Proteksi Kebakaran
CV
• Pendidikan: S1 (Univ. Udayana); S2 (ITB); S3 (Deakin
University).
• Pekerjaan: Dosen Universitas Udayana sejak 1997
• Pemegang SKA Arsitek, Perencanaan Kawasan,
Interior dan Landscape
• Arsitek beberapa bangunan di Bali, Sulawesi dan
Timor Leste;
• Tim profesi Ahli di beberapa kabupaten di Bali,
• Pengawas Konstruksi dan Pelaksana MK.
• Pemegang sertifikat BNSP: trainer, ATPA dan KTPA,
Assesor
• Penulis buku: (1) kebakaran pasar dan (2) disain
homestay)
• Penulis beberapa journal terindeks scopus
Oleh
Dr. Ir. I Dewa Gede Agung Diasana Putra ST. MT
3. Telah mengalami
5. TPA hanya proses review oleh
menyalahkan pegawai yang
tidak solutif memahami tentang
bangunan
Aspek-aspek BG yg
2. Berupaya bernegosisi pada bagian persyaratan
direview TPA
tata bangunan.
Managemen Managemen
Keselamatan Keselamatan
Kebakaran Kebakaran
(pengelola) (pengelola)
Proteksi Proteksi
Pasive
active
(arsitek dan
ahli struktur (MEP)
Managemen
Keselamatan
Kebakaran (pengelola)
Hal-hal yang sering dilupakan arsitek
terkait proteksi kebakaran
• Jumlah dan jarak tangga kebakaran yang sesuai
• Disain tangga kebakaran dan jalur2 evakuasi
• Identifikasi penghuni dan mitigasi penyelamatan
• Jumlah fire fighting lobby (tangga, lift & lobby)
• Lintasan bersama, ujung buntu dan batas jarak tempuh
• Lokasi R. Pompa Kebakaran dan tangki air kebakaran
• Void
• R. Fire Commad Center (FCC) – Pusat Kendali Kebakaran
• Route Fire Engine (Truck) di sekeliling Gedung disainnya
Parameter Nilai Parameter
Evaluasi Purna Huni------- 1. Konstruksi
Sistem evaluasi
Tidak mudah terbakar
Penghambat Terlindung Tidak
Mudah terbakar
biasa Kayu Rangka kayu
api terlindung berat
Model Disain Proteksi NFPA 220 tipe konstruksi
bangunan
Type I
443 332
Tipe II
222 111
Tipe II
000
Tipe III
211 200
Tipe IV
2HH
Tipe V
111 000
Pasive (Pasar Tradisional 2.Daerah berbahaya
+2 +1 0
Bahan mudah terbakar terpisah
-1 0 -1 -1 -1
Menyebar
-2
Bukaan
Fasade bukaan Tertutup Terbuka
Metode vertikal
+2
25%
+1
50%
0
75%
-1
100%
-2
• Sejauh ini belum ada system evaluasi Bukaan vertikal Tanpa bukaan atap Dengan bukaan atap Penghisap
Vertikal
<5 % 5% > 5% >10% mekanik
proteksi kebakaran untuk pasar -2 -1 0 1 +2 -1
3.
4. pemakaian Peralatan Memiliki peralatan api manual yang berfungsi Tidak ada / tidak
tradisional Pemadaman Api secara > standar Sesuai standar Jumlah Tidak sesuai standar berfungsi
• NFPA 101 lebih kepada evaluasi untuk Manual
2 (+1) 0 (-1) -1 (-2) -2
tertutup
langsung ke ruang Dgn akses langsung Melalui ruang standar
o Pemakaian peralatan pemadam daerah aman fungsi ke daerah aman fungsi
+2/(+1) -1/ (-2) 1/(0) 0/(-1) -1/(-2) -2
kebakaran 8. Koridor Tanpa partisi Partisi penuh yang tahan api
o Penyelesaian interior -2
< 1 jam
-1
1 jam
0
1 -2 jam
1
>2 jam
2
o Jalur keluar 9. Persiapan keadaan darurat Memiliki SOP Tidak
Staff terlatih Tidak
o Tangga kebakaran Penghuni terlatih tidak
+2 0 -1 -2
o Koridor 10. Sistem alarm kebakaran Tidak ada, Tanpa Dengan sepengetahuan dinas kebakaran
o Persiapan keadaan darurat secara manual tidak
berfungsi
sepengetahuan dinas Terlepas
kebakaran kebakaran
dari dinas Berhubungan dgn dinas
kebakaran
o Sistem alarm kebakaran -2 0/ (-1) +1/ (0) +2/ (+1)
11. Control asap Tidak ada Pembatas asap
o Control asap pasif Aktif
-2 0 2
Kelemahan Pasar Tradisional Di Bali (bangunan lama)
• Penempatan barang-barang mudah terbakar yang menyebar diseluruh lantai sehingga akan
memudahkan penyebaran api saat kebakaran. Disamping itu penempatan barang-barang
mudah terbakar dalam jumlah yang sangat besar dalam satu lantai tanpa usaha pemisahan
sebagai upaya memperkecil areal bahaya.
• Adanya bukaan vertikal dengan fasade yang terbuka hampir mencapai 75 % menyebabkan
bukaan tersebut sebagai sarana pergerakan asap yang efektif dan dapat dengan mudah
menyebar ke lantai lainnya dalam bangunan tersebut.
• Pemakaian bahan kayu pada bukaan kios pada pasar memberikan nilai kurang bagi
parameter penyelesaian interior, karena bahan kayu ini memiliki tingkat penyebaran api yang
cukup tinggi (70 - 275).
• Tangga umumnya merupakan tangga terbuka dan tidak memiliki handrail yang memenuhi
syarat serta letaknya yang berada di sekitar barang-barang mudah terbakar.
• Tidak adanya upaya kompartemensasi bagi bangunan yang dapat mencegah penyebaran
api, panas maupun asap sehingga mengurangi kemampuan bangunan dalam evakuasi
penghuni saat kebakaran.
• Tidak adanya upaya kontrol asap baik aktif maupun pasif pada bangunan.
Nilai Positif dari Pasar Tradisional Di Bali (bangunan
lama)
• Konstruksi bangunan yang terbuat dari beton bertulang dengan tingkat fire
resistance yang dimilikinya adalah 2 jam.
• Adanya bukaan atap pada bukaan vertikal yang dapat dimanfaatkan sebagai
sarana untuk menyalurkan asap maupun panas ke luar bangunan sehingga
tidak sampai menghambat upaya evakuasi terhadap penghuni.
• Jalur keluar yang ada menggunakan sistem multi sehingga penghuni
memiliki banyak alternatif untuk menyelamatkan diri serta tidak adanya lorong
buntu pada bangunan. Hanya adanya penyempitan pada jalur yang ada
menyebabkan penurunan nilai yang ada.
• Tangga dengan posisi di sisi bangunan dan jumlahnya sesuai kebutuhan
cukup memberikan nilai positif bagi bangunan.
Upaya Perbaikan
Upaya Perbaikan
Upaya Perbaikan
Upaya Perbaikan
Resume
• Arsitek diharapkan : memberikan nasehat, pendapat, serta
pertimbangan profesional untuk persetujuan rencana teknis
bangunan gedung maupun dalam penyusunan pedoman,
standar atau peraturan bangunan utk menjamin persyaratan
keandalan bangunan termasuk proteksi passive terhadap
bahaya kebakaran.
• Mengupayakan melakukan evaluasi purna huni bangunan
terhadap bahaya kebakaran
• Tetap berupaya mempertimbangkan kemanan bangunan
disamping kenyamanan dan Kesehatan bangunan.
• Berupaya melakukan rekayasa disain sehingga aspek
keamanan tercapai tanpa mengesampingkan aspek
kenyamanan dan Kesehatan.
29