Anda di halaman 1dari 3

Jawaban Soal nomor 1 :

Umr dan Umd merupakan sebuah ketentuan upah dari pemerintah yang diberikan pelaku usaha
kepada buruh. Namun hal ini masih juga bermasalah terhadap gaji buruh karena

1. biaya hidup buruh yang beragam sehingga terkadang umr dan umd tidak cukup untuk
biaya hidup mereka
2. beberapa pengusaha menolak karena beberapa pekerja memiliki pekerjaan yang mudah
sedangkan gaji tinggi harus tetap dibayar
3. masih kurangnya pelatihan pekerja untuk meningkatkan kualitas pekerjaannya
4. umr dan umd tidak sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan misalnya pekerjaannya
terlalu berat tetapi gajinya tidak seberapa.

Upah minimun bagi pekerja sangat penting bagi kedua belah pihak baik pengusaha dan juga para
pekerja dengan adanya penetapan upah minimum maka akan terjalin kerjasama yang sehat antar
keduanya. manfaat penetapan upah minimum antara lain :

 menjamin hak pekerja terpenuhi


 pengusaha dapat mengembangkan usaha karena mendapat pekerja yang bagus
 pengusaha dan pekrja terhindar dari konflik mengenai upah

hal tersebut sebenarnya masih perlu beberapa perbaikan dari pemerintah agar perusahaan dan
juga para pekerja mendapat hak yang selayaknya dan keuntungan yang sama.

Jawaban Soal nomor 2 :

Ya di benarkan karena dari awal sudah pasti ada perjanjian dan tanda tangan kontrak karena
Aturan yang mengatur tentang jam kerja dapat kita lihat dalam Undang-undang No.13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) dalam pasal 77 dan 76. Disebutkan dalam
pasal 77 bahwa untuk waktu satu minggu kerja bisa diadakan untuk 6 (enam) hari atau 5 (lima)
hari kerja. Kalau memilih satu minggu dengan 6 (enam) hari kerja maka perhari nya adalah 7
(tujuh) jam; sedangkan untuk satu minggu dengan 5 (lima) hari kerja maka perhari nya adalah 8
(delapan) jam. Sektor-sektor usaha atau pekerjaan tertentu dapat diadakan pengecualian, yang
diatur lebih lanjut dalam Keputusan Menteri yang terkait.

Dalam UU Ketenagakerjaan dikenal dua bentuk hubungan kerja yaitu hubungan kerja dengan
waktu tidak tertentu dan hubungan kerja dengan waktu tertentu. Hubungan kerja waktu tidak
tertentu biasanya disebut juga sebagai pekerjaan tetap atau yang saudara sebut sebagai kontrak
permanen. Perjanjian kerja waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui (ps.59 ayat 3)
dengan jangka waktu diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1
(satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun (ps.59 ayat 4). Ketentuan tentang
perpanjangan dan pembaharuan perjanjian kerja waktu tertentu ini tatacara diatur dalam ayat 5
dan 6 ps.59 UU Ketenagakerjaan. Ayat 5 menyatakan bahwa Pengusaha yang bermaksud
memperpanjang perjanjian kerja waktu tertentu tersebut, paling lama 7 (tujuh) hari sebelum
perjanjian kerja waktu tertentu berakhir telah memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada
pekerja/buruh yang bersangkutan. Dan ayat 6 nya menyebutkan bahwa pembaruan perjanjian
kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh)
hari berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang lama, pembaruan perjanjian kerja waktu
tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama 2 (dua) tahun. Bila ketentuan
dalam perpanjangan dan pembaharuan ini tidak dilakukan atau dilanggar, maka akan berakibat
demi hukum perjanjian kerja waktu tertentu (kontrak) berubah menjadi perjanjian kerja waktu
tidak tertentu (tetap/ kontrak permanen).

Jawaban soal nomor 3:

Dalam setiap hubungan kerja pun akan memasuki suatu tahap dimana hubungan kerja akan
berakhir atau diakhiri oleh salah satu pihak. Berdasarkan hal tersebut di atas sering terjadi
perselisihan antara pengusaha dengan pekerja. Perselisihan tersebut merupakan suatu hal yang
lumrah karena telah menjadi kodrat manusia. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1 Angka
25 menjelaskan bahwa defenisi Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) adalah pengakhiran
hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban
antara buruh dan pekerja. Mengenai PHK itu sendiri secara khusus juga diatur dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial. Ada 4
jenis perselisihan hubungan industrial yaitu :

1. Perselisihan Mengenai Hak

2. Perselisihan Kepentingan

3. Perselisihan pemutusan hubungan kerja

4. Perselisihan antara serikat pekerja

Perselisihan antara para pihak biasanya disebabkan adanya perasaan kurang puas. Pengusaha
memberikan kebijaksanaan yang menurutnya sudah baik, namun pekerja yang bersangkutan
mempunyai pertimbangan dan pandangan sendiri sehingga tidak puas dengan kebijaksanaan
yang diberikan. Berbagai perselisihan yang paling sering terjadi selain masalah upah, dan
masalah terkait lainnya juga masalah pemutusan hubungan kerja yang biasa disebut dengan
istilah PHK. Istilah pemutusan hubungan kerja merupakan suatu momok bagi setiap pekerja,
karena pekerja dan keluarganya akan mengalami penderitaan dan terancam kelangsungan
hidupnya dengan hilangnya pekerjaan dan penghasilan pekerja akibat Pemutusan Hubungan
Kerja. Dan in masuk dalam Ketentuan mengenai PKWT lebih lanjut diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu
Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja. Dalam PP tersebut, dijelaskan
bahwa untuk PKWT yang didasarkan atas jangka waktu dapat dibuat untuk paling lama 5 tahun.

Anda mungkin juga menyukai