Anda di halaman 1dari 5

Tugas Personal 02

(Minggu 7 / Sesi 11)

2201862543-Hendra Cindo

Pengantar:

Tugas personal kedua akan mengambil bahan dari materi-materi yang dibahas pada minggu keenam
dan minggu ketujuh, baik yang berasal dari Lecturer Notes, materi ppt, buku yang menjadi bahan
referensi, dan peraturan perundangan yang terkait dengan materi minggu keenam dan ketujuh.

Jawablah tugas ini dengan dalam bentuk Essay dan cantumkanlah sumber jawaban kalian di setiap
akhir jawaban (misalnya jika dari buku, tulislah nama penulisnya, judul buku, tahun terbit dan
halaman yang dikutip. Jika dari sumber internet tulislah link sumber tersebut dan tanggal berapa
kalian mengakses sumber tersebut)

! Pada setiap halaman pertama (cover) dari lembar jawaban yang di submit harus mencantumkan
nama dan NIM mahasiswa.

Soal:
1. Hubungan kerja antara pekerja dan pemberi kerja baru terjadi sejak disepakatinya perjanjian
kerja. Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan diatur tentang 2 (dua) jenis perjanjian kerja.
Sebutkan dan jelaskan masing-masing perbedaan kedua jenis perjanjian kerja tersebut disertai
dengan contoh !

2. Saat ini PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) memberikan mekanisme berlangganan listrik atau
membeli listrik dengan menggunakan cara prabayar, melalui Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
Prabayar (SPJBTL). Kontrak pembelian listrik ini sudah disiapkan oleh pihak PLN sebelumnya,
masyarakat tinggal menandatangi saja tanpa bisa melakukan negosiasi pada syarat-syarat yang
tercantum dalam perjanjian.

Berikan penjelasan dan analisa kalian apakah perjanjian semacam ini diperbolehkan oleh
undang-undang ?

== Selamat Mengerjakan ==

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


== Selamat Mengerjakan ==
1. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja / buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja
yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. ketentuan Pasal 1 (14) UU
No 13 Tahun 2003 Perjanjian kerja pada dasarnya harus memuat pula ketentuan-ketentuan
yang berkenaan dengan hubungan kerja itu, yaitu hak dan kewajiban pekerja/buruh dan hak
dan kewajiban pengusaha. Ketentuan-ketentuan ini dapat pula ditetapkan dalam peraturan
perusahaan yaitu peraturan yang secara sepihak ditetapkan dalam peratuan perusahaan. Dapat
pula ditetapkan dalam suatu perjanjian, hasil musyawarah antara serikat pekerja (serikat
pekerja seluruh Indonesia misalnya) dengan pihak pengusaha, perjanjian ini disebut
perjanjian kerja bersama (PKB).
Secara hukum dikenal 2 (dua) macam Perjanjian Kerja (PK) ataupun Pekerja yaitu :
A. Perjanjian kerja waktu tertentu
Perjanjian kerta waktu tertentu selanjutnya disebut PKWT diatur secara khusus dalam Pasal
56 s/d 63 UU NO 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:KEP.100/MEN/VI/2004 tentang
ketentuan pelaksanaan perjanjian kerja waktu tertentu, dalam praktek sebagai panduan teknis
adalah Keputusan menteri terebut diatas.
Secara hukum dikenal 2 (dua) macam Perjanjian Kerja (PK) ataupun Pekerja yaitu :
Pekerja Kontrak (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu = PKWT)
PKWT adalah Perjanjian Kerja antara Buruh dengan pengusaha yang ditentukan berdasarkan
pada jangka wqaktu tertentu. Menurut Pasal 56 ayat 2 (UU No.13 Tahun 2003, Pembuatan
PKWT berdasarkan atas : Jangka waktu; dan Selesainya pekerjaan tertentu.
Prinsip hukum dari PKWT yang mendasarkan pada jangka waktu tertentu , dapat diadakan
untuk paling lama dua tahun dan diperpanjang satu kali paling lama satu tahun.
Pekerja Kontrak diartikan secara hukum adalah Pekerja dengan status bukan Pekerja tetap
atau dengan kalimat lain Pekerja yang bekerja hanya untuk waktu tertentu berdasar
kesepakatan antara Pekerja dengan Perusahaan pemberi kerja. Dalam istilah hukum Pekerja
kontrak sering disebut “Pekerja PKWT”, maksudnya Pekerja dengan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu.
Pengusaha tidak boleh mengubah status Pekerja Tetap menjadi Pekerja Kontrak. Apabila itu
dilakukan akan melanggar hukum. Secara aturan hukum tidak mengatur eksplisit mengenai
hal ini, namun justifikasi yang dapat disampaikan adalah bahwa status pekerja dari pekerja
tetap menjadi pekerja kontrak adalah sama saja dengan penurunan status. Penurunan status
pekerja dari tetap menjadi kontrak adalah masuk kategori Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


sepihak dari perusahaan dan dalam satu waktu yang sama pengusaha mengangkat kembali
pekerja (tetap) tersebut menjadi pekerja kontrak.
UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Pasal 56 menyatakan :
Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak tertentu.
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan atas:
jangka waktu; atau selesainya suatu pekerjaan tertentu.
Salah satu hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh Pekerja Kontrak adalah
Pekerja Kontrak harus memiliki/mendapatkan Surat Perjanjian Kerja yang ditandatangani
oleh Pengusaha dan Pekerja yang bersangkutan.

B. Pekerja Tetap (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu = PKWTT).


Perjanjian kerta waktu tertentu selanjutnya disebut PKWT diatur secara khusus dalam Pasal
56 s/d 63 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang ketenagakerjaan dan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP.100/MEN/VI/2004
Tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), dalam praktek
sebagai panduan teknis adalah Keputusan Menteri terebut diatas. Jenis-jenis PKWT yang
dapat dilakukan Pekerja/Pekerja Kontrak Berdasar Pasal 59 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan yaitu :
1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang
menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :
pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling
lama 3 (tiga) tahun; pekerjaan yang bersifat musiman; atau pekerjaan yang berhubungan
dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau
penjajakan.
2) Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang besifat
tetap.
Penjelasan Pasal 59 ayat (2) :
Yang dimaksud dengan pekerjaan yang bersifat tetap dalam ayat ini adalah pekerjaan yang
sifatnya terus menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu dan merupakan bagian dari
suatu proses produksi dalam satu perusahaan atau pekerjaan yang bukan musiman.
Pekerjaan yang bukan musiman adalah pekerjaan yang tidak tergantung cuaca atau suatu
kondisi tertentu. Apabila pekerjaan itu merupakan pekerjaan yang terus menerus, tidak
terputus-putus, tidak dibatasi waktu, dan merupakan bagian dari suatu proses produksi, tetapi
tergantung cuaca atau pekerjaan itu dibutuhkan karena adanya suatu kondisi tertentu maka

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan musiman yang tidak termasuk pekerjaan tetap
sehingga dapat menjadi obyek perjanjian kerja waktu tertentu.

2. Jual beli adalah perjanjian konsensuil, dapat ditemukan dalam rumusan Pasal 1458 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi: “Jual beli itu diangggap telah terjadi antara
kedua belah pihak, seketika setelahnya orang-orang ini mencapai sepakat tentang kebendaan
tersebut dan harganya, meskipun kebendaan itu belum diserahkan, maupun harganya belum
dibayar”. Perjanjian jual beli tenaga listrik itu sendiri mengikat kedua belah pihak yang
mengadakan perjanjian tersebut yakni antara PT. PLN dengan Pelanggan. Surat Perjanjian
Jual Beli Tenaga Listrik Prabayar merupakan perjanjian yang berisikan klausula-klasula baku
yang lebih dahulu disusun dan dituangkan ke dalam perjanjian oleh pihak PT. PLN. Klausula
baku adalah “Setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan
ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu
dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen”. Secara
ekonomis perjanjian baku ini memang memiliki aspek positif karena pelaku usaha bertindak
sesuai dengan prinsip efisiensi dan menghemat biaya, namun di pihak lain, secara yuridis
perjanjian baku ini menimbulkan persoalan tersendiri karena kurang menguntungkan bagi
pihak konsumen. Untuk memperoleh pasokan listrik yang dibutuhkan, konsumen harus
menyetujui apa saja yang tertuang dalam perjanjian dan menandatanganinya. Konsep
perjanjian baku seperti ini, konsumen sering kali mengganggap dirugikan karena mereka
tidak ikut serta merumuskan baik bentuk dan isi kontrak yang akan diperjanjikan. Salah satu
ketentuan dalam surat perjanjian jual beli tenaga listrik prabayar menyatakan bahwa “Biaya
penyambungan yang telah dibayar oleh pihak kedua (konsumen) menjadi hak milik pihak
pertama (pelaku usaha) dan tidak dapat ditarik kembali oleh pihak kedua”. Ketentuan tersebut
menutup peluang bagi konsumen untuk menarik/meminta kembali uang yang diberikan
kepada pelaku usaha atas barang/jasa yang diberikannya kepada PT. PLN dengan alasan apa
pun, sedangkan dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen justru melarang hal tersebut.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Berdasarkan hal
tersebut maka dalam pelaksanaannya perjanjian baku perlu diatur dengan peraturan yang
khusus. Salah satu upaya dalam memberikan perlindungan bagi konsumen adalah dengan
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen, sedikit banyak telah membuat lega masyarakat yang pada umumnya merupakan
konsumen. Salah satu upaya yang dilakukan UndangUndang Perlindungan Konsumen dalam
melindungi konsumen dan mengontrol perilaku pelaku usaha adalah dengan mengatur
ketentuan klausula baku di dalam dokumen dan/atau perjanjian. Hal ini dimaksudkan karena

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


selama ini konsumen sebagai pengguna barang dan/atau jasa sering dirugikan dan tertutupnya
peluang bagi mereka untuk menuntut haknya sebagaimana mestinya atau paling tidak mereka
mendapatkan ganti rugi bila mereka dirugikan.
(sumber dari www.hukumonline.com diakses tanggal 13 April 2019)

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic

Anda mungkin juga menyukai