DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
3.1 Kesimppulan......................................................................................................................12
3.2 Saran...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
Lampiran..................................................................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
dapat mewujudkannya maka pembangunan dibidang ketenagakerjaan sudah seharusnya
diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Persoalan upah menarik dan penting dikaji karena berbagai pihak mempunyai
kepentingan yang berbeda. Bagi pengusaha, upaj merupakan salah satu unsur pokok dalam
perhitungan biaya produksi yang menentukan besarnya harga pokok dalam perhitungan biya
produksi yang menentukan besarnya harga pokok serta besarnya keuntungan pengusaha.
Upah yang dierima pekerja atau buruh sangatlah berarti bagi kelangsungan hidup mereka
dalam mewujudkan cita-citanya dan sekaligus juga dalam rangka meningkatkan taraf hidup
layak bagi kemanusian.
Permasalahan yang dihadapi oleh para pekerja/buruh akhir-akhir ini yakni, masih
banyak ditemukan perusahaan yang masih memberikan upah dibawah UMK yang telah
ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten/kota, sehingga dpat dikatakan sebagai perusahaan tak
taat UMK. Sementara itu, dalam kenyataannya upah minimum pun masih jauh dari
kebutuhan dasar pekerja, sehingga belum berhasil menciptakan hubungan industrial seperti
yang diharapkan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
perusahaan berdasrkan lamanya jam kerja dan jumlah produk yang dihasilkan, serta adanya
kesepakatan antara pekerja dan pengusaha dalam menentukan besaran upah.
6
b. Upah nyata (real wages)
Upah nyata adalah upah yang benar-benar harus diterima oleh seseorang ang berhak.
Upah nyata ditentukan oleh daya beli upah tersebut yang akan banyak bergantung dari :
1) Besar atau kecilnya jumlah uang yang diterima.
2) Besar atau kecilnya biaya hidup yang diperlukan.
Adakalanya upah itu diterima dalam wujud uang atau fasilitas atau in natura,
maka upah nyata yang diterimanya yaitu jumlah upah uang dan nilai rupiah dari
fasilitas dan barang in natura tersebut.
c. Upah hidup
Dalam hal ini upah yang diterima seorang pekerja itu relatif cukup untuk membiayai
keperluan hidup yang lebih luas, yang tidak hanya kebutuhan pokoknya saja yang dapat
dipenuhi melainkan juga sebagian dari kebuuhan sosial keluarganya, misalnya : pendidikan,
bagi bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang lebih baik, iuran asuransi jiwa dan beberapa
lainnya lagi.
d. Upah minimum
Pendapatan yang dihasilkan para buruh dalam suatu perusahaan sangat berperan dalam
hubungan ketenagakerjaan. Seorang pekerja adalah manusia dan dilihat dari segi
kemanusiaan sewajarnya pekerja mendapatkan penghargaan dan perlindungan yang layak.
e. Upah wajar
Upah yang secara relatif dinilai cukup wajar oleh pengusaha dan para pekerjanya
sebagi uang imbalan atas jasa-jasa yang diberikan pekerja kepada pengusaha atau perusahaan
sesuai dengan perjanjian kerja diantara mereka.
7
tinggi, dan jumlah tenga kerjanya langka. Maka upah cenderung tinggi. Sedangkaan
untuk jabatanjabatan yang mempunyai “penawaran” yang melimpah upah cenderung
turun.
2. Organisasi buruh
Ada tidaknya organisasi buruh, serta lemah kuatnya organisasi buruh akan ikut
mempengaruhi terbentuknya tingkat upah. Adanya serikat buruh yang kuat yang
berarti posisi “bargaining” karyawan juga kuat, akan menaikan tingkat upah demikian
sebaliknya
3. Kemampuan untuk membayar
Meskipun mungkin serikat buruh menuntut upah yang tinggi tetapi ahirnya realisasi
pemberian upah akan tergantung juga pada kemampuan membayar dari perusahaan.
Bagi perusahaan upah merupakan salah satu komponen biaya produksi, dan ahirnya
akan mengurangi keuntungan. Kalau kenaikan biaya produksi sampai mengakibatkan
kerugian perusahaan, maka jelas perusahaan akan tidak mampu memenuhi fasilitas
karyawan.
4. Produktivitas
Upah sebenarnya merupakan imbalan atas prestasi karyawan. Semakin tinggi prestasi
karyawan seharusnya semakin besar pula upah yang akan diterima. Prestasi ini bisa
dinyatakan sebagai produktivitas. Hanya yang menjadi masalah adalah nampaknya
belum ada kesepakatan dalam menghitung produktivitas.
5. Biaya hidup
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan juga adalah biaya hidup. Di kota-kota besar,
dimana biaya hidup tinggi, upah juga cenderung tinggi, bagaimanapun nampaknya
biaya hidup merupakan “batas penerimaan upah” dari para karyawan.
6. Pemerintah
Pemerintah dengan peraturan-peraturanya juga mempengaruhi tinggi rendahnya upah.
Peraturan tentang upah minimum merupakan batas bawah dari tingkat upah yang akan
dibayarkan
8
untuk tingkat provinsi, kabupaten/kota dan sektoral, mengikuti rekomendasi dewan
pengupahan provinsi dan/atau dewan pengupahan kabupaten/kota.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.78 tahun 2015 tentang Pengupahan, Gubernur
dapat menentukan upah minimum provinsi (tanpa mempertimbangkan rekomendasi dari
Dewan Pengupahan), yang dihitung berdasarkan formula untuk perhitungan upah minimum
setiap tahun. Formula tersebut mengharuskan penyesuaian nilai upah minimum setiap tahun,
berdasarkan akumulasi nilai inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Keputusan Presiden No. 107 tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan mengatur
mengenai Dewan Pengupahan di tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten dimana fungsi
dari Dewan Pengupahan tersebut adalah menjadi penasihat penentuan upah minimum. Dewan
Pengupahan Nasional memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah pusat dalam
merumuskan kebijakan upah dan mengembangkan sistem upah nasional.
Dewan Pengupahan Kabupaten akan mengirimkan usulan mereka kepada Walikota
yang nanti akan diteruskan kepada Gubernur. Usulan ini juga akan dibagi dengan Dewan
Pengupahan Provinsi dimana mereka akan mengirimkan rekomendasi akhir kepada Gubernur
Provinsi.
Dewan Pengupahan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten terdiri dari perwakilan
pengusaha, pekerja dan pemerintah, dibentuk secara tripartit. Keanggotaan Universitas/Ahli,
Asosiasi Pengusaha, Serikat Pekerja dipastikan dalam tiga tingkat secara keseluruhan.
Perwakilan pemerintah setara dengan perwakilan dari pekerja dan pengusaha di semua
tingkat dewan pengupahan, sementara keterlibatan akademisi dan ahli disesuaikan
berdasarkan kebutuhan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.78 tahun 2015 tentang Pengupahan, Gubernur
dapat menentukan upah minimum provinsi (tanpa mempertimbangkan rekomendasi dari
Dewan Pengupahan), yang dihitung berdasarkan formula untuk perhitungan upah minimum
setiap tahun. Adapun begitu Dewan Pengupahan masih berperan dalam memberikan saran
dan pertimbangan kepada pemerintah dalam hal pengupahan, seperti membantu melakukan
supervisi dan monitor penerapan struktur dan skala upah di perusahaan dan juga melakukan
survei kebutuhan hidup layak setiap 5 tahun sekali.
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan di dalam menentukan nilai upah minimum
termasuk kebutuhan hidup layak untuk pekerja dan keluarganya, biaya hidup, tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita, nilai inflasi, kondisi pasar kerja, dan
kemampuan, perkembangan serta keberlangsungan usaha.
9
Komponen kebutuhan (makanan, tempat tinggal, pakaian, pendidikan, kesehatan,
transportasi, rekreasi serta penghematan biaya terkait) dan jenis-jenis kebutuhan disesuaikan
setiap lima tahun yang dimasukkan ke dalam daftar komponen hidup layak, yang ditetapkan
oleh Dewan Pengupahan Nasional yang terdiri dari perwakilan pemerintah, asosiasi
pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh.
Upah minimum juga dapat ditetapkan berdasarkan perjanjian kerja bersama antara
pengusaha dan pekerja/buruh, dimana nilai upah yang disepakati tidak boleh lebih rendah
dari yang ditetapkan oleh pemerintah. Semua perjanjian yang nilai upahnya lebih rendah dari
yang ditentukan oleh pemerintah dianggap tidak sah dan batal demi hukum.
Upah minimum hanya dapat diberikan kepada pekerja/buruh yang masih lajang dan
pekerja/buruh yang masa kerjanya kurang dari 1 tahun. Upah untuk pekerja yang masa
kerjanya lebih dari 1 tahun, disepakati melalui perundingan bipartit antara pekerja/buruh atau
serikatnya dengan perwakilan manajemen perusahaan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 78/2015 yang mengatur mengenai komponen
upah. Komponen upah terdiri dari gaji pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap.
Jumlah upah dasar harus setidaknya 75% dari upah dasar ditambah tunjangan tetap
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Segala kebijakan yang dibuat oleh Peemerintah, sebaiknya memberikan keadilan bagi
pekerja maupun pengusaha agar perekonomian yang ada dalam perusahaan maupun rumah
tagga dapat berjalan dengan seimbang, krena hubungan antara perusahaan dengan pekerja
selalu berkrsinambungan, pengusaha/perusahaan membutuhkan pekerja begitu juga
sebaliknya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Lampiran
Penanya : Firmansyaah
13
Pertanyaan : Apa sanksi bagi pengusaha yang tidak memberikan upah ?
Jawaban : Jika suatu perusahaan memberikan upah dibawah UMR, maka diberlakukan
melalui pelaksanaan ancaman pidana. Hal tersebut telah diatur didalam Pasal 185 Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Sanksinya adalah berupa pidana
penjara paling singkat selama 1 tahun dan paling lama selama 4 tahun. Dan/atau denda yaaitu
paling sedikit Rp 100 juta dan paling banyak Rp400 juta.
14