Anda di halaman 1dari 44

SEJARAH HUKUM INDONESIA

A. 1840-1890
1. Perkembangan Awal
- Supremasi Hukum untuk Eksekutif (Pem Kolonialis)
- Kebijakan hk > kep. Orang Eropa Semata
- Memberdayakan hk Eropa utk digunakan oleh
bangsa Pribumi
- Tujuan adalah persamaan kedudukannya dalam
bermasyarakat.
- Grondwet 1848 dan Regeringreglement 1854 sbg
bentuk liberalisme hukum di Hindia Belanda.
- Sejak adanya RR atau machtenscheiding digunakan
membatasi kekuasaan Eksekutif Indo dg Hk Belanda
- Akibatnya : bahwa hukum Indonesia sejak 1854
yang berasal dari belanda adalah hk yang liberal
2. Kebijakan Unifikasi Hukum
 Unifikasi dg cara kodifikasi hk
 Tujuan utama adalah mempositifkan hukum
dan menegakkan dan membenahi badan-
badan peradilan.
 Dg adanya kodifikasi dan penataan agar ada
kepastian hukum
 Tetapi dalam realitas ada dualisme hk dan
peradilan yaitu hk dan peradilan belanda -
hukum dan peradilan masyarakat.
 Peradilan umum yg berlaku : Districgerecht,
Regentschapsgerecht, Landard,
Residentiegerecht, Raad Van Justie dan
Hoggerechtshof, serta Politerol Rechtbank van
Omegang.
 Unifikasi dan kodifikasi hk dikenal dengan
istilah Bewusterechtspolitiek.
 Districgerecht atau devision court adalah pengadilan
ditingkat kawedanan
 Regentschapsgerecht adalah Badan peradilan yang
diselenggarakan di kabupaten 2 untuk orang pribumi
(peradilan banding untuk perkara Districgerecht
 Landard adalah badan peradilan sehari-hari untuk
kaum pribumi
 Residentiegerecht adalah badan peradilan ditingkat
karesidenan yang dipimpin oleh Residen.
 Raad Van Justie adalah peradailan untuk orang Eropa
ada sejak jaman VOC
 Hoggerechtshof adalah peradilan tingkat kasasi.
 Politerol adalah badan peradilan untuk perkara
sumir ysng tdk masuk yuridiksi landraad atau
Rechtbank van Omegang .
 Rechtbank van Omegang atau Court of circuit adalah
badan peradilan untuk kaum pribumi
B. Eksperimentasi dengan UU (1860-1890)
1. Ada usaha merealisasi berlakunya hukum
Eropa secara luas di HB
2. Adanya konflik budaya (hukum) akbiat
pertemuan ide eropa dan pribumi.
3. Adanya Cultuurwet 1865 (UU Pertanian)
4. Agrarisch Wet 1870 ( UU Pertanahan)
5. Burgerlijk Wetboek dan Wetboek van
Strafrecht voor inlanders, 1879.
6. Koeli Ordonatie 1880 (peraturan buruh
buruh)
 C. Politik Etis (1890-1910)
1. Eksploitasi Ekonomi
2. Politik Etis adalah atau Balas budi
3. Politik etis pada hakikatnya adalah
peningkatan kesejahteraan sosial dan
ekonomi penduduk pribumi, melalui
bidang pendidikan.
4. Tujuannya adalah adanya Zelfbestuur ,
yaitu pemerintah Hiandia Belanda yang
merupakan bagian dari Kerjaan
Belanda.
 D. Berlakunya Hukum Adat (1910-1942)
1. Pengakuan Hukum Adat
- Di Belanda th 1914 muncul RUU

Idenburg yang disampaikan oleh van


Volenhoven
- Salah satu isi yang penting adalah

adanya pengakuan hukum rakyat yang


tidak tertulis (hukum Adat)
- Dalihnya bahwa hukum penduduk

pribumi berbeda dengan hukum eropa.


- Sejak tahun 1923 hukum Adat diakui

melalui RUU Kitab UU Hukum Perdata


untuk HB
- Sejak tahun 1925 hukum adat mulai

berlaku dengan dalih Cowan dan van


Vollenhoven
2. Lahirnya Landrad sbg Badan Peradilan
untuk Pribumi
a. Dalam Peradilan hukum adat
digunakan untuk menyelesaikan
perkara Landrad
b. Hukum adat dianggap sebagai self-
regulating-mechanism
c. Tahun 1930 hukum adat kian
berpengaruh dalam pemerintahan
maupun peradilan.
d. Hukum adat diakui oleh Pemerintah
Belanda sebagi dualisme hukum, yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah hukum kaum pribumi.
E. Pendidikan Hukum Rechtschool untuk
Pribumi
1. Berdiri sekolah hukum untuk pribumi
adalah Opleidingschool atau
Rechtschool (1909) kemudian
Rechtshoogenschool berdiri di Batavia
1924, oleh Gub Jend D. Fock.
2. Meester yaitu program sekolah lanjutan
lulusan rechtschool di Leiden Belanda.
 F. Perkembangan Hukum Pasca Kolonial
1. 1940-1945 (akhir Kekuasaan Kolonial)
- Masih ada dualisme hukum. (Van der
Vinne).Dia mengatakan bhw tdk keberatan
menerapkan dualisme hk
- Masih ada penggolongan rakyat, golongan
Eropa, Pribumi, Timur Asing (Cina dan bukan
Cina)

a. Jaman Jepang (1942-1945)


- Berlaku hukum Jepang (Osamu Sirei) 1942.

- Badan peradilan

- Hoogerchtsshof : Saiko Hoin,

- Raad van Justie : Kato Hoin,

- Landrad :Tio Hoin,

- Regenschaprecht : Ken Hoin,

Districhtsgerecht : Gun Hoin.


b. Awal Kemerdekaan
 Berlaku hukum Nasional
 Dasar adalah Pasal II Aturan Peralihan

“Segala Badan Negara dan Peraturan


yang ada masih langsung berlaku,
selama belum diadakan yang baru
menurut Undang-undang Dasar ini”.

 Mulai berlaku tertib hukum nasional


yaitu hukum Indonesia
 2. 1945-1950
a. 1945-1949 berlaku UUD 1945
Berlaku Demokrasi Liberal karena
adanya Maklumat Pemerintah
No. X/U/VIII/1945
b. 1949-1950 berlaku KRIS
Berlaku demokrasi Liberal. Negara
Indonesia menjadi Republik Serikat.
Hukum yang berlaku hukum Belanda
yang Liberal.
 3. 1950-1959 (Revolusi Fisik)
a. Berlaku UUDS
b. Berlaku demokrasi liberal
Hukum yang berlaku adalah hukum
liberal

4. 1959-1966 (Orde lama)


a. Berlaku demokrasi terpimpin
b. Politik kuat hukum melemah

5. 1966-1998 (Orde Baru)


a. Fokus Pembangunan Ekonomi
b. Hukum sebagai social enginering
c. Hukum Nasional sebagai
pengembangan hukum Adat.
 6. 1998 –Sekarang (reformasi)
a. Hukum dibangun berdasarkan HAM

b. Hukum dibangun harus konstitutif.

c. Hukum dibangun sejajar dengan


Politik.
d. Ada lembaga hukum MK, KPK, dsb

e. Ada Pembaharuan hukum antara


lain :
1) Pembaruan sistem politik dan
ketatanegaraan (HTN)
2) Pembaruan sistem hukum dan hak
asasi manusia
3) Pembaruan sistem ekonomi (HK
Ekonomi)
Klasifikasi Hukum dan Konsep-konsep Dasar
dalam Hukum Indonesia

A. Klasifikasi atau Penggolongan Hukum


Penggolongan hukum ada 5 yaitu sifatnya, isi atau
materinya, bentuknya, waktu dan tempat berlakunya
1. Sifatnya
a. Hukum Memaksa (imperative)
Adalah hukum yang dalam keadaan bagaimana
pun juga harus dan mempunyai paksaan mutlak.
b. Hukum Mengatur (fakultatif/pelengkap)
Adalah hukum yang dapat dikesampingkan
apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah
membuat peraturan sendiri dalam suatu
perjanjian
2. Isi atau Materi
a. Hukum Publik
Adalah hukum yang mengatur hubungan antara
Negara dengan alat-alat perlengkapan atau hubungan
antara Negara dengan perseorangan (warga negara) :

Hukum Publik terdiri dari :


-HTN :mengatur bentuk dan susunan pemerintah
suatu negara serta hubungan kekuasaan antara alat-
alat perlengkapan satu sama lain, dan hubungan
antar Negara
-HAN : mengatur cara-cara menjalankan tugas (hak
dan kewajiban) dari kekuasaan alat-alat perlengkpan
negara.
-Hukum Pidana : mengatur perbuatan-perbuatan apa
yang dibolehkan dan dilarang
-Hukum Acara : mengatur bagaimana cara dan siapa
yang berwenang menegakkan hukum materiil .

b. Hukum Privat
Hukum yang mengatur hubungan :
-Individu dg Individu

-Individu dg badan hukum

-Badan hukum dg badan hukum

Hukum Privat terdiri dari :


-Hukum Perorangan

-Hukum Keluarga

-Hukum Kekayaan

-Hukum Waris

-Hukum Bisnis
c. Bentuknya
1) Hukum tertulis
hukum yang dituliskan atau dicantumkan
dalam perundang-undangan
Contoh Hukum Pidana (KUHP) Hukum
Perdata (KUH Perdata) dsb

2) Hukum tidak tertulis


hukum yang tidak dituliskan atau
dicantumkan dalam perundang-
undangan
Contoh : Hk Adat dan Hk Kebiasaan
d. Waktu Berlakunya
1) Ius Constitutum (Hukum Positif)
Adalah hukum yang berlaku sekarang (UU)
2) Ius Constituendum (Cita Hukum)
Adalah hukum yang diharapkan berlaku pada
waktu yang akan datang. (RUU)
3) Hukum Antar Waktu
Adalah hukum yang berlaku dimana-mana
dalam segala waktu dan untuk segala bangsa di
dunia. Hukum ini tak mengenal batas waktu
melainkan berlaku untuk selama-lamanya
(abadi) terhadap siapapun juga diseluruh
tempat. (HK HAM)
e. Wilayah Berlakunya
1) Lokal, hk yang berlaku pada Daerah tertentu
(Perda, Kep Gub, Kep Bupati/ Walikota, Instruksi
Gub, Bupati/Walikota
2) Nasional, hk yang berlaku di Negara tertentu
(Peraturan Perundangan)
3) Internasional, hk yang berlaku di Dua Negara atau
Banyak Negara (Bentuknya Perjanjian
Internasional : NATO, AFTA, MEA, ASEAN, UN,
WHO, ADB, WB dsb)
B. Konsep Hukum
1. Pengertian Konsep Hukum
a. Hans Kelsen

- Teorinya hukum “murni” (the pure theory of law).


Bahwa hukum bebas dari elemen-elemen asing pada kedua
jenis teori tradisional, teori tersebut tidak tergantung pada
pertimbangan-pertimbangan moralitas dan fakta-fakta
aktual.
- Konsep hukum Hans kelsen dalam hukum murninya. Hukum
harus dibersihkan dari anasir-anasir yang nonyuridis,
seperti unsur sosiologis, politis, historis, etis.
- Kelsen memahami pure theory of law-nya sebagai teori
kognisi hukum, teori pengetahuan hukum.
- Tujuan pure theory of law adalah kognisi atau pengetahuan
tentang objeknya atau hukum itu sendiri.
- Ajaran Hans Kelsen adalah teori Hukum Positif. Hukum
adalah karya ilmiah. Untuk itu hukum harus mendapatkan
pembenarannya dan didukung sepenuhnya oleh fakta empiris
 b. John Austin (Inggris)
John Austin adalah ahli filsafat hukum inggris, yang
pertama memperkenalkan positivisme hukum sebagai
sistem. Pemikiran pokoknya tentang hukum dituangkan
dalam karyanya yang berjudul the province of jurisprudence
determind .

Dua konsep hukum John Austin yaitu:


a. Bahwa hukum memiliki dua dimensi
b. Bahwa hukum adalah sebagai komando (law is
command of sovereign)

a. Bahwa hukum memiliki dua dimensi


1) Yurisprudensi analisis
- Berkaitan dengan dimensi yang pertama, tugas filsuf hukum
adalah melakukan analisis tentang konsep dasar dalam
hukum dan struktur hukum sebagaimana adanya.
- Pertanyaan tentang apa itu hukum, tanggung jawab hukum,
hak dan kewajiban hukum,
2) Yurisprudensi normatif
- Bahwa yurisprudensi normatif berusaha mengevaluasi atau
mengkritik hukum dengan berangkat dari konsep hukum
sebagaimana seharusnya.
- Pertanyaan-pertanyaan pokok yang diajukan antara lain
mengapa hukum disebut hukum, mengapa kita wajib
mantaati hukum, manakah batas validitas hukum, dan
sebagainya.
- Dimensi yang kedua ini berurusan dengan dimensi ideal dari
hukum.

b. Konsep hukum bahwa hukum adalah sebagai komando (law


is command of sovereign)
Hukum harus dipahami sebagai komando, karena semua hukum
tidak lain merupakan kumpulan perintah yang bersifat komando
(laws are commands).
Hukum adalah sebuah komando atau perintah
 c. H.L.A. Hart (Inggris)
Konsep hukum Hart yang dituangkan pada bukunya The
Concept of Law, bahwa hukum dipahami sebagai sistem
peraturan
Konsep hukumnya ada dua :
1) Hukum Primer
- Hukum adalah apa yang boleh dilakukan dan apa yang dilarang
peraturan primer (sebagai kewajiban subyek hukum).
- Bisa efektif mengatur tata tertib sosial apabila :
a. Membuat pembatasan terhadap kekerasan, pencurian, dan
penipuan.
b. Mendapat dukungan mayoritas.
c. Masyarakat relatif memiliki keterikatan primordial (misalnya
ikatan darah, perasaan, dan keyakinan)

- Kelemahannya :
(1) Tidak ada lembaga atau otoritas resmi yang berfungsi
melakukan penilaian dan penyelesaian konflik. Akibatnya
tidak ada kepastian.
(2) Bersifat statis. maka tidak cukup responsif terhadap
perkembangan masyarakat.
(3) Inefisiensi dalam penegakan hukum,
 2) Huk
2) Hukum Sekunder
- Aturan-aturan sekunder adalah sekelompok aturan yang
memberikan kekuasaan untuk mengatur penerapan aturan-
aturan hukum
- Berisi kepastian syarat-syarat bagi berlakunya kaidah-kaidah
primer dan dengan demikian menampakkan sifat yuridis
kaidah kaidah-kaidah itu.
- Peraturan sekunder dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
a. Peraturan pengakuan
Peraturan yang berfungsi mengatasi problem ketidak
pastian peraturan primer
b. Peraturan perubahan
Peraturan yang berfungsi untuk mengatasi masalah
berkaitan dengan siat status peraturan primer
c. Peraturan penilaian dan penyelesaian konflik
Peraturan ini menetapkan mekanisme untuk mengatasi
problem inefiensi dalam peraturan primer.
 D. Gustav Radbrug (Austria)

Ada dua konsep hukum :


1. konsep yuridis relevan (legally relevant concepts)
konsep komponen aturan hukum khususnya konsep yang
digunakan untuk memaparkan situasi fakta dalam
kaitannya dengan ketentuan undang-undang yang
dijelaskan dengan interpretasi, misalnya konsep fakta
seperti benda : membawa pergi atau mengambil, tujuan
atau maksud (intensi).

2. konsep hukum asli (genuine legal concepts)


konsep hukum (genuine legal concepts) adalah konsep
konstruktif dan sistematis yang digunakan untuk
memahami sebuah aturan hukum (misalnya konsep hak,
kewajiban, hubungan hukum, lembaga hukum, perikatan,
perkawinan, waris dan jual beli).

Dari konsep tsb di atas melahirkan 5 kajian hukum : -


 5 Kajian Hukum adalah sbb:
1. Tipe kajian filsafat hukum yang bertolak dari pandangan bahwa
hukum adalah asas kebenaran dan keadilan yang bersifat kodrati
dan berlaku universal. Tipe kajian ini berorientasi kefilsafatan,
dengan menggunakan metode logika-deduksi dari premis
normatif yang diyakini bersifat self-evident.
2. Tipe kajian hukum murni yang mengkaji “law as it is written in
the books” yang bertolak dari pandangan bahwa hukum adalah
norma-norma positif di dalam sistem perundang-undangan
hukum nasional. Berorienrasi positivistis, dan menggunakan
metode doktrinal bersaranakan logika deduksi untuk membangun
sistem hukum positif.
3. Tipe kajian American sociological jurisprudence yang mengkaji
law as it is by judges through judicial process, yang bertolak dari
pandangan bahwa hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim
inkonkreto dan tersistematisasi sebagai judge made law.
Berorientasi behavioural dan sosiologik serta menggunakan
metode doktrinal dan nondoktrinal bersaranakan logika induksi
untuk mengakaji “court behaviours”.
4. Tipe kajian sosiologi hukum yang mengkaji “law as it is in society”
yang bertolak dari pada pandangan bahwa hukum adalah pola
perilaku sosial yang terlembaga dan eksis sebagai variable sosial
yang empirik. Berorientasi struktural, dan menggunakan metode
sosial/ nondoktrinal dengan pendekatan struktural/ makro dan
umumnya kuantitatif.
5. Tipe kajian sosiologi dan/ atau antropologi hukum yang mengkaji
law as it is in (human) action, yang bertolak dari pandangan
bahwa hukum adalah manifestasi makna-makna simbolik pelaku
sosial sebagaimana tampak dalam interaksi mereka. Berorientasi
simbolik interaksional, dan menggunakan metode sosial/
nondoktrinal dengan pendekatan interaksional/ mikro dengan
analisis kualitatif.

- Tipe kajian hukum (1) (2), dan (3) berada dalam tipe penelitian
hukum yang mengacu konsep hukum sebagai kaidah /norma
(penelitran normatif)
- Tipe kajian hukum (4) dan (5) termasuk penelitian hukum yang
mengacu konsep hukum sebagai proses atau perilaku
(penelitian emperik)
2. Subyek Hukum
- L.J Van Apeldorn subyek Hukum adalah
sesuatu yang mempunyai kewenangan
hukum.
- Chidir Ali : Subyek hukum adalah manusia
yang berkepribadian hukum dan segala
sesuatu yang berdasarkan tuntutan
masyarakat yang oleh hukum diakui hak
dan keajibannya.
- CST Cansil subyek Hukum adalah sesuatu
yang mempunyai hak dan kewajiban
- Dalam hk privat : sb hk adalah manusia
dan badan hukum
3. Obyek Hukum
- Umum : segala sesuatu yang dapat dijadikan

obyek hubungan hokum


- Utrecht ; obyek hk adalah segala sesuatu

yang berguna bagi subyek hokum


- Dalam bhs Belanda obyek hk = Zaak, artinya

benda
- Benda ada 5 (lima) yaitu :

1. Benda berwujud dan tidak berwujud


2. Benda bergerak dan tidak bergerak
3. Benda yg dpt diganti dan tdk dpt diganti
4. Benda yg sdh ada dan yang akan datang
5. Benda yg dpt dibagi dan tdk dibagi
 4. Hak
- Berasal dari kata recht (Belanda dan Jerman)

droit (Perancis), Law, right (Inggris).


- Rudolf F. Jhering ; Hak kepentingan yg

dilindungi oleh hukum


- Bernhard Windscheid ; Hak adalah kekuasaan

yang diberikan oleh tata hukum


- L.j. Van Apeldorn, Hak adalah kepentingan yang

dilindungi hukum.

- Hak ada dua :


a. Hak mutlak adalah hak yang memuat
kekuasaan bertindak
b.Hak relatif adalah hak yang memuat
kekuasaan menuntut agar orang lain
bertindak.
 5. Kewajiban Hukum
- Berasal dari bhs Rechtsplicht (Belanda),
Legal obligation (Inggris)
- Kwjb hk : syarat yang ditentukan dalam
hukum tentang bagaimana orang
seharusnya bersikap dan bertindak.
 6. Peristiwa Hukum
- berasal dari kata Rechtfeit (Belanda ) artinya

peristiwa yang membawa akibat hukum.


- Contohnya : Warisan dalam wasiat,

Perjanjian

- 7. Hubungan Hukum
- Berasal dari kata rechtsbetrekking (Belanda)

artinya hubungan yang diatur oleh hukum.


- Hubungan hukum terjadi karena ada

peristiwa hukum
- Contoh : hubungan hukum antara dokter

dan pasien ( di ruang praktek dokter) tdk


disembarang tempat.
 8. Kepastian Hukum
- Berasal dari kata rechtszekerheid

(Belanda), legal certainty (Inggris).


- Kepastian hukum adalah kepastian

kmengenai hak dan kewajiban, kewajiban


yang menurut hukum hukum boleh atau
tidak boleh.

- 9. Keadilan
- Konsep keadilan sdh ada sejak jaman

Yunani Kuno Yaitu Themis dewi Keadilan.


- Themis adalah wanita yg memegang

timbangan dan suatu untaian barang.


10. Asas-asas Hukum
a. Juris pracepta sunt haec artinya peraturan
dasar dari hukum adalah hidup dengan patut,
tidak merugikan orang lain memberikan
kepada orang lain yang menjadi bagiannya.
b. Tiap orang dianggap tahu hukum ( Belanda :
eenider word geacht de wet te kennen)
c.UU tidak berlaku surut. Dalam hukum Romawi
dikenal dengan istilah Corpus Iuris Civics.
d.Ketentuan yang kebih tinggi
mengesampingkan ketentuanLex Superior
derogat legiinferiori) yang lebih rendah.
e.Ketentuan baru mengesampingkan ketentuan
terdahulu (Lex posterior derogat legi priori)
f. Ketetuan khusus mengesampingkan
ketentuan umum (Lex speciali derogat
lex generali)
g.Pacta Sun Servanda (perjanjian yang
mengikat)
h.Tidak seorangpun memberikan sesuatu
yang melebihi apa yang dimikinya (nemo
plus juris ad alium transferre potes ,
quam ipse heberret)
i. Tiada kejahatan tiada pidana (Nullum
delictum nulla poena sine previa lege
poenali). Seseorang tdk dpt dipidana
kecuali dlm uu sudah diatur.
Sumber-Sumber Hukum

A. Pengertian Sumber Hukum


1. Sumber hukum dalam arti sejarah adalah
darimana pembuat UU memperoleh bahan
untuk membentuk UU.
Contoh
- Code Civil Perancis merupakan sb hk

bagi Burgerlijk Wetboek (KUH Perdata)


- BW sb hk bagi KUH Perdata
- Koop Handel sb hk bagi KUH Dagang
◦ 2. Sumber Hukum Sosiologis
Sumber Hukum Sosiologis adalah faktor-faktor
yang menentukan isi hukum positif.
Contoh :
Ekonomi, politik, pandangan agama yang
mempengaruhi pembentuk UU dalam
Membentuk UU
 3. Sumber Hukum dalam Arti Filosofis
Menurut L. J. Apeldorn sumber hukum
ada dua yaitu :
a. Sumber hukum untuk isi hukum
Ukuran untuk menguji hukum agar
dapat mengetahui ‘apakah ada hukum
yang baik ?’
b. Sumber kekuatan mengikat hukum
Sumber adalah ratio atau akal.

4. Sumber hukum formal : UU, Kebiasaan,


Yurisprudensi, Pendapat Ahli Hukum dan
Perjanjian
B. Sumber Hukum
1.UU
Pengertian UU :
a. Dalam arti formal adalah berkaitan dengan
formalitas cara terjadinya
UU di Indonesia bisa dibuat oleh DPR
kerjasama dengan Pemerintah
b. Dalam material adalah berkaitan dengan
isinya yang mengikat umum
UU sebagai regeling adalah peraturan
hukum yang berlaku bagi umum
B. Kebiasaan
Kebiasanadalah perbuatan yang dilakukan
secara berulang-ulang dalam masyarakat.
Kebiasaan menjadi sumber hukum karena
dipengaruhi oleh Mahzab Historical
Yurisprudence.
Syarat terbentuknya hukum kebiasaan :
1. Syarat material, pemakaian yang tetap
2. Syarat psikhologis, bahwa kebiasaan
diyakini sebagai kewajiban hukum oleh
komunitas atau kelompok
D. Traktat
Traktat adalah perjanjian antar negara.
Traktat dalam pembuatannya ada dua
prosedur :
1. Pembentukan melalui tiga tahap yaitu
perundingan, penandatangan dan
ratifikasi
Perjanjian yang dianggap penting.
Perjanjian dengan negara lain .
2. Perundingan dan Penandatangan
Dilakukan untuk perjanjian-perjanjian
yang kurang penting.
F. Pendapat Ahli Hukum /Doktrin
1. Pengertian Doktrin
Berasal dari bahasa latin : doctrina atau
doctrine artinya ajaran hukum (rechtsleer)
Zaman Romawi : Corpus iuris civil .
Zaman Pertengahan pendapat ahli
Hukum menjadi sumber hukum bahwa
orang tidak boleh menyimpang dari
pendapat ahli
E. Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah putusan pengadilan
tertinggi.
Di Inggris Yurisprudensi dikenal dengan
istilah Judge-made law. (Common Law)

Dalam proses peradilan Amerika dan Inggris


Yurisprudensi dapat digunakan hakim dalam
memutus perkara.
Tetapi hakim juga boleh tidak memberikan
putusan dalam peradilan, sehingga akan
diputuskan oleh para Juri.
Di Indonesia hakim juga bisa menggunakan
Yurisprudensi dalam memutus perkara
Lanjut Peremuan ke-5

Anda mungkin juga menyukai