Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan Jurnal Merchi et al.

(2018) Agasta Adhiguna/E1501202019

Sustainable Forest Operations (SFO): A new paradigm in a changing world


and climate
Enrico Marchi, Woodam Chung, Rien Visser, Dalia Abbas, Tomas Nordfjell,
Piotr S. Mederski, Andrew McEwan, Michal Brink, Andrea Laschi
Ringkasan oleh:
Agasta Adhiguna/E1501202019
Email: adhigunaagasta@gmail.com

Ide sustainable forest operation (SFO) atau yang lebih dikenal sebagai
operasi pemanenan hutan berkelanjutan muncul karena adanya pihak-pihak yang
berpandangan bahwa hutan akan terus berkurang dan menurun fungsinya jika
pemanenan hutan atau kegiatan kehutanan pada umumnya tidak memperhatikan
kelestarian sumberdaya alam dan lingkungannya. Sustainable forest operation
erat kaitannya dengan pengaturan kegiatan teknis di kehutanan. Menurut Merchi
et al. (2018) sustainable forest operation disusun untuk melaksanakan
pengelolaan hutan lestari yang efektif, dimana sangat tergantung pada kegiatan
pelaksanaan operasi kehutanan. Hal tersebut mengingat adanya isu perubahan
iklim serta meningkatnya permintaan akan hasil hutan khususnya kayu. Kayu
merupakan sumber daya terbarukan dan ramah lingkungan. Akan tetapi, dalam
pemanfaatannya terdapat trade off dengan kemampuan hutan untuk membantu
mengurangi emisi gas rumah kaca. Di sisi lain, karena adanya tingkat
pertumbuhan penduduk yang pesat dan semakin diperparah oleh perubahan iklim,
dan kekurangan sumber daya, produk kayu akhirnya mendapat perhatian dari para
ilmuwan, pembuat kebijakan, dan masyarakat sebagai sumber daya utama untuk
pengembangan bioekonomi berkelanjutan untuk masa depan. SFO
dilatarbelakangi oleh keberlanjutan pemanfaatan sumber daya hutan khususnya
kayu. Keberlanjutan pemanfaatan sumber daya kayu bertujuan untuk mencapai
kesejahteraan sosial melalui kesejahteraan ekonomi yang adil, tanpa
mengorbankan sumber daya lingkungan.
Sustainable forest operation menjadi isu yang sangat penting dalam
pengelolaan hutan secara lestari. Hal ini dikarenakan SFO memberikan strategi
pengelolaan hutan yang baik dengan mempertimbangkan tujuan sosial, ekonomi
dan lingkungan. Pemanenan hutan menggunakan prinsip sustainable forest
operation sangat memperhatikan dampak pemanenan terhadap lingkungan yaitu
dengan menerapkan pemanenan hutan ramah lingkungan menggunakan teknik
Reduce Impact Logging (RIL). Selain itu, pemanenan hutan dengan prinsip SFO
memberikan perhatian utama terhadap bioekonomi, ekologi lingkungan, faktor
manusia dan masyarakat. ergonomi, serta optimalisasi kualitas. Kedua aspek
ergonomi dan optimalisasi kualitas merupakan komponen kunci yang menopang
praktik operasi hutan yang sehat dan berbasis nilai keberlanjutan. Hal ini karena
seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa SFO erat kaitannya dengan kegiatan
teknis kehutanan.
Konsep SFO didefinisikan sebagai suatu sistem hubungan kompleks
mencakup seperangkat teknologi, metode, sistem dan praktek yang diterapkan
dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan peningkatan operasi hutan
Ringkasan Jurnal Merchi et al. (2018) Agasta Adhiguna/E1501202019

dengan mempertimbangkan lima bidang kinerja termasuk: 1) lingkungan hidup, 2)


ergonomic, 3) ekonomi, (4) optimalisasi kualitas, dan (5) manusia dan
masyarakat. Kelima pendekatan SFO ini berusaha menerapkan konsep
keberlanjutan yang efektif dan praktis untuk operasi hutan dengan
mempertimbangkan antroposfer (lingkup kehidupan umat manusia, sistem teknis
energi, material, dan laju informasi) yang kompleks sebagai ruang interaktif
dalam sistem. Dalam pengertian ini, konsep SFO mencakup pendekatan holistik
untuk menetapkan indikator utama untuk lima area kinerja yang didefinisikan di
atas. SFO memiliki prinsip operasi hutan yang hijau (ramah lingkungan), efisien,
dan aman yang memastikan operasi pemanenan hutan berkelanjutan. Sustainable
forest operation berfokus pada aspek bioekonomi, ekologi lingkungan, faktor
manusia dan masyarakat. ergonomi, serta optimalisasi kualitas.

Anda mungkin juga menyukai