Anda di halaman 1dari 2

HKUM4402-3

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.1 (2021.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4402/Hukum Perjanjian
Tugas :3

No. Soal
1. Kasus Posisi
Perjanjian konsinyasi yang dilakukan oleh para breeder anjing ras dalam memasarkan atau menjual
koleksi-koleksi hasil dari pembiakan dengan cara menitipjualkan kepada toko-toko penjual binatang dan
segala keperluannya atau sering disebut dengan istilah pet shop, salah satunya adalah Pet Gallery Kota
Bekasi. Para breeder menitipkan anjing ras sebagai produk dari pembiakannya untuk dijualkan oleh Pet
Gallery Kota Bekasi, yang tentunya mempunyai kesepakatan dalam perhitungan bagi hasil atau bagi
keuntungan. Dalam prakteknya, perjanjian konsinyasi dirasakan sangat menguntungkan baik pihak
breeder maupun pihak Pet Gallery Kota Bekasi. Namun masih terdapat kekurangan maupun celah-
celah yang dapat menimbulkan permasalahan hukum, baik pada saat perjanjian konsinyasi tersebut
masih berlangsung maupun setelah anjing ras tersebut laku terjual, karena klausula-klausula mengenai
hak dan kewajiban para pihak biasanya tidak diatur secara rinci dan tegas dalam perjanjian konsinyasi
tersebut. Permasalahan yang timbul dari perjanjian konsinyasi di Pet Gallery Kota Bekasi yaitu adanya
anjing ras yang sakit atau bahkan mati karena adanya unsur kelalaian dan/atau wanprestasi dari pihak
pet shop khususnya di Pet Gallery Kota Bekasi. Permasalahan yang lain yaitu anjing ras yang dititip
jualkan oleh breeder kepada pihak Pet Gallery Kota Bekasi ada yang memiliki kelainan yang belum atau
memang tidak terlihat.

a. Berdasarkan kasus diatas, apakah jenis perjanjian tersebut bernama atau perjanjian tidak bernama,
jelaskan pendapat saudara ?
b. Bagaimanakah penyelesaian hukum akibat adanya anjing ras yang sakit atau mati pada saat dititip
jualkan di Pet Gallery Kota Bekasi ?
c. Bagaimanakah penyelesaian hukum akibat adanya kelainan dalam tubuh anjing ras yang tidak
terlihat pada saat dititip jualkan di Pet Gallery Kota Bekasi

2. Pengusaha A melakukan perjanjian kerjasama dengan Pengusaha B dengan proses negosiasi


sehingga menghasilkan kesepakatan. Pengusaha A juga melakukan perjanjian dengan Pengusaha C
tanpa proses negosiasi namun tetap terjadi kesepakatan.
a. Berdasarkan kasus diatas, menurut pendapat saudara tindakan mana yang memiliki kekuatan
hukum berdasarkan ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata terhadap perjanjian dengan proses
negosiasi atau perjanjian tanpa negosiasi ?
b. Jelaskan dampak perjanjian hasil negosiasi dan perjanjian tanpa negosiasi dalam kasus diatas ?
c. Jelaskan tips negosiasi yang baik agar anda dapat mencapai kesepakatan terbaik yang
menguntungkan bagi bisnis Anda ?

1 dari 2
HKUM4402

3. Kasus Posisi
Pada tahun 2010 PT. X telah mengikat perjanjian asuransi kebakaran dengan PT. Asuransi Y dengan
objek pertanggungan berupa pabrik pengolahan kelapa sawit dan stok minyak kelapa sawit yang
terdapat di Provinsi Lampung, kemudian pada akhir tahun 2012 pabrik yang dipertanggungkan tersebut
dijarah (dicuri) serta dibakar oleh sekelompok orang tak dikenal yang menyebabkan seluruh pabrik
musnah terbakar seluruhnya (total loose) berikut stok minyak kelapa sawit yang juga merupakan objek
pertanggungan. PT. X mengajukan klaim atas kejadian tersebut tetapi PT. Asuransi Y menolak klaim
tersebut dengan alasan peristiwa yang menyebabkan pabrik dan stok kelapa sawit yang berada di
dalamnya musnah terbakar adalah merupakan peristiwa ”pencurian dengan tindak kekerasan” yang
tidak termaksud kedalam penyebab yang dipertanggungkan dalam polis yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak. Sedangkan menurut PT. X penyebab musnahnya pabrik beserta stok minyak kelapa
sawit yang ada didalamnya merupakan penyebab yang juga dipertanggungkan di dalam polis asuransi
yang terdapat dalam kalusa perluasan jaminan yaitu klausula”perbuatan jahat” yang merupakan bagian
dari polis asuransi tersebut. Perbedaan penafsiran inilah yang menimbulkan ambiguitas yang berujung
pada timbulnya sengketa di kedua belah pihak.

a. Berdasarkan kasus diatas, menurut pendapat saudara bagaimana penerapan mengenai penafsiran
isi perjanjian antara PT.X dengan PT.Asuransi Y ?
b. Bagaimana penerapan doktrin contra proferentem bila terjadinya perbedaan penafsiran terhadap
klausul dalam perjanjian asuransi ?

2 dari 2

Anda mungkin juga menyukai