Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH EKONOMI

TENTANG SISTEM UPAH YANG


BERLAKU DI INDONESIA

Disusun oleh :

1. M. Zaky Misyadi Tabriz

2. Marcel Angelo

3. Muhammad Akbar Situmorang

4. Valentino Stevan Sitorus

Guru Pembimbing :

Drs. Damri Khalifah

SMA NEGERI 2 PEKANBARU


TP. 2022/2022
ATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya,
penyusunan makalah Teks
Prosedur ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik.
Dalam penyelesaian makalah
Teks Prosedur ini, penulis banyak
mengalami
kesulitan, terutama disebabkan
oleh kurangnya ilmu pengetahuan
yang menunjang.
Namun, berkat bimbingan dan
bantuan dari pihak lain, akhirnya
makalah ini dapat
terselesaikan. Karena itu, sudah
sepantasnya penulis
mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis
setiap saat.
Penulis sadar, sebagai seorang
pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran,
penulisan makalah tentang Teks
Prosedur ini masih banyak
kekurangannya. Oleh
karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah
yang lebih baik lagi. Harapan
penulis, semoga
makalah yang sederhana ini dapat
berguna bagi kita semua.
Rawamerta, 02 Juni 2021
Penyusun
ATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya,
penyusunan makalah Teks
Prosedur ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik.
Dalam penyelesaian makalah
Teks Prosedur ini, penulis banyak
mengalami
kesulitan, terutama disebabkan
oleh kurangnya ilmu pengetahuan
yang menunjang.
Namun, berkat bimbingan dan
bantuan dari pihak lain, akhirnya
makalah ini dapat
terselesaikan. Karena itu, sudah
sepantasnya penulis
mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis
setiap saat.
Penulis sadar, sebagai seorang
pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran,
penulisan makalah tentang Teks
Prosedur ini masih banyak
kekurangannya. Oleh
karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah
yang lebih baik lagi. Harapan
penulis, semoga
makalah yang sederhana ini dapat
berguna bagi kita semua.
Rawamerta, 02 Juni 2021
Penyusun
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penyusunan makalah tentang Sistem Upah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.

Dalam penyelesaian makalah Sistem Upah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan
dari pihak lain, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Karena itu, sudah sepantasnya kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis setiap saat.

Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah tentang Sistem Upah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih
baik lagi. Harapan penulis, semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna bagi kita semua.

Pekanbaru, 4 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 1

1.3. Tujuan ....................................................................................................................................... 2

1.4. Manfaat ..................................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

2.1. Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja …........................................................................... 3

2.2. Sistem Pemberian Upah ............................................................................................................. 4

2.3. Analisis Sistem Upah Yang Diterapkan Di Indonesia ................................................................ 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................................................... 9

3.1. Kesimpulan ................................................................................................................................. 9

3.2. Saran ........................................................................................................................................... 9

BAB IV DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 10


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upah bagi tenaga kerja memiliki dua sisi manfaat yaitu sebagai imbalan alas balas jasa
terhadap output produksi yang dihasilkan dan juga sebagai perangsang bagi peningkatan produktivitas.
Berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan: Tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian, kesepakatan dan perundang-
undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerja dan/atau jasa
yang telah atau akan dilakukan. Bagi perusahaan atau pengusaha, upah merupakan salah satu biaya
faktor produksi yang dipandang dapt mengurangi tingkat laba yang dihasilkan. Oleh karena dipandang
sebagai faktor produksi maka pengusaha berusaha untuk menekan upah tersebut sampai pada tingkat
yang paling minimum sehingga laba perusahaan dapat ditingkatkan.

Adanya perbedaan kebijakan (conflict of interests) antara pengusaha dan pekerja sering kali
memicu pertentangan dengan tenaga kerja yang bersangkutan. Oleh karena itu pemberian upah kepada
tenaga kerja diatur dan dimonitor oleh pemerintah, Sistem Pengupahan Bagi Pekerja Dalam Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu (Pkwt) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Peraturan
ketenagakerjaan melarang pengusaha melakukan diskriminasi pemberian upah terhadap para pekerja
karena jenis kelamin, suku, agama dan juga status pekerja. misalnya sebagai pekerja kontrak. Pasal 88
ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan, bahwa:
"Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan". Schubungan dengan hal tersebut, dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 serta
peraturan pelaksanaannya yang antara lain dituangkan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja harus
dipahami dan dipatuhi oleh semua pihak yang terkait dengan hubungan kerja, hal ini disebabkan dalam
perjanjian kerja merupakan dasar bagi masing-masing pihak bila terjadi perselisihan dikemudian hari,
maka penyusunan perjanjian kerja yang benar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku merupakan
hal yang sangat penting dan strategis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka kami sebagai penulis dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.2.1 Identifikasi kan lah upaya peningkatan kualitas tenaga kerja
1.2.2 Deskripsi kan lah sistem pemberian upah!
1.2.3 Jelaskan analisis sistem pemberian upah yang ada di Indonesia!
1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa saja ruang lingkup mengenai upah di Indonesia.


2. Mengetahui apakah teori mengenai sistem upah relevan dengan hal yang terjadi dengan
fenomena yang terjadi.
3. Mengetahui bagaimana sistem upah yang diterapkan di Indonesia.
4. Mengetahui bagaimana kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam menghadapi
berbagai masalah terkait penetapan upah di Indonesia.

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan analisis yang hendak dicapai, maka analisis ini diharapkan bermanfaat
bagi penulis maupun pembaca. Dengan adanya analisis ini diharapkan dapat memberikan wawasan
mengenai keterkaitan antara teori pada sistem upah dengan fenomena yang saat ini terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja

Mengelola tenaga kerja merupakan hal yang kompleks. Namun, jika hal ini berhasil dilakukan,
perusahaan akan mendapatkan efek baik. Penting bagi pihak perusahaan atau pemberi upah untuk
mengetahui cara meningkatkan kualitas tenaga kerja. Peningkatan ini akan menambah produktivitas
serta kenyamanan pegawai untuk bekerja menghasilkan produk yang berkualitas.Produktivitas tenaga
kerja dapat dipengaruhi sejumlah faktor, mulai dari jumlah sumber daya manusia, kesulitan pekerjaan,
hubungan antarpegawai secara pribadi dan profesional, hingga kesehatan.

Selain itu, lingkungan tempat kerja juga berperan penting dalam peningkatan produktivitas
tenaga kerja. Sejumlah metode dari human resources department (HRD) seperti survei dapat menjadi
acuan untuk mengembangkan sumber daya manusia. Meski begitu, pihak perusahaan tetap harus terus
melakukan interaksi dengan karyawan untuk mengoptimalkan produktivitasnya.

Berikut ini merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan kualitas tenaga
kerja, yaitu :

A. Mengadakan latihan-latihan kerja bagi tenaga kerja agar memiliki ke mampuan kerja
yang baik.
B. Menyiapkan tenaga kerja terampil dengan meningkatkan pendidikan formal bagi
penduduk usia sekolah.
C. Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk memberikan keterampilan kepada tenaga-tenaga
kerja yang sedang mencari pekerjaan, agar dapat mengisi lowongan pekerjaan sesuai
dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
D. Menyiapkan tenaga kerja yang mampu bekerja keras dan produktif dengan
meningkatkan kesehatan melalui perbaikan gizi penduduk.
Peningkatan kualitas tenaga kerja di perusahaan dengan memahami strategi sumber daya
manusia meliputi hal berikut:

1. Pengembangan Kemampuan
Dimensi ini menelaah pengembangan kemampuan karyawan dan kemampuan manajer.

2. Pengelolaan Prestasi
Dimensi ini merujuk pada upaya pengelolaan prestasi kerja karyawan. Hal ini sangat penting
karena implementasi strategi bisnis memerlukan karyawan yang senantiasa diberi bimbingan,
dukungan, otoritas, dan sumber-sumber yang dibutuhkan guna memenuhi rencana tindakan dantujuan
perusahaan.

3. Pengelolaan Fungsi SDM


Dimensi ini meninjau bagaimana pengelolaan fungsi sumber daya manusia yang meliputi
peranaan layanan (service role), organisasi, dan penetapan staf dan pengembangannya.

Dalam rangka mengantisipasi upaya daya saing, masalah alih teknologi menjadi wancana
penting, Kebijakan alih teknologi harus sejalan dengan strategi bisnis yang telah di tetapkan yang
ditujukan untuk mendapat keunggulan bersaing yang dapat dipertahankan dan dapat memperkuat posisi
terhadap konsumen atau mengalokasikan sumber daya.

Ketiga hal tersebut di atas dinilai sangat dibutuhkan dalam rangka merumuskan dan
menerapkan alih teknologi yang akan efektif jika SDM yang tersedia memenuhi kualitas yang layak
dan berada dalam situasi kondusif untuk mengmbangkan dirinya.

2.2 Sistem Pemberian Upah

Gaji, atau upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha/pemberi kerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya
atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Upah diberikan sebagai bentuk timbal balik jasa untuk para pekerja atas tugas-tugas yang telah
diselesaikannya dalam mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Upah dapat dibayarkan
berdasarkan jam kerja, jumlah produksi, maupun kuantitas pelayanan yang diberi. upah terdiri dari
upah pokok, tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap, potongan, dan upah lembur

A. Upah Pokok

Upah pokok diartikan sebagai komponen upah yang berbentuk imbalan dasar, dibayarkan
kepada tenaga kerja berdasarkan jenis atau tingkat pekerjaan yang kuantitasnya telah ditentukan
berdasarkan perjanjian.

B. Tunjangan Tetap

Komponen upah berikutnya adalah tunjangan tetap, di mana pembayaran ini teratur serta
berhubungan dengan pekerjaan tetap untuk karyawan serta keluarganya, dibayarkan bersamaan dengan
upah pokok, misalnya tunjangan kesehatan, tunjangan anak, tunjangan perumahan, dan sebagainya.

C. Tunjangan Tidak Tetap

Tunjangan tidak tetap merupakan komponen gaji yang dibayar secara langsung atau tidak
langsung, berhubungan dengan karyawan dan diberikan secara tidak tetap untuk karyawan dan
keluarganya, dan dibayarkan tidak bersamaan dengan upah pokok.

D. Potongan

Potongan ini merupakan komponen gaji yang umumnya terdiri dari PPh Pasal 21 dan iuran
BPJS Kesehatan atau BPJS Ketenagakerjaan. Komponen hitungannya digunakan untuk memperoleh
besaran pajak tepat untuk dilaporkan dan disetorkan.

E. Upah Lembur

Upah tambahan ini diperoleh sebagai imbalan kerja yang dilakukan di luar jam kerja resmi.
Besaran dan waktu pembayaran disesuaikan berdasarkan kesepakatan bersama antara pihak perusahaan
dan pekerja yang bersangkutan.

Sistem upah adalah kebijakan dan strategi yang menentukan kompensasi (bayaran atau upah)
yang diterima pekerja. Ada berbagai macam teori dan sistem upah di dalam dunia kerja. Namun di
Indonesia, ada tiga jenis sistem upah yang umum digunakan oleh pengusaha atau pemberi kerja.

1. Berdasarkan Satuan waktu


Sesuai namanya, besarnya sistem upah ini ditentukan berdasarkan waktu kerja karyawan,
seperti hitungan jam, hari, minggu, bulan. Contoh paling umum adalah gaji yang diterima karyawan
perusahaan setiap bulannya secara teratur pada tanggal yang sama. Contoh lainnya, misalnya upah
harian untuk membayar pekerja lepas harian, atau upah lembur yang dihitung berdasarkan jam lembur
seorang karyawan.

2. Berdasarkan Satuan Hasil


Sistem upah berdasarkan satuan hasil umumnya digunakan pada perusahaan industri. Jadi,
pengusaha akan membayarkan upah sesuai dengan jumlah produksi atau hasil yang dicapai dari setiap
karyawan. Artinya, setiap karyawan dapat menerima besaran upah yang berbeda karena menghitung
dari hasil pekerjaannya atau produktivitas masing-masing. Contoh upah yang dibayarkan menggunakan
satuan hasil adalah karyawan dari industri kerajinan UMKM atau wartawan lepas yang dibayar
berdasarkan berita yang ia tulis.
3. Borongan
Upah borongan berdasarkan pada volume pekerjaan yang disepakati antara pengusaha dan
pekerja di awal perjanjian. Upah yang dibayarkan merupakan upah keseluruhan, dari awal pekerjaan
sampai dengan selesai sehingga kemungkinan besar tidak ada tambahan upah di luar dari yang telah
disepakati. Contoh umum sistem upah borongan adalah pembayaran upah untuk pekerja proyek.
Pekerja proyek umumnya bersifat lepas dan bekerja selama proyek berlangsung. Jadi, upahnya
dibayarkan secara borongan.

Itu adalah tiga jenis sistem upah yang umumnya digunakan oleh pengusaha di Indonesia.
Namun, masih banyak jenis sistem lainnya, seperti berdasarkan premi, indeks, skala, bonus, mitra
usaha, banyaknya produksi, dan prestasi.
2.3 Analisis Sistem Upah Yang Diterapkan Di Indonesia.
Di Indonesia, upah harus dibayarkan menggunakan mata uang rupiah di waktu dan cara yang
sesuai dengan kesepakatan yang disetujui antara pemberi kerja dengan pekerja. Dalam sistem yang
berlaku di Indonesia, pembayaran upah dibagi dalam beberapa jenis, seperti yang sudah dijelaskan di
poin 2.2 bahwa Upah dapat dibayarkan berdasarkan jam kerja, jumlah produksi, maupun kuantitas
pelayanan yang diberi. upah terdiri dari upah pokok, tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap, potongan,
dan upah lembur dan juga dibagi ke tiga jenis lainnya, yaitu berdasarkan satuan waktu, berdasarkan
satuan hasil dan borongan.

Setiap warga negara pada dasarnya memiliki keinginan untuk berkehidupan dan bekerja secara
layak agar mendapatkan kehidupan yang sejahtera. Hidup sejahtera adalah hak bagi setiap warga
negara. Setiap hak berawal dari kewajiban, sehingga setiap warga negara memiliki kewajiban untuk
mencapai pada kehidupan yang sejahtera. Jelasnya, kehidupan sejahtera dicapai dengan memenuhi
kewajiban sebagai tenaga kerja. Hal ini juga diungkapkan pada UUD 1945 pasal 27 ayat (2), bahwa
“tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.”

Meski upah yang dibayar sudah sesuai dengan kesepakatan yang disetujui antara pemberi
kerja dengan para pekerja, namun banyak ditemukan kasus bahwa terjadi penyalahgunaan dan
peraturan yang dilanggar mengenai pembayaran upah yang terjadi. Sistem upah di Indonesia memang
sudah seharusnya dirubah, karena sistem ini rentan dilanggar dan tidak dipatuhi. Upah Minimum perlu
tetap ada, tetapi untuk upah layak haruslah melalui negosiasi bipartit sesuai kemampuan dan
produktivitas usaha masing-masing. Upah layak harus di atas upah minimum. Hal ini juga tertulis di
Pasal 88 sampai dengan 92 Undang-undang Ketenagakerjaan dan Peraturan Menteri Tenaga kerja dan
Transmigrasi No 7 Tahun 2013 tentang Upah minimu dan juga Upah minimum menurut Pasal 1 angka
1 Permenakertrans No 7 Tahun 2013.

Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum. Bagi pengusaha yang
tidak mampu membayar upah minimum dapat mengajukan penangguhan pelaksanaan upah minimum
kepada Gubernur melalui Kantor Wilayah Kementerian Tenaga Kerja atau instansi pemerintah yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di Provinsi. Berdasarkan permohonan penangguhan
tersebut, Gubernur setelah meminta akuntan public memeriksa keuangan perusahaan, dapat menolak
atau mengabulkan. Apabila disetujui, putusan Gubernur hanya berlaku untuk masa paling lama 1 tahun.

Selain itu terdapat persayaratan yang wajib dipenuhi pengusaha jika akan mewajibkan pekerja
untuk bekerja lembur. Untuk melakukan kerja lembur harus ada perintah tertulis dari pengusaha dan
persetujuan tertulis dari pekerja/buruh yang bersangkutan. Perintah dan persetujuan tertulis dapat
dibuat dalam bentuk daftar pekerja/buruh yang bersedia bekerja lembur yang ditanda tangani oleh
pekerja/buruh yang bersangkutan dan pengusaha. Pengusaha harus membuat daftar pelaksanaan kerja
lembur yang memuat nama pekerja/buruh yang bekerja lembur dan lamanya waktu kerja lembur. 19
Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh selama waktu kerja lembur berkewajiban:
a. Membayar upah kerja lembur;
b. Memberi kesempatan untuk istirahat secukupnya;
c. Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur
dilakukan selam 3 (tiga) jam atau lebih. (Pemberian makan dan minum tidak boleh diganti
dengan uang. Dalam prakteknya ketentuan ini belum diterapkan. Tujuan pemberian
makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan
selam 3 (tiga) jam sehari adalah untuk menjaga kesehatan pekerja)

Salah satu tugas pemerintah yang sangat penting dalam sistem pengupahan yaitu menetapkan
kebijakan pengupahan yang dapat melindungi kepentingan pekerja/buruh. Sehubungan dengan hal itu
melalui Pasal 88 ayat (3) Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi kepentingan pekerja/buruh antara lain
tentang upah minimum, upah kerja lembur, upah tidak masuk kerja karena berhalangan, upah tidak
masuk kerja melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya, upah karena menjalankan hak waktu
istirahat kerjanya, bentuk dan cara pembayaran upah. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah,
struktur dan skala pengupahan yang proposional, upah untuk pembayaran pesangon, serta upah untuk
perlindungan pajak penghasilan. selain itu dibentuk pula Dewan pengupahan oleh pemerintah yang
mempunyai tugas memberikan saran dan masukan serta pertimbangan tentang kebijakan pengupahan
sehingga kedepan akan tercipta suatu sistem pengupahan yang baik
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan
menurut suatu perjanjian. kesepakatan dan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerja dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Dalam
penentuan upah seorang karyawan pasti berbeda dengan karyawan lainnya. Hal tersebut disebabkan
karena beberapa faktor: organisasi buruh, kemampuan untuk membayar, produktivitas, biaya hidup.
pemerintah. jam kerja, lama kerja dan tingkat pendidikan.

Dalam memberikan upah atau gaji perlu memperhatikan prinsip keadilan. Keadlian bukan
berarti bahwa segala sesuatu mesti dibagi sama rata. Keadilan harus dihubungkan antara pengorbanan
dengan penghasilan. Semakin tinggi pengorbanan semakin tinggi penghasilan yang diharapkan. Oleh
karena itu pemerintah harus memiliki kebijakan-kebijakan yang memberi solusi terhadap masalah-
masalah yang terjadi di negara Indonesia. Seperti upah minimum; upah kerja lembur, upah tidak masuk
kerja karena halangan; upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya;
upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya; bentuk dan cara pembayaran upah: denda dan
potongan upah; hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah: struktur dan skala pengupahan yang
proporsional; upah untuk pembayaran pesangon; dan upah untuk perhitungan pajak penghasilan.

3.2 Saran

Seharusnya sebelum tenaga kerja di terima diperusahaan tertentu harus di lakukan terlebih
dahulu pelatihan secara maksimal supaya upah yang didapat oleh tenaga kerja Indonesia sama dengan
upah tenaga kerja asing. Perusahaan sebaiknya memperhatikan Undang-Undang No.13 Tahun 2003
karena tidak semua tenaga kerja mendapatkan haknya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pemerintah harus bisa melindungi tenaga kerja rumah tangga yang bekerja di negara lain supaya hak
mereka terutama dalam pengupahan dan tidak terjadi pelecehan, penyiksaan dll.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA


Buku

Yukiana Sudremi – Nurhedi. Buku Siswa EKONOMI SMA/MA Kelompok Peminatan IPS Kelas
XI, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014

Husni, Lalu, dkk. Dasar-dasar Hukum Perburuhan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.

-------. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.

Maimun. Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar, Jakarta: Paradinya Paramita, 2007.

Soedarjadi. Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia, Jakarta: Pustaka Yustisia, 2008.

Wijayanti, Asri. Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika, 2009

Republik Indonesia. Undang-undang Dasar 1945

------. Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

-------. Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

-------. Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Perlindungan Upah

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Kepmenakertrans No. KEP 102/MEN/VI/2004

Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur

-------. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 tentang Upah

Minimu

Internet

Wujudkan Upah Layak Di Indonesia https://gajimu.com/gaji/copy_of_kampanye-upah-


minimum/wujudkan-upah-layak-di-indonesia-1
Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja https://id.scribd.com/doc/279341066/Upaya-
Peningkatan-Kualitas-Tenaga-Kerja

Jenis-Jenis Sistem Upah di Indonesia


https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/19/124830769/jenis-jenis-sistem-upah-di-
indonesia?page=all.

Jurnal SISTEM PERLINDUNGAN UPAH DI INDONESIA oleh Evy Savitri Gani


https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/THK/article/download/10/11

Sistem Upah Ketenagakerjaan di Indonesia https://www.gadjian.com/blog/2019/10/17/sistem-


upah-ketenagakerjaan-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai