Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BESAR MAJAEMEN

KONSTUKSI 2
KETENAGAKERJAAN BERDASARKAN UU
NO 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA
KERJA

Disusun oleh:
Fathur Rohman
1506519019

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Irika Widiasanti, M.T.

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan Tugas Besar
Ketenaga-kerjaan Berdasarkan UU No.11 Tahun 2021 dapat diselesaikan
dengan baik. Penulis berharap laporan ini dapat menambah pengetahuan
bagi pembaca.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas ini. Kepada
kedua orang tua yang telah memberikan banyak kontribusi bagi penulis,
dosen pengampu, Ibu Dr. Ir. Irika Widiasanti, M.T., dan juga kepada
teman-teman seperjuangan yang membantu penulis dalam berbagai hal.
Semoga informasi dan materi yang terdapat dalam laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis memohon kritik dan
saran membangunbagi perbaikan laporan selanjutnya.
Demikian laporan ini di buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
atau pun ada ketidaksesuaian materi yang penulis sampaikan pada
laporan ini mohon dimaafkan. Penulis menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya lebih baik lagi
kedepannya.

Jakarta, Desember 2021

Penulis
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii
Bab 1. Pendahuluan ...............................................................................1
1.1 Definisi Ketenagakerjaan.............................................................1
1.2 Latar Belakang .............................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat ....................................................................2
Bab 2. Pembahasan ................................................................................4
2.1 Implementasi UU Cipta Kerja Bidang Ketenagakerjaan (Video
Pembahasan) .........................................................................................4
Bab 3. Kesimpulan ..................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

ii | KETENAGAKERJAAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 PKWT Berdasarkan Jangka Waktu ............................................5

iii
Bab 1.
Pendahuluan

Pada bab I pendahuluan ini berisi definisi-definisi, latar belakang


pembahasan implementasi UU Ni. 11 Tentang Cipta Kerja, serta Tujuan
dan Manfaat dari penulisan laporan ini.

1.1 Definisi Ketenagakerjaan


Menurut KBBI V, Ketenagakerjaan merupakan hal tenaga kerja.
Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan,
disebutkan bahwa: “Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan tenaga kerja baik pada waktu sebelum, selama dan
sesudah masa kerja.” Ketenagakerjaan tidak selalu berhubungan dengan
subjek, melainkan dengan berbagai faktor seperti sebelum masa kerja
ada masalah kesempatan kerja yang sempit, lalu selama masa kerja ada
masalah penggajian atau kualitas tenaga kerja yang rendah, dan sesudah
masa kerja ada masalah pemenuhan hak pensiunan atau yang lainnya.
Semua itu adlah bukti bahwa ketenagakerjaan menyangkut hal yang
kompleks.

1.2 Latar Belakang


Masalah ketenagakerjaan adalah agenda sosial, politik, dan
ekonomi yang cukup penting di negara-negara modern. Pembangunan
bidang ketenagakerjaan sangat berperan dalam meningkatkan
produktivitas nasional dan kesejahteraan masyarakat suatu negara. Di

1
Indonesia sendiri ketenaga kerjaan diatur dalam Undang-undang No.13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dengan adanya peraturan
perundang-undngan yang mengatur mengenai ketenagakerjaan antar
individu atau antara individu dengan badan hukum bukan lagi menjadi
ranah pribadi namun juga melibatkan unsur negara didalamnya.
Seiring dengan diterbitkannya UU No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, maka pengaturan mengenai perjanjian kerja tunduk
pada undang-undang tersebut, lalu kemudian diubah dengan UU No.11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Namun, setelahkan disahkannya
undang-undang Cipta Kerja, banyak pekerja menolak undang-undang
tersebut dengan alasan bahwa undang-undang tersebut memuat
peraturan-peraturan yang merugikan pekerja. Salah satunya adalah
terkait adanya pembentukan RUU Tentang Pemberian Pesangon Kepada
Pekerja yang di PHK.

1.3 Tujuan dan Manfaat


Berikut adalah Tujuan dan Manfaat dari penulisan laporan ini,
yaitu,
Tujuan :
1. Menambah pengetahuan mengenai implementasi UU No.11
Tentang cipta Kerja
2. Mengasah keterampilan mahasiswa dalam memahami isi
video pembelajaran maupun seminar
3. Mengasah kreatifitas mahasiswa dalam penulisan laporan

2 | KETENAGAKERJAAN
Manfaat :
1. Mengetahui dan memahami implementasi UU Cipta Kerja di
bidang Ketenagakerjaan di kehidupan nyata
2. Mendapatkan pengetahuan baru mengenai implementasi
UU Cipta Kerja di bidang Ketenagakerjaan

3
Bab 2.
Pembahasan

Pada bab 2 pembahasan ini berisi pembahasan mengenai


pembahasan video webinar Implementasi UU Cipta Kerja Bidang
Ketenagakerjaan.

2.1 Implementasi UU Cipta Kerja Bidang Ketenagakerjaan (Video


Pembahasan)
Pada video seminar Implementasi UU Cipta Kerja Bidang
Ketenagakerjaan, presenter mengatakan “Pekerja begitu dikontrak,
bapak punya PKWT itu tidak menyebutkan ini kenapa kontraknya ada?
karena alasan apa PKWT itu ada? Sehingga bapak perlu menjelaskan
PKWT itu. Logikanya begini pak, duluan mana pekerja dengan pekerjaan?
Duluan pekerjaan kan, kalo pekerjaan itu cuma butuh setahun dua tahun,
berarti kan saya menyesuaikan perjanjian kerja saya dengan pekerja
sesuai dengean pekerjaan tersebut. Tidak semua karyawan bisa
dikontrak, belum tentu. Ambil contoh, andaikan saya punya perusahaan
dan menang tender di freeport, lalu saya bisa taro disana Direktur,
Manajer dll, bisa saya PKWT semua. Jadi tidak melekat kepada sebuah
jabatan, jadi jagan sampai missal, loh kok saya manajer dikontrak, loh
belum tentu, jadi kita liat dulu apa pekerjaannya, kalua saya butuh
manajer hanya tiga tahun, ya boleh di PKWT, lihat persepsi, ini jangan
sampe salah”.
Jadi dapat disimpulkan terkait kalimat diatas itu adalah PKWT
dapat diberikan kepada siapa saja, maupun itu Direktur dan Manajer.

4 | KETENAGAKERJAAN
Dilihat dahulu pekerjaanya itu apa, jika perlu manajer hanya 3 tahun
maka boleh saja diberi PKWT. Pada intinya PKWT tidak melekat pada
sebuah jabatan.

Gambar 1 PKWT Berdasarkan Jangka Waktu


(Sumber: Webinar Implementasi UU Cipta Kerja Bidang Ketenagakerjaan)

Dalam bagan tersebut dijelaskan PKWT Berdasarkan Jangka


Waktu terhadap pekerjaan-pekerjaan apa saja yang dapat dikategorikan.
Pada dasarnya hubungan kerja merupakan hubungan yang
mengatur/memuat hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan
pengusaha. Takaran hak dan kewajiban masing-masing harus seimbang.
Dalam konteks hubungan kerja, kewajiban para pihak berlangsung secara
timbal balik.
Dalam hukum ketenagakerjaan jenis perjanjian kerja dibedakan
atas:

5
1. Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu, yaitu perjanjian kerja
antar pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan
tertentu. Selanjutnya disebut PKWT.
2. Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu, yaitu perjanjian
kerja antara pekerja atau buruh dengan pengusaha untuk
mengadakan hubungan kerja tetap. Selanjutnya disebut
PKWTT.
Dari apa yang tersebut diatas dapat dikatakan bahwa perjanjian
kerja waktu tidak tertentu terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
a) PKWT tidak dibuat dalam Bahasa Indonesia dan huruf latin.
b) PKWT tidak dibuat untuk pekerjaan yang menurut jenis dan
sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu
tertentu, yaitu:
1) Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara
sifatnya
2) Pekerjaan yang diperkirakan dapat diselesaikan dalam
waktu yang tidak terlalu lama, paling lama 3 (tiga) tahun.
3) Pekerjaan yang bersifat musiman
4) Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru,
kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam
percobaan atau penjajakan.
c) PKWT diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.

6 | KETENAGAKERJAAN
d) PKWT yang didasarkan atas jangka waktu tertentu diadakan
untuk jangka waktu lebih dari 2 tahun dan diperpanjang lebih
dari 1 tahun.
e) Pengusaha yang bermaksud memperpanjang PKWT, paling
lama 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja untuk waktu
tertentu tersebut berakhir tidak memberikan maksudnya
secara tertulis kepada pekerja/buruh yang bersangkutan.
f) Pembaharuan PKWT diadakan tidak melebihi masa tenggang
waktu 30 (tigapuluh) hari berakhirnya PKWT yang lama.
PKWT diadakan lebih dari 1 (satu) kali dan lebih dari 2 (dua)
tahun.
Selanjutnya, berdasarkan ketentuan Pasal 53 Undang-Undang
Nomor 13 tahun 2003 disebutkan bahwa segala hal/atau biaya yang
diperlukan bagi pelaksanaan pembuatan perjanjian kerja dilaksanakan
oleh dan menjadi tanggungjawab pengusaha.

7
Bab 3.
Kesimpulan

Dalam undang-undang Cipta Kerja, terdapat beberapa


perubahan terkait dengan ketentuan-ketentuan tentang perjanjian kerja
waktu tertentu yang diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan.
Akan tetapi, pasca Undang-undang Cipta Kerja disahkan masih terdapat
beberapa permasalahan yang patut untuk menjadi perhatian, seperti
tidak terdapat batassan mengenai jangka wkatu maksimal untuk jenis
perjanjian kerja waktu tertentu yang berdasarkan pada selesainya suatu
pekerjaan tertentu, tidak ada akibat hukum apabila perjanjian kerja
waktu tertentu dibuat secara tidak tertulis.
Seiring dengan diterbitkannya UU No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, maka pengaturan mengenai perjanjian kerja tunduk
pada undang-undang tersebut, lalu kemudian diubah dengan UU No.11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu,
yaitu perjanjian kerja antar pekerja/buruh dengan pengusaha untuk
mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan
tertentu. Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu, yaitu perjanjian
kerja antara pekerja atau buruh dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja tetap.

8 | KETENAGAKERJAAN
DAFTAR PUSTAKA

Zakiyah, K. (2019, October 16). MANAJEMEN KETENAGAKERJAAN.


(https://doi.org/10.31227/osf.io/k6tdf)

Kurniawan, Fajar and Dewanto, Wisnu Aryo (2020) Problematika


Pembentukan RUU Cipta Kerja Dengan Konsep Omnibus Law
Pada Klaster Ketenagakerjaan Pasal 89 Angka 45 Tentang
Pemberian Pesangon Kepada Pekerja Yang Di PHK. Jurnal
Panorama Hukum, 5 (1). pp. 63-76. ISSN (print): 2528-1992; ISSN
(online):2527-6654
(http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/37870)

Shalihah, Fithriatus. “IMPLEMENTASI PERJANJIAN KERJA WAKTU


TERTENTU (PKWT) DALAM HUBUNGAN KERJA DI
INDONESIA”. Jurnal Selat 4, no. 1 (May 6, 2017): 70-100.
Accessed December 13, 2021.
https://ojs.umrah.ac.id/index.php/selat/article/view/152.

Anda mungkin juga menyukai