjaan yang didasarkan atas jangka waktu, atau selesainya suatu
pekerjaan tertentu, atau pekerjaan tertentu lainnya yang jenis dan sifat
atau kegiatannya bersifat tidak tetap, dengan rincian sebagai berikut:

1. Pasal 5 ayat (1) PP 35/2021 mengatur PKWT berdasarkan jangka


waktu, yaitu:

a. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu


lama,
b. Pekerjaan yang bersifat musiman, atau
c. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

2. Pasal 5 ayat (2) PP 35/2021 mengatur PKWT berdasarkan selesainya


suatu pekerjaan tertentu, yaitu:

a. Pekerjaan yang sekali selesai, atau


b. Pekerjaan yang sementara sifatnya.

3. Pasal 5 ayat (3) dan Pasal 10 ayat (1) PP 35/2021 menyebut PKWT
yang dapat dilaksanakan terhadap pekerjaan tertentu lainnya yang jenis
dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap berupa pekerjaan tertentu
yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaan serta
pembayaran upah Pekerja/buruh berdasarkan kehadiran, seperti
perjanjian kerja harian.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN PEKERJAAN YANG
BERSIFAT MUSIMAN?

Pekerjaan yang bersifat musiman merupakan pekerjaan yang


pelaksanaannya tergantung pada (Pasal 7 (1) PP 35/2021):

1. Musim/cuaca atau hanya dapat dilakukan pada musim tertentu atau cuaca
tertentu
2. Kondisi tertentu atau pekerjaan tambahan yang dilakukan untuk memenuhi
pesanan atau target tertentu.

APAKAH PEKERJA KONTRAK ATAU PKWT DAPAT


MELAKUKAN PEKERJAAN YANG SIFATNYA PERMANEN?

Tidak. Pasal 4 ayat (2) PP 35/2021 menegaskan larangan diterapkannya


PKWT untuk pekerjaan yang jenis atau kegiatannya bersifat tetap.
PKWT hanya dapat diterapkan pada pekerjaan yang selesai pada jangka
waktu tertentu.

ADAKAH SYARAT UNTUK DAPAT BISA MEMPEKERJAKAN


PEKERJA SECARA KONTRAK ATAU PKWT?

Selain harus dipastikan bahwa PKWT hanya dapat diadakan untuk


pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap,
aturan baru PP 35/2021 dalam pasal 14 menyebut kewajiban
perusahaan untuk mencatatkan PKWT, dengan ketentuan:

1. PKWT harus dicatatkan oleh Pengusaha pada kementerian yang


menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan secara
daring paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak penandatanganan PKWT.
2. Dalam hal pencatatan PKWT secara daring belum tersedia maka pencatatan
PKWT dilakukan oleh Pengusaha secara tertulis di dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota, paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak penandatanganan
PKWT.

SIAPA SAJA PIHAK YANG BERSANGKUTAN DALAM


PENANDATANGANAN PERJANJIAN KERJA WAKTU
TERTENTU?

Pada Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang menjadi pihak dalam


perjanjian adalah pekerja secara pribadi dan langsung dengan
pengusaha
APAKAH PEKERJA KONTRAK ATAU PKWT JUGA
MENGHARUSKAN ADANYA MASA PERCOBAAN KERJA?

PKWT tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja. Dalam


hal disyaratkan masa percobaan kerja, masa percobaan kerja yang
disyaratkan tersebut batal demi hukum dan masa percobaan kerja
tersebut tetap dihitung sebagai masa kerja (pasal 12 PP 35/2021).

BERAPA LAMA JANGKA WAKTU PKWT?

Terdapat tiga jenis jangka waktu PKWT, dijelaskan sebagai berikut :

1. PKWT yang berdasarkan jangka waktu berlaku selama maksimal 5 tahun,


PKWT dapat diperpanjang beberapa kali apabila pekerjaan yang dilaksanakan
belum selesai, dengan ketentuan jangka waktu keseluruhan PKWT serta
perpanjangannya tidak lebih dari 5 tahun (pasal 8 PP 35/2021).
2. PKWT berdasarkan selesainya suatu pekerjaan tertentu didasarkan atas
kesepakatan para pihak. Dalam hal pekerjaan tertentu yang diperjanjikan
dalam PKWT belum dapat diselesaikan maka jangka waktu PKWT dilakukan
perpanjangan sampai batas waktu tertentu hingga selesainya pekerjaan.
(pasal 9 PP 35/2021).
3. PKWT berdasarkan pekerjaan tertentu lainnya yang jenis dan sifat atau
kegiatannya bersifat tidak tetap dapat dilakukan dengan perjanjian kerja
harian, dengan ketentuan pekerja bekerja kurang dari 21 (dua puluh satu) hari
dalam 1 (satu) bulan. Dalam hal Pekerja/Buruh bekerja 21 (dua puluh satu)
hari atau lebih selama 3 (tiga) bulan berturut-turut atau lebih maka Perjanjian
Kerja harian menjadi tidak berlaku dan Hubungan Kerja antara Pengusaha
dengan Pekerja/Buruh demi hukum berubah berdasarkan Perjanjian Kerja
Waktu Tidak Tertentu/PKWTT atau menjadi pekerja tetap (Pasal 10 ayat (3)
dan (4).

APAKAH JANGKA WAKTU PKWT DAPAT DIPERPANJANG?


APA SYARAT UNTUK BISA MEMPERPANJANG PKWT?

Ya. PKWT yang berdasarkan jangka waktu PKWT dapat diperpanjang


beberapa kali apabila pekerjaan yang dilaksanakan belum selesai,
dengan ketentuan jangka waktu keseluruhan PKWT serta
perpanjangannya tidak lebih dari 5 tahun (pasal 8 PP 35/2021).

APA SAJA ISI DARI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU


(PKWT) ?
Isi dari perjanjian kerja bersifat mengatur hubungan individual antara
pekerja dengan perusahaan/pengusaha, contohnya : kedudukan atau
jabatan, gaji/upah pekerja, tunjangan serta fasilitas apa yang didapat
pekerja dan hal-hal lain yang bersifat mengatur hubungan kerja secara
pribadi. Menurut pasal 13 PP 35/2021, PKWT paling sedikit memuat:

1. Nama, alamat Perusahaan, dan jenis usaha


2. Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat Pekerja/Buruh
3. Jabatan atau jenis pekerjaan
4. Tempat pekerjaan
5. Besaran dan cara pembayaran Upah
6. Hak dan kewajiban Pengusaha dan Pekerja/Buruh sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/atau syarat kerja yang diatur dalam
Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama;
7. Mulai dan jangka waktu berlakunya PKWT
8. Tempat dan tanggal PKWT dibuat, dan
9. tanda tangan para pihak dalam PKWT.

APAKAH PKWT HARUS DIBUAT SECARA TERTULIS?

Pasal 51 ayat (1) UU 13/2003 dan pasal 2 ayat (2) PP 35/2021


menyebut perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan baik untuk
perjanjian kerja waktu tertentu ataupun waktu tidak tertentu. Aturan ini
mencabut aturan lama dalam pasal 57 ayat (2) Undang-undang No. 13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyebut PKWT yang dibuat
tidak tertulis demi hukum beralih menjadi PKWTT.

Meski tidak ada kewajiban adanya perjanjian kerja tertulis, sangat


penting agar perjanjian kerja baik PKWT maupun PKWTT untuk dibuat
secara tertulis agar memudahkan bagi proses administrasi baik
pengusaha maupun pekerja. Hal ini juga mengantisipasi jika timbul
masalah hukum atau jika terjadi perbedaan pendapat, maka dokumen
tertulis merupakan alat bukti yang sah. Jika hanya berupa lisan saja,
sangat rentan terjadi perbedaan penafsiran masing-masing pihak sesuai
kepentingannya dan akan sulit dibuktikan.

APABILA DIBUAT SECARA TERTULIS, APAKAH PKWT


DAPAT DIBUAT DALAM BAHASA ASING?

Ya. Pasal 57 UU No. 13/2003 pasca perubahan dengan UU Cipta Kerja


menyebut PKWT dibuat secara tertulis harus menggunakan bahasa
Indonesia dan huruf latin. Dalam hal perjanjian kerja waktu tertentu
dibuat dalam bahasa asing harus dicantumkan pula terjemahannya
dalam bahasa Indonesia. Apabila kemudian terdapat perbedaan
penafsiran antara keduanya, yang berlaku adalah perjanjian kerja waktu
tertentu yang dibuat dalam bahasa Indonesia.

APABILA SALAH SATU PIHAK MENGAKHIRI HUBUNGAN


KERJA SEBELUM BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU YANG
DITETAPKAN DALAM PKWT MAKA PIHAK YANG
MENGAKHIRI HUBUNGAN KERJA DIWAJIBKAN MEMBAYAR
GANTI RUGI SESUAI DENGAN PERHITUNGAN JANGKA
WAKTU PERJANJIAN KERJA. APAKAH ATURAN INI MASIH
BERLAKU?

Ya. Aturan tersebut sebagaimana tercantum dalam pasal 62 UU 13/2003


tidak dihapus oleh UU Cipta Kerja dan masih berlaku hingga saat ini.
Pasal 62 UU 13/2003 menegaskan apabila salah satu pihak (baik
pekerja maupun pengusaha) mengakhiri hubungan kerja secara sepihak
sebelum berakhirnya jangka waktu, diwajibkan membayar ganti rugi
kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh sampai jangka waktu
perjanjian kerja berakhir.

APAKAH PEKERJA/BURUH MENDAPATKAN UANG


KOMPENSASI DENGAN BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA
PKWT?

Ya. Pasal 61 A UU 13/2003 jo. pasal 15 ayat PP 35/2021 memberi


kewajiban bagi pengusaha untuk memberikan uang kompensasi kepada
pekerja yang hubungan kerjanya berdasarkan PKWT, dengan ketentuan:

1. Diberikan saat berakhirnya PKWT.


2. Uang kompensasi diberikan kepada pekerja/buruh yang telah mempunyai
masa kerja paling sedikit 1 bulan secara terus-menerus.
3. Apabila PKWT yang diperpanjang, maka uang kompensasi akan diberikan saat
masa perpanjangan berakhir.
4. Pemberian uang kompensasi tidak berlaku bagi tenaga kerja asing yang
dipekerjakan berdasarkan PKWT.

BERAPA UANG KOMPENSASI YANG BERHAK DITERIMA


OLEH PEKERJA DENGAN PKWT?

Pasal 16 PP 35/2021 mengatur uang kompensasi bagi pekerja yang


hubungan kerjanya berdasarkan PKWT perhitungannya proporsional
dari jangka waktu PKWT yang telah dilaksanakan oleh pekerja.
Besarnya uang kompensasi ditentukan sebagai berikut:
1. PKWT selama 12 (dua belas) secara terus-menerus, sebesar 1 (satu) bulan
upah
2. PKWT selama 1 (satu) bulan atau lebih dan kurang dari 12 (dua belas) bulan,
dihitung secara proporsional dengan perhitungan: masa kerja/12 x 1 (satu)
bulan upah. Contoh: masa kerja 6 bulan, kompensasi = 6/12 x 1 bulan upah =
0,5 x upah/bulan
3. PKWT lebih dari 12 (dua belas) bulan. dihitung secara proporsional dengan
perhitungan: masa kerja/12x 1 (satu) bulan upah. Contoh: masa kerja 18
bulan, kompensasi = 18/12 x 1 bulan upah = 1,5 x upah/bulan
4. Besaran uang kompensasi untuk Pekerja/Buruh pada usaha mikro dan usaha
kecil diberikan berdasarkan kesepakatan antara Pekerja/Buruh.

KOMPONEN UPAH APAKAH YANG DIGUNAKAN SEBAGAI


DASAR PERHITUNGAN PEMBAYARAN UANG
KOMPENSASI?

Upah sebagaimana yang digunakan sebagai dasar perhitungan


pembayaran uang kompensasi terdiri atas upah pokok dan tunjangan
tetap. Dalam hal upah di perusahaan tidak menggunakan komponen
upah pokok dan tunjangan tetap, maka dasar perhitungannya adalah
upah tanpa tunjangan. Dalam hal upah di perusahaan terdiri atas upah
pokok dan tunjangan tidak tetap, maka dasar perhitungannya adalah
upah pokok.

SAYA PEKERJA PKWT SEJAK SEBELUM ADANYA UNDANG-


UNDANG CIPTA KERJA NO. 11 TAHUN 2020 HINGGA SAAT
INI, APAKAH SAYA BERHAK ATAS UANG KOMPENSASI?

Ya. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja


Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan
Pemutusan Hubungan Kerja mengatur ketentuan masa peralihan uang
kompensasi pasca diundangkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja pada 2 November 2020. Pasal 64 PP 35/2021
menyebutkan besaran uang kompensasi untuk PKWT sebelum
diundangkannya UU No. 11 tahun 2020, perhitungannya dimulai sejak 2
November 2020 hingga PKWT berakhir.

Contoh: anda bekerja sejak 2 Januari 2020 hingga berakhir pada 2


Januari 2022 (atau masa kerja 24 bulan). Namun masa kerja yang
digunakan untuk menghitung uang kompensasi anda, yakni sejak 2
November 2020 hingga 2 Januari 2022 (atau masa kerja 14 bulan).

Anda mungkin juga menyukai