Anda di halaman 1dari 3

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin washshalaatu wassalaamu ‘alaa asrafil ambiyaai


walmursaliin wa’alaa aalihii washahbihii ajma’iin ammaa ba’du.

Yang terhormat Ibu Kepala Sekolah,


Yang terhormat Ibu Ani Muliani,
Dan tak lupa teman – teman yang saya cintai.

Pertama, ijinkan saya memanjatkan syukur kepada Allah SWT, yang Maha
Tinggi, Maha Besar, dan yang memelihara dan melindungi kita di setiap detik
hidup kita. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW, yang dikirim Allah sebagai rahmat dan petunjuk bagi dunia ini.
Salam hangat kepada kalian semua! Semoga kalian semua dalam kondisi sehat
wal’afiat. Aamiin.
Hari ini saya ingin membacakan pidato yang berjudul “Sebuah Persembahan
untuk Ibu”.
Seorang ibu memberi makan anak – anaknya dengan darahnya sendiri dalam
kandungannya. Seorang ibu rela menahan rasa sakit hanya untuk membawa kita
kedunia yang indah ini. Dan seorang ibu melupakan semua rasa sakitnya hanya
untuk melihat kebahagiaan di wajah anak – anaknya.
Cinta seorang ibu untuk anaknya tidak ada yang menyamai di dunia ini. Tidak
ada cinta yang melebihi atau bahkan sebanding dengan cinta seorang ibu untuk
anaknya. Ibu adalah simbol cinta, pengorbanan, dan, kekuatan.
Dalam Islam, seorang ibu bahkan diberikan status istimewa oleh Allah SWT,
melalui sabda Nabi-Nya, “Surga Berada di Bawah Telapak Kaki Ibu”. Jadi, dialah
sosok yang seharusnya paling dicintai dan dihormati bagi seorang muslim setelah
Allah dan Nabi-Nya.
Dengan segala hal dan pengorbanan yang telah ia lakukan yang telah ia buat,
sudah sewajarnya, Allah memerintahkan kita untuk berlaku baik kepada ibu kita.
Allah memerintahkan kita untuk menjaga mereka, terlebih ketika mereka tua dan
lemah. Allah mengajarkan kita untuk bersikap lembut kepada ibu kita dan
berbicara dengan mereka dengan cara yang baik. Allah juga mengajarkan kepada
kita untuk mendoakan ibu kita dengan doa ini,
“Rabbighfirlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shaghiiraa”.
Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku. Sayangilah mereka
seperti mereka menyayangiku di waktu kecil, Aamiin.
Nabi Muhammad SAW juga telah memerintahkan kita untuk berlaku baik
kepada ibu kita. Beliau memberitahu kita tentang hadiah besar bagi seseorang yang
berlaku baik kepada ibunya. Beliau menggambarkan ibu sebagai “Pintu Surga”.
Beliau juga memperingatkan kita akan hukuman yang keras bagi orang yang
durhaka pada ibunya.
Sekeras apapun kita mencoba, kita tidak akan pernah bisa membayar apa yang
telah ibu kita lakukan untuk kita. Namun, minimal kita bisa mencoba dan meminta
Allah untuk memberkatinya, memaafkannya, memberikan rahmat atasnya, dan
membantu kita memenuhi kewajiban kita atas mereka.
Ibu sesungguhnya adalah anugerah yang luar biasa dari Allah. Sudah
seharusnya kita menghargai anugerah ini dengan sebaik-baiknya. Selagi ibu kita
masih hidup, kita masih memiliki kesempatan emas untuk memperlakukannya
sebaik yang kita bisa.
Terima kasih ibu, terima kasih yang teramat dalam atas segala yang telah
engkau lakukan. Engkau adalah segalanya, hanya itu kata yang dapat menjelaskan
tentang segala hal baik yang engkau lakukan.
Akhirnya, ijinkan saya menutup pidato ini dengan sebuah kepanjangan dari
kata “IBU”.
“I” Indahnya nyanyianmu mengantar setiap tidurku.
“B” Budi bahasamu akan selalu ku kenang seumur hidupku.
“U” Untukmu segalanya bagiku Ibu.

Pisau diasah di pagi hari,


Bawa ke kebun untuk merumput,
Berakhir sudah pidatoku ini,
Semoga bisa memberi manfaat.

Terima kasih!
Mohon maaf atas segala kekurangannya.
Wabillaahi taufik walhidayah.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Anda mungkin juga menyukai