MAKALAH
PENGAWASAN PEMERINTAH TERHADAP TENAGA KERJA
Oleh
MARGARETHA APOLONIA
022200027
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dihaturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah untuk Ujian tengah semester yang
berjudul “PENGAWASAN PEMERINTAH TERHADAP TENAGA KERJA” ini tepat
pada waktunya.Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai Ujian
tengah semester serta menamba wawasan tentang pengawasan pemerintah terhadap
tenaga kerja bagi para pembaca juga bagi penulis.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk
itu saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 5
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 12
3.2 Saran............................................................................................................ 12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Ketentuan ini mempertegas bahwa Pemerintah wajib membuat peraturan dalam hal ini
peraturan ketenagakerjaan yang melindungi hak-hak pekerja wanita.
Tenaga kerja mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan
nasional karena tenaga kerja merupakan pelaku dan tujuan dari pembangunan. Untuk
menunjang tercapainya pembangunan khususnya pembangunan di bidang
ketenagakerjaan maka kualitas dan perlindungan tenaga kerja perlu ditingkatkan.
2
Menurut Halim (1990:11) sebagaimana dikutip oleh Abdul Khakim (2009:3) pengertian
buruh adalah :
1 bekerja pada atau untuk majikan/perusahaan;
2 imbalan kerjanya dibayar oleh majikan/perusahaan; dan
3 secara resmi terang-terangan dan kontinu mengadakan hubungan kerja
dengan majikan/perusahaan, baik untuk waktu tertentu maupun untuk
jangka waktu tidak tertentu lamanya.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan ekonomi, maka tenaga kerja termasuk tenaga
kerja wanita dituntut untuk bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup. Tenaga
kerja wanita cukup berperan penting bagi aktifitas perekonomian khususnya di sektor
jasa yang banyak membutuhkan tenaga kerja wanita seperti di tempat-tempat hiburan
malam. Hal ini memperlihatkan bahwa wanita ikut berperan dalam pembangunan
nasional.
4
BAB II
PEMBAHASAN
a. Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15 (lima
belas)
5
tahun sampai dengan 64 (enam puluh empat) tahun yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang
sedang aktif mencari pekerjaan.
c. Berdasarkan Kualitasnya
Penggolongan kualitas tenagakerja dibagi menjadi 3 (tiga) macam
antara lain
6
2.2 Pengawasan pemerintah terhadap Tenaga kerja
Pengawasan terhadap perlindungan tenaga kerja merupakan suatu tugas yang harus
dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah Pengawas Ketenagakerjaan, karena tenaga
kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai salah satu wujud
untuk perkembangan ekonomi. Hak-hak tenaga kerja diatur dalam peraturan
ketenagakerjaan Indonesia, di dalamnya termasuk perlindungan tenaga kerja hal yang
harus diperjuangkan agar harkat dan kemanusiaan tenaga kerja ikut terangkat.
Perlindungan tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja atau
buruh dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan usaha perekonomian
nasional dan internasional, sebagaiamana disebutkan dalam Pasal 28 D Undang-Undang
Dasar Tahun 1945 bahwasanya setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan
imbalan serta perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
Ketenagakerjaan terdapat beberapa istilah yang beragam macamnya, seperti buruh atau
pekerja, pengusaha atau perusahaan, majikan, karyawan, dan sebagainya. Buruh sejak
dahulu sudah populer dan kini masih sering dipakai sebagai sebutan untuk kelompok
tenaga kerja yang sedang memperjuangkan program organisasinya, istilah pekerja dalam
praktiknya sering dipakai untuk menunjukkan status hubungan kerja, pekerja tetap dan
sebagainya, lalu adapun istilah dari karyawan atau pegawai lebih sering dipakai untuk
data administrasi, pendapat lain yang menyatakan bahwa istilah buruh sejak dulu
diidentikan dengan pekerjaan kasar dikarenakan menempuh pendidikan rendah dan
sering mendapatkan penghasilan yang rendah pula.
Pemerintah telah menetapkan perlindungan terhadap tenaga kerja, ketentuan ini
dituangkan dalam Pasal 28 D ayat (2) UUD 1945 dan diatur lebih lanjut di dalam
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Hal ini
bertujuan untuk menjamin kesamaan perlakuan dan kesempatan bekerja tanpa
diskriminasi untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja atau buruh. Pasal 28 D ayat
(2) UUD 1945 yang berbunyi: “setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan
7
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”. Serta Pasal 38 ayat (1), (2), (3), (4)
Undang- undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang berbunyi:
(1)Setiap warga negara, sesuai dengan bakat, kecakapan, dan kemampuan,
berhak atas pekerjaan yang layak.
(2) Setiap orang berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang disukainya dan berhak
pula atas syarat-syarat ketenagakerjaan yang adil.
(3) Setiap orang, baik pria maupun wanita yang melakukan pekerjaan yang sama,
sebanding, setara atau serupa, berhak atas upah serta syarat-syarat perjanjian kerja
yang sama.
(4) Setiap orang, baik pria maupun wanita, dalam melakukan pekerjaan yang sepadan
dengan martabat kemanusiaannya berhak atas upah yang adil sesuai dengan
prestasinya dan dapat menjamin kelangsungan kehidupan keluarganya.
Jaminan kesempatan kerja dan mendapat imbalan yang layak dan adil dalam hubungan kerja
merupakan hubungan kausalitas yang tidak dapat dipisakan satu sama lain. Apabila jaminan
hidup telah terpenuhi melalui kesempatan kerja, maka peningkatan kualitas manusia akan dapat
tercapai kesejateraannya. Oleh karena itu, masalah ketenagakerjaan merupakan masalah penting
dalam kebijakan pengawasan tenaga kerja sifatnya harus menyeluruh kesemua sektor hubungan
kerja.3
Pemerintah menetapkan upah minimum bagi setiap kabupaten/kota yang besaran upahnya
berbeda-beda yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pekerja. Dalam penentapan
upah minimum, pemerintah mengacu pada survei yang berdasarkan kebutuhan hidup yang layak
secara fisik untuk kebutuahan hidup dalam satu bulan. Dengan penetapan upah minimum bagi
setiap kabupaten atau kota dimaksudkan untuk melindungi pekerja agar kesejahteraan hidupnya
seimbang. Namun dalam kenyataanya, pemenuhan upah tidak selamanya sesuai dengan apa yang
diharapkan pekerja maupun pengusaha itu sendiri.
Upah minimum kota (UMK) yang ditetapkan oleh pemerintah menjadi sangat penting
bagi pekerja, agar perusahaan yang memperkerjakannya tidak bersikap sewenang-wenang
terutama dalam hal pemberian atau pembagian upah, dikarenakan bagi para pekerja atau
buruh upah merupakan satu-satunya sumber pendapatan yang paling utama untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, maka dari itu pemerintah harus ikut adil dalam pemenuhan upah.
Permasalahan ketenagakerjaan tidak lepas dari adanya masalah pengupahan, perselisishan
8
hubungan industrial, perlindungan, kesejahteraan, pengawasan dan pembinaan
ketenagakerjaan.
Untuk melaksanakan kebijakan pengupahan, diperlukan adanya pemantauan atau
pengawasan dan pembinaan oleh Dinas Tenaga kerja Kota Tasikmalaya bertujuan untuk
memberikan perlindungan hukum bagi para pekerja atau buruh dalam pemenuhan pemberian
upah (UMK), yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku yang terdapat dalam Undang-
undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah No 78 Tahun
2015 tentang Pengupahan.
Pengawasan ketenagakerjaan adalah fungsi publik dari administrasi ketenagakerjaan yang
memastikan penerapan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja. Peran utamanya
adalah untuk meyakinkan mitra sosial atas kebutuhan untuk mematuhi undang-undang di tempat
kerja dan kepentingan bersama mereka terkait dengan hal ini, melalui langkah- langkah pencegahan
dan edukasi, dan jika diperlukan penegakan hukum.
Sejak pengangkatan pengawas ketenagakerjaan pertama di Inggris pada tahun 1833, pengawasan
ketenagakerjaan telah dibentuk di hampir semua negara di dunia. Sekitar 175 tahun, pengawas
ketenagakerjaan telah melakukan pekerjaannya untuk memperbaiki kondisi kerja. Pencapaian di
seluruh dunia dan catatan keberhasilan mereka sangat membanggakan.
Pengawasan memiliki peran yang sangat penting karena merupakan suatu kontrol yang
disertai dengan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah. Fungsi pengawasan yang dilakukan
oleh pemerintah sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan ataupun
penyelewengan yang dilakukan oleh aparatur pemerintah. Maka dengan adanya pengawasan
yang ketat dari pemerintah, kebijakan yang sudah ditetapkan dapat mencapai sasaran yang telah
direncanakan sehingga kebijakan yang telah ditetapkan tersebut dapat bermanfaat dan
berguna untuk kepentingan umum. Dan melalui pengawasan ini pemerintah dapat
mengetahui dan mendeteksi sejauhmana pelaksanaan suatu kebijakan telah dilaksanakan dan
sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan yang dikerjakan di
lapangan.
9
Berdasarkan uraian diatas maka tujuan dilakukannya pengawasan dalam penyelenggaraan
pemerintahan, meliputi:
a. Agar terciptanya aparatur pemerintahan yang lebih bersih dan berwibawa yang
didukung oleh suatu sistem manajemen pemerintah yang berdaya guna dan
berhasil guna serta ditunjang oleh partisipasi masyarakat yang konstruktif dan
terkendali dalam wujud pengawasan masyarakat (control sosial) yang objektif,
sehat dan bertanggung jawab;
b. Agar terselenggaranya tertib administrasi di lingkungan aparatur pemerintah,
tumbuhnya disiplin kerja yang sehat, agar adanya kelugasan dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan kegiatan, tumbuhnya budaya malu dalam diri
masing-masing aparat, rasa bersalah, rasa berdosa yang lebih mendalam untuk
berbuat hal-hal yang tercela terhadap masyarakat dan ajaran agama.
Berkaitan dengan itu, maka dalam konteks membangun manajemen
pemerintahan publik yang bercirikan good governance (tata kelola
pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga
fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini,
pengawasan menjadi sama pentingnya dengan penerapan good governance itu
sendiri. Dengan demikian maka akuntabilitas publik pengawasan yang
dilakukan oleh pemerintah merupakan salah satu cara pemerintah untuk
membangun dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kinerja
pemerintahan agar terciptanya sebuah sistem pengawasan internal maupun
pengawasan eksternal yang efektif.
Misi utama dari setiap sistem pengawasan ketenagakerjaan adalah untuk memastikan kepatuhan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berarti serangkaian standar nasional
yang dirancang untuk melindungi seluruh pekerja dan bila mungkin, keluarga pekerja. Sistem
moderen mencakup juga pekerja mandiri dan lingkungan kerja dari bahaya-bahaya yang terkait
dengan pekerjaan.
10
• peraturan perundang-undangan yang berlaku dipatuhi di tempat kerja dengan tujuan
mencapai pekerjaan dan kondisi kerja yang layak;
• pengusaha dan pekerja mendapatkan informasi dan panduan mengenai bagaimana mematuhi
persyaratan-persyaratan hukum;
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengawasan ketenagakerjaan dalam hal pembagian urusan pengawasan agar lebih efektif
dan efisien oleh pemerintah dilaksanakan oleh unit kerja tersendiri pada instansi yang
lingkup tugas dan tanggung jawabnya pada bidang ketenagakerjaan yaitu oleh kementerian
tenaga kerja untuk pemerintah pusat kemudian dinas ketenagakerjaan provinsi dan bidang
menteri ketenagakerjaan. Dalam Pasal 182 Ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003 menyebutkan
bahwa selain penyidik polisi, juga kepada pegawai pengawas ketenagakerjaan yang diberi
kewenangan khusus sebagai penyidik pegawai negeri sipil sesuai dengan peraturan
perkembangan dunia usaha. Selain itu pengawas perburuan dapat mendidik pengusaha dan
para pekerja untuk selalu taat menjaankan ketentuan perundangg-undangan yang berlaku
12
3.2 Saran
Pemerintah lebih serius menangani pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan dengan
meningkatkan pembinaan pengawasan ketenagakerjaan sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam peraturan Manteri Tenaga kerja dan transmigrasi Republik Indonesia tentang
pembinaan dan koordinasi pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan untuk menjunjung
pelaksanaan pengawasan.
13