Anda di halaman 1dari 5

1

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH


TUGAS 2
Nama Mahasiswa : I WAYAN WIDYANA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 030570661

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM 4311 /


HUKUM PIDANA EKONOMI

Kode/Nama UPBJJ ` : 78/ UPBJJ MATARAM

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
2

TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.2 (2021.1)

Fakultas : FHISIP / Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4311/Hukum Pidana Ekonomi
Tugas :2

1. Contoh Kasus: PT. Hancur Lebur membuka sebuah anak Perusahaan bernama PT.
Hancur Bersama dengan saham mayoritas 95%. PT. Hancur bersama bergerak di
bidang penjualan komputer yang harganya sangat murah. Karena penjualan PT.
Hancur Bersama meningkat tajam dalam 3 bulan, maka harga sahamnya pun naik
dari semula Rp. 100 per lembar menjadi Rp. 800 per lembar saham. Dengan kondisi
tersebut PT. Hancur Lebur melepas sahamnya ke pasar saham. Pada Faktanya PT.
Hancur Lebur melakukan kecurangan dengan melakukan subsidi Harga Komputer
yang dijual oleh PT. Hancur Bersama untuk meningkatkan harga sahamnya. Setelah
saham dibeli oleh pihak luar harga saham menjadi anjlok Rp. 50 per lembar!
Soal Analisis kasus diatas dan uraikan analisis anda tindak pidana pasar modal yang
terjadi disertai dasar hukumnya!
Jawaban:
Berdasarkan adanya kasus tersebut diatas Tindak Pidana Pasar Modal yang terjadi
dalam kasus tersebut yaitu Tindak Pidana penipuan dan pengelabuan di Pasar Modal
yaitu
a. Menipu atau mengelabui pihak lain dengan menggunakan sarana dan/atau cara
apapun pada pasal 90 ayat 1 Undang-undang Pasar Modal No.8 tahun 1995;
b. Turut serta menipu atau mengelabui pihak lain sebagaimana pasal 90 ayat 2
Undang-undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 baik terhadap pihak yang
melakukan penipuan dan pengelabuan di Pasar modal, maupun pihak yang turut
serta dalam tindak pidana penipuan dan pengelabuan;
Maka atas adanya kasus tersebut terhadap PT. Hacur Lebur yang memiliki anak
perusahan PT. Hancur Bersama yang memiliki saham mayoritas telah melakukan
penjualan komputer yang harganya sangat murah dimana haraga sahamnya naik
semula dari 100 perlembar menjadi Rp. 800 Per lembar saham, dimana PT. Hancur
Lebur menjual atau melepas sahamnya ke Pasar Saham dengan melakukan
kecurangan subsidi harga komputer yang dijual anak peusahaan, dimana
sahamtersbut dibeli oleh pihak luar dan harga saham menjadi anjlok Rp. 50 per
lembar maka dari itu PT. Hancur Lebur dan anak perusahaan yaitu PT, Hancur
Bersama dapat dikatakan telah melakukan tindak pidana penipuan dan pengelabuan
di pasar modal karena PT. Hancur Lebur menjual saham ke pihak luar yang
sahamnya sudah tidak dapat meningkat di pasar modal maka hal tersbut saham
menjadi anjlok hal tersebut telah PT. Hancur Lebur telah menipu dan mengelabaui
pihak luar dapat membeli saham di karenakan anak perusahaan PT. Hancur Bersama
telah meningkat harga sahmanya semula dari Rp. 100 Per Lembar menjadi Rp. 800
Per Lembar.
3

2. Sebuah perusahaan Kapal Laut yang mendistribusikan Oli Bekas dan zat berbahaya
antar pulau. Suatu ketika karena tidak menaati prosedur, Oli bekas dan zat berbahaya
yang diangkut tumpah sebanyak 200.000 liter ke pinggir pantai yang merupakan
kawasan pemukiman nelayan. Atas kejadian tersebut para nelayan yang sedang
melaut dan masyarakat kawasan pantai mengalami penyakit kulit berbahaya.
Soal Berikan analisis anda atas contoh kasus diatas apakah ada tindak pidana yang
terjadi atas tumpahnya oli bekas dan zat berbahaya berdasarkan kasus diatas! Dan
uraikan pertanggungjawaban pidana yang dilakukan oleh perusahaan diatas!
Jawaban:
Dapat dijelaskan bahwa berdasarkan adanya uraian kasus tersbut diatas maka atas
perbuatan perusahaan Kapal Laut yang mendistribusikan Oli Bekas dan zat
berbahaya antar pulau. Suatu ketika karena tidak menaati prosedur, Oli bekas dan zat
berbahaya yang diangkut tumpah sebanyak 200.000 liter ke pinggir pantai yang
merupakan kawasan pemukiman nelayan. Atas kejadian tersebut para nelayan yang
sedang melaut dan masyarakat kawasan pantai mengalami penyakit kulit berbahaya
telah melakukan kriminalitas di lingkungan hidup yaitu dijelaskan pada pasal 1 angka
12 berbunyi pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya dan dimasukannya
makhluk hidup, zat, Energi dan/atau komponen laut ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga turun samapi ke tingkat tertentu menyebabkan lingkungan
hidup tidak berfungsi sesuai peuntukannya dan pada pasal 1 ayat 14 perusakan
lingkungan hidup yaitu tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak
langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan
hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
Maka adapun pertanggung jawaban pidana atas kasus tersbut diatas adalah Tindak
Pidana pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam
pasal 45 s/d pasal 46 Undang-Undang No. 23 tahun 1997 Jo Undang –Undang No.
32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan Lingkungan hidup.

3. Serang, 17 Februari 2020 - Dalam kurun waktu 2019-2020, Penyidik Kanwil DJP
Banten bersama-sama Polda Banten dan Kejaksaan Tinggi Banten telah melakukan
penyidikan terhadap empat tersangka tindak pidana perpajakan dengan inisial ES,
TK, IH, dan JDG. Tersangka ES, IH dan JDG telah disangka menerbitkan dan/atau
menggunakan Faktur Pajak yang Tidak Berdasarkan Transaksi yang Sebenarnya
(TBTS) atau yang lebih dikenal dengan Faktur Pajak Fiktif. Modus yang dilakukan
oleh para tersangka adalah dengan mengaku sebagai konsultan pajak dan
menawarkan kepada perusahaan-perusahaan bahwa mereka dapat membantu
mengurangkan pembayaran pajak dengan memakai dokumen yang dianggap dapat
mengurangkan pembayaran pajak (PPN). Karena keterbatasan pemahaman
mengenai pajak para pemilik perusahaan dan percaya bahwa para tersangka adalah
orang yang mengerti pajak, maka para pengusaha percaya bahwa dokumen yang
diberikan oleh tersangka adalah benar dan tidak ada permasalahan dalam pelaporan
perpajakannya. Adapun tersangka TK ditengarai melaporkan jenis kegiatan usaha
yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya serta tidak melaksanakan
kewajiban perpajakannya dengan benar sehingga menimbulkan kerugian bagi negara.
Tersangka TK berkedudukan sebagai direktur PT PH, menggunakan perusahaan
4

tersebut untuk menjual gudang atau kavling untuk gudang namun tidak memenuhi
kewajiban PPh dan PPN terutang. Modus tersangka adalah dengan melaporkan
kegiatan usaha PT PH sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha jasa
pemeliharaan dan pengamanan lingkungan sehingga selama bertahun-tahun lolos
dari pengawan kantor pajak yang menaunginya. Pengalihan Hak atas Tanah dan atau
Bangunan atas gudang dan/atau kavling untuk gudang dapat terus terjadi sampai
dengan pembuatan dokumen Akta Jual Beli oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) karena Tersangka membuat seolah-olah pajak penghasilan yang terutang
atas transaksi tersebut sudah dibayar. Dengan tidak dilaporkannya transaksi
HKUM4311 2 dari 2 ini, otomatis PPN terutangnya juga tidak dilaporkan ke kantor
pajak. Atas perbuatan tersangka ES menimbulkan kerugian terhadap negara sebesar
Rp5.905.763.662,- (lima milyar sembilan ratus lima juta tujuh ratus enam puluh tiga
ribu enam ratus enam puluh dua rupiah). Atas perbuatan tersangka IH menimbulkan
kerugian terhadap negara sebesar Rp 1.805.870.731 (Satu Milyar Delapan Ratus
Lima Juta Delapan Ratus Tujuh Puluh Ribu Tujuh Ratus Tiga Puluh Satu Rupiah).
Sedangkan atas perbuatan tersangka JDG menimbulkan kerugian terhadap negara
sebesar Rp2.283.525.428,- (dua milyar dua ratus delapan puluh tiga juta lima ratus
dua puluh lima ribu empat ratus dua puluh delapan rupiah). Begitu pula atas
perbuatan tersangka TK telah menimbulkan kerugian Negara sebesar lebih dari Rp
3.000.000.000,- (Tiga miliar rupiah). Ancaman hukuman pidana maksimal atas modus
seperti ini adalah ancaman hukuman pidana penjara 8 tahun. Berkat kerjasama
antara penegak hukum Kanwil DJP Banten, Polda Banten, dan Kejaksaan Tinggi
Banten, berkas perkara atas tersangka ES, TK, IH dan JDG sudah dinyatakan
lengkap oleh Jaksa Peneliti (P-21). Terhadap tersangka ES sudah divonis pidana
penjara selama 3 (tiga) tahun dan denda sebesar Rp 4.730.755.030,- (empat miliar
tujuh ratus tiga puluh juta tujuh ratus lima puluh lima ribu tiga puluh rupiah) oleh
Pengadilan Negeri Serang. Untuk tersangka TK masih dalam proses persidangan di
Pengadilan Negeri Tangerang. Untuk tersangka IH dan JDG sudah dilakukan
penyerahan tahap tersangka dan barang bukti. Keberhasilan Kanwil DJP Banten
dalam menangani tindak pidana di bidang perpajakan ini sekaligus menunjukkan
keseriusan dalam melakukan penegakan hukum dalam bidang perpajakan di wilayah
provinsi Banten yang akan memberikan peringatan bagi para pelaku lainnya dan juga
untuk mengamankan penerimaan negara demi tercapainya pemenuhan pembiayaan
negara dalam APBN. Sumber : https://pajak.go.id/id/siaran-pers/kanwil-banten-
sukses-ungkap-empat-kasus-tindak-pidana-perpajakan
Soal Jika membaca berita diatas, Penyidik Kanwil DJP Banten Bersama penyidik
Kejati dan penyidik Polda telah melakukan penyidikan kepada para tersangka.
Berikan analisis Anda mengapa pegawai Pajak dapat menjadi penyidik atas tindak
pidana perpajakan serta uraikan unsur-unsur tindak pidana perpajakan?
Jawaban:
Dapat dijelaskan dalam Undang-Undang Perpajakan dijelaskan bahwa penyidik
Tindak Pidana di Bidang Perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan
oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan
terangkanya.
5

Pinyidik adalah pejabat pegawai negeri sipil dilingkungan Direktorat Jenderal pajak
yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak
pidana dibidang perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan dapat dilakukan oleh
pejabat Pegawai negeri Sipil Tertentu di Lingkungan Direktorat Jenderal pajak yang
diberi wewenag khusus sebagai penyidik tindak pidana di bidang perpajakan pada
Pasal 44 ayat (1) UU KUP, pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan
Direktorat jenderal Pajak yang diangkat sebagai penyidik Tindak pidana dibidang
perpajakan yang berwenang adalah pinyik tindak pidana dibidang perpajakan,
penyidikan Tindak pidana di bidang perpajakan dilaksanakan menurut ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana Yang berlaku.
Maka Pegawai Pajak dapat menjadi penyidik atas Tindak Pidana Perpajakan jika
sudah menjadi penyidik pegawai negeri sipil yang sudah melakukan sertifikasi
penyidikan.
Adapun unsur-unsur Tindak Pidana Perpajakan adalah sebagai berikut:
 Unsur Subyek yaitu:
Pelaku perbuatan pidana : Setiap orang
1. Orang pribadi
2. Badan hukum (Pengurus, Wakil, Kuasa & Pegawai WP) Termasuk :
 yang menyuruh
 yang turut serta melakukan
 yang menganjurkan
 yang membantu melakukan

 Unsur Perbuatan
1. Memenuhi rumusan Pasal 38, 39, 41A, 41B, 41 C dan 43 Undang-Undang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
2. Memenuhi rumusan Pasal 24,25 Undang-Undang tentang Pajak Bumi dan
Bangunan, 13,14 Undang-Undang tentang Bea Materai, 41A Undang-Undang
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
3. Perbuatan tersebut diancam dengan sanksi pidana
4. Perbuatan tersebut dilakukan di bidang perpajakan

 Unsur Akibat
Dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

 Unsur Kesalahan
1. Kealpaan
2. Kesengajaan

Anda mungkin juga menyukai