k6 Ketenagakerjaan
k6 Ketenagakerjaan
Hukum Ketenagakerjaan
Disusun oleh :
FAKULTAS SYARI’AH
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya. Sholawat serta salam akan terus
tercurahkan kepada junjungan besar Nabi kita Nabi besar Muhammad SAW,
keluarga dan sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya hingga hari akhir.
Kami selaku penyusun menyadari kekurangan dari makalah ini. Maka dari
itu, saran dan kritik yang membangun kami nantikan untuk kesempurnaan makalah
yang penyusun buat.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDANHULUAN ............................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
KESIMPULAN...................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 9
B. SARAN ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDANHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)?
2. Apa saja Jenis-jenis dan Dasar Hukum PKWT?
3. Bagaimana Ketentuan Umum PKWT?
4. Bagaimana Kompensasi Berakhirnya PKWT?
1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
(PKWT).
2. Untuk Mengetahui Apa saja Jenis-jenis dan Dasar Hukum PKWT.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Ketentuan Umum PKWT.
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Kompensasi Berakhirnya PKWT.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kaitan dengan jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya, PKWT
merupakan perjanjian kerja yang diperjanjikan antara pekerja/buruh dengan
pengusaha (dalam hubungan kerja) guna melaksanakan pekerjaan tertentu yang
menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu
tertentu, baik yang diperjanjikan untuk suatu jangka waktu tertentu, maupun
untuk suatu "paket" pekerjaan tertentu.1
1 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Nomor Kep-100/Men/VI/2004 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (vide Pasal 1 angka 1 juncto Pasal 59 ayat (1) UU RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3
konteks pekerjaan jembatan tersebut Apabila perusahaan mendapatkan tender
jembatan berikutnya di lokasi lain, maka untuk seseorang tenaga kerja yang
sama dan di-hire kembali untuk bekerja, maka dianggap sudah berbeda
hubungan kerja PKWT-nya, meskipun dengan perusahaan yang sama.
Demikian juga untuk tender pekerjaan lainnya: jalan, pengaspalan, atau saluran
irigasi, lalu kemudian tenaga kerja di-hire lagi melalui PKWT oleh perusahaan
yang sama atau (mungkin) oleh perusahaan yang lain guna melaksanakan
pekerjaan jenis lainnya, maka dianggap berbeda PKWT-nya. Dalam arti, PKWT
per-pekerjaan, baik pada perusahaan yang sama, atau perusahaan yang berbeda
sehingga tidak dianggap berlanjut.
- tidak terputus-putus
Jenis perkerjaan yang dimaksud ini adalah pekerjaan yang tenaga kerjanya
diperjanjikann melalui PKWT yang diperjanjikan sampai se selesainya suatu
pekerjaan tertentu sebagaimana yang dimaksud dalam padal 56 ayat (2) huruf b
UU No. 13 tahun 2003, dalam konteks pekerjaan yang diperkirakan
penyelesaianya dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, dan palinh lama 3
tahun ini dapat juga diterapkan pada pekerjaan konstruksi multy years dengan
4
jangka menengah sepanjang tenaga kerjanya diperjanjikan melalui hubungan
kerja jenis PKWT
4. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan, jenis dan sifat
pekerjaan ini secara garis besar masing-masing dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. produk baru
Merupakan hasil suatu produk yang belum diketahui pangsa pasarnya dan untuk
memproduksi secara kontinyu masih harus melihat prospek market dan respon
masyarakat konsumen atas produk dimaksud dengan kata lain belum ada
kejelasan kesinambungan produksi sehingga untuk merekrut tenaga kerja yang
terlibat dalam produk tersebut dapat dilakukan hubungan kerja sementara
melalui PKWT
5
b. kegiatan baru
Merupakan aktivitas layanan service yang masih diuji coba dan belum jelas
prospek dan pangsa pasarnya pelaksanaan kegiatan semacam ini ditentukan
jangka waktu kegiatannya sehingga ada kejelasan dan ketegasan berapa lama
karyawan dapat direkrut melalui PKWT.
c. produk tambahan
Penjelasan ini hampir sama dengan penjelasan mengenai produk baru kegiatan
baru tersebut di atas hanya saja makna produk tambahan ini dapat diartikan
sebagai adanya permintaan produknya melampaui kapasitas dan kemampuan
dalam hal ini dapat dicontohkan misalnya terjadinya permintaan tambahan
pesanan produk sepatu yang masih dalam proses launching sehingga
membutuhkan karyawan tambahan untuk proses produksinya guna
menghasilkan dan memasarkan produk tersebut.2
2 Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor Kep-100/Men/VI/2004 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Perjanjian Waktu Tertentu, lihat pasal 5 ayat (2) dan pasal 6 jo pasal 7.
3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 57 ayat (1) dan (2).
4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 57 ayat (3).
6
c. Syarat-syarat kerja (hak dan kewajiban) yang diperjanjikan dalam PKWT
tidak boleh lebih rendah dari pada ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku (khusunya mengenai ketenagakerjaan).5
d. PKWT dicatatkan oleh pengusaha ke instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota setempat selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak mempekerjakan pekerja/buruh yang bersangkutan.6
3. Dalam hal salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya
jangka waktu yang ditetapkan dalam PKWT, pengusaha wajib memberikan
uang kompensasiyang besarannya dihitung berdasarkan jangka waktu PKWT
yang telah dilaksanakan oleh Pekerja/Buruh (Pasal 17 PP Nomor 35 Tahun
2021). Namun, apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja, pihak yang
mengakhiri hubungan kerja PWKT diwajibkan membayar ganti rugi kepada
pihak lainnya sebesar upah Pekerja/Buruh sampai batas waktu berakhirnya
jangka waktu perjanjian kerja (Pasal 62 UU Nomor 13 Tahun 2003).
5 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Nomor Kep-100/Men/VI/2004, Pasal 2 ayat (1).
6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 59 ayat (1).
7
4. Sehubungan dengan hal tersebut, apabila Pengusaha mengakhiri hubungan
kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam PKWT maka
pengusaha wajib memberikan uang kompensasi dan membayar ganti rugi
kepada Pekerja/Buruh.
8
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan isi makalah di atas dapat disimpulkan bahwasanya
PKWT adalah perjanjian kerja yang didasarkan pada jangka waktu atau jenis
pekerjaan yang sifatnya terbatas. Artinya PKWT tidak bisa berlaku pada
pekerjaan yang bersifat tetap atau dikerjakan secara rutin dalam waktu yang
lama. Pekerjaan yang termasuk dalam PKWT adalah pekerjaan yang dapat
selesai dalam waktu yang tidak terlalu lama, sifatnya musiman atau pekerjaan
yang berhubungan dengan produk dan kegiatan baru yang masih dalam tahap
percobaan.
Adapun masa kerja atau jangka waktu kontrak dalam PKWT diatur
sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak kerjasama antara pekerjaan dan
perusahaan. Akan tetapi, batas maksimalnya tidak bisa lebih dari 5 tahun.
Setelah masa kontrak tersebut habis, maka bisa dilakukan perpanjangan
kontrak, mengakhiri perjanjian, atau dialihkan sebagai status PKWTT.
Sederhananya, pekerja/karyawan yang termasuk dalam PKWT disebut juga
dengan pegawai/karyawan kontrak.Satu hal yang perlu diketahui dalam
perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) adalah tidak diperbolehkannya
pemberlakuan masa percobaan. Jika perusahaan memberikan masa percobaan,
maka masa percobaan tersebut batal secara hukum dan lama masa percobaan
tersebut secara otomatis masuk ke dalam masa kontrak PKWT.
B. SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI, Nomor Kep-100/Men/VI/2004 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (vide Pasal 1 angka 1 juncto
Pasal 59 ayat (1) UU RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI Nomor Kep-100/Men/VI/2004 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Perjanjian Waktu Tertentu, lihat pasal 5 ayat (2) dan pasal 6 jo
pasal 7.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI, Nomor Kep-100/Men/VI/2004, Pasal 2 ayat (1).
10