Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

PELATIHAN ICE BREAKING PADA PERUSAHAAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

DWI AKHTIANSYAH (180201064)


SISKA NURJANAH (180201090)
TAMI SILVI AFANIN (180201021)
HUSNIATI (180201019)
AULIA ADHINIA FEBRIYANTI (G.)

DOSEN PEMBIMBING :
ZULKARNEN MORA, SE, MHRD

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAMUDRA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengizinkan kami dengan
Rahmat dan Hidayah serta Pertolongan-Nya dalam rangka penyusunan makalah
Manajemen Kinerja dengan judul makalah “Pelatihan Ice Breaking” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nanti syafa’atnya di
akhirat nanti.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
berterimakasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang Penilaian Kinerja.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Selanjutnya dengan rendah hati kami
meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat
kami revisi kembali, bahwa makalah yang kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap semoga makalah ini
memberi manfaat kepada setiap pembacanya.

Langsa, 07 Desember 2021

(penulis)

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................ i

Daftar Isi................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................... 2

1.3 Tujuan Masalah........................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................. 3

2.1 Pengertian Pelatihan dan Pengembangan................... 3

2.2 Tujuan dan manfaat Pelatihan dan Pengembangan.... 4

2.3 Pengertian Ice Breaking.............................................. 6

2.4 Tujuan dan manfaat Ice Breaking............................... 10

2.5 Proses Penyusunan Penilaian Kinerja......................... 13

BAB III PENUTUP........................................................................... 15

3.1 Kesimpulan................................................................. 15

3.2 Saran........................................................................... 15

Daftar Pustaka ..................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setelah karyawan diterima melalui proses rekrutmen dan seleksi maka karyawan
akan di tempatkan pada posisi dan jabatan yang di tentukan. Karyawan baru biasanya
akan mengalami proses orientasi dan sosialisasi pada dirinya untuk membiasakan diri
pada pekerjaan dan lingkungan baru. Pelatihan dan pengembangan karyawan
merupakan faktor yang mendorong tercapainya kompetensi karyawan sehingga dapat
memberikan kinerja terbaik pada perusahaan. Perusahaan perlu mengidentifikasi
kebutuhan organisasi sehingga perusahaan dapat menerapkan jenis program pelatihan
dan pengembangan yang akan diberikan kepada individu dalam organisasi. Kesesuaian
kebutuhan organisasi dan tugas dengan program pelatihan dan pengembangan karyawan
akan mendukung peningkatan kompetensi karyawan. Penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja, menyelaraskan kemampuan diri terhadap perkembangan teknologi
dan perkembangan regulasi dalam duniausaha merupakan sasaran dari pelatihan dan
pengembangan karyawan, sehingga karyawan kompeten dalam menjalankan tugas-
tugasnya.

Dalam sebuah acara pelatihan, selalu ada ‘waktu kritis’ bagi seorang performer
(trainer/ fasilitator/ presenter), misalnya di menit-menit awal ketika acara dimulai atau
bahkan di tengah acara ketika konsentrasi audiens mulai berkurang. Seorang performer
dituntut untuk dapat memikat audiens sejak awal serta mempertahankan antusiasme
mereka selama acara berlangsung. Oleh karena itu, selain menguasai materi, seorang
performer pun harus memiliki keterampilan untuk memecahkan kebekuan diantara
audiens, membuat audiens merasa terlibat dalam acara, serta mempertahankan
konsentrasi dan antusiasme audiens hingga acara selesai. Pelatihan ini akan
memperkaya para trainer, fasilitator, presenter dan pelaku public speaking lainnya
dengan pengetahuan, wawasan dan keterampilan mengenai Ice Breaking. Para peserta
akan melakukan simulasi beberapa contoh ice breaker dan mengembangkan sendiri ice
breaker dalam berbagai bentuk atau metode. Program pelatihan dan pengembangan
karyawan dapat meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman karyawan
terhadap pekerjaannya.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah


dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Apa pengertian pelatihan dan pengembangan?


2. Apa tujuan dan manfaat pelatihan dan pengembangan?
3. Apa yang dimaksud dengan Ice Breaking ?
4. Apa saja tujuan dan manfaat ice breaking?
5. Apa saja jenis-jenis Ice Breaking?
6. Bagaimana penerapan Ice Breaking dalam pelatihan?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian pelatiahan dan pengembangan


2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat pelatihan dan pengembangan,
3. Untuk mengetahui pengertian dari Ice Breaking
4. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat Ice Breaking
5. Untuk mengetahui jenis-jenis dari Ice Breaking
6. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Ice abareaking dalam pelatiahan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan


keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga kera.
(Simamora:2006:273). Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003.
Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap,
dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
Pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk
memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan,
organisasi, lembaga atau instansi pendidikan, Menurut (Hani Handoko:2001:104)
pengertian latihan dan pengembangan adalah berbeda. Latihan (training) dimaksudkan
untuk memperbaiki penguasaan berbagal ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja
tertentu, terinci dan rutin. Yaitu latihan rnenyiapkan para karyawan (tenaga kerja) untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Sedangkan pengembangan (Developrnent)
mempunyai ruang lingkup Iebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dlan sifat-sifat kepribadian.
Pelatihan Iebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM
organisasi yang berkaitan dengan jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab
individu yang bersangkutan saat ini ( current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai
dan suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau
fungsi saat ini.
Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut antisipasi
kemampuan dan keahhan individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan
yang akan datang. Sasaran dan program pengembangan menyangkut aspek yang lebih
luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk mengantisipai perubahan yang
mungkin terrjadi tanpa direncanakan(unplened change) atau perubahan yang
direncanakan (planed change). (Syafaruddin:200 1:2 17).

3
2.2 Tujuan dan Manfaat Pelatihan dan Pengembangan

2.2.1. Tujuan Pelatihan dan Pengembangan

Tujuan diselenggarakan peltihan dan pengembangan kerja menurut


(Simamora:2006:276) adalah untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan
kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan.
Adapun tujuan-tujuannya sebagai berikut:
1. Memperbaiki kinerja karyawan-karyawannya yang bekerja secara tidak
memuaskan karena kekurangan keterampilan merupakan calon utama pelatihan,
kendatipun tidak dapat memecahkan semua masalah kinerja yang efektif,
progaram pelatihan dan pengembangan yang sehat sering berfaedah dalam
meminimalkan masalah ini.
2. Memuktahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.
Melalui pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat megaplikasikan
teknologi baru secara efektif. Perubahan teknologi pada gilirannya, berarti
bahwa pekerjaan senantiasa berubah dan keahlian serta kemampuan karyawan
haruslah dimuktahirkan melalui pelatihan, sehingga kemajuan teknologi dapat
diintgrasikan dalam organisasi secara sukses.
3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompoten dalam
pekerjaan. Seorang karywan baru acap kali tidak menguasai keahlian dan
kemampuan yang dibutukan untuk menjadi ”job comotent” yaitu mencapai
output dan standar mutu yang diharapkan.
4. Membantu memecahkan masalah orperasional. Para manejer harus mencapai
tujuan mereka dengan kelangkaan dan kelimpahan suber daya: kelangkaan
sumberdaya finansial dan sumberdaya teknologis manusia (human tecnilogical
resourse), dan kelimpahan masalah keuangan, manusia dan teknologis.
5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi satu cara untuk menarik, menahan,
dan memotivasi karyawan adalah melalui program pengembangan karir yang
sistematis. Pengembangan kemampuan promosional karyawan konsisten dengan
kebijakan sumberdaya manusia untuk promosi dari dalam. pelatihan adalah
unsur kunci dalam sistem pengembangan karir. Dengan secara
berkesinambungan mengembangkan dan mempromosikan semberdaya

4
manusianya melalui pelatihan, manejer dapat menikmati karyawan yang
berbobot, termotivasi dan memuaskan.
6. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, karena alasan inilah, beberapa
penyelenggara orientasi melakukan upaya bersama dengan tujuan
mengorientasikan para karyawan baru terhadap organisasi dan bekerja secara
benar.
7. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi. Misalnya sebagian besar manejer
adalah berorientasi pencapaian dan membutuhkan tantangan baru
dipekerjaannya. Pelatihan dan pengembangan dapat memainkan peran ganda
dengan menyediakan aktivitas-aktivitas yang menghasilkan efektifitas
organisasional yang lebih besar dan meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi
semua karyawan.

2.2.2 Manfaat pelatihan dan pengembangan


Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi
organisasi. Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program pelatihan dan
pengembangan (Simamora:2006:278) adalah:
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas.
2. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar
kinerja yang dapat diterima.
3. Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
4. Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusia
5. Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
6. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.

Manfaat di atas membantu baik individu maupun organisasi. Program pelatihan


yang efektif adalah bantuan yang berharga dalam perencanaan karir dan sering dianggap
sebagai penyembuh penyakit organisasional. Apabila produktivitas tenaga kerja
menurun banyak manejer berfikir bahwa solusinya adalah pelatihan. Program pelatihan
tidak mengobati semua masalah organisasional, meskipun tentu saja program itu
berpotensi untuk memperbaiki situasi tertentu sekiranya program dijalankan secara
benar.

5
2.3 Pengertian Ice Breaking
Istilah ice breaking berasal dari dua kata asing, yaitu ice yang berarti es yang
memiliki sifat kaku, dingin, dan keras, sedangkan breaking berarti memecahkan. Arti
harfiah ice-breaking adalah „pemecah es‟ Jadi, ice breaking bisa diartikan sebagai
usaha untuk memecahan atau mencairkan suasana yang kaku seperti es agar menjadi
lebih nyaman mengalir dan santai. Hal ini bertujuan agar materi-materi yang
disampaikan dapat diterima. Siswa akan lebih dapat menerima materi pelajaran jika
suasana tidak tegang, santai, nyaman, dan lebih bersahabat. Ice breaking juga apat
diartikan sesuatu yang dingin yang perlu diberikan pada suasana yang panas. Artinya,
ketika suasana sudah memanas, menegang, maka perlu suatu minuman yang dingin dan
menyegarkan, yaitu ice breaking agar suasana kembali dingin dan otak siap menuju
kegiatan pembelajaran yang lebih menantang.
M. Said (2010:1) mengungkapkan, yang dimaksud ice breaking adalah
permainan atau kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suasana kebekuan dalam
kelompok. Ada juga yang menyebutkan bahwa ice breaking adalah peralihan situasi
dari yang membosankan, membuat mengantuk, menjenuhkan dan tegang menjadi rileks,
bersemangat, tidak membuat mengantuk, serta ada perhatian dan ada rasa senang untuk
mendengarkan atau melihat orang yang berbicara di depan atau ruangan pertemuan. Ice
Breaking merupakan cara tepat untuk mencipatakan suasana kondusif. “Penyatuan” pola
pikir dan pola tindak ke satu titik perhatian adalah yang bisa membuat suasana menjadi
terkondisi untuk dinamis dan fokus.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, Ice breaking dapat diartikan sebagai
pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik siswa. Ice breaking juga dimaksudkan untuk
membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Hal ini Ice
breaking adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi
santai.

6
2.4 Tujuan dan Manfaat Ice Breaking
2.4.1 Tujuan Ice Breaking
Berikut ini adalah beberapa tujuan diberikannya ice breaking dalam suatu
training atau pelatihan yaitu:

1. Menghilangkan dinding pembatas yang menyebabkan rasa canggung di antara


peserta.
2. Terciptanya kondisi-kondisi yang equal (setara) antar sesama peserta.
3. Tercipta kondisi yang dinamis di antara peserta.
4. Memunculkan kegairahan (motivasi) antara sesama peserta untuk melakukan
aktivitas selama training atau pelatihan berlangsung.

2.4.2 Manfaat Ice Breaking


Melakukan kegiatan ice breaking di sela waktu pelatihan memiliki banyak
manfaat, diantaranya:
1. Memunculkan ide-ide baru yang kreatif
2. Mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja karyawan
3. Melatih karyawan untuk berinteraksi satu sama lain
4. Melatih dalam kerja sama tim
5. Melatih untuk berpikir kritis dan sistematis dalam memecahkan suatu masalah
6. Menumbuhkan rasa percaya diri
7. Melatih dalam membuat strategi dalam bekerja
8. Meningkatkan daya konsentrasi
9. Membentuk jiwa seorang pemimpin

Selain tujuan dan manfaat ice breaking, adapun kelebihan dan kelemahan dari
ice breaking. Kelebihan ice breaking yaitu membuat waktu panjang terasa cepat,
membawa dampak menyenangkan dalam proses pelatihan, dapat digunakan secara
spontan atau terkonsep serta membuat suasana kompak dan menyatu. Sedangkan
kelemahan ice breaking yaitu penerapan disesuaikan dengan kondisi ditempat masing-
masing.

7
2.5 Jenis Ice Breaking Dalam Pelatihan
Jenis-jenis dalam ice breaking sangatlah beragam tergantung yang dibawakan oleh
trainer itu sendiri dengan melihat situasi dan kondisi tempat pelatihan. Biasanya ice
breaking itu dibawakan dengan menggunakan media dan ada juga tanpa media alias
dengan tangan kosong. Tempat pelaksanaan nya pun bisa dilakukan indoor maupun
outdor, berikut ini adalah contoh beberapa jenis ice breaking :

1. Yel-yel
Jenis ice breaking dengan yel-yel adalah contoh yang paing sederhana tetapi
mempunyai tingkat “pemulih” yang paling baik dibanding jenis lain. Dengan
menggunakan yel-yel sebagai bahan dari ice breaking akan dapat meningkatkan
konsentrasi dan mendorong antusiasme peserta pelatihan yang tinggi untuk
kelanjutan pelatihan.
2. Tepuk Tangan
Tepuk tangan biasanya digunakan untuk mengungkapkan ekspresi kegembiraan
selain tertawa. Biasanya tepuk tangan ini dilakukan untuk mengungkapkan
apresiasi yang diberikan kepada orang lain. Jenis tepuk tangan dalam ice
breaking juga bisa digunakan untuk melatih konsentrasi peserta dari biasanya
dikombinasikan dengan bernyanyi.
3. Menyanyi
Berdasarkan riset di lapangan, ice breaking jenis ini adalah yang paling banyak
disukai oleh peserta pelatihan apalagi kalau pesertanya kebanyakan
wanita.Untuk memecahkan kebekuan, bernyanyi yang dimaksud tidak harus
dengan membut lagu asli dari ciptaan kita sendiri, tetapi kita bisa menyanyikan
lagu-lagu yang sedang trendi, tetapi dengan lirik yang diganti sesuai dengan
teama pelatihan atau arahan dari trainer.
4. Menggerakkan Anggota Badan
Jenis ini biasanya digunakan dalam pelatihan jika terlihat para peserta sudah
suntuk atau perlu peregangan setelah seharian berdiskusi atau presentasi. Maka
dari itu perlu untuk menggerakkan anggota badan sehingga kondisi tubuh dan
mental dapat tetap stabil. Jenis ini dapat dilakukan secara individual,
berpasangan atau berkelompok.
5. Gerak dan lagu

8
Jenis lagu ini hampir sama dengan jenis gerakan anggta badan, justru jenis ini
lebih menarik, karena disertai dengan lagu . Contohnya seperti gerakan senam
dengan diiringi lagu.

2.6 Penerapan Ice Breking Dalam Pelatihan


Ice breaking yang baik adalah ice breaking yang dapat memberikan manfaat
optimal dalam proses inti pembelajaran. Teknik penggunaan ice breaking ada tiga cara
yaitu secara spontan dilakukan dalam situasi pembelajaran dan direncanakan yaitu :

a. Ice Breaking spontan dalam proses pelatihan


Ice Breaking dapat dilakukan secara sopntan dalm proses pelatihan. Hal ini
telah dilakukan tanpa persiapan atau tanpa direncakan terlebih dahulu oleh
yang bersangkutan.
b. Ice Breaking yang baik dan efektif membantu proses pembelajaran adalah ice
breaking yang direncanakan dan dimasukkan dalam rencana pelatihan.
Rencana Ice Breakig yang direncanakan dan dimasukkan dalam rencana
pelatihan dapat mengoptimalkan pencapaiann tujuan pelatihan yang telah
ditetapkan.
c. Ice Breaking pada inti kegiatan pelatihan, pada kegiatan inti pelatihan saat-
saat dimana para peserta pelatihan terus memusat perhatian selama jam
pelatiahn berlangsung baik pada saat mengikuti pelatihan. Selama pelatihan
para peserta diharuskan untuk konsentrasi pada pelatiahn tersebut.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah
keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada
tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan
dan pekerjaan. Dalam sebuah acara pelatihan, selalu ada ‘waktu kritis’ bagi seorang
performer (trainer/ fasilitator/ presenter), misalnya di menit-menit awal ketika acara
dimulai atau bahkan di tengah acara ketika konsentrasi audiens mulai berkurang.
Tujuan diselenggarakan peltihan dan pengembangan kerja menurut (Simamora:2006:276)
adalah untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna
meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan. Ice breaking yang baik adalah
ice breaking yang dapat memberikan manfaat optimal dalam proses inti pembelajaran.
Teknik penggunaan ice breaking ada tiga cara yaitu secara spontan dilakukan dalam
situasi pembelajaran dan direncanakan yaitu :

a. Ice Breaking spontan dalam proses pelatihan


Ice Breaking dapat dilakukan secara sopntan dalm proses pelatihan. Hal ini
telah dilakukan tanpa persiapan atau tanpa direncakan terlebih dahulu oleh
yang bersangkutan.
b. Ice Breaking yang baik dan efektif membantu proses pembelajaran adalah ice
breaking yang direncanakan dan dimasukkan dalam rencana pelatihan.
Rencana Ice Breakig yang direncanakan dan dimasukkan dalam rencana
pelatihan dapat mengoptimalkan pencapaiann tujuan pelatihan yang telah
ditetapkan.
c. Ice Breaking pada inti kegiatan pelatihan, pada kegiatan inti pelatihan saat-
saat dimana para peserta pelatihan terus memusat perhatian selama jam
pelatiahn berlangsung baik pada saat mengikuti pelatihan. Selama pelatihan
para peserta diharuskan untuk konsentrasi pada pelatiahn tersebut.

10
3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

11
Sunarto, Ice Breaker dalam Pembelajaran Aktif, (Surakarta: Yuman Pressindo, 2012), hlm.1
2 http://komunikasi.um.ac.id/?p=2432 dikases pada tanggal 15 Oktober 2017
M. Said, 80+ Ice Breaker Games-Kumpulan Permainan Penggugah Semangat, (Yogyakarta: Andi Offset,
2010), hlm.1
4 Adi Soenarno, Ice Breaker Permainan Atraktif-Edukatif, (Yogyakarta: Andi offset, 2005), hlm.1

12

Anda mungkin juga menyukai