Anda di halaman 1dari 6

Tugas Kelompok 02

(Minggu 5 / Sesi 7)

KELAS DKEA

TEAM 8

1. 2101802266 : Diah Ayu budaya wati

2. 2101804126 : Dandi Novario

3. 2101808534 : Imadudin Ahmad Hidayat

4. 2101801736 : Roy Ivan Andrean

Pengantar:

Tugas kelompok kedua akan mengambil bahan dari materi-materi yang dibahas pada minggu
keempat dan minggu kelima, baik yang berasal dari Lecturer Notes, materi ppt, buku yang menjadi
bahan referensi, dan peraturan perundangan yang terkait dengan materi minggu keempat dan kelima.

Uraian Tugas:
Tentang Perlindungan Hak Cipta
1. Pilihlah salah satu karya novel (bebas pilih novel Indonesia maupun asing) yang kemudian
diadaptasi ke dalam sebuah film. Kemudian lakukan analisa :
- Perlindungan yang muncul atas karya cipta berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta
- Hak moral, hak ekonomi dan hak terkait yang muncul dari karya cipta tersebut

2. Tulislah tugas tersebut sebagai makalah dengan membahas :


a. Latar belakang permasalahan;
b. Kaitkan dengan hal-hal yang diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta dan materi-materi
yang bisa diambil dari berbagai literatur;
c. Simpulan dan saran

3. Aturan penulisan: huruf TNR 12, spasi 1.5, margin masing-masing 3 cm, disusun dalam 5 sampai
7 halaman (tidak termasuk halaman cover). Setiap tugas wajib dilengkapi dengan daftar pustaka

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


4. Cantumkanlah sumber dari setiap kutipan yang diambil untuk bahan menulis tugas, terutama
pada setiap akhir kutipan dan harus sesuai dengan apa yang dicantumkan dalam daftar pustaka
(misalnya jika dari buku, tulislah nama penulisnya, judul buku, tahun terbit dan halaman yang
dikutip. Jika dari sumber internet tulislah link sumber tersebut dan tanggal berapa kalian
mengakses sumber tersebut).
5. Dalam cover disebutkan judul, nama pembuat tugas dan nomor induk mahasiswa. Jika ada
nama mahasiswa yang tidak dicantumkan dalam lembar jawaban, maka dianggap tidak
aktif mengerjakan tugas.

== Selamat Mengerjakan ==

Tentu kita masih ingat ramainya kasus dugaan penjiplakan karya cipta sebuah buku yang diangkat ke
dalam format layar lebar, dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya Malang Yusri
Fajar melayangkan somasi kepada musisi Glenn Fredly terkait dugaan plagiasi terhadap buku
miliknya yang difilmkan dengan judul yang sama, "Surat dari Praha". Buku kumpulan cerpen yang
diterbitkan Yusri pada 2012 itu, tanpa sepengetahuannya dijadikan film oleh Visinema Pictures yang
diproduseri Glenn Fredly bersama Angga Dwimas Sasongko. Yusri yang didampingi kuasa
hukumnya, Farid Ramdhani itu mengatakan sejak Agustus 2015 belum ada tindakan nyata yang
mengarah pada apresiasi atau tindakan pasti dari Visinema, padahal sudah sering berdialog, bahkan
dengan penulis skenarionya langsung, namun mereka tetap berdalih bahwa karya filmnya beda, dan
apabila ada kesamaan hanya kebetulan. Ide cerita dan film tersebut juga berdasarkan kisah nyata dari
seorang tokoh Ayun.

Dari pihak Yusri tidak terima jika hanya dibilang kebetulan karena buku miliknya lebih dulu beredar
ketimbang film yang dirilis pada Bulan Januari 2016 itu. Terkait dugaan penjiplakan dan pelanggaran

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


hak cipta yang dilakukan Visinema Picture dalam pembuatan film Surat dari Praha, Yusri memastikan
bakal mengambil langkah hukum. Langkah itu dinilai paling baik, mengingat tidak ada apresiasi
terhadap langkah Yusri. Dari pihak Yusri juga sebelumnnya sudah membuka ruang dialog mengenai
masalah ini, tapi tidak titik temu sehingga mengambil langkah hukum, namun demikian, langkah
hukum seperti apa yang akan diambil, Yusri masih akan mengomunikasikan dengan tim hukumnya.
Sementara itu, tim hukum Yusri, Farid Ramdhani, mengatakan sudah ada bukti karya novel Yusri
dijiplak film yang diproduseri Glenn Fredly dan Angga Dwimas Sasongko, seperti judul, cover, tema
dan ide besar, hampir sama semua.

Menurut dia, beberapa tuntutan harus dituruti Visinema Picture, bila tak ingin berhadapan dengan
hukum. Salah satunya menindaklanjuti hasil dialog yang sudah dilakukan sejak Agustus tahun lalu.
Buku karya Yusri merupakan buku kumpulan cerpen, dan salah satu cerpennya berjudul "Surat Dari
Praha". Cerpen tersebut menceritakan tentang seorang mahasiswa yang dikirim oleh presiden
Soekarno ke Praha, Republik Ceko karena tragedi di Tanah Air, untuk menempuh pendidikan di
negeri itu.

Namun, karena adanya konflik di Indonesia pada 1960-an, akhirnya mahasiswa itu tak bisa kembali
ke Indonesia, dan hanya bisa berkomunikasi lewat surat.

Sebelum berpanjang lebar pada aspek hukum yang akan dibahas, akan lebih baik jika dibahas resensi
buku tersebut.

Surat Dari Praha, sebuah kumpulan cerpen yang ditulis oleh Yusri Fajar adalah salah satu buku cerita
dengan latar belakang beberapa kota di lebih dari satu negara, yaitu Malang—Indonesia, Praha—
Republik Ceko, Frankfurt—Jerman, Berlin—Jerman, Zug—Zurich, Swiss, Leeds—Inggris, Bayern—
Jerman, Istanbul—Turki. esensi dari Surat Dari Praha ini adalah menekankan bagaimana jiwa
nasionalisme seorang masyarakat Indonesia yang tercermin dalam sosok aku tergelitik setiap kali aku
teringat akan tanah airnya, Indonesia.
Buku cerita yang memuat 12 cerpen ini menceritakan orang Indonesia yang meninggalkan—dipaksa
meninggalkan—Indonesia. ¹Kemandirian seorang Indonesia yang terwakili oleh aku digambarkan
ketika seorang aku pergi ke Frankfurt untuk menuntut ilmu. Aku harus berdiri sendiri demi hidup di
negeri orang yang dimulai ketika aku mencari tempat tinggalnya bersama seorang nenek yang juga
kesepian seperti dirinya. Ditinggalkan oleh apa yang seharusnya dimilikinya, si nenek ditinggalkan
anak-anaknya yang sudah berkeluarga sedangkan si aku kesepian karena meninggalkan Indonesianya.

Karena jauhnya karakter utama dalam cerita dengan negaranya—Indonesia—menimbulkan perasaan


kerinduan² yang mendalam. Hal ini tercermin ketika sosok Ayun sangat ingin melahirkan anak
pertamanya di Indonesia dengan didampingi oleh ibunya. Namun keadaan yang menuntutnya untuk
tinggal di Berlin—Jerman. Di cerpen tersebut tokoh Ayun harus melawan batinnya sendiri.

Jauhnya jarak dari tanah kelahiran dengan tanah asing yang ditinggali juga menimbulkan
perbandingan dalam diri aku. Sosok aku mulai membandingkan suasana pembelajaran yang amat
berbeda. Kedisiplinan tinggi di Universitas tempatnya belajar membuatnya rindu dengan suasana
pembelajaran di Indonesia³. Cerpen Kampus Yang Mengalirkan Rindu menggunakan sudut pandang
orang kedua dan mendeskripsikan hal tersebut.

Terlalu lama meninggalkan tanah air tak hanya meninggalkan jejak kerinduan di benak aku, namun
lebih dari itu. Tumbuh kecintaan terhadap tanah yang ditinggali dalam waktu lama bersaing dengan
kecintaan terhadap tanah kelahirannya sendiri⁴. Aku menjadi bingung ketika dihadapkan oleh dua
pilihan. Tanah airnya atau tanah yang saat ini sedang ia pijak.

Kehidupan asing yang menuntut seorang aku telah mengubahnya seiring lamanya ia tinggal di Eropa.
Cerpen-cerpen di Surat Dari Praha secara runtut menceritakan each stage seorang aku yang awalnya
merasa terasing, kesepian, tak nyaman, terus berkonflik batin karena stress menjadi maklum akan

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


budaya Eropa dan menerima sehingga semua perasaan negatif tersebut perlahan memudar, bahkan
karakter utama di kedua cerpen tersebut dapat beradaptasi dengan sistem pendidikan hingga sosial
masyarakat Eropa, bahkan menikah dan memiliki seorang anak dari seorang Jerman asli⁵ tanpa
melupakan tanah airnya sama sekali karena kedua belas cerpen karya pak Yusri Fajar selalu terselip
perasaan mengIndonesia dalam benak dan tingkah laku disemua karakter utamanya.

Di lain pihak pihak produser yaitu Glenn Fredly, mengaku telah melayangkan somasi kepada penulis
Yusri Fajar. Dia tak terima filmnya dituduh Yusri ada unsur menjiplak. lenn mengaku begitu kecewa
karena Yusri dan kuasa hukumnya menggelar jumpa pers secara sepihak. Apalagi keterangan resmi
itu, kata dia, disampaikan beberapa hari sebelum film diputar di bisokop.
Sebelumnya, Yusri Fajar yang juga dosen Universitas Brawijaya itu membuat petisi berjudul 'Tolak
Film Surat Dari Praha!' di situs change.org. Menurut dia, film itu menjiplak buku karyanya dengan
judul yang sama. Ada beberapa poin yang menjadi dasar tuduhanya, yakni kesamaan judul, alur
cerita, dan lokasi.

Surat dari Praha dibintangi oleh Tio Pakusadewo, Widyawati, Julie Estelle, Rio Dewanto, dan Chicco
Jerikho. Film ini telah dirilis pada 28 Januari 2016.

Menurut Angga Dwimas Sasongko, sutradara Surat dari Praha, mengatakan bahwa pihaknya belum
pernah menerima somasi resmi.

"Klaim soal telah dikirimnya somasi kepada kami oleh Yusri Fajar membuat kami dirugikan karena
kami dikesankan sebagai pihak yang tidak mau diajak mediasi dan keras kepala. Padahal, perlu
ditegaskan, kami tidak pernah menerima somasi," ujar Angga.

"Kami sangat menyayangkan bahwa tuduhan plagiasi ini dilontarkan dan dipublikasikan sebelum film
ini dirilis di bioskop. Tuduhan plagiat ini secara nyata merugikan nama baik kami, karena
pemberitaan sepihak yang menggiring opini publik untuk menghakimi kami tanpa legal standing yang
kuat."
Pada Agustus 2015, Angga mengaku pernah bertemu dengan Yusri Fajar. "Pertemuan itu bukan untuk
minta izin, melainkan untuk klarifikasi, karena di televisi kami diberitakan mengadaptasi cerpen
Yusri. Kami merasa punya legal standing kuat untuk proyek tersebut."

Angga dan kuasa hukumnya menganggap kesamaan tema mengenai para eksil politik tahun 1965 di
Praha adalah fakta sejarah sehingga tidak bisa diklaim secara terpihak.

Mengenai kesamaan judul pada media seni apa pun, menurut dia, sudah sering terjadi. Ia memberi
contoh "Surat dari Praha" (Letter from Prague) juga telah dipakai sebagai judul buku karya Sue Gee
pada 1994 dan Raya Czerner Schapiro & Helga Czerner Weinberg pada 1991.

"Judul Surat dari Praha adalah benang merah dari apa yang sudah kami pelajari. Dari cerita mengenai
narasumber kami (para eksil di Praha), kesamaan atau benang merahnya adalah surat. Karena mereka
pasti menceritakan surat-menyurat mereka dengan teman dan saudara di Indonesia," jelas Angga.
Ihwal kesamaan poster, sutradara Filosofi Kopi (2015) ini mengatakan bahwa kesamaan poster
bergambar Charles Bridge dengan sampul buku Rusli sangat wajar, karena jembatan itu memang ikon
kota Praha, seperti menara Eiffel di Paris, Big Ben di London, atau Monas di Jakarta.

Penulis skenario Surat dari Praha, Irfan Ramli menyatakan: "Saya tidak pernah membaca cerpen itu
(Surat dari Praha karya Yusri Fajar) sampai ada pemberitaan mengenai tuduhan plagiarisme itu.
Adapun judul memang betul-betul merepresentasikan isi dari cerita yang kami buat. Proses skenario
juga dilakukan saat produksi Cahaya dari Timur (dirilis Juni 2014, red). Saya punya dokumentasinya"

Angga menimpali, "Mendapat bukunya saja sulit sekali. Sampai akhirnya ketemu yang jual di
Kaskus."

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


Glenn Fredly mengaku kejadian ini sedikit banyak mencoreng reputasinya, padahal ia tidak terlibat
dalam penulisan skenario ataupun pembuatan sinematografi Surat dari Praha.

Penyanyi lagu Januari ini menyatakan, "Kerugian bukan hanya ada pada tercemarnya reputasi saya
sebagai produser eksekutif, namun juga teman-teman yang sudah bekerja bersama-sama membuat
film ini."
Langkah selanjutnya, Visinema telah mengirim somasi kepada pihak Yusri Fajar, namun belum
direspons yang bersangkutan. Somasi pertama dikirim pada 22 Januari, sementara yang kedua dikirim
pada 29 Januari 2016.

Visinema menuntut Yusri menggelar permintaan maaf. "Kami menuntut Yusri melakukan konferensi
pers dan meminta maaf, serta menghapus data-data digital di sosial media yang menyebutkan bahwa
kami plagiat," ujar Angga.

Pekan lalu Yusri Fajar menyatakan bahwa kesamaan tema dan ide besar film itu sama persis dengan
buku yang dibuatnya. "Sekilas, dari tema dan ide besar film, sama persis dengan buku saya," kata
Yusri dikutip Republika.

Ia menampik kemungkinan jika kesamaan itu adalah kebetulan. Dalihnya, antologi cerpen itu beredar
lebih dulu ketimbang film Surat dari Praha.

"Kami yakin film itu diadopsi dari buku kumpulan cerpen saya, dengan judul dan cerita yang sama.
Kami tetap membuka ruang yang lebar untuk berdialog mengenai masalah ini, tapi kalau tidak ada
titik temu, kami ambil langkah hukum," tegasnya.

Setelah kita melihat sudut pandang kedua belah pihak maka bisa dikaji dari segi aspek legal, sesuai
dengan kKetentuan mengenai hak cipta di Indonesia yang paling baru diatur dalam Undang-Undang
No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, selanjutnya disebut UUHC. Undang-undang ini menggantikan
undang-undang tentang Hak Cipta sebelumnya yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002.
Beberapa hal baru yang diatur dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 (Tobing, 2014) antara lain
yaitu :
1. Perlindungan hak cipta dilakukan dengan waktu yang lebih panjang (dari 50 tahun menjadi 70
tahun);
2. Perlindungan yang lebih baik terhadap hak ekonomi para pencipta dan/atau pemilik hak terkait,
termasuk membatasi pengalihan hak ekonomi dalam bentuk jual putus (sold flat);
3. Penyelesaian sengketa secara efektif melelui proses mediasi, arbitrase, atau pegadilan, serta
penerapan delik aduan untuk tuntutan pidana;
4. Pengelola tempat perdagangan bertanggung jawab atas tempat penjualan dan/atau pelanggaran hak
cipta dan/atau hak terkait di pusat tempat perbelanjaan yang dikelolanya;
5. Hak cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud yang dapat dijadikan objek jaminan fidusia;
6. Menteri diberi kewenangan untuk menghapus ciptaan yang sudah dicatatkan, apabila ciptaan
tersebut melanggar norma agama, norma susila, ketertiban umum, pertahanan dan keamanan negara,
serta ketentuan peraturan perundang-udangan;
7. Pencipta, pemegang hak cipta, pemilik hak terkait menjadi anggota Lembaga Manajemen Kolektif
agar dapat menarik imbalan atau royalti;
8. Pencipta, pemegang hak cipta, pemilik hak terkait mendapat imbalan royalti untuk ciptaan, atau
produk hak terkait yang dibuat dalam hubungan dnas dan digunakan secara komersial;
9. Lembaga manajemen kolektif yang berfungsi menghimpun dan mengelola hak ekonomi pencipta
dan pemilik hak terkait wajib mengajukan permohonan izin operasional kepada Menteri;
10. Penggunaan hak cipta dan hak terkait dalam sarana multimedia untuk merespon perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi.

Dari pihak penulis buku merasa ide orisinal yang telah ditulis di buku, diplagiasi dalam bentuk film
dan merasa dirugikan secara materiil. Saat ada pihak lain membuat karya seni lain dengan judul,

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


cerita, dan esensi yang hampir mirip maka kewajiban untuk meminta ijin dan pengenaan royalty harus
diberlakukan.
Doktrin dasar perlindungan hukum terhadap hak cipta adalah bahwa hak cipta hanya melindungi
“ekspresi” dan tidak melindungi suatu “ide”. Artinya adalah bahwa perlindungan hak cipta hanya
diberikan kepada ciptaan yang telah diekspresikan. Perlindungan Hak Cipta tidak diberikan kepada
ide atau gagasan karena karya cipta harus memiliki bentuk yang khas, bersifat pribadi dan
menunjukkan keaslian sebagai Ciptaan yang lahir berdasarkan kemampuan, kreativitas, atau keahlian
sehingga Ciptaan itu dapat dilihat, dibaca, atau didengar.

Namun di Pihak produser film menyayangkan adanya petisi dan konferensi pers sepihak sebelum
diadakannya ruang dialog untuk membahas permasalahan tersebut diatas sehingga seolah-olah telah
menggiring opini masyarakat tentang plagiasi karya seni tersebut sebelum film tayang di bioskop. Hal
ini akan berdampak pada penjualan tiket film tersebut, sehingga pihak produser mengalami kerugian
materiil karena terdapat potensi kehilangan pendapatan. Pihak produser pun telah menuntut balik
Pihak Yusri dengan pasal pencemaran nama baik berdasarkan Pasal 317 KUHP:

(1) Barang siapa dengan sengaja mengajukan pengaduan atau pemberitahuan palsu kepada penguasa,
baik secara tertulis maupun untuk dituliskan, tentang seseorang sehingga kehormatan atau nama
baiknya terserang, diancam karena melakukan pengaduan fitnah, dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.
(2) Pencabutan hak-hak berdasarkan pasal 35 No. 1 - 3 dapat dijatuhkan.
Akan tetapi jika maksud dari pengaduan orang tersebut bukan untuk membuat nama Anda tercemar
(tetapi orang tersebut tahu bahwa yang ia adukan adalah tidak benar), maka orang tersebut dapat
dipidana berdasarkan Pasal 220 KUHP:
“Barang siapa memberitahukan atau mengadukan bahwa telah dilakukan suatu perbuatan pidana,
padahal mengetahui bahwa itu tidak dilakukan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu
tahun empat bulan.”

Kesimpulan dari permasalahan berikut adalah seharusnya kedua belah pihak membuka ruang dialog
terbuka dengan disaksikan khalayak ramai sebelum mengambil langkah hukum, bisa dibuatkan forum
bedah buku dan film, pada forum tersebut akan dikupas satu per satu hal-hal yang dianggap mirip,
mulai dari judul, ide, cover buku dan film, skrip ataupun naskah.

Dari hasil bedah buku dan film tersebut yang dikaji secara ilmiah akan dapat membuktikan apakah
benar terjadi plagiasi atau tidak, masyarakat umum pun bisa menilai. Jika ruang dialog (bisa kita
anggap sebagai musyawarah) tidak menemui kata mufakat, maka bisa dilanjutkan ke meja hukum
untuk pembuktian lebih lanjut.

Terima kasih

Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_dari_Praha diakses pada tanggal 07 Oktober 2018
https://www.hukumonline.com/index.php/klinik/detail/lt517f3d9f2544a/perbuatan-perbuatan-yang-
termasuk-pencemaran-nama-baik diakses pada tanggal 07 Oktober 2018
http://www.dgip.go.id/peraturan-perundang-undangan-terkait-hak-cipta diakses pada tanggal 07
Oktober 2018

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic

Anda mungkin juga menyukai