Anda di halaman 1dari 4

Resume Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara

Nama : Muhammad Asadulloh

Kelas : 3C

NIM : 1111220290

A. Pengertian Hukum Acara Tata Negara


Pengadilan Tata Usaha Negara dibentuk sebagai tempat bagi masyarakat untuk
mencari keadilan dari ketetapan tata usaha negara yang dinilai merugikan mereka.
Hukum Acara pengadilan Tata Usaha Negara merupakan tatacara mengajukan
gugatan di pengadilan tata usaha negara.
B. Dasar hukum PTUN
1. Sila ke-5 Pancasila
2. UUD 1945
Pasal 24, 24A, 24B, 24C, 25
3. UU No. 48 Tahun 2009
4. UU No. 5 Tahun 1986, diubah menjadi UU No. 9 Tahun 2004, dan diubah lagi
menjadi UU No. 51 Tahun 2009
C. Latar Belakang
1. Political State
Kekuasaan dimana eksekutif, legislatif, dan yudikatif dipegang oleh satu orang
atau disebut dengan sistem monarki.
Karna kekuasan raja yang kuat terjadi keresahan dalam masyarakat, warga
negara memberontak yang memunculkan sistem baru yang dinamakan Legal State.
2. Legal State (Negara Hukum)
Trias Politica :
- Eksekutif
- Legislatif
- Yudikatif

Legal state dinilai masih tidak memihak pada kesejahteraan rakyat yang
memunculkan Walfare State
3. Walfare State (Negara Kesejahteraan)
Di negara kesejahteraan pemerintah diberikan diskresi untuk mengeluarkan
ketetapan tanpa adanya perantara legislatif. Namun dikhawatirkan pemerintah akan
mengeluarkan kewenangan yang tidak memihak pada masyarakat. Sehingga dibuat
lembaga pengadilan untuk menaungi keresahan masyarakat jika ada keputusan
yang merugikan masyarakat yang memunculkan pengadilan tata usaha negara

D. Urgensi Hukum Tata Usaha Negara


1. Mengantisipasi adanya adanya sengketa antara masyarakat dan pemerintah ataupun
lembaga hukum privat lain.
2. Melaksanakan ketentuan konstitusional yang telah menjamin persamaan
kedudukan masyarakat baik dalam berhubungan sesama masyarakat ataupun
dengan pemerintah.
E. Asas-Asas Hukum Acara PTUN
Menurut Satjipto Rahardjo, asas hukum merupakan landasan yang paling luas
dalam lahirnya suatu peraturan hukum atau asas hukum adalah sebuah jantung dari
peraturan hukum, hal ini dikarenakan asas hukum mengandung nilai-nilai dan tuntutan
yang etis.
Menurut Paulus Colton, asas hukum adalah pikiran- pikaran dasar yang terdapat di
dalam dan di belakang sistem hukum, asas hukum ini dirumuskan dalam aturan
peraturan perundang-undangan dan juga putusan hakim.
Dapat disimpulkan bahwa asas hukum merupakan suatu hal yang penting yang ada di
dalam hukum.
Asas hukum yang ada dalam hukum acara :
1. Asas praduga rechmatig (Vermoeden Van Rechmatigheid atau Praesuptio Iustae
Causa)
Setiap tidakan pemerintahan atau ketetapan tata usaha negara dianggap sah
hingga ada putusan yang membatalkannya. Asas hukum ini terdapat pada Pasal 67
ayat 1 Undang-Undang PTUN
2. Asas Gugatan Tidak Menunda Pelaksanaan Ketetapan Tata Usaha Negara
Setiap gugatan yang diajukan terhadap ketetapan TUN tidak akan menunda
pelaksanaan ketetepan TUN tersebut, kecuali ada kepentingan mendesak dari
penggugat. Asas hukum ini terdapat pada Pasal 67 ayat 1 dan ayat 4 huruf a Undang-
Undang PTUN.
3. Asas Para Pihak Harus Didengar
Para pihak yang menggugat ataupuntergugat memiliki kedudukan yang sam
dan harus diperhatikan secara adil.
4. Asas Kesatuan Beracara Dalam Perkara Sejenis
Dalam setiap peradilan TUN, baik itu tingkat satu, tingkat banding, ataupun
tingkat kasasi harus menggunakan hukum acara yang sama. Kemudian dimanapun
pengadilannya, selama itu pengadilan TUN maka hukumacaranya tetap sama.
5. Asas Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman Yang Merdeka
Dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman harus bebas dari segala campur
tangan kekuasaan yang lain, baik dari pemerintah diatasnya, bahkan oleh Presiden
ataupun DPR. Terdapat dalam Pasal 24 ayat 1 UUD 1945 Juncto Pasal 1 ayat 1 UU
No. 48 tahun 2009.
6. Asas Peradilan Dilakukan Dengan Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan
Pengadilan harus dilakukan dengan mudah dan tanpa terbelit-belit. Terdapat
dalam Pasal 2 ayat 8 UU No.48 tahun 2009
7. Asas Hakim Aktif (Dominus Litis)

Hakim harus aktif dalam mencari kebenaran di dalam Peradilan TUN dalam
seluruh rangkaian peradilan. Terdapat pada Pasal 62, 63, dan 85 UU PTUN.

8. Asas Sidang Terbuka Untuk Umum


Persidangan PTUN harus terbuka untuk umum, karena jika tidak diberlakukan
begitu maka keputusan pengadilan dianggap tidak sah. Terdapat dalam Pasal 13 UU
48 tahun 2009 jincto Pasal 70 UU PTUN.
9. Asas Peradilan Berjenjang
Jenjang PTUN mulai dari Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara, hingga ke Mahkamah Agung.
10. Asas Pengadilan Sebagai Upaya Terakhir Untuk Mendapat Keadilan
Pengadilan merupakan langkah terakhir dalam mencari keadilan, sehingga
penyelesaian sengketa dengan cara musyawarah mufakat atau upaya administrasi
lebih ditekankan.
11. Asas Objektivitas
Untuk mencapai putusan yang adil, maka hakim atau panitera wajib
mengundurkan diri apabila ada keterikatan atau hubungan kekeluargaan dengan
penggugat ataupun tergugat. Terdapat pada Pasal 78 dan 79 UU PTUN.
F. Kompetensi Relatif dan Kompetensi Absolut PTUN
1. Kompetensi Relatif PTUN
Kompetensi relatif merupakan sebuah kompetensi yang dimiliki oleh badan
pengadilan yang ditentukan oleh batas daerah hukum yang menjadi
kewenangannya. Diatur dalam Pasal 6 dan 54 UU No. 5 tahun 198 juncto UU No.
9 tahun 2004, disini menyatakan :
1. Pengadilan TUN berkedudukan di ibukota, kabupaten, atau kota dan daerah
hukumnya meliputi wilayah kabupaten atau kota.
2. Pengadilan tinggi TUN berkedudukan di ibukota provinsi dan daerah
hukumnya meliputi wilayah provinsi.

2. Kompetensi Absolut PTUN


Kompetensi absolut merupakan kewenangan dari PTUN untuk mengadili sesuai
dengan objek, materi, dan pokok sengketa yang diajukan.
Dalam UU No. 51 tahun 2009, perubahan kedua dari UU No. 5 tahun 1986
disebutkan mengenai kompetensi absolut dari PTUN, yaitu mengadili sengketa
TUN antara orang atau badan hukum perdata melawan badan atau pejabat tata usaha
negara akibat diterbitkannya keputusan TUN.

Anda mungkin juga menyukai