SUMBER
SEJARAH ISTILAH
HUKUM
SEJARAH HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
Teori Statuta
Perancis 16 M Modern
Memperjelas &
Romawi memperluas Savigny & Mancini
Kaidah kepentingan perseorangan berlaku bagi setiap warga negara di manapun dan pada waktu apapun juga
Setiap negara harus menghormati hukum asing dengan menggunakan/mengakuinya.
Hukum Perdata Internasional
(Private International Law)
Istilah yang secara umum diterima. Biasa
digunakan oleh negara dengan sistem
hukum Eropa Kontinental.
Yang bersifat internasional adalah pada
hubungan-hubungannya, sedangkan
kaidahnya merupakan hukum nasional.
HATAH Ekstern
Keseluruhan aturan dan putusan hakim yang menunjukkan sistem hukum
manakah yang berlaku pada suatu waktu memperlihatkan titik-titik pertalian
dengan sistem dan kaidah hukum dari dua atau lebih negara yang berbeda
dalam lingkungan kuasa tempat dan soal.
SEJARAH SUMBER HUKUM HATAH DI INDONESIA
Hukum Antar Tata Hukum
TIMELINE
SEBELUM 1945
KEDATANGAN BARAT KEMERDEKAAN
KEDATANGAN
BARAT
SUMBER HATAH SEBELUM KEDATANGAN BARAT
PERUNDANGAN MAJAPAHIT
Sudah ada peraturan tertulis mengenai utang piutang, penegakan hukum tidak
semata-mata bergantung pada kebijaksanaan hakim.
Perdagangan dengan orang luar Jawa sudah terjadi, namun belum ditemukan
aturan yang mengatur hubungan dengan orang asing.
KITAB UNDANG-UNDANG AMANNA GAPPA
Amanna Gappa sebagai Matoa (kepala orang Wajo) membukukan peraturan
pelayaran & perdagangan yang tak tertulis (1676)
• Orang yang pergi berlayat & tiba di pelabuhan negeri orang wajib mempelajari
adat istiadat sebelum berdagang (lex fori)
• Jika ada persengketaan, sengketa harus diselesaikan di tempat itu juga
• Sengketa yang terjadi di atas kapal diselesaikan oleh nahkoda sebagai penguasa
bertindak sebagai hakim pula à melakukan hukum wajo
K E D ATA N G A N V O C
PENGGOLONGAN PENDUDUK* SEBELUM INDISCHE STAATSREGELING
* mereka yang dengan sah bertempat tinggal di Hindia Belanda.
1. Orang Eropa
2. Pribumi
Pada praktiknya, orang-orang pribumi diharuskan tunduk pada hukum
Barat di bidang perjanjian & perburuhan.
Hukum Antar Golongan berkembang dari kompleksitas hubungan
perkawinan antar golongan.
H U K U M A N TA R G O L O N G A N
Permasalahan Hukum Antar Golongan diselesaikan dengan cara-cara
yang serupa dengan kaidah Hukum Perdata Internasional:
1. Hukum Personil (Hk Orang)
Menggunakan domicile dengan makna suku atau tempat asal.
2. Hukum Keluarga
Hukum rakyat jajahan dibiarkan berlaku
S U M B E R K A I D A H H ATA H
SEBELUM 1945
• Algemeene Bepalingen van Wetgesing (AB) Pasal 16-18
• Reglement op het beleid der regeering van Nederlands Indie (RR)
1845 Hukum yang berlaku bagi golongan bumiputera adalah hukum
adatnya masing-masing selama tidak bertentangan dengan keadilan &
kesusilaan
• Indische Staatsregeling (IS) Pasal 131
a. Eropa à Hukum perdata barat (yang ada di BW & WvK)
b. Timur Asing à Berlaku hukum kekayaan (yang ada di BW & WvK),
Tionghoa à seluruh hukum perdata barat
c. Pribumi à Hukum adat kecuali menundukkan diri secara sukarela
terhadap hukum perdata barat
Algemeene Bepalingen (AB)
Pasal 16
Bagi penduduk Hindia-Belanda peraturan-
peraturan perundangan mengenai status dan
wewenang seseorang tetap berlaku terhadap
mereka, apabila mereka di luar negeri
Dasar berlakunya AB
Pasal 1 Aturan Peralihan UUD 1945
“Segala Peraturan yang ada masih tetap berlaku
selama belum diadakan yang baru menurut
Undang-Undang Dasar”
Sumber Hukum Formil
HATAH
• Herzien Indonesis Reglement (HIR)
• Rechtsreglement Buitengewesten (RBg)
• Reglement of de Rechtsvordering (RV)
• PP No. 9 Tahun 1975 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang No. 1
tahun 1974 tentang Perkawinan
• Undang-Undang No. 30 Tahun 1999
tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa
• Undang-Undang No. 17 Tahun 2008
Tentang Pelayaran
Perjanjian Internasional
• Convention on the Recognition and Enforcement of Foreign
Arbitral Awards
• Ttg pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase asing
• Ratifikasi: Kepres No. 34 Tahun 1981
• The International Institute for the Unification of Private Law (Konvensi
UNIDROIT 1994).
• Ratifikasi: Perpres No 59 th 2008
• Convention on The Law Applicable to International Sales of Goods (CISG)
• Convention on Abolishing the Requirement of Legalisation for Foreign
Public Documents
Perjanjian Internasional
• Convention relating to Civil Procedure, 1954
• Convention on the Service Abroad of Judicial and Extrajudicial
Documents in Civil or Commercial Matters, 1965.
• The Hague Convention on the Recognition and Enforcement of
Foreign Judgments in Civil and Commercial Matters, 1971
Hague Conference on Private International
Law (HCCH) merupakan organisasi global
inter-governmental dalam hal Hukum
Perdata Internasional.
HCCH mengembangkan instrument hukum
untuk menjawab kebutuhan global.
38 Konvensi Internasional telah dihasilkan
oleh HCCH sejak pembentukannya di tahun
1951.
Tujuan dibentuknya organisasi ini adalah
harmonisasi pengaturan HPI/HATAH
Ekstern tentang berbagai aspek.
• Convention of 15 June 1955 relating to the settlement of the conflicts
between the law of nationality and the law of domicile
• Convention of 25 November 1965 on the Choice of Court
• Convention of 1 February 1971 on the Recognition and Enforcement of
Foreign Judgments in Civil and Commercial Matters
• Convention of 1 June 1970 on the Recognition of Divorces and Legal
Separations
• Convention of 5 July 2006 on the Law Applicable to Certain Rights in
respect of Securities held with an Intermediary
• Convention of 30 June 2005 on Choice of Court Agreements
• Convention of 23 November 2007 on International Recovery of Child
Support and Other Forms of Family Maintenance
• Protocol of 23 November 2007 on the Law Applicable to Maintenance
Obligations
• Principles on Choice of Law in International Commercial Contracts
Anggota HCCH