Anda di halaman 1dari 33

I.ISTILAH & PENYEBUTAN International.

Sumbernya Contoh-contoh sumber hukum


hukumnya nasional. Hanya saja nasional:
ISTILAH: dalam HPI ada unsure asingnya 1. Pasal 57 UU No. 1 tahun 1974
(foreign element). Perkataan Tentang Perkawinan:
Hukum Perdata International (HPI) International pada HPI jangan 2. UUPMA No. 1 Tahun 1967;
di Indonesia oleh Prof. GOUW GIOK dipandang bahwa HPI bersumber 3. Pasal 16, 17, 18 AB (Algemeine
SIONG (Gautama) dipergunakan dari hukum International. Sifat Bevalingen)
istilah : Hukum Antar Tata Hukum Internationalnya adalah karena HPI
(HATAH), yaitu dimana beberapa mengatur masalah keperdataan Pasal 16 AB mengatur :
system hukum bertemu dengan yang mengandung unsur asing. status & kewenangan hukum
posisi / kedudukan yang sama (azas /status persona;
equality). Istilah lain dari bertemunya Dalam pasal ini diatur prinsip
beberapa sistim hukum ini adalah nasionalitas, dimanapun Warga
Cabang-cabang dari HATAH : Hukum Perselisihan Negara Indonesia (WNI) berada,
A. HATAH Intern (pluralisme system (Conflictenrecht- Van Hasselt), hukum nasional Indonesia
hkum), terdiri dari: Hukum Konflik (Conflict of law- mengikutinya. Dalam hal ini
- Hukum Antar Waktu (HAW) Diccey-Morris), Hukum Pertikaian Indonesia mengikuti Eropa
dalam praktek ditemukan dalam (Collisierecht). Kontinental. (Anglo Saxon: yang
Aturan Peralihan; Istilah-istilah ini kurang / tidak berlaku prinsip domisili, dimana
- Hukum Antar Tempat (HAT) tepat, karena yang terjadi bukanlah hukum yang berlaku pada seorang
timbul karena adanya kekuasaan betrokan / tabrakan , namun suatu WN didasarkan pada tempat
hukum adat; pertautan stelsel-stelsel hukum tinggalnya atau berlaku hukum
- Hukum Antar Golongan (HAG) dalam suatu masalah keperdataan dimana seseorang bertempat
Warisan Belanda, yaitu yang ada unsure asingnya. tinggal)
penggolongan beberapa system
Hukum Istilah yang tepat adalah : Choice of Pasal 17 AB mengatur :
terhadap penduduk di Indonesia, al: law, bukan Conflict of law, karena benda bergerak & tidak bergerak;
Gol Eropah, Timur Asing dan HPI bertugas untuk menghindari Dalam pasal ini diatur benda tidak
Bumiputera (Psl 131 IS jo 163), bentrokan, dan bertugas untuk bergerak tunduk pada hukum
penggolongannya sudah dihapus, mengambil salah satu stelsel dimana benda itu terletak (Azas Lex
tetapi hukumnya belum dihapus. hukum yang diberlakukan dalam Rei Sitae). Sejak zaman Von Savigny
suatu permasalahan. ada perubahan makna bahwa
B. HATAH Ekstern, yaitu Hukum benda tak bergerak sama dengan
Perdata International HPI juga bukan konflik kedaulatan, benda bergerak.
- adanya unsure asing. karena hukum asing digunakan
disebabkan hukum nasional Pasal 18 AB mengatur :
Keadaan dimana dua / lebih system menginginkannya seperti itu, HPI bentuk perbuatan hukum
hukum bertemu, sehingga harus bersumber dari hukum nasional. Dalam pasal ini diatur bahwa suatu
melakukan / memilih hukum mana perbuatan hukum tunduk pada
yang berlaku, untuk itu perlu ada Jadi HPI merupakan Hukum Perdata hukum dimana perbuatan itu
prinsip persamarataan (equal), (nasional) untuk hubungan- dilakukan (Locus Regim Actum). Jika
dimana system hukum yang hubungan International. perkawinan, hanya syarat
bertemu itu mempunyai kedudukan - sumber hukumnya hukum formalnya saja yang tunduk pada
yang sama, tidak ada system hukum nasional; hukum dimana perbuatan itu
yang lebih rendah atau lebih tinggi - hubungannya, fakta-faktanya, dilakukan (Lex Loci Celebrationis)
dari sistim hukum lainnya. materinya bersifat International.
- Azas nasionalistis : sumber dari II. PENGERTIAN HPI
Masalah HPI timbul karena HPI adalah hukum nasional.
terdapat pluralisme HPI, dimana - Azas internationalistis : dari DEFENISI HPI:
setiap Negara memiliki pengertian berbagai HPI ada satu HPI yang
HPI masing-masing. posisinya berada diatas dari system Van Brakel (Grond Slagen en
- Apakah HPI hukum Internasional hukum yang ada (Supranasional). Beginselen Van Nederlands
atau hukum nasional? Silang - HPI merupakan hubungan antara International Privat Recht) :
pendapat mengenai ini dimulai dari orang (person) dengan orang “Hukum Perdata Interntional
judul materinya (dispute starts dimana terdapat unsure-unsur adalah hukum nasional yang ditulis
from the title of the page). asing. (diadakan) untuk hubungan-
hubungan International”
- HPI adalah hukum nasional, bukan
Graveson : Conflict of Law (HPI) Asing; antara hukum khusus (perdata)
adalah : “cabang dari hukum dengan hukum yang berlaku umum
Inggris” yang berhadapan dengan Di Aljazair : kaedah-kaedah HPI (public). Perbedaannya dalam
masalah-masalah yang fakta berkisar pada perbedaan agama hukum perdata orang dapat
relevannya mempunyai hubungan (Hanya orang Kristen dan Yahudi yg melepaskan (tidak menggunakan)
geografis dengan Negara asing, dan sabagai orang asing memperoleh haknya, sedang dalam hukum
memungkinkan timbulnya perlindungan hukum). Agamalah public hal itu tidak mungkin.
pertanyaan tentang penerapan yang menjadi criteria seseorang
hukum Inggris atau asing yang dianggap asing atau tidak; Kranenburg: (bukunya:
sesuai untuk pemecahan masalah, Grondslagen der
atau seperti pada pelanggaran Di Indonesia: HPI berkisar pada Rechtswetenschap) tidak keberatan
yuridiksi oleh pengadilan Inggris hubungan perdata dengan unsur jika pembagian hukum perdata dan
atau pengadilan asing. asing dalam hubungan–hubungan hukum public ditiadakan.
International, Hukum Antar
Prof. GOUW GIOK SIONG (S Golongan (HAG) hanya berlangsung Schnitzer:
GAUTAMA) & Schnitzer: dalam suasana hukum Perbedaan antara hkm perdata dan
HPI bukanlah hukum international, international, karenanya maka: hkm public makin kabur, karena
tetapi hukum national. Di Indonesia - HPI merupakan Hukum Antar Tata kaedah-kaedah yang mengatur
HPI dan Hukum Antar Golongan Hukum (HATAH) extern, sedangkan hukum public makin lama makin
(HAG) sangat erat hubungannya. - HAG merupakan Hukum Antar berkembang disamping hukum
Tata Hukum (HATAH) intern. perdata, sebagai contoh: hukum
Kesimpulannya meskipun kedua-duanya perjanjian International, hukum
- Hukum Perdata Interntional, merupakan hukum nasional. devisa, hkm perdagangan
bukan sumber hukumnya International, hukum penanaman
international, tetapi materinya Karena berdasarkan Pasal 131 I.S modal, hukum pengangkutan
(yaitu hubungan-hubungan (Indische Staatregeling) penduduk international dsb. Hal ini terjadi
/peristiwa-peristiwa yang Indonesia dibedakan kedalam seiring dengan lahirnya gagasan
merupakan objeknya) yang golongan-golongan penduduk: tentang “Negara kesejahteraan”
interntional. Eropah, Timur Asing, dan (welfare state) dimana pemerintah
- HPI adalah hukum yang mengatur Bumiputera, maka pada waktu lalu berkewajiban untuk mengatur
hubungan antar individu dalam dalam prakteknya orang-orang kepentingan orang banyak.
masyarakat yang didalam yang berasal dari Eropah. Amerika,
hubungan itu mengandung unsur Jepang, Asia dan Afrika (sekarang Di Indonesia: hukum adatpun tidak
asing; unsure Asing) tunduk kepada mengenal pembedaan perdata dan
hukum Barat yang berlaku di public.
Indonesia. Hal ini menunjukan
2. OBJEK HPI peristiwa yang sesungguhnya HPI Hukum Inggris: tidak membuat
diubah menjadi HAG. perbedaan antara kaedah-kaedah
Ruang lingkup kaedah-kaedah HPI hukum public dan hukum perdata,
di setiap Negara berbeda, hal ini HPI tidak semata-mata hukum ini nampak dalam corak dan luas
menunjukkan juga bahwa HPI perdata lingkup HPI nya. Conplict of Law
adalah hukum nasional. tidak hanya ditemui dalam hukum
Corak HPI dibeberapa Negara perdata saja tetapi juga dalam HTN,
Di Inggris: HPI= (Confict of Laws) menunjukkan bahwa sejarah dan hukum pidana dan hukum lainnya
disamping mengatur hubungan struktur ketatanegaraan suatu (Graveson). Hukum
antara orang Skot (sistim hukum masyarakat hukum sangat kewarganegaraan pun dimasukkan
Scotlandia lebih condong pd hukum menentukan corak dan luas lingkup dalam HPI (Dicey).
Belanda) dengan orang Inggris, juga kaedah-kaedah HPI, sehingga HPI
mencakup kaedah-kaedah hukum tidak semata-mata mengenai
antar agama; hukum perdata. UNSUR ASING

Di Amerika Serikat: HPI mencakup Scholten & Hamaker: HPI lahir sebagai akibat adanya
hubungan antara orang-orang dari unsure asing dalam suatu peristiwa.
Negara bagian yang berbeda Antara hukum tata negara Maka karena ada unsure asing itu
(seperti Negara Bagian New York (constitutional law) dan hukum timbul pertanyaan: kaedah hukum
dengan Calipornia dsb), orang kulit perdata dapat kita bedakan, tetapi mana yang harus berlaku, kaedah
putih dan orang negro, serta orang antara hukum public dengan lex fori (hukum setempat) atau
(WN) Amerika Serikat dengan orang hukum perdata hanyalah hubungan kaedah hukum asing yang
bersangkutan? mengatur hubungan antar individu berubah karena perang atau
dalam pergaulan masyarakat. Jika penyatuan ikatan dgn masy lain;
Sebelum lahirnya HPI, di Eropah didalam suatu perkara perdata - masy territorial, orang asing
selalu Lex fori yang dianggap tersimpul ada unsur asingnya (pihak masuk (adopsi) kedalam
berlaku sekalipun ada unsure atau substansi),maka disebut masyarakat hukum tertentu,
asingnya, karena setiap orang yang sebagai Hukum Perdata sehingga baginya berlaku hukum
berdiam disuatu Negara /kerajaan International (HPI); masyarakat yang mengangkatnya
dianggap tunduk pada hukum (prinsip territorial);
setempat. Ketentuan ini didasarkan HPI di Eropah Barat: - orang asing membawa bahasa dan
pada azas territorial. Penyelesaian kebiasaan Negara asalnya kedalam
masalah berdasarkan lex fori ini Di Eropah Barat, selalu ada masyarakat hukum lain dalam
lama kelamaan menimbulkan pertentangan antara dua kutub, keadaan damai (prinsip personil) ;
putusan-putusan yang yaitu kepentingan masyarakat dan - Pertukaran barang dengan orang
bertentangan dengan rasa keadilan. kepentingan individu. asing inilah yang melahirkan
kaedah-kaedah hukum HPI;
Dengan berkembangnya hukum A. YSSEN (dalam bukunya “Individu - Cara pertukaran barang ini juga
Romawi di Eropah, terjadilah en Gemeenschap) dikenal dalam Hukum Adat
pembagian antara soal-soal hukum “ manusia sepanjang masa selalu Indonesia, karenanya dapat
materiil dan soal hukum acara. Bagi berhadapan dengan dilemma dikatakan hkm adat juga
hukum acara berlaku lex fori antara individualisme dan mengandung kaedah-kaedah HPI;
(pengadilan setempat), sedang bagi kolektivisme, sehingga karenanya
masalah hukum materiil berlaku lex bentuk dan sifat tau pola II. - Commercium adalah hak
loci actus (yaitu hukum dari tempat kebudayaan setiap masyarakat berdagang ditempat yang bukan
perjanjian atau perbuatan itu manusia selalu berkisar pada dua tempat asalnya yang diberikan
diadakan), karena dianggap pada ktub itu” Pemerintah Romawi kepada
waktu dibuatnya perjanjian semua pedagang Yunani, Syiria dan Timur
pihak tunduk pada hukum Di Indonesia (dahulu), antara Tengah;
setempat. Sebagai contoh masyarakat dan individu tidak - Praetor peregrines : hakim
perkawinan dianggap tunduk pada dapat dipisahkan atau dwi tunggal, pengadilan khusus yang
hukum perkawinan dimana tetapi di Eropah dan Amerika 2 menyelesaikan perselisihan antara
perkawinan itu dilaksanakan. kutub tersebut dipandang sebagai orang Romawi dengan pedagang
hal yang berlawanan (antagonistis), asing;
Kesimpulannya: sehingga selalu terjadi dilemma. - Ius Gentium : hukum yang
HPI mengatur setiap peristiwa atau Pertentangan ini tercermin juga di digunakan untuk mengadili
hubungan hukum yang lapangan hukum yang selalu peristiwa yang mengandung unsure
mengandung unsur asing, baik mempertentangkan antara hukum asing berdasarkan azas-azas
peristiwa termasuk hukum public public dan hukum perdata. keadilan, disamping ius civile
(TUN, pajak, pidana) maupun Khususnya HPI di Eropah Barat Romawi;
termsuk hukum perdata pertentangan selalu berkisar - Pada abad ke 3 M setelah Romawi
(perkawinan, waris dan hukum diantara prinsip personil dan prinsip menaklukkan seluruh wilayah
dagang). territorial, atau pada zaman Eropah Continental, ius civile hanya
modern ini antara prinsip domisili berlaku bagi Cives (warga) Roma,
HPI akan mencari jawaban 3 dan prinsip kewarganegaraan dan ius gentium berlaku bagi
masalah pokok yang menyangkut (Mancini dari Italia). seluruh kerajaan Roma.
peristiwa hukum yang mengandung
unsure asingnya, yaitu: I. Perkembangan masyarakat dari III. Sesudah keruntuhan Kerajaan
- Hakim mana yang berwenang ? masy. geneologis (suku-suku, Romawi Kuno, maka hukum
- Hukum mana yang berlaku ? hubungan darah) ke kesukuan (stamenrecht) berlaku
- Kapan dan sampai sejauh mana masy,geneologis-territorial kembali dan berlaku prinsip
Hakim nasional wajib (rumpun) dan dari masy territorial personil. Tetapi karena banyaknya
memperhatikan putusan hakim kepada masy territorial-geneologis suku dan sukar untuk membuktikan
asing ? (ikatan Negara nasional) sangat seseorang berasal dari suku
berpengaruh pada perkembangan tertentu, maka berkembang
hukum khususnya terhadap HPI; penundukan pada sistim hukum
3. Sejarah lahirnya Hukum Perdata - masy geneologis, dibangun tertentu, maka mulailah “pilihan
International (HPI) berdasarkan hubungan darah hukum” memegang peranan dalam
sebagai anggotanya, orang asing HPI;
Hukum Perdata adalah hukum yang tidak punya hak apa-apa. Type ini
IV. Antara abad ke-6 dan ke-11, - Statuta Mixta, yaitu statute diberlakukan, maka itu disebabkan
berlaku hukum Franka, yang berlaku bagi semua perjanjian yang semata-mata berdasarkan sopan
dinamakan capitularia, yaitu dibuat ditempat berlakunya statute santun pergaulan antar bangsa
hukum-hukum yang dinyatakan dgn segala akibat hukumnya, (Comitas gentium)
Raja-Raja Franka. Hukum ini berlaku sedang wanprestasi dan segala - Comitas harus ditentukan secara
diseluruh wilayahnya dan akibat hukumnya diatur menurut objectif, berdasarkan azas locus
bagisetiap orang, berlaku secara statuta ditempat seharusnya regit actum (perbuatan hukum
territorial; perjanjian dilaksanakan. tunduk pada hukum setempat);

V. Abad ke-10 hukum personil (lex Teori Statuta di Perancis: Teori Comitas gentium ini ditentang
originis) kehilangan artinya di Teori Statuta Bortolus diabad-abad oleh Wolf, Van Brekel dan Cheshire,
Perancis dan Jerman, berlakunya berikutnya diikuti oleh ahli-ahli yang menyatakan: “Hukum
hukum masing-masing Negara hukum Perancis, International tidak mengenal azas
mempunyai arti yang menentukan. Charles Dumoulin (1500-1566): Comitas, karena berlakunya hukum
Mulailah berkembang asas domisili; - setiap pihak dapat menentukan asing hanyalah disebabkan karena
pilihan hukum yang berlaku dalam keinginan untuk mencari
VI. Abad ke-13 di Italia tumbuh setiap perkara; penyelesaian yang seadil-adilnya
kota-kota yang masing-masing - Hukum yang berlaku adalah (the desire to do justice)”.
mempunyai undang-undang ditempat perbuatan hukum
(Statuta) tersendiri (missal: Geno dilakukan; Teori Statuta Jerman
Pisa, Milan, Bologna, Venezia, Bertrand D’Argente’ (1519-1590)
Plorence, Parma dll). - barang warisan tunduk bukan Ahli-ahli hukum Jerman antara lain
hanya pada satu system hukum Johan Nikolaus Hert (1651-1710)
Dalam konteks HPI, pada abad ke- saja, tetapi setiap barang tak menyempurnakan HPI yang
12 Aldricus mempersoalkan apakah bergerak itu tunduk pada hukum menolak teori-teori statute dan
pengadilan akan memberlakukan tempat letaknya barang (lex rei mengemu
hukum / statute nya sendiri atau sitae) kakan teori tersendiri;
hukum orang asing, menurut
pendapatnya hakim harus Teori Statuta di Belanda Teori Statuta di Inggris
menggunakan hukum yang
menurut pendapatnya lebih baik Ahli hukum Belanda Ulrik Huber Sampai akhir abad-17 HPI di Inggris
dan lebih berguna. (1636-1694): tidak berkembang karena hukum
1). Hukum suatu Negara hanya setempat yang selalu berlaku.
Tumbuhnya Teori-teori Statuta: berlaku dalam batas-batas wilayah Ketika tampuk kerajaan Inggris dan
hukumnya dan terhadap subjects kerajaan Scotlandia berada disatu
Abad ke-12 berdasarkan Corpus nya sendiri; tangan (Raja James I) mulailah
Iuris dari Justianus (Huku Romawi), 2). Kaula (subject) negara adalah dipikirkan berlakunya hukum asing
azas HPI, yaitu hukum yang dibuat mereka yang berada dalam yang juga diakibatkan oleh
penguasa kota (principe) hanya lingkungan kekuasaan negara perdagangan international yang
berlaku bagi kaula kota yang tersebut, baik yang menetap, pesat:
bersangkutan (Statuta). maupun - tidak lagi berpegang pada azas lex
Pada masa ini Statuta dibedakan yang hanya sementara tinggal; fori;
antara lain: 3). Berdasarkan azas Comitas - berlaku azas Comitas dan pilihan
- Statuta realita, yang berlaku (sopan santun), hukum suatu hukum
dalam lingkungan batas wilayah Negara
kekuasaan, mengikat pada tempat, dapat dianggap seakan-akan
benda atau orang seperti: kaedah- berlaku dimana-mana, asalkan Teori-teori Modern (abad 19)
kaedah hak atas tanah; tidak
- Statuta personalia, yang berlaku melanggar kekuasaan atau hak-hak Pada abad-19 ini HPI mengalami
mengikuti seseorang, kemana saja negara lain; kemajuan yang pesat, berkat tiga
orang pergi, seperti: wewenang orang sarjana, yaitu:
hubungan pribadi (perjanjian), Johanes Voet 1666-1698), 1. Joseph Story (Hakim Amerika,
melahirkan theori Comitas, yaitu: bukunya: Commentaries on the
Abad ke-13 (1314-1357) Bartolus de - Pada hakekatnya tidak ada Negara Conflict of Law – 1834);
Saxoferrata: yg wajib menyatakan berlakunya Story mereview putusan-putusan
- Statuta yang mengijinkan sesuatu, kaedah hukum asing dalam batas- hakim Inggris dan Amerika dengan
dan batas wilayah hukumnya, jika cara induktif, sehingga ia
- Statuta yang melarang sesuatu; kaedah hukum asing itu berkesimpulan: adanya kaedah-
kaedah HPI tertentu didalamnya. b) kaedah-kaedah hukum untuk - Prinsip Personalitas: Hukum
melindungi dan menjaga keteriban berlaku digantungkan pada
2. Carl Frederick Von Savigny (Prof umum (public order) perorangan, ikatan personil,
Jerman;bukunya: Sistem hukum berdasarkan hubungan darah;
Romawi- 1849): Berdasarkan pembagian ini, ada (kemudian berkembang);
- suatu hubungan hukum yang tiga azas HPI : - Prinsip Territorialitas : ikatan
sama harus memberi penyelesaian didasarkan pada territorialitas
yang sama, baik diputuskan oleh 1. Kaedah-kaedah untuk (karena daerahnya makin luas);
hakim di Negara A, maupun oleh kepentingan perseorangan berlaku - Ius Gentium: hukum yang
Hakim di Negara B. maka karenanya bagi setiap warga Negara, mengatur hubungan antara warga
penyelesaian yg menyangkut unsur dimanapun dan pada waktu apun civitas dengan peregrine;
asing hendaknya diatur sedemikian juga (prinsip personil); - Civitas : suatu wilayah yang sudah
rupa, sehingga putusannya akan direbut oleh kerajaan romawi dan
sama dimana-mana; 2. Kaedah-kaedah untuk menjaga memppunyai aturan sendiri;
- Adanya pergaulan hidup ketertiban umum bersifat territorial - Peregrini : orang-orang /pedagang
masyarakat international dan berlaku bagi setiap orang yang asing yang masuk kedalam civitas.
menimbulkan satu system hukum berada dalam wilayah kekuasaan - Setelah kerajaan Romawi runtuh,
yang merupakan system hukum suatu Negara (azas territorial); kekuasaan dipegang oleh kaum bar-
supra-nasional, yaitu HPI; bar, prinsip territorialitas kembali
- Pengakuan terhadap hukum asing 3. Azas kebebasan, yang lagi kedalam prinsip personalitas;
bukan semata-mata berdasarkan menyatakan bahwa para pihak yang - Abad 11 – 12, kembali ke prinsip
comitas (sopan santun), akan tetapi bersangkutan boleh memilih territorialitas, kota-kota dagang
berdasar pada kebaikan/kegunaan hukum manakah yang akan berlaku mempunyai ketentuan-ketentuan /
(manfaat) fungsi yang dipenuhinya terhadap transaksi diantara mereka hukum tersendiri yang dinamakan
bagi semua pihak (Negara dan (pilihan hukum). “Statuta”;
manusia) yang bersangkutan; - Abad 13-14, BARTOLUS DE
SAXOFERRATA mengembangkan
3. Pascuale Stanislao Mancini “TEORI STATUTA” yang menjadi
(bukunya : Kewarganegaraan Konsepsi-konsepsi tentang Ruang cikal bakal HPI, yaitu:
sebagai Dasar Hukum Antar Lingkup HPI, ada 4 konsepsi:
Bangsa-1851) – mazhab Italy: - STATUTA PERSONALIA,
- Semua nation (bangsa) 1. Konsepsi tersempit, HPI = Choice mempunyai lingkungan kuasa
mempunyai kedudukan yang sama of Law (pilihan hukum) berlaku secara personil, mengikuti
dalam masyarakat antar bangsa, Penganutnya : Jerman, Belanda. seseorang dimanapun dia pergi,
dan timbulnya Hukum Internasional mencakup aturan-aturan / hukum
adalah karena hidup bersama antar 2. Konsepsi Luas, HPI = Choice of perorangan termasuk hukum
bangsa, yaitu kedudukan yang sama Law + Choice of Juridiction (Pilihan kekeluargaan dan benda bergerak.
rendah dan sama tinggi; hukum dan pilihan Yuridiksi) (benda bergerak mengikuti status
- Mancini membuat perbedaan Penganutnya : Negara-negara Anglo penguasa benda tersebut – mobilia
antara Negara dan nation, bahkan Saxon. sequntur personom);
menurutnya nasion itu mungkin
ada sebelum adanyya Negara 3. Konsepsi Lebih Luas, HPI = Choice - STATUTA REALITA; berlaku secara
(state); of Law + Choice of Juridiction + territorial. Hanya benda yang
- Nasionalitas diartikan condong Status orang asing (Condition des terletak dalam wilayah pembentuk
pada faham “tanah air” dari pada strangers). Penganutnya : Negara- undang-undang tunduk pada
faham “kewarganegaraan” yang negara Latin, spt: Itali, Spanyol, peraturan yang berlaku tersebut,
berakar pada hukum publik, Amerika latin. (berlaku juga untuk benda tidak
ataupun faham “domicile” yang bergerak);
berakar pada hukum perdata. 4. Konsepsi Paling Luas, HPI =
Karenanya “nasionalitas” Mancini Choice of Law + Choice of - STATUTA MIXTA; berlaku bagi
mempunyai arti politis (extra Juridiction + Status orang asing yang tidak masuk statute realita
juridis). (Condition des strangers) + dan statute personalia, yaitu
kewarganegaraan (nasionalitet). bentuk perbuatan hukum (azas
Menurut Mazhab Italy ini, ada dua Penganutnya : Prancis. Locus Regit Actum) ditempat
macam kaedah dalam setiap sistim dimana perbuatan hukum itu
hukum, yaitu : Sejarah ASAS-ASAS HPI – HATAH dilakukan.
a) kaedah-kaedah hukum yg EXTERN
menyangkut perseorangan; VON SAVIGNI :
- benda bergerak dan benda tidak semua kaedah-kaedah hukum yang 1. KUALIFIKASI menurut LEX FORI
bergerak disatukan tunduk pada ada, menurut kriteria yang - Kualifikasi ini merupakan teori
azas Lex Recipe,; ditentukan lebih dahulu. Misalnya yang paling tua, dan paling banyak
- untuk hukum pribadi yang pembagian kedalam: hukum diakui, yaitu kualifikasi /
menjadi ukuran adalah tempat perjanjian, Hukum Penanaman penggolongan dilakukan menurut
tinggal, (mulai berlaku Prinsip Modal, Hukum Waris, Hukum hukum sang hakim (BARTIN).
Domisili); Perseorangan dan sebagainya. - Kualifikasi lex fori ini harus
- untuk hukum bidang dilakukan, karena kaedah HPI
kontrak/perjanjian berlaku Lex Loci 2) QUALIFICATION OF FACTS, merupakan juga kaedah-kaedah
Executionis hukum dimana konttrak penggolongan / penyalinan hukum hukum intern / nasional, lex fori
dilaksanakan / diselesaikan; dari fakta-fakta sehari-hari kedalam dikenal baik oleh hakim dan
istilah hukum, fakta-fakta tersebut pembuat UU sehingga
dimasukkan kedalam kotak-kotak memudahkan penyelesaiannya.
Kuliah : Hukum Perdata hukum / bagian-bagian hukum yang - Kelemahan teori ini seringkali
International (3) telah tersedia (kaedah hukum yang menimbulkan ketidak adilan,
(Dosen : Abdul Fickar Hadjar, SH., bersangkutan). karena kualifikasi kaedah-kaedah
MH) hukum itu bukan saja tidak sesuai
Dalam melakukan kualifikasi dengan hukum asing, juga bahkan
terhadap suatu peristiwa / fakta- tidak dikenal oleh system hukum
KUALIFIKASI atau PENGGOLONGAN fakta tertentu, dapat terjadi asing tersebut.
beberapa kemungkinan:
Penggolongan suatu peristiwa atau a. Jika kaedah hukum yang harus 2. KUALIFIKASI menurut LEX
hubungan hukum yang terjadi berlaku bagi peristiwa (berdasar CAUSAE
kedalam system kaedah-kaedah kaedah penunjuk dan titik taut) itu - Teori ini dikembangkan oleh
Hukum perdata Internasional dan adalah lex fori (hukum setempat), MARTIN WOLFF dan CHESHIRE,
hukum materiil nasional disebut : maka kualifikasi seakan-akan terdiri yang berpendapat bahwa kualifikasi
kwalifikasi (Bartin, Van Brakel), atau dari satu macam perbuatan saja hendaknya dilakukan sesuai dengan
“Classification” (Wolf, Graveson) yaitu karena penggolongan kaedah- sistim dan ukuran-ukuran
atau characterization (Ehrensweig). kaedah hukum yang harus berlaku keseluruhan sistim hukum yang
itu dilakukan hanya menurut lex besangkutan (lex causae).
Kualifikasi dapat dilakukan baik fori; - Menurut Wolff, tujuan utama
pada lapangan hukum public, b. Jika kaedah penunjuk dan titik kualifikasi ini untuk menetapkan
hukum pidana maupun hukum tautnya dalam kumpulan fakta- kaedah HPI yang mana dari lex fori
perdata. (sebagai contoh: fakta itu menunjuk pada kaedah yang berhubungan dengan atau
seseorang yang memasuki rumah hukum asing, maka kualifikasi / menyangkut kaedah hukum
orang lain secara paksa dengan penggolongan dari hukum asing itu materiil asing.
merusak pintu, maka kualifikasinya/ harus dilakukan menurut hukum - kelemahan teori ini, jika kualifikasi
penggolonngan peristiwa ini asing tersebut (lex causae – the berhadapan dengan suatu sistim
kedalam hukum Pidana, dan proper law); hukum yang tidak mempunyai
kejahatannya (tindak pidananya) c. Dalam hal tertentu, UU dengan kualifikasi yang lengkap, seperti
adalah: memasuki rumah orang nyata dan tegas menyatakan dalam Hukum Adat dan Hukum
tanpa izin melanggar Pasal 167 (1) kualifikasi harus dilakukan menurut Inggris. Apalagi jika sistim hukum
KUHP dan merusak pintu: hukum tertentu, misalnya dalam asing itu tidak mengenal lembaga
melanggar Pasal 167 ayat (2) KUHP) Pasal 17 AB yang berbunyi: hukum yang dikenal dalam hukum
- Contoh lain mengenai: seorang “Mengenai benda-benda tak nasional setempat atau sebaliknya.
anak asing (bukan WNI) yang tidak bergerak (immovebles) berlaku Menghadapi yang demikian, maka
diakui sah, akan menuntut hak- ketentuan / UU dari Negara / kualifikasi harus diselesaikan
haknya dari ayahnya yang wilayah hukum setempat ditempat dengan mendasarkan pada analogi
berkewarganegaraan sama, maka benda tersebut terletak”. Sehingga terhadap peristiwa/fakta-fakta yang
penggolongan fakta-fakta ini kualifikasi ini bukan menurut lex sama dasarnya, jika tidak mungkin
kedalam hukum Perdata, mengenai fori, tetapi system hukum yang lain; maka digunakan lex fori.
status seorang anak yang diatur d. Para pihak berhak menentukan
dalam Pasal 16 AB (prinsip kualifikasi dilakukan berdasarkan 3. KUALIFIKASI secara ANALITIS
nasionalitas). system hukum tertentu (pilihan atau OTONOM
hukum); - Teori ini dikemukakan oleh RABEL,
Kualifikasi ada dua macam, yaitu: oleh BECKET disebut “Teori Hukum
1) QUALIFICATION OF LAW, yaitu TEORI-TEORI KUALIFIKASI Analitis” (analytical jurisprudence);
penggolongan atau pembagian - Menurut teori ini: setiap kaedah
hukum harus dibandingkan dengan menemukan lex causae, tidak Jika pengadilan Indonesia yang
kaedah-kaedah hukum yang serupa mungkin dapat mempergunakan berhak memeriksa, maka HPI dan
dari sistim hukum yang dikenal, kualifikasi lain selain kualifikasi Hukum Acara Indonesia yang akan
dimaksudkan agar tercipta satu menurut lex fori. diberlakukan.
macam kualifikasi bagi HPI yang - Pengecualian dari kualifikasi ini,
universal, yaitu tercipta pengertian- adalah: 2. Menentukan jenis atau soal
pengertian HPI yang diterima a. Kewarganegaraan, yang berlaku apakah peristiwa HPI itu, perkara
umum terlepas dari stelsel-stelsel lex causae (hkum WN melekat); adopsi, atau perkawinan atau PMH
hukum yang ada. b. Benda bergerak/tidak bergerak, atau pidana. Pada tahap ini
- Dalam praktek tidak mungkin lex rei sitae (dimana benda dilakukan kualifikasi dari fakta-
dilakukan mengingat:1) sulit terletak) fakta, disini baru diketahui lex
menyelidiki semua sistim hukum yg c. Kontrak/perjanjian, pilihan forinya, karenanya
berlaku, 2) setiap sistim hukum hukum (choice of law) pengkualifikasian ini hanya dapat
selalu berkembang, sehingga selalu d. PMH / tort, lex loci delictie dilakukan menurut lex fori.
sukar untuk mengejar perubahan- commissie (tempat terjadinya PMH)
perubahan disemua sistim hukum, 3. Dengan berdasarkan lex fori,
3) seandainya dapat diciptakan 5. KUALIFIKASI HPI dicari hukum mana yang berlaku,
suatu sistim kualifikasi universal, - Teori ini dikemukakan KEGEL, yang untuk itu harus dicari “titik-titik taut
hanyalah gambaran rata-rata dari menyatakan kualifikasi kaedah sekunder” guna menemukan
sistim hukum, bukan gambaran hukum asing tergantung pada hukum yang harus berlaku: lex
sistim yang riil yang berlaku di tujuan yang akan dicapai HPI, yaitu causae.
setiap negara. (Contoh: lembaga latar belakang kepentingan HPI - Kadang-kadang lex causae ini
“trust” di Inggris tidak dikenal (keadilan, ketertiban, kepastian, adalah lex fori juga, maka
dalam sistim hukum lain, demikian kelancaran pergaulan international) selanjutnya diteruskan menurut lex
jua “domicile” dalam hukum yang akan dilindungi. Jadi harus fori;
Inggris, berbeda sifatnya dengan ditentukan lebih dahulu - Lex causae ditentukan letak benda
“domicilie” dalam hukum Belanda, kepentingan HPI manakah yang tak bergerak, maka sistim hukum
berlainan pula dengan arti dilindungi oleh suatu kaedah yang berlaku lex situs;
“domisili” dalam hukum Indonesia. hukum HPI tertentu. - Ditentukan oleh tempat terjadinya
- Kepentingan HPI, antara lain: perjanjian (lex loci contractus),
4. KUALIFIKASI secara BERTAHAP a. kepentingan para pihak tempat dilangsungkannya
- Teori ini dikemukakan oleh (hukumnya sendiri atau hukum perjanjian (lex loci solutionis) atau
SCHNITZER, yang membedakan dua yang tempat terjadinya perkawinan (lex
tingkat kualifikasi, yaitu: dipilihnya); loci celebrationis).
- Kualifikasi tahap pertama b. kepentingan pergaulan dan lalu - Bisa juga lex causae ini ditentukan
kualifikasi menurut lex fori untuk lintas international (kepastian oleh tempat tinggal terakhitr atau
menemukan hukum mana yang hukum dan kecepatan dalam lalu tempat asal seseorang (lex
dipergunakan; dan lintas orang dan barang domicilii)
- kualifikasi tahap kedua kualifikasi menentukan menurut hukum mana
menurut lex causae yaitu kualifikasi kualifikasi dilakukan); 4. Setelah lex causae, maka
lebih jauh dari hukum asing mana c. ketertiban dan kepastian hukum kualifikasi dan penentuan perkara
yang harus dipergunakan. (yg merupakan tujuan unifikasi HPI dilakukan menurut lex causae,
- Ada yang menganggap kualifikasi hukum extern, dan kecuali jika lex causae memberi
sama dengan interpretasi kecenderungannya memerlukan lex hasil yang:
(EHRENZWEIG) ,meskipun ada fori); a. bertentangan dengan
hubungan erat antara keduanya, d. perasaan keadilan dalam “kepentingan umum lex fori, maka
namun tetap harus dibedakan masyarakat (pergaulan) lex fori yang berlaku, atau
antara keduanya, karena international b. lex causae tidak mengatur
“Menafsirkan” berarti memberi arti persoalan HPI yang bersangkutan.
dan isi kepada suatu kaedah TAHAP-TAHAP PEMERIKSAAN
penunjuk (terlepas ada SUATU PERKARA HPI : 5. Penunjukan kembali (Renvoi)
kasus/peristiwa atau tidak), Dalam mencari lex cause, jika yg
sebaliknya “kualifikasi” berarti 1. Menentukan Pengadilan mana dimaksud “hukum asing” seluruh
menerapkan suatu kaedah hukum yang berwenang memeriksa kaedah hukum asing termasuk
untuk suatu peristiwa tertentu perkara kaedah HPI, maka ada
(LEMAIRE); HPI; kemungkinan HPI asing itu
- Teori ini mengatasi kesulitan Penentuan ini didasarkan/dengan menunjuk kembali kepada lex fori,
secara realistis, karena untuk bantuan “titik-titik taut primer”. atau kepada hukum asing yang
kedua / lainnya, inilah yang disebut dilangsungkan di Argentina harus perkawinan berlaku lex domicilii.
persoalan renvoi (penunjukan berlangsung menurut hukum - persoalannya apakah perkara ini
kembali dan penunjukan lebih Argentina adalah sah. Namun jika akan dikualifikasi sebagai perkara
lanjut). cara itu dianggap sebagai syarat warisan atau perkara perkawinan.
materiil, maka perkawinan itu Gugatan hak waris tidak dikenal
Contoh-contoh: dianggap tidak sah. hukum Perancis, jika dianggap soal
A. Kulaifikasi menurut lex fori, biasa - Pengadilan Inggris mengnggap waris, maka yang berlaku hukum
dilakukan pengadilan Inggris. cara perkawinan ini sebagai syarat Perancis. Sedangkan jika dianggap
I. Perkara Ogden Vs Ogden (1908) formil, maka perkawinan ini sebagai masalah perkawinan
- Suami (domisili di Perancis) dianggap sah. berlaku hukum Malta
menikahi istrinya (berdomicile di - Pengadilan Aljazair
Inggris) Jika telah ditetapkan perkawinan menggolongkannya menurut
di Inggris; itu sah, maka hakim akan mencari hukum Malta, yang menggolongkan
- Perkawinan ini dibatalkan di “titik-titik taut” yang menentukan hak janda ¼ bagian hasil tanah
Perancis, karena di Perancis suami hukum yang harus berlaku. sebagai kaedah harta perkawinan,
masih dianggap belum dewasa dan Dalam hukum Inggris “titik-titik sehingga gugatan Ny. Anton
tidak mendapat izin orang tuanya. taut” ini ditentukan pula oleh lex dikabulkan.
- Menurut HPI Inggris syarat-syarat fori:
formil suatu perkawinan diatur oleh a). Jika perkawinan (di Argentina), C. Kualifikasi di dalam dua tingkat:
lex loci celebrationis dan syarat- maka Hkm Pdt Inggris akan - Menurut HPI Swiss, warisan diatur
syarat materiil oleh lexdomicilie; memeriksa apakah menurut hukum menurut hukum tempat tinggal
- Dalam hukum Inggris: izin orang Argentina, syarat-syarat formilnya terakhir Pewaris, tanpa dibedakan
tua dianggap unsure formil dipenuhi atau tidak; barang bergerak atau tidak
(formality) yang diatur oleh hukum b). Jika mengenai warisan, maka bergerak;
tempat dilangsungkannya akan ditentukan dimana domicile - Jika kualifikasi tingkat pertama,
perkawinan (lex loci celebrationis), Pewaris pada waktu meninggal, dan dapat ditentukan hukum Inggris
sedangkan menurut hukum dimana lex situs (letak) barang- yang berlaku (tempat tinggal
Perancis: izin orang tua dianggap barang tak bergerak yang terakhir Pewaris), maka harus
sebagai unsure materiil yang harus ditinggalkan pewaris; ditentukan benda-benda apa yang
diatur menurut hukum pribadi c). Jika mengenai perjanjian, maka merupakan benda bergerak
personil yang bersangkutan; akan ditentukan dimana lex loci (movables) dan benda tidak
- Jika izin dikualifikasikan menurut contractus (tempat terjadinya) atau bergerak (immovables) menurut
lex fori (hkm Inggris), maka lex loci solutionis (tempat hukum Inggris (kualifikasi tingkat
perkawinan dianggap syah, tetapi dilaksanakannya); kedua);
jika dikualifikasi menurut hukum - Hkum Inggris, jika tak ada wasiat,
Perancis, maka perkawinan itu B. Kualifikasi menurut lex causae: benda movables berlaku hukum
batal. I. Perkara Anton Vs Bartolo (1891) dari lex dimicili Pewaris, terhadap
- Menurut Pengadilan Tinggi (Court - Ny. Anton dan suaminya pada benda immovables berlaku lex rei
of Appeal) harus dilakukan permulaan perkawinan berdomisili situs; (letak benda immovables);
kualifikasi menurut lex fori, di Malta, kemudian pindah ke - Jika lex domicile Pewaris adalah
sehingga perkawinan seperti itu Aljazair (jajahan Perancis) dan hukum Swiss, maka akan berlaku
dianggap sah. membeli sebidang tanah; hukum Swiss terhadap benda
- Sesudah suaminya meninggal, Ny. movables (Renvoi). Dan jika lex
Anton menggugat ¼ bagian hasil situs dari benda immovables adalah
tanah tersebut sebagai harta Jerman, maka hukum Jermanlah
II. Perkara Apt Vs Apt (1947) warisan; yang harus berlaku (penunjukan
- Ny. Apt (WN Jerman, bertempat - Jika hukum Malta yang berlaku, lebih lanjut).
tinggal dan mempunyai domisili di maka gugatan akan dikabulkan,
Inggris) telah menikah dengan tetapi jika hukum Perancis yang
perantaraan (by proxy) dengan Tn. berlaku akan ditolak. Yang jadi TITIK-TITIK TAUT / PERTALIAN
Apt (WN Jerman tinggal dan persolan adalah apakah perkara ini Yang dimaksud dengan Titik-titik
mempunyai domisili di Argentina); perkara “warisan” ataukah masalah Taut (Prof. Sunaryati Hartono) atau
- Pengadilan Inggris harus “harta perkawinan”; Titik-Titik Pertalian (Prof. Gautama)
menentukan apakah “cara - Baik hukum Perancis maupun yaitu adanya unsure-unsur yang
perkawinan” ini merupakan syarat Malta berlaku kaedah-kaedah HPI, menandakan adanya unsure asing,
formil ataukah syarat materiil. Jika dimana mengenai warisan benda sehingga ada kemungkinan suatu
cara ini merupakan syarat formil, tak bergerak tunduk pada lex situs kaedah hukum asing diberlakukan
maka perkawinan yang (letak benda), dan mengenai harta dalam suatu peristiwa hukum.
seseorang yang nyata sehari-hari) dengan ketentuan bahwa hukum
Titik-titik Pertalian (TP) dalam HPI, - Dua orang WN Malaysia Indonesia yang berlaku dalam
yaitu: bertempat kediaman di Jakarta kontrak tersebut.
I. Titik Pertalian Primer; tanpa melepaskan domisilinya di Jika secara tegas pilihan hukum itu
II. Titik Pertalian Skunder; Kualalumpur. Jika mereka akan dipilih, maka pilihan hukum
III. Titik Pertalian Kumulatif; menikah apakah di KUA, Catatan tersebut akan menentukan
IV. Titik Pertalian Alternatif; Sipil atau di Embassy berlakunya hukum Indonesia,
V. Titik Pertalian Tambahan; (Kedutaan)nya, ini merupakan kecuali bertentangan dengan
VI. Titik Pertalian Accesoir; peristiwa HPI karena tempat ketertiban umum.
VII. Titik Pertalian Pengganti. kediamannya;
b. Tidak ada pilihan hukum:
I. Titik-titik Pertalian Primer 5. Tempat kedudukan badan b.1. Lex Loci Contractus, berlakunya
Yaitu merupakan titik pertalian Hukum; / keberlakuan hokum
yang memberikan petunjuk bahwa - Tempat kedudukan badan hukum berdasarkan tempat
suatu peristiwa merupakan HPI sebuah perseroan terbatas dan penandatanganan kontrak;
atau bukan, atau alat yang sebagainya, menunjukan peristiwa - Mail box theory (Anglo Saxon)
membedakan apakah suatu HPI; keberlakuan hukum didasarkan
persoalan masuk kedalam lingkup didasarkan pada tempat dimana
HPI atau bukan, sehingga TP Primer 6. Pilihan Hukum dalam hubungan dikirimkannya jawaban atas
ini disebut juga sebagai Titik intern penerimaan penawaran.
Pembeda. - Dua orang Indonesia yang Contoh:
mempunyai domisili kantor Pengusaha Inggris dan pengusaha
Yang merupakan TP Primer adalah: berbeda masing-masing di Singapura mengadakan perja
1. Kewarganegaraan; Indonesia dan di London, njian (kontrak) dalam hal jual beli
- Seorang WNI menikah dengan WN mengadakan perjanjian import- kertas. Setelah pengusaha
Jepang. Kewarganegaraan Jepang export barang dari Inggris. Dalam Inggris memberikan penawaran
menunjukkan ini merupakan perjanjian ditentukan hukum yang (melalui korespondensi: surat,
peristiwa HPI; berlaku disepakati hukum Inggris, Fax, email dll), maka Singapor
maka oleh karena adanya pilihan menerima dan memberikan jawa-
2. Domisili, tempat tinggal hukum (hukum Inggris),peristiwa ini ban yang dikirimkan ke Inggris.
seseorang yang sah menurut merupakan HPI; (Inggris X Singapura)
hukum (tetap); Maka hukum Singapura yang
- Dua orang WN Inggris yang II. Titik-titik Pertalian Sekunder berlaku.
berlainan domicilinya satu yaitu merupakan titik pertalian
berdomicili di negra X, yang satu yang menjawab hukum mana yang - Acceptance theory (Eropa
lainnya di Negara Y, mereka dipakai dalam menghadapi Kontinental)
menikah disalah satu domicili persoalan HPI, atau alat yang keberlakuan hukum didasarkan
diantara mereka. HPI Inggris menentukan hukum yang berlaku pada tempat dimana jawaban
menanggap seorang WN Inggris dalam persoalan HPI disebut juga atas penerimaan penawaran
tunduk pada hukum perkawinan sebagai Titik taut Penentu. diterima.
negri domisilinya yang baru. Contoh:
Domicili disini menunjukan Yang merupakan Titik Pertalian Pengusaha Tasik (Indonesia) dan
peristiwa HPI; Sekunder (TPS), yalah: pengusaha Perancis melaku-
1). TPS Dalam BIDANG KONTRAK: kan kontrak/perjanjian jual beli kain
3. Bendera kapal, menandakan a. Pilihan Hukum, yaitu hukum yang batik, pengusaha Tasik
kapal itu tunduk pada hukum apa; dipilih para pihak yang berlaku; memberikan penawaran yang
- Sebuah kapal berbendera - Jika dalam suatu perjanjian kemudian diterima oleh pengusaha
Panama, para penumpangnya WNI. dagang/kontrak para pihak Perancis, dan pengusaha Perancis
Kapal berlayar di perairan menentukan hukum yang berlaku tersebut mengirimkan jawa-
Indonesia. Jika timbul persoalan dalam kontrak tersebut, maka ban penerimaannya ke Tasik (Tasik
dengan kapal, ini merupakan pilihan hukum yang dipilih itulah X Perancis).
peristiwa HPI, karena bendera bagi yang berlaku dalam kontrak Maka hukum Indonesia lah (Tasik)
sebuah kapal merupakan tersebut. yang berlaku.
kewarganegaraan. Sebagai contoh: PT. Hotel Indonesia
mengadakan kontrak dengan b.2. Lex loci solutionis, berlakunya /
4. Tempat kediaman (Residence), management Hotel Corporation keberlakuan hukum berdasar
sifatnya sementara (Habitual mengenai exploitasi dan kan tempat dimana suatu kontrak
residence , tempat kediaman mamagemen bersama HI di Jakarta, dilaksanakan / diselesaikan.
Bank X Nasabah, hukumnya Bank; perbuatan resmi yang penting
Contoh: Pengacara X Klien, hukumnya (forum) termasuk tempat
Pengusaha Jepang dan Perancis pengacara. kedudukan badan hukum:
mengadakan kontrak mengenai pe- - Tempat Pendaftaran tanah,
mbangunan sebuah Cottage di Bali, tempat izin diperolehnya untuk
apabila ada permasalahan anta- 2. TPS DILUAR BIDANG KONTRAK mendirikan badan hukum, tempat
ra kedua belah pihak (Jepang X a. Kewarganegaraan diajukannya suatu perkara
Perancis), maka hukum yang meng- Dalam perkawinan dua orang yang (juridiksi), merupakan titik taut
atur bagi permasalahan tersebut berlainan kewarganegaraan, ma- penentu, karena hukum acara
adalah hukum Indonesia yang me ka jika terjadi perselisihan / ditentukan oleh lex fori yang
rupakan tempat dimana kontrak perceraian, maka hukum yang bersangkutan.
tersebut dilaksanakan / diselesai berla-
kan. ku adalah hukum nasional sang f. Letak suatu benda (lex rei sitae)
suami, karena menurut Pasal 2 Pera Terhadap benda-benda baik tak
b.3. Proper law of the contract turan Perkawinan Campuran bergerak (immovable) maupun
hukum yang digunakan / berlaku (S.1898-158) jo Pasal 58 UU No. benda bergerak (movable) dibidang
adalah hukum yang paling 1/74 HPI berlaku hukum dimana
banyak memiliki titik taut / tentang Perkawinan, seorang istri letaknya benda-benda tersebut (lex
pertalian di dalam kontrak yang mengikuti status hukum suami- rei sitae)
diadakan. nya, kewarganegaraan suaminya Contoh:
Contoh: menentukan kewarganegaraan iste Seorang WNI hendak meletakkan
Perjanjian import-export antara rinya. hak tanggungan (hypotheek) atas
pengusaha Indonesia dan Jepa tanah dan rumah di Malaysia, maka
ng, bertempat di Jakarta. Perjanjian b. Domisili hukum yang digunakan adalah
dibuat dalam bhs Inggris. Keberlakuan hukum didasarkan hukum Malaysia yaitu hukum
Impor barang Jepang ke Indonesia atas domisili para pihak dimana tanah dan bangunan itu
dilaksanakan di Indonesia, - Dua orang WN Inggris yang berada.
Export barang-barang Indonesia berlainan domicilinya satu
harus dilaksanakan di Tokyo. berdomicili di negra X, yang satu g. Perbuatan Melawan Hukum (lex
Jika pengusaha Jepang wanprestasi lainnya di Negara Y, mereka loci delicti commisi)
atas mutu barang, maka pe menikah disalah satu domicili Hukum yang digunakan adalah
ngusaha Indonesia dapat diantara mereka. HPI Inggris hukum tempat dimana perbuatan
menggugat Pengusaha Jepang di menanggap seorang WN Inggris melawan hukum (PMH) itu
Penga tunduk pada hukum perkawinan dilakukan.
dilan di Indonesia, karena negri domisilinya yang baru. Ada 2 teori :
ditemukan titik taut/pertalian: Domicili disini menentukankan - The last event theory (Anglo
- kewarganegaraan Tergugat = hukum mana yang berlaku bagi Saxon)
Jepang. para pihak; hukum yang digunakan
- lex loci solutionis = Indonesia. berdasarkan locus delicti, ditempat
- lex rei sitae = Indonesia, karena c. Bendera kapal dimana akibat dari suatu perbuatan
brg te Bendera merupakan melawan hukum itu dirasakan.
lah tiba di Indonesia. kewarganegaraan sebuah kapal,
- lex loci contractus = Indonesia jika terjadi perselisihan diatas - The last event theory (Eropah
(Jakarta) sebuah kapal yang berbendera Kontinental)
- bentuk/bahasa perjanjian = Negara tertentu, maka hukum yang locus delicti, ditempat terjadinya
Inggris. berlaku adalah hukum dimana perbuatan melawan hukum yang
- lex fori = Indonesia. kapal itu berbendera. sebenarnya.

b.4. The most characteristic d. Tempat kediaman h. Bentuk perbuatan hukum (locus
connection - Dua orang WN Malaysia regit actum)
hukum yang digunakan adalah bertempat kediaman di Jakarta Hukum tunduk pada tempat
hukum pihak yang menanggung re- tanpa melepaskan domisilinya di dimana suatu perbuatan hukum
siko paling besar. Kualalumpur. Jika mereka akan akan dilakukan.
- umumnya dipakai dalam konvensi menikah di Jakarta (KUA atau Contoh: Perkawinan International.
jual beli international. Catatan Sipil), maka yang berlaku - Seorang WNI akan menikah
Contoh: hukum Indonesia; dengan seorang WN Perancis di
Penjual X Pembeli, hukumnya Jerman, maka syarat materiilnya
penjual; e. Tempat diadakan perbuatan- (Status personal tunduk pada
hukum masing-masing (TPP) dalam suatu peristiwa yang (Titik Taut Primer) menurut Lex fori,
kewarganegaraannya – Pasal 16 menunjukan peristiwa HPI; apakah kasus yang dihadapi
AB), karena perkawinannya akan (Contoh: dua pihak WNI melakukan merupakan peristiwa HPI atau
dilaksanakan di Jerman, maka perkawinan diatas kapal bukan;
syarat formilnya / bentuk berbendera Panama yang sedang 2. Jika sudah diketahui bahwa suatu
perbuatan hukumnya tunduk pada berlayar diatas perairan di kasus itu HPI, maka harus dilakukan
hukum Jerman (lex loci Indonesia ) “qualification of facts” menurut lex
celebrationis – Pasal 18 AB). - Jika ada Titik Pertalian Pengganti fori;
(TP Pengganti) hanya satu, tidak 3. Kemudian kita mencari titik taut
III. Titik Pertalian Kumulatif: sama dengan Titik Pertalian sekunder (TTS) menurut lex fori,
Yaitu beberapa titik pertalian yang Alternatif (TP Alterbatif). untuk menentukan sistim hukum
digunakan sekaligus; - TP Alternatif dapat merupakan TP yang berlaku (lex causae);
Pengganti, namun TP Pengganti 4. Titik-titik taut menurut lex
IV. Titik Pertalian Alternatif: tidak bias menjadin TP Alternatif. causae kemudian akan menentukan
Yaitu memilih salah satu titik apakah kaedah hukum lex causae,
pertalian dari beberapa titik - Dalam suatu peristiwa hukum lex fori atau kaedah sistim hukum
pertalian Kewarganegaraan dapat menjadi asing yang lain (ingat kemungkinan
yang ada; Titik Pertalian Primer (TPP) renvoi) yang harus berlaku;
sekaligus juga menjadi Titik 5. Jika berdasarkan titik-titik taut
V. Titik Pertalian Tambahan Pertalian Sekunder (TPS) yang dari lex causae telah ditentukan
Yaitu titik-titik pertalian yang menentukan hukum mana yang kaedah hukum materiil yang harus
seharusnya dipergunakan tidak berlaku dalam peristiwa tersebut. berlaku, barulah dapat kita
dipakai, karena dianggap tidak (Contoh: dua orang WNI yang menentukan penyelesaian masalah
mencukupi, sehingga digunakan melaksanakan perkawinannya di atau menjatuhkan putusan in
tambahan titik pertalian lainnya; Perancis) concreto.

VI. Titik Pertalian Accesoir - Demikian juga “Domisili” dapat Tetapi dalam kenyataan
Yaitu titik pertalian yang mengikuti menjadi Titik Pertalian Primer (TPP) kemungkinan titik taut lex fori
titik pertalian yang pokok. dalam suatu peristiwa hukum, menunjuk pada dua lex causae atau
sekaligus juga merupakan Titik lebih.
VII. Titik Pertalian Pengganti Pertalian Sekunder (TPS) yang
Yaitu jika dalam peristiwa HPI menentukan hukum asing apa yang Contoh:
terjadi hanya ada satu titik berlaku dalam peris tiwa hukum - Perjanjian import-ekport antara
pertalian, namun tidak memadai, tertentu. WNI dengan WN Jepang. Impor
maka dapat diganti dengan titik (Contoh: seorang WNI melakukan barang-barang Jepang ke Indonesia
pertalian lainnya. Bila tidak ada perkawinan dengan seorang Warga harus dlaksanakan di Indonesia,
penggantinya, maka harus Negara Inggris, yang dilaksanakan sedang export barang Indonesia
digunakan titik pertalian yang satu di Indonesia dan keduanya harus dilaksanakan di Tokyo.
tersebut. berdomisili di Indonesia). Pembayaran dilakukan secara
kompensasi.
MENENTUKAN HUKUM YANG - Jika exporter Jepang menyerahkan
HUBUNGAN ANTAR TITIK-TITIK BERLAKU (LEX CAUSAE) DENGAN barang yang harus diexport ke
PERTALIAN; BANTUAN TITIK PERTALIAN Indonesia kualitasnya tidak sesuai
dengan yang diperjanjikan, maka
- Jika Titik Pertalian Primer (TPP) Dalam Hukum Antar Golongan di akan terjadi kemacetan karena
tidak ditemukan dalam suatu Indonesia, Titik taut / ppertalian pihak Indonesia tidak mau
peristiwa hukum, maka dengan hanya ditentukan oleh Hukum Adat mengirimkan barang-barangnya ke
sendirinya Titik Pertalian Sekunder atau Hukum Barat yang berlaku di Jepang akibat pihak Jepang
(TPS) juga tidak ada; Indonesia, namun dalam HPI titik “wanprestasi”
(Contoh: jual beli yang dilakukan taut / pertalian itu ditentukan oleh
oleh dua orang WNI, di Jakarta, lebih dari satu sistim hukum, BEBERAPA PENYELESAIAN
memakai hukum Indonesia, atas karena HPI menyangkut seluruh
barang-barang yang terletak di sistim hukum di dunia. A. Jika pihak Indonesia melakukan
Indonesia); gugatan ke Pengadilan negeri
- Meskipun Titik Pertalian Sekunder Maka oleh karenanya jika Jakarta Pusat, maka kita akan
(TPS) tidak ditemukan dalam suatu menghadapi suatu kasus HPI, cara menemukan titik-titik perytalian
peristiwa hukum, namun dapat saja kerjanya dilakukan sebagai berikut: sbb:
ditemukan Titik Pertalian Primer 1. Pertama-tama harus dicari TTP - kewarganegaraan tergugat =
Jepang; , yang dalam hal ini “penyerahan - Prinsip Nasionalitas yang bertitik
- lex loci solutionis = Indonesia; barang-barang import di berat pada segi personalia,
- lex rei sitae = Indonesia, karena Indonesia”, sehingga hukum menentukan bahwa hukum-hukum
barang Indonesialah yang di anggap yang berhubungan dengan status
telah datang di Indonesia. sebagai lex causae. seseorang (WN/WNA) erat
- lex loci contractus = Indonesia / hubungannya dengan orang-orang
Jakarta; Kuliah Hukum Perdata International tersebut, oleh karenanya hukum
- bentuk perjanjian/bahasa = (5) nasional orang tersebut yang
Inggris; (Dosen : Abdul Ficar Hadjar, SH., ditentukan oleh
- lex fori = Indonesia. MH) kewarganegaraannya melekat dan
mengikuti kemanapun seseorang
Karena lex fori Indonesia, maka PRINSIP KEWARGANEGARAAN & pergi.
yang berlaku kaedah-kardah HPI PRINSIP DOMISILI (Latar belakang prinsip ini,
Indonesia, yang berlaku Pasal 18 AB menghendaki warga negaranya
(Algemeine Bevalingen): suatu Stelsel-stelsel / aliran HPI di negara- yang mengembara ke luar negeri
perbuatan hukum itu tunduk pada negara dunia saling berbeda dalam sedapat mungkin tetap tunduk
dimana perbuatan hukum itu menentukan status personil kepada hukum mereka sendiri).
dilakukan (locus regim actum), seseorang baik sebagai warga
maka yang dianggap lex cusae negaranya maupun warga Negara - Prinsip Domisili bertitik berat pada
adalah hukum Indonesia, baik asing. Sebagian Negara menganut segi territorial, menentukan bahwa
sebagai lex loci contractus maupun prinsip kewarganegaraan, dimana semua hubungan-hubungan orang
lex loci solutionis. Dan menurut status personil WN/WNA yang berkaitan dengan soal-soal
pasal 131 IS untuk orang Jepang ditentukan oleh hukum nasionalnya perorangan, kekeluargaan, warisan
berlaku BW (KUHPerdata) masing-masing. Sebaliknya atau “status personil”nya
, maka HPI ini dapat dianggap sebagian lagi menganut prinsip ditentukan oleh domisilinya. Oleh
sebagai HAG. domisili yang menentukan status karenanya prinsip ini menentukan
personil seseorang ditentukan oleh bahwa setiap orang yang berada di
B. Jika perjanjian import-export tadi hukum yang berlaku di tempat dalam wilayah suatu Negara
antara WN Inggris dengan WNI, dan domisilinya / teritorialnya. dianggap tunduk pada hukum
pihak Indonesia melakukan gugatan Negara tersebut.
di pengadilan negeri Inggris, maka Pinsip Nasionalitas / (Latar belakang prinsip ini,
Hakim Inggris akan kewarganegaraan banyak dianut terutama negara-negara muda
mempertimbangkan dahulu hukum oleh Negara-negara Eropa seperti Amerika Serikat yang
manakah yang dipilih para pihak, Kontinental, diantaranya: Perancis, banyak imigrannya bertujuan agar
atau hukum mana yang dapat Italia, Belgia, Luxemboug, Belanda, para imigran tunduk pada hukum
diseimpulkan telah dipilih oleh Indonesia, Rumania, Bulgaria, perdata dari Negara yang baru
kedua belah pihak. Finlandia, Junani, Honggaria, dibangun itu).
- Dalam kasus ini meskipun lex loci Polandia, Portugal, Spanyol,
contractus (ditandatangani) daan Swedia, Turki, Tiongkok, dan - Namun ada sistim yang disebut
lex loci solusionis (dilaksanakan) Negara-negara Amerika Latin “Juristichem Chauvinismus”
adalah Indonesia, namun karena antara lain: Costa Rica, Republik (Chauvinis caya yuridis) dimana ada
bentuk perjanjiannya adalah suatu Dominika, Ecuador, Haiti, negara-negara yang
bentuk yang hanya dikenal dalam Honduras. Mexico, Panama, dan memperlakukan WN nya yang
hukum Inggris, maka hukum Venezuela. berada di luar negeri ditundukkan
Inggrislah yang dianggap sebagai pada prinsip nasionalitas, namun
lex causae. Prinsip Domisili banyak dianut oleh disisi lain orang asing (WNA) yang
Negara-negara Anglo Saxon, berada di negara yang
C. Jika perjanjian import-export, diantaranya: Semua Negara-negara bersangkutan ditundukkan kepada
antara WN Swiss dengan WNI, dan bekas jajahan Inggris yang prinsip domisili. Beberapa Negara
pihak Indonesia akan mengajukan menganut sistim common law Amerika latin menganut sistim ini,
gugatan ke pengadilan Swiss, maka (Amerika Serikat, Malaysia, al: Chili, Equador, Columbia, Peru,
Hakim Swiss akan Singapura, Australia dsb), El Salvador, Venezuela dan Mexiko.
mempertimbangkan bahwa dalam Scotlandia, Africa Selatan, Quebec,
perdagangan sperti ini, hukum yang Denmark, Norwegia, Iceland, dan - INDONESIA berdasarkan Pasal 16
berlaku ditentukan oleh “die Negara-negara Amerika Latin: AB (Algemeine Bevalingen)
typische Leistung” atau “die Argentina, Brazilia, Guatemala, menganut Prinsip Nasionalitas: “
charakteristiche Leistung” (prestasi Nicaragua, Paraguay, dan Peru. Bahwa terhadap warga negara
yang husus atau yang karakteristik) Indonesia (d/h Hindia Belanda)
yang berada di luar negeri berlaku Nasionalitas/kewarganegaraan mengsanksionir praktek hukum ini.
hukum nasionalnya sebagai status seringkali tidak Jika masih dipakai nasionalitas,
personal mereka.” Dapat dilaksanakan dengan baik maka praktek ini bertentangan
Hal ini diinterpretasikan secara tanpa dibantu prinsip domisili. dengan azas hukum yang berlaku.
analogi terhadap WNA yang berada 3. Dalam praktek hukum selalu
di Indonesia. 3. Prinsip Domisili sama dengan menggunakan prinsip domisili,
hukum sang Hakim. karena prinsip domisili dianggap
Alasan-alasan yang pro terhadap Diajukannya perkara ke hadapan dapat menentukan hukum yang
prinsip hakim dari tempat tinggalnya para berlaku, tanpa menghiraukan status
Nasionalitas/Kewarganegaraan: pihak /tergugat yang menentukan WN atau asing.
kompetensi juridiksi hakim. Dalam 4. Indonesia belum mempunyai
1. Prinsip ini paling cocok dengan kepentingan para pihak hakim cukup bahan-bahan tentang hukum
perasaan hukum seseorang. seyogyanya memakai hukumnya asing.
Hukum nasional yang dibuat oleh sendiri, karena seorang hakim lebih 5. Di Indonesia masih terjadi
warga Negara suatu Negara mengenal hukum nasionalnya itu pluralisme hukum. Aneka warna
tertentu adalah lebih cocok bagi dari pada hukum asing. hukum perdata tidak saja
WNnya, pembuat hukum didasarkan pada perbedaan
nasional/UU lebih memahami 4. Cocok untuk negara-negara golongan rakyat, perbedaan
kepribadian dan kebutuhan WNnya dengan pluralisme hukum. sesama pribumi dari lingkungan
sendiri. Prinsip nasionalitas tidak dapat hkm adapt.
dipakai dalam suatu Negara yang 6. Indonesia berada di lingkungan
2. Lebih permanent dari hukum struktur hukumnya tidak mengenai Negara yang memberlakukan
domisili persatuan hukum. Untuk prinsip domisili (Australia, India,
Prinsip kewarganegaraan itu lebih mengetahui hukum perdata mana Pakistan, Singapur, Malaysia)
tetap dari prinsip domisili, karena yang berlaku bagi seorang WN yang 7. Indonesia merupakan Negara
kewarganegaraan tidak mudah hukumnya plural ( setiap daerah imigrasi (banyak orang asing yang
untuk dirubah-rubah seperti halnya berlainan hukum/ ada tinggal dan lalu lalang).
domisili. penggolongan WN) maka perlu 8. Sebagai Negara imigrasi Republik
diperhatikan domisilinya. Indonesia hendaknya melakukan
3. Prinsip kewarganegaraan lebih assimilasi. (dengan menganut azas
banyak membawa kepastian hukum 5. Demi kepentingan adaptasi dan ius sanguinis – anak mengikuti
Prinsip kewarganegaraan asimilasi para imigran. keWNan ayahnya-, banyak orang
membawa kepastian karena Prinsip Domisili mencegah adanya yang menjadi asing di negerinya
pengertian keWNan lebih mudah kelompok-kelompok orang/imigran sendiri)
diketahui dari pada domisili yang mempertahankan hubungan
seseorang, hal ini disebabkan mereka dan ikatan-ikatan dengan - Bagi WNI berlaku prinsip
adanya peraturan-peraturan Negara mereka, sehingga prinsip ini nasionalitas berdasarkan Pasal 16
tentang keWNan yang lebih pasti dapat mempercepat adaptasi dan AB.
dari Negara ybs. assimilasi orang-orang asing. - Bagi WNA : - kurang dari 2 tahun
di Indonesia berlaku prinsip
Alasan-alasan yang pro terhadap Pendapat Prof. GOUW GIOK SIONG nasionalitas / kewarganegaraan;
prinsip Domisili: (Gautama): - lebih dari 2 tahun di Indonesia
Republik Indonesia sebaiknya berlaku prinsip
1. Hukum domisili adalah hukum dipergunakan prinsip domisili, domisili.
dimana seseorang sesungguhnya dengan alasan-alasan sebagai
hidup. berikut: - Dengan kata lain Prinsip
Dimana seseorang sehari-hari 1. Alasan praktis dengan pemakaian Nasionalitas hanya dipakai untuk
hidup, tidak saja beradaptasi / prinsip domisili dapat memperkecil jangka waktu tertentu, selanjutnya
mencocokkan diri terhadap berlakunya hukum asing. digunakan prinsip Domisili.
kebiasan-kebiasaan, bahasa, Pemakaian prinsip nasionalitas
pandangan social, tetapi juga mempunyai pembawaan bahwa
terhadap ketentuan-ketentuan hukum asing akan lebih banyak
hukum di Negara bersangkutan digunakan. Di Inggris Prinsip Domisilinya unik,
yang mengenai status personilnya. 2. Hukum Acara Perkara di karena ia mengenal 3 Prinsip
pengadilan lazimnya digunakan Domisili:
2. Prinsip Nasionalitas seringkali KUHPerdata / BW untuk semua 1. Domicile of origin, yaitu domisili
membutuhkan Prinsip Domisili orang (WNI/WNA). Pemakaian yang diperoleh sejak seseorang
Dalam praktek Prinsip prinsip domisili akan dilahirkan, mengikuti domisili
bapaknya; menyatakan: lembaga hidup - Pengadilan tingkat pertama
terpisah meja dan tempat tidur menerima argument RIVIERE,
2. Domicile of choice, yaitu domisili cara Otalia belum cukup memenuhi perkawinan antara dirinya dengan
yang diperoleh / dipilih seseorang syarat untuk diubah menjadi Ny. Roumianzeff tahun 1939 di
setelah dia dewasa, dengan syarat : perceraian cara Perancis; maroko adalah batal (putusan ini
- seseorang menetap di Negara lain; - Kemudian Ny. Ferrari mengajukan didasarkan prinsip
- tidak ada keinginan untuk pindah lagi gugatan baru dengan Kewarganegaran/personalitas);
ke Negara lain; sepenuhnya memakai hukum - Pengadilan tingkat banding Cour
- keinginan memilih domisili; perdata Perancis, hukum Italia de Rabbat membatalkan putusan
- kemampuan; dikesampingkan; tingkat pertama, dan kemudian
- recidence yang permanent; - Tahun 1928 COUR DE CASSATION peradilan tingkat Kasasi Cour de
memutuskan hukum Perancis harus Cassation dalam putusannya
3. Domicile by operation law, yaitu digunakan untuk Ny. Ferrari yang tanggal 17 April 1953 menguatkan
domisil yang tergantung sudah WN Perancis lagi karena putusan banding dan memutuskan
(dependant) dari seseorang, yaitu: naturalisasi, yang kemudian sebagai perceraian, dengan
anak yang belum dewasa, wanita gugatan dikabulkan Ny. Ferrari pertimbangan hukumnya:
dalam perkawinan, seseorang yang memperoleh perceraian; + fakta keWNan Perancis belaka
berada dalam perwalian. (Keputusan perkara DE FERRARI ini tidaklah cukup untuk memaksakan
- anak ikut domisili si ayah; dicap sebagai “juridisch diberlakukannya hukum Perancis
- istri ikut domisili suami; chauvinisme”, karena Hakim dalam perkara-perkara dimana
- yang diampu ikut domisili si wali. Perancis hanya mengutamakan status seorang perempuan WN
hukum nasionalnya sendiri dan Perancis yang dipersoalkan;
“Doctrine of Revival” adalah kepentingan WNnya sendiri, dan + berkenaan dengan suami istri
hidupnya domicile of origin melalaikan tugasnya dalam HPI) Petrov dan Ny. Roumianzeff yang
seseorang yang telah tertidur lama mempunyai keWNan berbeda
karena tercerabutnya domicile of RIVIERE CASE (Perancis) (Ecuador-Perancis) adalah tepat
choice orang tersebut dan ia tidak - Lydia Roumiantzelff (asal Rusia, Cour de Appel (pengadilan banding)
punya domisili lainnya. WN Perancis) menikah dgn Petrov memutuskan bahwa perceraian
(asal Rusia, WN Ecuador), kemudian mereka diaturoleh hukum Domisili,
Yurisprodensi-yurisprodensi cerai karena persetujuan pihak yang notabene sama dengan
Kewarganegaraan: (consentement mutual). hukum personel pihak suami
De Ferrari Case (Perancis) - Th 1939, Ny. Roumiantzelff (Ecuador) dan dengan hukum sang
- Th 1893 Ny. Ferrari (WN Perancis) menikah lagi di Maroko dengan Hakim, sehingga pperceraian yang
memperoleh keWNan Itali karena RIVIERE (Perancis). Perkawinan ini diperoleh adalah wajar;
perkawinannya dengan suaminya juga hendak diakhiri, Ny.
Tn. Ferrari (Itali); Roumianzeff mengajukan gugatan (putusan ini hukum domisili
(di Itali tidak dikenal perceraian, di pengadilan Casablanca (Ecuador); bersama para pihak yang
yang ada persetujuan hidup - Dalam pembelaannya RIVIERE diberlakukan , meskipun para pihak
terpisah / BW: pisah meja dan menyatakan bahwa tidak perlu berlainan kewarganegaraan)
tempat tidur) suatu perceraian, karena
- Th 1899 mereka membuat perkawinannya dengan Ny. LEWNDOUSKI CASE (Perancis)
kesepakatan hidup terpisah Roumiantzeff adalah tidak sah - Kasus perceraian antara
(consentement mutual), Ny. Ferrari (pembelaan ini dikemukakan untuk Lewndouski (Polandia) dan seorang
pulang ke Negara asalnya Perancis; menghindari tuntutan alimentasi / perempuan WN Perancis tanggal 15
- Th 1913 Ny. Ferrari melakukan nafkah, jika perkawinannya batal Maret 1955 telah diputus oleh Cour
“naturalisasi” menjadi WN Perancis tidak ada dasar menuntut de Cassation (pengadilan tingkat
kembali, suaminya tetap di Itali; alimentasi); kasasi) Perancis dengan
- Ny. Ferrari mengajukan gugatan - Argumen RIVIERE menyatakan menggunakan hukum Perancis
“supaya kesepakatan pisah” perkawinan tidak sah, karena sebagai hukum dari domisili
dirubah menjadi perceraian ke perceraian Ny. Roumiantzelff bersama anatara suami istri yang
Pengadilan tingkat pertama LYON, dengan Petrov tidak sah berbeda keWNannya;
pada pengadilan tingkat ini berdasarkan persetujuan bersama
dikabulkan dan dikuatkan oleh (Consntement mutual) yang tidak (Dalam putusan pengadilan
pengadilan tingkat kedua HOF dikenal dalam hukum Perancis, Perancis menerapkan dalam
LYON; kalau hakim Ecuador memutus mumutus perkara perceraian yang
- Th 1922, COUR DE CASSATION berdasarkan hukum Ecuador, maka berbeda keWNan dengan memakai
(peradilan kasasi) membatalkan bertentangan dengan “ketertiban hukum domisili bersama para
keputusan Hof Lyon, yang umum” di Perancis; pihak, dhi hukum Perancis)
tinggal di Swedia; seseorang ( P. Nasionalitas / P.
BISBAL CASE (Perancis) - 18 Maret 1954, ayah BOLL Domisili).
- Perkara perceraian suami istri WN mengajukan perwalian atas anak
Spanyol yang berdomisili di Maria Elisabeth Boll di pengadilan Renvoi timbul, apabila hukum asing
Perancis, telah diputuskan oleh Norkoping Swedia dan dikabulkan; yang ditunjuk oleh lex fori,
Cour de Cassation pada tahun 1959 - Tgl. 2 Juni 1954 Hakim Belanda menunjuk kembali kearah lex fori
dengan menggunakan hukum dari Kantonrechter dari Amsterdam itu, atau kepada sistim hukum asing
domisili bersama yaitu hukum telah mengangkat Jan Alvertus lain.
Perancis, meskipun HPI Perancis Idema (WN Belanda) sebagai wali
sebenarnya berdasarkan prinsip pengawas anak Maria Boll; - Setelah mengkualifikasikan fakta-
nasionalitas dan jika digunakan - Tgl. 16 September 1954 fakta yang ada dalam suatu perkara
hukum nasional Spanyol, maka para Pengadilan Norkoping Swedia telah / kasus, maka kita kemudian
pihak tidak mungkin memperoleh menetapkan EMIL LINDWALL mencari titik-titik taut yang
perceraian; (kakek anak Maria dari Ibu) sebagai memberi petunjuk kepada kita
(putusan ini menimbulkan kritik curator dari anak Maria; hukum (asing) mana yang akan
tajam, sehingga Perancis disebut - 26 April 1954 Dewan Perlindungan berlaku.
sebagai “pabrik cerai” yang besar Anak-anak di Norkoping Swedia
(une “usine de divorce), karena menetapkan anak Maria dibawa Yang dimaksud dengan “hukum
kemudian banyak WN asing yang perlindungan dewan tersebut. Wali asing” adalah disebut:
bercerai di Perancis) pengawas Belanda mengajukan a) Gesamtverweisung, jika
permintaan pengawasan, tetapi menunjuk pada seluruh hukum
MASSIMO – DAWN ADDAMS ditolak oleh Dewan Perlindungan asing termasuk didalamnya kaedah
- Aktris Dawn Adams tahun 1954 Anak; HPI dan kaedah hukum materillnya
menikah dengan Massimo (WN - Pemerintah Swedia menganggap (hkm intern);
Italia) di Roma, kemudian pemerintah Belanda telah ikut b) Schahnormverweisung, jika
memperoleh ketetapan hidup campur membela kepentingan hanya menunjuk pada hukum
berpisah dari pengadilan di Roma warganya, dan Pemerintah Swedia materiil (Hkm Intern) dari sistim
tahun 1958; dituding melanggar “perjanjian Den hukum asing yang bersangkutan.
- Ny. Dawn Addams dating dan Hag 1902” tentang perwalian anak-
tinggal di Perancis (dapat KTP & Izin anak di bawah umur; SCHEMA RENVOI:
kerja), kemudian mengajukan - kemudian perkara ii di bawa ke (1)
gugatan perceraian pada suaminya Mahkamah Agung International, 1. Penunjukan kembali ---------------
Massimo di pengadilan Perancis; yang memutuskan : membenarkan --
- tahun 1959 Pengadilan Perancis pendirian Swedia dan mengalahkan (X) ------------------------------ (Y)
(Tribunal de Grande Instance de la Belanda, yang memutuskan: L______________________l
Seine) melalui hakimnya tindakan pendidikan dan -------------------------
memutuskan dirinya tidak perlindungan yang dilakukan oleh (2)
berwenang untuk mengadili instansi Swedia terhadap anak
perkara perceraian ini karena Maria Elishbeth Boll;
gugatan telah diajukan bukan 2. Penunjukan lebih jauh
ditempat tinggal tergugat, yaitu di (putusan ini menggambarkan (1) (2)
Italia; adanya tendensi untuk (Z) (Y) ------------------------(X)-------
mengedepankan prinsip domisili ---------------
(putusan ini disetujui dan dipuji pada bidang hukum kekeluargaan,
oleh penulis-penulis Perancis) yaitu hubungan anak-anak dengan
orang tua mereka). Contoh Renvoi Penunjukan kembali
BOLL CASE (Perancis) (1):
- Suami JOHANES BOLL (WN - Apabila seorang WN Inggris yang
Belanda) dengan Istri GERD Kuliah Hukum Perdata International berdomisili di Indonesia, untuk
ELISABETH LINDWALL (Swedia) (6) menentukan sudah dewasa atau
memperoleh ke WN Belanda (Dosen: Abdul Ficar Hadjar, SH, MH) belum, atau akan menikah atau
karena menikah, mempunyai anak akan melakukan tindakan hukum
bernama MARIA ELISABETH BOL yang berkaitan dengan personilnya,
lahir di Swedia (7 Mei 1945), dan RENVOI ( PENUNJUKAN KEMBALI ) maka menurut HPI Indonesia
mereka tinggal di Swedia; (berdasarkan Pasal 16 AB – hkm
- 5 Desember 1953, Ny. Gerd Renvoi terjadi karena adanya aneka nasional mengikuti personilnya)
Elisabeth meninggal dunia, tetapi macam sistim Hukum Perdata yang harus digunakan adalah
mereka (ayah dan anak) tetap Internasional dalam status personal hukum Inggris;
- menurut Hukum Inggris, perdebatan, sehingga menimbulkan
berdasarkan kaedah-kaedah HPI CAUSE CELEBRE : Kasus FORGO adanya pihak-pihak yang kontra
nya, untuk status personil yang - Forgo WN Bavaria anak luar dan pro terhadap institusi renvoi
dipakai adalah hukum dimana kawin, sejak kecil s/d meninggalnya ini.
domisilinya dhi di Indonesia, maka bertempat tinggal di Perancis,
yang berlaku adalah hukum meninggalkan harta warisan al: Alasan-alasan yang KONTRA
Indonesia. deposito-deposito pada Bank-bank RENVOI:
( Hukum Indonesia menunjuk di Perancis. Menurut hukum
hukum Inggris, dan hukum Inggris Perancis pada waktu itu Forgo 1. Renvoi tidak logis;
menunjuk kembali hukum dianggap belum mempunyai doktrin renvoi tidak logis, karena
Indonesia). domisili di Perancis, ia masih jika renvoi diterima, maka akan
dianggap mempunyai domisili terjadi suatu penunjukan kembali
Contoh Renvoi Penunjukan lebih asalnya (domicile of origin) dimana secara terus menerus, sehingga
jauh (2): ia dilahirkan. Forgo tidak akan terjadi suatu “inextricable
- Dua WN Swiss (Paman dan meninggalkan surat wasiat, circle” yaitu tidak akan terjadi suatu
saudara sepupu perempuan) sehingga warisannya akan jatuh penyelesaian karena akan terus
berdomisili di Moskow Rusia dan kepada ahli waris ab intestate. menerus terjadi penunjukan
menikah di Rusia. Menurut HPI - Saudara-saudara kandung Forgo kembali seperti bola pimpong.
Rusia, perkawinan harus menklaim harta warisan tersebut
berdasarkan hukum Rusia, menurut berdasarkan ketentuan hukum 2. Penyerahan kedaulatan
HPI Swiss (Psl 7f NAG) perkawinan Bavaria, di lain pihak Pemerintah Legislatif;
yang dilakukan di luar negeri Perancis berdasarkan hukum intern renvoi merupakan asing
menurut hukum yang berlaku di (nasional) Perancis yang tidak menggantikan kaedah-kaedah HPI
sana, dianggap sah. Disisi lain mengenal warisan anak luar kawin, nasional, “souverinitas” dari hukum
hukum intern (nasional)Swiss (Psl sehingga warisan Forgo dianggap suatu negara
100 ZGB) perkawinan antara Paman harus jatuh kepada Pemerintah dibahayakan.penyerahan
dan sepupu perempuan dilarang, Perancis; kedaulatan legislatif, seolah-olah
ketentuan ini tidak berlaku karena - Menurut HPI Perancis warisan HPI
perkawinan dilakukan di Luar benda-benda bergerak berlaku
Negeri, jadi sebenarnya secara hukum domisili asal (domicile of 3. Renvoi membawa ketidak
tidak sengaja telah terjadi origin), dhi HPI Perancis menunjuk pastian hukum.
“penyeludupan hukum”; hukum Bavaria, tetapi HPI Bavaria Jika renvoi diterima akan membawa
- Suami istri ini pindah domisili ke menentukan bahwa warisan benda- ketidak pastian hukum karena
Hamburg, terjadi perselisihan pihak benda bergerak akan berlaku penyelesaian HPI akan menjadi
istri mengajukan gugatan cerai, hukum tempat tinggal sebenarnya samara-samar, berjalan kesegala
pihak paman (suami) mengajukan dari si Pewaris, dalam hal ini Hukum jurusan (ambiguous), tidak kokoh,
permohonan kepada Hakim supaya Perancis. tidak stabil. Akan terjadi
perkawinan mereka di Rusia - Persoalan: apakah penunjukan HPI “completely unpredictable”
dianggap batal adanya karena Perancis kepada Hukum Bavaria, (ketidakpastian) untuk menentukan
melanggar Pasal 100 ZBG Hukum apakah seluruh hukumnya teori renvoi mana yang diterima
Swiss; (termasuk HPI), atau hanya kepada suatu negara, dan karenanya baik
- Hakim di Jerman yang mengadili Hukum Intern Bavaria. Jika secara teoritis maupun praktis akan
tidak menggunakan pasal 100 ZBG, seluruhnya, maka ada penunjukan mendapatkan kesulitan.
tetapi hakim menerima apa yang kembali kepada Hukum Perancis
dinamakan “penunjukan lebih dan renvoi akan diterima dengan 4. Membawa kesukaran-kesukaran.
lanjut” (Weiter-verweisung). HPI memberlakukan hukum intern Renvoi membawa kesukaran /
Jerman berdasarkan prinsip Perancis, jika hanya kepada hukum menyulitkan (inconvenient) bagi
Nasionalitas menyatakan hukum Intern Bavaria, maka hukum sang hakim, karena sang hakim
nasional WN Swiss yang berlaku warisan Bavaria yang diberlakukan; harus mempelajari hukum asing,
bagi WN Swiss tersebut, termasuk - COUR DE CASSATION dalam dan hakim harus mengetahui lebih
penunjukan HPI Swiss (Psal 7f NAG) putusannya tahun 1878, telah dahulu HPI dari negara-negara lain
yang menunjuk lebih jauh pada menerima penunjukan kembali yang bersangkutan.
hukum dimana perkawinan hukum Perancis dan menggunakan
dilakukan ic hukum Rusia, maka hukum Intern Perancis. Warisan Negara-negara yang kontra renvoi
Hakim Jerman menganggap Forgo hatuh ketangan Pemerintah al: Italya, Belanda, Yunani, Egyft,
perkawinan sah, dan “penunjukan Perancis. Suriah. Dsb.
lebih jauh” diterima dalam praktek
HPI Jerman. Renvoi menimbulkan polemic dan Alasan-alasan yang PRO RENVOI
executie; wasiat dibatasi, maka anak
1. Memberi keuntungan praktis lelakinya mendapatkan warisan
Jika renvoi diterima maka baerarti 7. Sesuai dengan rasa keadilan para berdasarkan “legitima forci”.
hukum internal sang hakim sendiri pihak.
yang akan dipergunakan dan ini
berarti suatu keuntungan praktis, Negara-negara yang pro rrenvoi al:
dimana seorang hakim akan lebih Perancis, German, Belgia, Swedia, Seri Kuliah Hukum Perdata
mudah dan tepat melaksanakan England, Swiss, Thailand dsb. International (7)
hukum internalnya. (Dosen: Abdul Fickar Hadjar, SH.,
Jenis-jenis Renvoi MH)
2, Penunjukan secara keseluruhan
1. Single Renvoi (Negara-negara KETERTIBAN UMUM
3. Jangan “plus royaliste que le roi” Eropa Continental)
(bersifat lebih raja dari raja itu Ketertiban Umum : lembaga dalam
sendiri). 1. Gesamt HPI yang memungkinkan sang
Menunjuk kepada hukum asing YX ------------------------------- Hakim untuk mengenyampingkan
sebenarnya suatu konsesi, jika L<______________________l hukum asing yang seharusnya
kemudian hukum asing itu tidak 2. Sachnorm diberlakukan sesuai dengan apa
menetrimanya / menunjuk kembali, yang diatur dalam ketentuan HPI,
maka harus diterima / jangan karena dianggap bertentangan
ditolak. 2. Double Renvoi (Negara-negara dengan sendi-sendi azasi Hukum
(Jika kita menutup pintu terhadap Anglo Saxon) nasional sang Hakim.
hukum asing, maka akan membawa ( Foreign Court Doctrine / FCD)
kita pada “chauvinisme yuridis” Hakim Inggris seolah-olah duduk di Sebagai contoh:
yang mematikan kemungkinan dalam kursi Hakim Negara asing I. Perbudakan :
perkembangan HPI. ybs. Bagi orang-orang asing yang berasal
1. FCD dari Negara yang mengakui
4. Keputusan yang berbeda YX------------------------------- perbudakan (spt. Afrika), jika timbul
Jika menolak renvoi akan L_____________________l perselisihan diantara mereka
mengakibatkan timbulnya 2. Gesamt (hubungan budak-majikan), meski
keputusan yang berbeda dalam l______________________^ menurut HPI Indonesia ic Pasal 16
suatu peristiwa HPI dalam Negara 3. Sachnorm AB menentukan hukum personil
yang menunjukkan dan Negara WNA itu yg harus diterapkan, maka
yang menunjuk kembali. Kasus di Inggris: Hakim (Indonesia) tidak akan
(Misal jika dalam suatu peristiwa Re ANNESLEY (Renvoi diterima) menggunakannya /
HPI Negara X menunjuk kpd hukum - Ny. Annesley WN Inggris, domisili mengenyampingkan, karena hal itu
Negara Y, dan hukum Negara Y dan meninggal (1942) di Perancis, (perbudakan) dianggap
menunjuk kembali pada hukum membuat testament / wasiat dlm bertentangan dengan sendi-sendi
Negara X, maka jika (Negara X) bentuk hukum Inggris, yang azasi sistim hukum Indonesia.
menolak renvoi, yang akan terjadi mengakibatkan anak laki-lakinya
dalam suatu peristiwa HPI akan ada tidak mendapatkan warisan. II. Perkawinan di Jerman pada
keputusan yang berbeda jika - (HPI Inggris Vs HPI Perancis) HPI zaman HITLER
diperiksa di Negara X menggunakan Inggris wasiat syah, sedangkan HPI Pada zaman Nazi berkuasa di
hukum intern Negara Y, jika Perancis mengenal adanya Jerman (Hitler) ada UU tahun 1931
diperiksa di Negara Y akan “legitima forci” yang memberikan yang melarang perkawinan antara
menggunakan hukum Negara X). hak pada sang anak sekurangnya apa yang disebut “bangsa Aria”
sepertiga bagian harta warisan; dengan bukan Aria. Larangan nikah
5. Harmoni diantara keputusan- - dalam kasus ini : berdasarkan “ras” dianggap oleh
keputusan 1. Hakim Inggris menggunakan FCD, banyak Negara tidak dapat
Dunia terbagi dalam 2 prinsip yaitu bertindak seolah hakim Perancis; diperlakukan, karena melanggar
prinsip kewarganegaraan dan 2. HPI Perancis (prinsip ketertiban umum;
prinsip domisili, dengan menerima nasionalitas) menunjuk hukum
renvoi akan tercapai harmoni dari Inggris; III. Perceraian 2 WN RRC
keputusan-keputusan perkara HPI 3. HPI Inggris (prinsip Domisili) UU Perkawinan 1950 RRC pasal 17
yang mengatasi pertentangan menunjuk Hkm Perancis; memungkinkan perceraian
diantara kedua sistim ini. dengan menggunakan hukum berdasarkan persetujuan bersama.
intern Perancis wewenang Ny. HPI Indonesia (psl 16 AB prinsip
6. Memperbesar kemungkinan Annesley dalam membuat surat nasionalitas) berlaku hukum RRC,
namun dikesampingkan karena - Effective : uangnya ada; I.Ketertiban Umum Nasional /
bertentangan dengan ketertiban - Adequate : jumlahnya memadai. Intern
umum. b. Nasionalisasi RI tidak Kaedah-kaedah yang membatasi
bertentangan dengan “Ketertiban kebebasan dari perorangan (lebih
Lembaga ketertiban umum ini Umum” Jerman, karena tidak luas dari ketertiban umum
harus seirit dan seselektif mungkin, memenuhi syarat Inlandsbezit Internasional);
dipergunakan jika diperlukan sekali hungen (kepentingan masyarakat Misalnya : kaedah hukum perdata
sebagai “ultimum remedium” dalam negeri Jerman). mengenai batas umur atau dera
karena jika terlalu banyak jat kekeluargaan berkaitan dengan
digunakan akan dicap sebagai III. Konsep Anglo Saxon = “Public perkawinan.
bangsa yang munafik, hanya Policy” maksudnya adalah bahwa - Seorang WN mesir (Islam) di
mementingkan hukum sendiri (As a Hakim pengadilan berpatokan pada Perancis dan dianggap sudah
Shield not as a sword – sebagai sikap Executif mengenai dewasa berdasarkan hukum
perisai/pelindung, bukan sebagai pelaksanaan ketertiban umum. Bila nasionalnya, meskipun menurut
pedang). pihak Executif mengakui suatu hukum Perancis dewasa itu 21
Negara sebagai Negara yang tahun.
merdeka dan berdaulat, maka - Hkm Perdata Perancis mengenai
Yudikatif tidak berwenang untuk kedewasaan hanya termasuk
Ada 3 Konsep Ketertiban Umum di mengadili perkara-perkara yang “ketertiban umum intern” tidak
dunia, yaitu : berkaitan dengan tindakan dari bersifat “ketertiban umum
Negara tersebut. internasional”, sehingga tidak
I. Konsep Romawi: cukup kuat untuk berlaku
Lembaga “Ketertiban Umum” selalu Contoh: Princess Palay Olga Cases: internasional;
digunakan setiap kali bertentangan - Princess Palay Olga (PPO) adalah - Sebaliknya seorang lelaki Mesir
dengan hukum sang Hakim, bukan puteri keturunan bangsa Rusia yang beragama Islam tidak akan dapat
dengan pengecualiannya. (As a lari ke Inggris ketika terjadi revolusi diperkenankan untuk menikah
sword not as ashield); di Rusia, dan menetap di Rusia; dengan seorang isteri kedua di
- Beberapa tahun kemudian ia Perancis, walaupun hukum
II. Konsep Jerman melihat ada lukisannya dan nasionalnya membolehkan. Ini
Lembaga “ketertiban umum” keluarganya pada keluarga WN karena hukum Perancis melarang
dipergunakan sebagai Inggris, ternyata mereka telah poligami dan dianggap termasuk
pengecualian, sebagai rem darurat membeli lukisan tersebut pada bidang ketertiban international.
– as a shield. Yang penting adalah Pemerintah Rusia;
bahwa “Ketertiban Umum” di - Ia lalu mengajukan gugatan ke II. Ketertiban Umum International /
Jerman sangat berkaitan erat Pengadilan Inggris bahwa lukisan Extern
dengan keadaan dalam negeri tersebut dijual tanpa pemberian Kaedah-kaedah yang bermaksud
(Inlandsbezithungen). ganti rugi; untuk melindungi kesejahteraan
- Menurut hukum Inggris tidak Negara pada umumnya,
Contoh: Bremen Tobako Case boleh ada pencabutan hak milik kepentingan rakyat secara umum.
- Pemerintah RI baru merdeka tanpa ada ganti rugi, Namun Hakim Kaedah
menasionalisasikan perkebunan Inggris menyatakan “tidak kaedah yang membatasi kekuatan
tembakau di Deli yang dimiliki oleh kompeten / berwenang” mengadili extra territorial dari kaedah
orang Belanda; perkara ini; asing.
- Tembakau itu lalu diexport ke - Bahwa pencabutan hak milik
Jerman, untuk dilelang di pasaran tanpa ganti rugi yang dilakukan Pembatasan/ Relatifitas ketertiban
BREMEN; RUSIA tidak melanggar “ketertiban Umum
- Pemilik lama perkebunan umum”, bila Negara yang I. Faktor Waktu : - De Ferrari Case
tembakau Deli tersebut melakukan perbuatan tersebut Ketertiban umum di suatu waktu
mengajukan tuntutan/gugatan ke adalah Negara yang diakui secara berbeda dengan ketertiban
Pengadilan Negeri Bremen Jerman, resmi oleh Inggris sebagai Negara umum di waktu lainnya.
dengan tntutan: a. Ganti rugi atas yang merdeka dan berdaulat (Act of Contoh: perceraian -> disuatu
nasionalisasi; State doctrine); Negara yang dahulu tidak diperbo-
b. nasionalisasi tersebut tidak sah, - Pada saat itu Inggris sudah perceraian)lehkan, sekarang
karena melanggar “ke- mengakui RUSSIA sebagai Negara menjdi bisa(pisahranjang
tertiban umum” Jerman; yang merdeka dan berdaulat.
- Putusan : II. Faktor Tempat :
a. Syarat-syarat Ganti rugi adalah : Macam-macan Ketertiban Umum: Ketertiban umum disauatu tempat
- prompt : Sudah dibayar; tidak sama dengan ketertiban
Umum di tempat lainnya. melihat isi dari kaedah hukum asing - Aturan-aturan hukum dari suatu
Contoh: Poligami di Indonesaia yang seharusnya diberlakukan. Negara yang memiliki kaitan nyata
dibolehkan, di Perancis dilarang; dengan situasi tertentu walaupun
Pemberlakuan “mandatory rules” hukum Negara itu bukan
III. Faktor kepentingan masyarakat / seringkali menjadi krusial dalam merupakan lex causae;
Intensitas / Inlandsbezi HPI, khususnya pada bidang-bidang
Ketertiban umum yang dikaitkan kontrak yang didasrkan atas Pengertian “hukum memaksa”
dengan kepentingan suatu Negara kebebasan para pihak menentukan sebenarnya dapat diartikan sebagai
dan mempunyai hubungan erat hukum yang berlaku atas kontrak dua konsep yang agak berbeda satu
dengan peristiwa-peristiwa politik, mereka. Dengan kata lain sama lain, yaitu dalam arti:
contoh :perkara : BREMEN Tobako “mandatory rules” akan membatasi
Case para pihak dalam transaksi 1. Domestik
International, hal ini disebabkan Aturan-aturan hukum yang
Keterkaitan oleh latar belakang pemberlakuan memaksa dari forum yang tidak
- tidak dapat ditentukan secara mandatory rules yang dianggap dapat dikesampingkan melalui
apriori apa yang termasuk sebagai aturan umum yang perjanjian. Aturan-aturan ini diberi
ketertiban umum, tergantung pada mencerminkan kebijakan dasar sifat memaksa atas pertimbangan
factor-faktor diatas. Sang hakimlah (fundamental policy) dari Negara terhadap akibat yang
yang menentukan apakah suatu yang memberlakukannya. ditimbulkannya secara domestic
tindakan termasuk ketertiban apabila ia dikesampingkan
umum atau tidak. Namun dalam praktek tidak mudah melaluiperjanjian para pihak. Jika di
untuk menentukan apakah suatu dalam negeri system hukum ybs
aturan hukum dapat dikatagorikan melarang penyimpangan
sebagai mandatory atau tidak? terhadapnya melalui perjanjian,
Persoalan ini biasanya dijawab umumnya penyimpangan dalam
Kuliah Hukum Perdata International melalui tindakan penafsiran dan hubungan hukum yang bersifat
(8) konstruksi hukum (legal international pun akan dianggap
(Dosen: Abdul Fickar Hadjar, SH., interpretation and construction) dilarang.
MH) pada tingkat domestic, dengan Misalnya : UU ketenagakerjaan
mempertimbangkan substansi serta Indonesia yang mewajibkan
KAEDAH HUKUM MEMAKSA kebijakan dasar yang melatar pembayaran upah sekurang-
(MANDATORY RULES) belakangi aturan-aturan itu. kurannya (minimum) sesuai dengan
indeks Upah Minimum Regional
Kaedah Hukum memaksa Dari segi International, persoalan yang berlaku di wilayah tertentu di
(mandatory rules) dalam HPI sering ini menjadi lebih rumit, karena Indonesia, dan perusahaan serta
kali menjadi kompleks, karena tidak semua aturan hukum yang pekerja dalam tingkat domestic
keberlakuannya tidak dapat bersifat memaksa dalam persoalan- tidak dapat membuat kontrak kerja
dikesampingkan oleh kesepakatan persoalan hukum yang bersifat dengan pembayaran upah yang
antar para pihak. Ada kemiripan domestic, dengan sendirinya lebih rendah dari UMR, maka suatu
dengan situasi dimana berlakunya menjadi bersifat memaksa pula kontrak kerja yang bersifat
sistim hukum asing harus dalam arti International. internasional pun tidak dapat
dikesampingkan atas dasar menyimpang dari UMR itu
“bertentangan dengan kepentingan Konsep kaedah hukum memaksa melaluikesepakatan para pihak jika
umum”. Namun meski dalam (mandatory rules) umumnya konrak kerja itu tunduk pada
penerapan ada kemiripan, tetap digunakan untuk menjadi dasar hukum Indonesia.
ada perbedaannya. pemberlakuan:
- Aturan-aturan hukum yang khusus Jadi dalam arti ini sifat memaksa
Perbedaannya antara lain : dimaksudkan untuk mengatur dari mandatory laws akan berlaku
- dasar pemberlakuan “ketertiban masalah-masalah ketenagakerjaan juga dalam kontrak international
umum” dimaksudkan sebagai dan perlindungan konsumen; apabila persoalan hukum yang
upaya defensive / - Aturan-aturan hukum dari sebuah menjadi pokok perkara memang
mempertahankan untuk mencegah Negara yang dipertautkan memiliki kaitan nyata hanya ke
timbulnya akibat-akibat negative (connected) oleh semua elemen hukum Indonesia atau jika perkara
dari pemberlakuan hukum asing yang relevan dalam suatu persoalan diajukan di depan Pengadilan
terhadap kepentingan nasional hukum, kecuali pilihan hukum para Indonesia.
forum; pihak;
- dasar pemberlakuan “ mandatory - Aturan-aturan badan pengadilan 2. Internasional
laws” harus diberlakukan, tanpa yang menjadi perkara; Aturan-aturan hukum yang tidak
dapat dihindarkan berlakunya memaksa (voorrangsregels) suatu sistim hukum asing tertentu
melalui pilihan hukum kearah sistim dipahami sebagai kaedah-kaedah harus diakui atau tidak oleh lex fori
hukum lain selain system hukum HPI Unilateral yang harus (Sunaryati hartono).
yang menyatakannya sebagai diberlakukan demi pengamanan
aturan yang memaksa. (Tidak dapat terhadap kepentingan umum dari Menurut Prof. SUDARGO
dikecualikan oleh pilihan hukum). Negara forum. GAUTAMA:
Kaedah-kaedah hukum memaksa Dalam HPI masalah “Vested rights”
dalam arti ini juga menunjuk pada Di dalam doktrin conflict of laws ini dikemukakan untuk
aturan-aturan hukum yang pada Amerika Serikat, diterima prinsip memasalahkan sejauh mana
dasarnya tidak dapat bahwa khusus untukpersoalan- perubahan-perubahan yang terjadi
dikesampingkan, baik melalui persoalan yang seharusnya dapat terhadap fakta-fakta akan
perjanjian maupun kesepakatan diselesaikan sendiri oleh para mempengaruhi berlakunya kaedah-
diantara para pihak atau melalui pihakberdasarkan persyaratan kaedah hukum yang semula
pemberlakuan system hukum lain dalam kontrakmereka, kebebasan digunakan.
yang berlaku, baik karena pilihan para pihak untuk memilih hukum
hukum maupun karena ditunjuk praktis tidak dibatasi sama sekali. Contoh:
kaedah-kaedah HPI lex fori. Jika kontrak tidak dapat A WNI dan berdasarkan hukum
menyelesaikannya karena Indonesia telah diakui sah sebagaim
Persoalan: apakah ada perbedaan persoalan yang diatur mandatory ppemegang hak milik atas suatu
pemberlakuan mandatory rules dari laws, para pihak dapat memilih benda bergerak. Pada suatu saat A
lex fori dengan mandatory rules untuk memberlakukan kaedah mengubah status keWNannya
dari suatu sistim hukum asing (lex memaksa dari system hukum asing, menjadi WN Republik Rakyat Cina.
causae)? kecuali bila: Menurut hukum positif cina,
1. Negara yang dipilih tidak dianggap saja A belum dapat
- Untuk mandatory rules dari lex memiliki kaitan yang substantive dianggap sebagai pemilik yang sah
fori, umumnya diterima azas bahwa dengan para pihak atau dengan atas benda bergerak itu.
pengadilan wajib untuk transaksi mereka dan tidak ada
memberlakukannya dengan tidak dasar pertimbangan lain yang Masalah:
mempedulikan hukum apa yang reasonanble untuk memilih hukum Apakah karena perubahan keWNan
akan diberlakukan sebagai lex Negara tersebut, atau dari Indonesia menjadi Cina, hak
causae dari seuatu perkara. 2. pemberlakuan hukum dari milik atas barang bergerak yang
Pegangan Pengadilan/Hakim untuk Negara yang dipilih itu akan semula melekat pada A, kemudian
memberlakukannya adalah prinsip bertentangan dengan kebijakan akan dianggap tidak ada ?
bahwa mandatory rules dari lex fori dasar dari Negara yang secara
yang tidak dapat dikesampingkan objektif memiliki kepentingan yang Jika Hakim atau hukum RRCina
dalam perkara HPI adalah mereka lebih besar dari pada Negara yang menganggap bahwa “suatu
yang substansinya berkaitan dipilih dalam penyelesaian perkara pemilikan atas benda bergerak
dengan penegakan nilai-nilai ybs. dianggap sah berdasarkan hukum
ketertiban umum di negara forum. yang seharusnya berlaku, akan
tetap diakui sahdi mana pun hak itu
- Untuk mandatory rules dari Kuliah Hukum Perdata International hendak ditegakkan”, maka dapatlah
hukum asing (foreign mandatory (9) dikatakan bahwa pengadilan Cina
laws), doktrin HPI belum terlalu (Dosen: Abdul Fickar Hadjar, SH., menerima prinsip “hak-hak yang
jelas, tetapi dalam beberapa MH) diperoleh” (vested right)
konvensi HPI diterima prinsip
bahwa mandatory laws asing hanya KONSEP HAK-HAK YANG Vested Rights dapat didefenisikan
dapat dipertimbangkan untuk DIPEROLEH (VESTED RIGHTS) sebagai :
diberlakukan apabila: DALAM HPI Suatu perbuatan yang dilakukan di
- sistim hukum asing itu memiliki luar forum dapat menerbitkan
kaitan yang cukup nyata dengan Istilah “hak-hak yang diperoleh” suatu hak yang melekat pada pihak
perkara (close conection rule), dan sering disebut dengan right and penggugat dan akan dilaksanakan
- berdasarkan hukum asing itu, obligations created abroad atau hak atau diakui oleh forum tempat hak
aturan-aturan tersebut memang dan kewajiban hukum yang terbit itu diajukan sebagai perkara.
harus diberlakukan tanpa berdasarkan hukum asing. Yang
memperhatikan hukum yang menjadi persoalan dalam HPI, Hak dan kewajiban hukum yang
seharusnya berlaku; apakah hak dan kewajiban hukum telah diperoleh seseorang
yang dimiliki seseorang berdasarkan suatu kaedah hukum
Di Belanda kaidah-kaidah hukum berdasarkan kaedah-kaedah dari haruslah dihormati oleh siapa saja,
termasuk oleh lex fori, kecuali bila dapat ditetapkan oleh Hakim. forum;
pengakuan terhadap hak-hak - criteria ketiga dianggap tidak
semacam itu akan menimbulkan Prof. Cheshire dlm bukunya Private terpenuhi apabila seorang pewaris
akibat yang bertentangan dengan International Law: yg berdomicili di Negara asing
public order dari masyarakat forum. “Adakalanya dalam suatu perkara membuat terstament yang
HPI, pengadilan tidak saja menyatakan untuk memberikan
Pandangan atau asas ini dihadapkan pada masalah utama, harta warisannya untuk anak
berkembang pada masa tetapi juga suatu masalah subsider. sahnya, padahal lex fori dan hukum
memuncaknya pandangan hidup Setelah hukum yang harus asing tersebut memiliki kesamaan
individualistic yang menganggap diberlakukan terhadap masalah dalam menentukan apakah anak
bahwa hak milik mempunyai utama ditetapkan melalui tersebut adalah anak yang sah atau
kekuatan hukum yang mutlak di penerapan kaedah HPI yang tidak sah.
mana pun dan terhadap apap pun. relevan, maka kemungkinan ada Dengan tidak dipenuhi kriterianya,
Namun dengan perkembangan kebutuhan untuk menentukan maka perkara tidak perlu
pandangan “hak milik mempunyai kaedah HPI lain untuk menjawab diselesaikan dengan menggunakan
fungsi social”, doktrin Vested rights masalah subsider yang methode penyelesaian dalam
ini mengalami pergeseran dan berpengaruh terhadap incidental question.
orang cenderung menganut ajaran penyelesaian masalah utama.”
secara terbatas (qualified) Cara penyelesaian
Untuk menentukan apakah dalam Teori HPI mengenal tiga pandangan
Dalam arti yang terbatas, maka sebuah perkara HPI terdapat tentang cara penyelesaian
Vested rights atau hak-hak yang persoalan pendahuluan (incidental persoalan pendahuluan, yaitu:
diperoleh akan bererti: question), maka perlu dipenuhi tiga
“Hak-hak yang dimiliki seseorang persyaratan: 1. Absorption
(suatu subjek hukum) berdasarkan - “Main issue” yang dihadapi dalam Prinsipnya: melalui absorption, lex
kaedah hukum asing dapat diakui perkara harus merupakan masalah causae yang dicari dan ditetapkan
didalam yuridiksi lex fori, selama HPI yang bedasarkan kaedah HPI melalui penerapan kaedah HPI
pengakuan itu tidak bertentangan forum harus tunduk pada hukum untuk mengatur masalah pokok
dengan kepentingan umum asing; (main issue) akan digunakan juga
masyarakat lex fori”. - Dalam perkara yang sama harus untuk menjawab “persoalan
terdapat “subsidiary issue” yang pendahuluan”. Jadi setelah lex
Dengan kata lain: “Hak-hak yang mengandung unsure asing, yang causae untuk masalah pokok
diperoleh” dapat diakui selama sebenarnya dapat timbul sebagai ditetapkan kaedah HPI lex fori,
pengakuan itu tidak bertentangan masalah HPI yang terpisah dan masalah pendahuluannya akan
dengan ketertiban umum lex fori diselesaikan melalui penggunaan ditundukan pada lex causae yang
atau dengan asas-asas keadilan kaedah HPI lain secara sama. Cara ini disebut cara
yang hidup dalam masyarakat independent; penyelesaian berdasarkan lex
forum. - Kaedah HPI untuk menentukan lex causae.
causae bagi subsidiary issue akan
menghasilkan kesimpulan yang 2. Repartition
berbeda dari kesimpulan yang akan Pada dasarnya, melalui repartition,
Kuliah Hukum Perdata International dihasilkan seandainya lex causae hakim harus menetapkan lex
(10) dari main issue yang digunakan; causae untuk maslah pendahuluan
(Dosen: Abdul Fickar Hadjar, SH., secara khusus dan tidak perlu
MH) Pada dasarnya sangat jarang menetapkan lex causae dari
sebuah kasus yang berkaitan masalah pokoknya terlebih dahulu.
PERSOALAN PENDAHULUAN & dengan incidental question dapat Dengan mengabaikan lex causae
DEPECAGE memenuhi criteria, oleh karenanya dari masalah pokok, hakim akan
dalam praktek criteria tersebut melakukan kualifikasi berdasarkan
Pengertian: diterapkan tidak terlalu strict /kaku. lex fori dan menggunakan kaedah
Sebagai contoh fleksibilitas HPInya yang relevan khusus untuk
“Persoalan Pendahuluan” penerapanmisalnya dalam kasus menetapkan lex causae masalah
(incidental question) dalam HPI “Pewarisan atas benda bergerak” pendahuluan. Cara ini disebut
adalah suatu persoalan / masalah adalah sebagai berikut: penyelesaian dengan lex fori.
HPI dalam sebuah perkara yang - criteria pertama dianggap tidak
harus dipecahkan terlebih dahulu terpenuhi apabila pada saat 3. Pendekatan Kasus demi Kasus
sebelum putusan terhadap masalah pewaris meninggal dunia, ia Penetapan lex causae untuk
HPI yang menjadi pokok perkara berkedudukan tetap di Negara masalah pendahuluan atau
incidental question dilakukan kembali ke NB New York hidup bidang perkawinan menganggap
dengan pendekatan kasuistis, disana sebagai suami istri selama bahwa perkawinan yang dianggap
dengan memperhatikan sifat dan 32 tahun dikaruniai 6 orang anak; sah berdasarkan kaidah-kaedah
hakekat perkara atau kebijakan dan - Tahun1945, Fannie May agama dan tradisi tertentu, akan
kepentingan forum yang mengadili meninggal dunia dan meninggalkan dianggap sah pula berdasarkan
perkara. sejumlah harta benda yang dikuasai hukum Negara;
Sam suaminya. Kemudian salah
Prof. Cheshire, kebanyakan putusan seorang anaknya mengajukan Proses Pemeriksaan Perkara
hakim dalam kasus-kasus incidental gugatan di Pengadilan New York Langkah berpikir dan pertimbangan
questions diselesaikan melalui untuk menentang kewenangan Sam hakim New york:
absorption. Namun Cheshire May (ayahnya) untuk menguasai a. Hakim NY pertama menunjuk kea
cenderung untuk menggunakan dan mengurusi kekayaan rah hukum Rhode Island sebagai
pendekatan kasuistis (case by case peninggalan istrinya. Dasar lex loci celebrationis untuk
approach) dengan memperhatikan gugatannya , karena perkawinan menentukan keabsahan
kelas, jenis perkara yang dihadapi. Sam dan Fannie May did an pperkawinan Sam & Fannie May
Misalnya: berdasarkan hukum Rhode Island karena hukum intern NY sendiri
- perkara HPI bidang pewarisan dianggap tidak sah. tidak jelas mengenai hal itu;
benda-benda bergerak sebaiknya b. Perkawinan Sam dan Fannie
digunakan absorption; sedangkan Persoalan Hukum: Mayadalah perkawinan agama
- perkara dibidang perbuatan a. Apakah Sam may berwenang (Hibrani) yang sah dan perkawinan
melawan hukum (tort) atau kontrak untuk menguasai dan mengurus itu diakui sah pula oleh lex loci
sebaiknya digunakan repartition. harta Fannie May, dengan alas hak celebrationis (hukum Rhode Island);
sebagai pasangan yang masih hidup c. Berdasarkan pertimbangan itu,
Di Belanda, pengadilan lebih dari suami –istri yang telah hakim memutuskan bahwa
banyak menggunakan repartition, menikah dengan sah. Hal ini harus perkawinan Sam dan Fannie May
MA Belanda (Hoge Raad) diputuskan berdasarkan lex (incidental question) adalah
menetapkan bahwa pada dasarnya domicile dari Sam dan fannie, yaitu perkawinan yang sah;
masalah hukum yg berlaku dalam hukum New York. Gugatan sang d. Karena perkawinan Sam & Fanie
persoalan pendahuluan (voorvraag) anak inilah menjadi masalah pokok dianggap sah, maka berdasarkan
harus dijawab melalui repartition. (main question) dalam kasus ini; hukum NY (hukum main question)
Namun dengan pengecualian b. Untuk memutus perkara ini dari suatu perkawinan yang sah
bahwa absorption dapat digunakan Pengadilan New York menghadapi akan terbit kewenangan pada
apabila terdapat keterkaitan yang kenyataan bahwa mereka harus pasangan yang masih hidup untuk
kuat antara masalah pokok memutuskan dahulu, apakah menguasai dan mengurus kekayan
(hoofdraag) dengan persoalan perkawinan Sam dan Fannie may dari pasangan yang telah meninggal
pendahuluan (voorvraag). did an berdasarkan hukum Rhode terlebjh dahulu;
Island dapat diterima sebagai e. Sam may berhak untuk tetap
Di Inggris, ada kecenderungan perkawinan yang sah. Persoalan ini menguasai kekayaan peninggalan
untuk melakukan absorption. adalah incidental question yang Fannie dalam kedudukannya
harus diputuskan sebalum hakim sebagai suami yang sah.
Contoh-contoh Kasus memutus persoalan pokoknya. Jadi dalam perkara ini hakim NY
telah melakukan Repartition,
1. RE MAYS ESTATE (1953) Fakta Hukum: dengan menundukkan persoalan
Kasus Posisi: - Hukum New York, menganggap pendahuluannya (sah/tdknya
- Sam dan Fannie May (Paman dan perkawinan paman keponakan perkawinan) pada sistim hukum
kemenakan, WNAmerika keturunan incestuous, karenanya batal demi yang berbeda (hukum Rhode island)
yahudi) berkediaman tetap di hukum; dari sistim hukum yang digunakan
Negara Bagian (NB) New York, - Kaidah HPI New York tidak jelas untuk menjawab masalah pokoknya
Amerika serikat. Berdasarkan mengenai keabsahan perkawinan (hukum NY).
hukum NB New York perkawinan dan pengakuan keabsahannya
antara paman keponakan dianggap perkawinan dua orang warga New 2. Perkara Lawrence VS Lawrence
batal demi hukum karena bersifat York yang diresmikan di Negara (1985)
incestuous (jinah), karenanya tahun lain, karena itu sah tidaknya Kasus posisi:
1913 Sam dan Fannie May menikah perkawinan harus ditentukan - Sepasang suami istri menikah dan
di NB Rhode Island berdasarkan berdasarkan hukum tempat berdomisili di Brazil, pada tahun
kaidah hukum adat Yahudi Hibrani peresmian perkawinan (lex loci 1970 istri memperoleh “putusan
dan diakui menurut NB itu. Dua celebration); cerai” dari suaminya di pengadilan
minggu setelah perkawinan mereka - Hukum intern Rhode Island di Negara Bagian (NB)Nevada Amerika
serikat. perkara ini tunduk pada hukum Tindakan “memilah dan memilih”
- Berdasarkan putusan pengadilan tempat perceraian diresmikan, inilah yang dimaksud dengan
Nevada itu, sang istri menikah lagi sehingga lex causae nya adalah DEPECAGE. Yang menjadi
dengan seorang WN AS / Nevada, hukum Nevada, yang menganggap pertanyaan dalam perspektif HPUI
perkawinan dilangsungkan di si wanita memiliki kapasitas hukum adalah apakah orang dapat
Nevada.; untuk menikah kembali; melakukan pemilahan seperti itu.
- Beberapa waktu kemudian suami e. Berdasarkan hal itu, hakim
mengajukan permohonan kemudian menguatkan perkawinan Contoh lain:
pengesahan perkawinannya dengan kedua yang dilakukan secara sah - Gugatan ganti rugi seorang wrga
si wanita itu di pengadilan Inggris. berdasarkan hukum Nevada (lex NB New York atas perbuatan
causae untuk Hauptfrage). melawan hukum (PMH) yang
Fakta hukum: Permohonan pemohon dikabulkan. dilakukan di NB Texas oleh seorang
- Kaidah HPI Inggris: Kapasitas warga Texas, dan gugatan diajukan
hukum wanita untuk menikah di NB New York.
kembali tunduk pada hukum DEPECAGE
tempat domisili wanita itu; Dalam bahasa Prancis, DEPECAGE Kemungkinannya:
- Kaidah HPI Inggris lain: Sah berarti “pemecahan” atau - Jika permasalahan pokoknya
tidaknya perceraian harus diatur “pemilahan”. Pembahasan perbuatan Tergugat dapat
berdasarkan hukum dari tempat mengenai Defecage ini dalam dikatagorikan sebagai PMH
dimana perceraian dilaksanakan; konteks HPI sebenarnya (masalah substansi), maka yang
- Kaidah HPI Infggris lain: sah menimbulkan kemungkinan yang berlaku kaedah hukum Texas
tidaknya suatu perkawinan harus mirip dengan situasi “incidental sebagai lex loci delicti, namun
ditetapkan hukum dari tempat question” meski tidak sepenuhnya - Jika yang menjadi persoalan pokok
perkawinan dilaksanakan; sama. apakah besarnya ganti rugi yang
- Kaidah Hukum intern Brazil: diminta terbatas jumlah tertentu
perceraian atas sebuah perkawinan Defecage adalah tindakan untuk atau tidak (procedural), maka
yg dilakukan di Brazil, yang menundukkan persoalan-persoalan persoalan ini mungkin akan
dilakukan di luar negeri, tidak tertentu yang mungkin terbit di ditundukkan dan diselesaikan
memilikimkekuatan berlaku di dalam sebuah peristiwa atau berdasarkan hukum New York
Brazil; hubungan hukum pada system- sebagai lex fori.
sistem hukum yang berbeda.
Proses penyelesaian perkara: DICEY dan MORRIS, dalam konteks
a. persoalan pendahuluannya Sebagai contoh: perjanjian/kontrak HPI,
(vorfrage) dalam perkara ini: - Persoalan pewarisan yang dibuat membedakannya:
apakah si wanita memiliki kapasitas WNI melalui pembuatan testament 1. Tidak semua persoalan yang
hukum menikah kembali; yang dilaksanakan di Singapura. Jika timbul dari sebuah hubungan
b. persoalan pokoknya (Hauptfrage) perkara gugatan atas testament kontraktual dengan sendirinya
dalam perkara ini: apakah diajukan di pengadilan Indonesia, harus diatur berdasarkan satu
Pengadilan Inggris harus secara umum orang mengatakan hukum yang sama. Jadi sangat
menguatkan perkawinankedua dari bahwa perkara tunduk pada system mungkin jika hukum yang dipilih
si waniita itu dengan pemohon; hukum dari tempat pembuatan para pihak digunakan
c. Untuk menjawab Vorfrage, hakim testament. Akan tetapi jika menyelesaikan masalah sah
Inggris berpendapat ia harus memilah-milah perkara ini dalam tidaknya kontrak (validity), masalah
mempertimbangkan fakta hukum sub-subpersoalan, misalnya bentuk kontrak mungkin
bahwa: subpersoalan tentang: ditundukan pada lex loci
- Berdasarkan hukum Brazil (lex 1. keabsahan formal dari contractus, atau kemampuan
domicile wanita) menganggap testament; hukum para pihak ditundukkan
bahwa siwanita tidak mempunyai 2. subpersoalan tentang pada hukum personal masing-
kapasitas untuk menikah lagi, kemampuan hukum si pewaris masing;
karena perceraian dari suami untuk mewariskan kekayaan lewat 2. Hukum-hukum yang berbeda
pertama tidak sah; testament; dapat diberlakukan atas bagian-
- Akan tetapi berdasarkan hukum bagian sebuah kontrak, missal:
Nevada (lex loci celebrationis kemungkinannya: salah satu kewajiban kontraktual
perceraian) bahwa perceraian - submasalah (1) pengadilan ditundukan pada hukum A,
Nevada itu adalah perceraian yang memberlakukan hukum Singapura, sedangkan kewajiban kontraktual
sah; sedangkan lain dari kontrak yang sama
d. Hakim dalam putrusannya - submasalah (2) pengadilan ditundukan pada hukm B.
menetapkan bahwa Vorfrage dalam memberlakukan hukum Indonesia;
HPI Traditional (eropah) secara point of contacts” (Inggris), “frode ( Wanita asing yang menikah
teoritis bertitik tolak dari prinsip alla legge” (Italia). dengan pria Indonesia, berdasarkan
bahwa sebuah hubungan hukum Psal 7, 8 UU Kewarganegaraan
seharusnya tunduk pada satu - Hubungan Penyeludupan Hukum tahun 1958, memperoleh
system hukum (jurisdiction (PH) dengan Ketertiban Umum kewarganegaraan Indonesia);
selecting approach), namun dalam (Tibum), kedua-duanya bertujuan
keadaan tertentu DEPECAGE dapat agar hukum nasional digunakan g. perkawinan untuk menghindari
diperlakukan sebagai kekecualian: dengan mengenyampingkan hukum pengusiran;
- pelaksanaan kewajiban para pihak asing. Sama-sama ( Wanita-wanita asing yang secara
dalam kontrak harus dilaksanakan mengesampingkan kaedah hukum tergesa-gesa menikah dengan pria
di tempat-tempat yang berbeda; tertentu; Belanda pada masa perang, dengan
- para pihak sepakat untuk - perbedaan antara PH dengan maksud menghindarkan pengusiran
“memecah” sebuah kontrak Tibum: oleh jawatan Imigrasi)
kedalam bagian-bahian tertentu Tibum : Hukum nasional dianggap
dan menundukkan masing-masing tetap berlaku; h. perkawinan untuk dapat bekerja;
bagian itu pada system hukum (Pengesampingan dilakukan untuk (wanita asing yang menikah dengan
berbeda-beda, atau kepentingan hakim) pria WNI untuk dapat bekerja
- karena submasalah tertentu dari PH : Hukum nasional tetap berlaku menghindarkan ijin kerja khusus
suatu hubungan hukum tertentu dan dianggap tepat pada suatu WNA berdasarkan Peraturan
ternyata memiliki kaitan nyata yang peristiwa hukum saja, karena Menteri Perburuhan (UU No.3
lebih besar pada sebuah system sifatnya menghindarkan hukum tahun 1958)
hukum yang seharusnya berlaku nasional; (Casuistis dalam kasus-
berdasarkan pilihan hukum para kasus tertentu saja, biasanya -Percreaian:
pihak / berdasar kaidah HPI. para pihak atas saran Kasus Cerai kawin di ZEVENBURGEN
pengacaranya); Bagi WN Italia dan Austria yang
Dalam system Conflict of laws tidak bias bercerai (karena
Amerika Serikat, pada dasarnya Penyeludupan hukum (PH) : hukumnya tidak mengenal cerai,
menaggap tugas HPI menetapkan kaedah-kaedah hukum asing hanya sepakat pisah) pergi ke
aturan hukum local yang mana kadang-kadang dikesampingkan Honggaria naturalisasi jadi WN
dalam sebuah penyelesaian sebuah dan menggunakan hukum nasional Honggaria dan anggota jemaat
hubungan/peristiwa hukum (rule atau sebaliknya untuk keuntungan / protestan di gereja Zevenburgen,
selecting approach), menganggap tujuan tertentu. maka keputusan pisah meja &
DEPECAGE sebagai sesuatu yang tempay tidur bias diubah menjadi
alamiah. Penyelesaian conflict of Contoh kasus: perceraian;
laws harus dilakukan atas dasar Gretna Green
analisis kasus perkasus (case-by Sebuah desa di Scotlandia dekat Naturalisasi di Eslandia:
case analysis), sehingga adalah dengan England yang menjadi - Van A WN Belanda menikah di
wajar bila salah satu kasus harus tempat perlindungan bagi orang- Indonesia dengan WN Belanda;
tunduk pada system hukum yang orang Inggris yang hendak menikah - bercerai menurut BW
berbeda dari system hukum yang tanpa persetujuan dari orang tua (KUHPerdata) belum cukup alasan,
diberlakukan untuk kasus lain yang mereka. maka hanya pisah meja dan tempat
timbul dari hubungan/peristiwa tidur;
hukum yang sama. Perkawinan orang-orang Indonesia naturalisasi ke Eslandia dan
di Penang atau Singapur mengajukan perceraian;- pergi ke
- larangan menikah karena adanya Negara Baltik, Eslandia
ketentuan larangan kawin sebelum - Van A menikah lagi dengan wanita
Kuliah Hukum Perdata International lewat 300 hari bagi perempuan lain dilangsungkan di Scotlandia.
(11) menurut BW, disiasati dengan
(Dosen: Abdul Fickar Hadjar, SH., melakukan perkawinan di Penang Kasus Mr. I. Tj.
MH) atau Singapur; i. Mr. I Tj. Pengacara WNI (Islam)
- kalau sekarang banyak digunakan menikah dengan Ny. JMR (WN
PENYELUDUPAN HUKUM oleh pasangan yang berbeda Belanda) masuk Islam;
Istilah-istilah: agama. j. Ny. JMR ke labuan Bilik batu
- Wetsontduiking (Belanda), mengucapkan “ikrar murtad” di
“fraude a la loi” (Perancis), “fraus Contoh-contoh penyeludupan depan Raad Agama Kerapatan
legis” (Latin), “Gesetzesumgehung”, hukum: Besar negeri Panei, Raad Agama
das Handeln in fraudem legis” f. perkawinan untuk memperoleh memutuskan jika sudah murtad
(Jerman), “fraudulent creation of kewarganegaraan; tunggu 3 x suci, jika masih murtad
talak jatuh pada tanggal nikahnya. diterima dalam praktek bisnis bagi menjadi penyeludupan hkum
k. Ternyata JMR menikah lagi di pihak-pihak yang menyepakati. apabila hal tersebut dilakukan
Surabaya dengan WN Belanda. Yang dipilih dalam pilihan hukum terhadap sistim hukum yang ada
l. Alasan murtad dapat dijadikan adalah sistim hukumnya, bukan hubungannya dengan kontrak (ada
alasan perceraian, penyeludupan perundang-undangannya; / tidaknya hubungan dengan isi
hukum yang dilakukan JMR - Tidak dapat diterapkan terhadap kontrak--
berhasil. permasalahan diluar bidang
kontrak. d. Harus ada red connection
Sifat penyeludupan Hukum: dengan isi kontrak;
m. menggunakan HPI untuk tujuan Pilihan Hukum merupakan
tertentu, supaya attas hubungan kebebasan yang diberikan kepada e. Red Connection dengan
non hukum tertentu diperlakukan para pihak untuk menentukan perbuatan hukum;
hukum yang lain dari pada apa yang hukum yang akan berlaku bagi
seharusnya akan dipergunakan. konntrak yang dibuatnya; untuk kontrak kkerja yang
Intisari pilihan hukum adalah dilakukan di Indonesia harus
Tujuan penyeludupan hukum: otonomi; dipakai hukum Indonesia
n. untuk dapat mmenghindarkan DUMOULIN (Perancis).- penemu (merupakan kebijakan ekonomi
suatu akibat hukum yang tidak Pilihan Hukum ---- nasional);f. Khusus di Indonesia ---
dikehendaki atau untuk
mewujudkan suatu akibat hukum Batasan Penggunaan Pilihan Hukum g. Berdasarkan perkembangannya,
yang dapat dikehendaki. pilihan hukum tidak diperkenankan
a. Tidak bertentangan dengan terhadap ketentuan-ketentuan
VESTERS – DUBINK: penyeludupan “ketertiban umum” yang sudah diatur oleh Pemerintah
hukum terjadi apabila seorang Bahwa hukum yang digunakan oleh Ybs. Contoh: PP No. 16/1997
berdasarkan ketentuan-ketentuan para pihak itu tidak bertentangan mengenai Waralaba, tidak
yang dipergunakan dalam undang- dengan asas-asas / sendi hukum diperkenankan menggunakan sistim
undang, tetapi melawan jjiwa dan sang hakim dan salah satu pihak; hukum selain hukum Indonesia.
tujuannya, secara muslihat
melakukan perbuatan-perbuatan b. Tidak boleh menjelma menjadi Macam-macam Pilihan Hukum
yang dimaksudkan untuk pilihan hukum:
menghindarkan berlakunya kaedah- Penyeludupan hukum--- tindakan a. Pilihan hukum secara tegas
kaedah hukum tertulis / tidak para pihak untuk menentukan secara jelas dicantumkan dalam
tertulis. sendiri hukum yang berlaku baginya kontrak;
dengan itikad yang buruk; pilihan hukum di Negara-negara
Akibat-akibat Penyeludupan bagian (AS)pengecualian ---
Hukum: c. Hanya boleh mengenai bidang Clausula penyelamatan suatu
o. setiap penyeludupan hukum kontrak kontrak
mengakibatkan batalnya perbuatan Titik pertalian yang objektif, digeser apabila isi/clausula dan pasal
bersangkutan. oleh pilihan hukum didalam kontrak bertentangan
p. Ungkapan yang terkenal: fraus Pergeseran titik pertalian objektif, dengan hukum B, maka hukum
omnia corrumpt, artinya contoh: yang digunakan adalah hukum
penyeludupan hukum - kewarganegaraan (Wanita Asing X B;Contoh: AXB--
mengakibatkan bahwa perbuatan Pria WNI )
hukum itu dalam kkeseluruhannya ke USA)- domisili ( di Negara- b. Pilihan hukum secara diam-diam
tidak berlaku. negara yang menganut system Dilihat dari:
q. Prinsip ini dianut oleh Perancis. domisili, perpindahan domisili dalam klausulanya ditentukan
Contoh kasus : peristiwa putrid De tersebut akan dapat menggeser adanya kewajiban bagi para pihak
Bauffrement. titik ppertalian yang objektif, yaitu yang menunjukan pada sistim
hukum dari negaranya, Contoh hukum tertentu;Isi Kontrak -
Inggris--- Tindakan-tindakan para pihak yang
- pilihan hukum dapat berubah menunjukan kearah suatu sistim
Kuliah Hukum Perdata International menjadi penyeludupan hukum hukum tertentu;
(12) apabila menggeser titik pertalian Contoh: - pengiriman barang
(Dosen: Abdul Fickar Hadjar, SH., objektif (domisili, keWNan, lex rei menggunakan jasa pengangkut
MH) sitae, lex loci contractus); New
dilihat dari ada / tidak “red York;
PILIHAN HUKUM connection” dengan isi kontrak).- jadi dianggap para pihak
- Pilihan Hukum sudah umum pilihan hukum dapat berubah menundukan diri pada sistim
hukum New york.- klausul-klausula hukum kebendaan dan 4. Persoalan perolehan alat bukti
dalam pasal mirip dengan klausula sebaagainya. atau saksi-saksi di luar negeri,
dalam sistim hukum New York sebagai pelaksanaan kewenangan
Namun tidak kalah pentingnya peradilan suatu Negara di wilayah
c. Pilihan hukum yang dianggap peranan kaedah-kaedah hukum Negara lain. Butir 3 & 4 biasanya
Dugaan-dugaan fiktif dari sang formal / procedural / acara yang diatur convensi hukum
Hakim dimana hakim menganggap akan menetapkan bagaimana international, jika tidak diatur
para pihak telah memilih satu sistim aturan penyelesaiaan sengketa hukum acara manakah yang harus
hukum tertentu. harus dijalankan agar upaya berlaku? Ada dua pandangan yang
penegakan hukum substantive berbeda :
d. Pilihan hukum secara hipotetis dapat diwujudkan secara efektif. a. Hukum acara forum (lex fori)
Berdasarkan dugaan-dugaan dari yang mengadili perkara juga yang
sang Hakim; Dalam konteks HPI, persoalan harus berlaku di wilayah Negara
Lebih buruk dari (butir C) karena pokok hukum acara adalah asing tempat alat bukti berada.
disini para pihak tidak bermaksud / menyangkut penentuan Asas ini didasarkan pada prinsip
tidak ada maksud / keinginan untuk kewenangan mengadili dari sebuah kedaulatan Negara yang antara lain
memilih suatu hukum. forum apabila dihadapkan pada diwujudkan dalam pelaksanaan
perkara yang mengandung unsure kewenangan yuridiksi pengadilan.
asas favorable, sepanjang asing. Sebuah transaksi b. Penyelesaian urusan yang
disepakati oleh para pihak;Pilihan transnasional (melampaui batas menyangkut pelaksanan
Hukum alternative Negara), maslah procedural dalam kewenangan forum di wilayah
proses penyelesaian sengketanya Negara asing tidak selalu dapat
dilakukan terhadap pilihan hukum juga akan bersifat khas. ditundukan pada lex fori, tetapi
suatu Negara yang memiliki tunduk pada lex fori asing (foreign
kompleksitas sistim hukum.Pilihan Sebagai contoh: jurisdiction / lex diligentiae)
Hukum Selektif 5. Apabila pengadilan Indonesia
Contoh: Indonesia ; hukum perdata Penggugat A yg berdomisili di telah memiliki kewenangan
barat, hukum Adat; hukum Islam. Indonesia mengajukan gugatan Yurisdictional, memutus perkara
ganti rugi di pengadilan Indonesia yang mengalahkan B dan eksekusi
terhadap B yang berdomisili di asset-aset B harus dilaksanakan
Kuliah Hukum Perdata International Singapur. pengadilan Singapura.
(13) Persoalannya jika tidak terdapat
Dosen : Abdul Fickar Hadjar, SH., perjanjian saling mengakui dan
MH Beberapa masalah khas yang melaksanakan putusan hukum yang
mungkin muncul, yaitu: dibuat di masing-masing Negara.
PRINSIP-PRINSIP UMUM HUKUM 1. Apakah pengadilan Indonesia (maslah HPI: recognition and
ACARA PERDATA INTERNATIONAL mempunyai kompetensi / emforcement of foreign
kewenangan untuk memutus judgements);
A. PENDAHULUAN perkara A dan B; 6. Persoalan penyelesaian sengketa
Dalam konteks HPI, biasanya pelaku 2. Jika mempunyai kompetensi, melalui “arbitrase perdagangan
bisnis atau lawyers mereka hukum manakah yang harus international”, jika forum arbiter
umumnya mengandalkan aturan- digunakan untuk memnyelesaikan memutus atas dasar “ex Aequo et
aturan untuk menyelesaikan masalah (hukum Indonesia atau Bono”. Apakah kebebasan forum
masalah secara damai, dan yang Singapura). Masalah ini sebenarnya arbitrase bersifat mutlak atau kah
banyak menjadi perhatian adalah maslah HPI, tetapi diluar persoalan forum tetap terikat untuk
solusi atas persoalan hukum dari hukum acara; mendasarkan diri pada system
segi hukum materiil (substantive 3. Persoalan proses pengajuan hukum tertentu. Persoalan ini
law). Kaedah-kaedah hukum Tergugat B ke pengadilan akhirnya membawa orang utuk
perdata dan perdagangan Indonesia, jika B tidak dipanggil dan menentukan hukum apa yang harus
umumnya dibuat untuk membantu diajukan sesuai tata cara hukum digunakan sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan dalam yang berlaku atau hukum proses penyelesaian sengketa
mencapai hasil penyelesaian international, maka pengadilan arbitrase.
perkara yang palin baik dari segi Indonesia tidak dapat memberikan
substansi. Disinalah para ahli putusan yg sah dan putusan itu B. PRINSIP HPI TENTANG DASAR
hukum mengandalkan hukum tidak akan memiliki kekuatan PENETAPAN YURISDIKSI FORUM
perikatan (law of obligation) atau hukum untuk dilaksanakan (di DALAM LITIGASI PERKARA
hukum kontrak atau hukum Indonesia, Singapura atau di mana TRANSNASIONAL
tentang PMH atau hukumkeluarga, pun); Berbicara tentang yurisdiksi
ekstrateritorial, atas dasar Meski sebuah forum terbukti bidang perkara HPI sering dibentuk
kedaulatannya setiap Negara berwenang untuk mengadili, melalui titk taut lain, seperti
berwenang sepenuhnya untuk namun ia dapat menolak atau tidak pelaksanaan kontrak atau tempat
mengklaim yurisdiksi atas subjek melanjutkan proses pemeriksaan PMH di Negara forum.
hukum, namun secara international perkara, karena:
diterima prinsip bahwa a. Asas forum nonconveniens Penentuan dasar yurisdiksi
kewenangan semacam itu perlu Penolakan dengan pertimbangan pengadilan, dalam praktek litigasi
dibatasi dan Negara-negara harus koneksitas antara para pihak tidak international umumnya dibedakan
membatasi diri dalam mengklaim signifikan, sehingga perkara harus kedalam :
kewenangannya (self-restraint). diajukan di Negara lain; - yurisdiksi in personam;
Artinya setidaknya harus ada dasar Asas lis alibi pendens - yurisdiksi in rem;
yang kongkret bagi pengadilan Terbukti proses pemeriksaan - yurisdiksi quasi in rem .
sustu Negara untuk mengklaim perkara yang sama sedang ber
yuridiksi ekstrateritorialnya. Dasar jalan di hadapan forum Negara lain; Yurisdiksi in personam adalah
yang konkret itu umumnya Asas res judicata yurisdiksi atas orang, umumnya
ditentukan oleh ada-tidaknya suatu Perkara dan para pihak yang sama dianggap sebagai yurisdiksi tidak
pertautan atau kontrak telah diadili dan diputus- terbatas (unlimited jurisdiction),
(connection) tertentu antara kan oleh sebuah forum lain dan artinya pengadilan memiliki
Negara dan badan peradilannya telah memperoleh kekuatan yurisdiksi / kewenangan untuk
disatu pihak, dengan gugatan atau hukum tetap. memutus perkara yang
pihak-pihak dalam perkara dilain menyangkut tergugat untuk jumlah
pihak. b. Keputusan melanjutkan yang tidak terbatas dan
pemeriksaan akan bertentangan menyangkut seluruh asetnya.
Pengertian “Kewenangan dengan kewenangan yurisdiksional Yurisdiksi ini timbul disebabkan
Yuridiksional Forum” dalam konteks ekslusif atau bertentangan dengan oleh :
HPI klausula arbitrase yang disepakat 1. Kehadiran (Presence)
Masalah yurisdiksi secara luas para pihak. Kehadiran seseorang di wilayah
dapat diartikan sebagai masalah suatu negara forum dianggap
apakah sebuah forum akan 3. Apakah ada Pembatasan sebagai dasar yang cukup bagi
mengadili dan emutuskan suatu terhadap Pengadilan dalam forum untuk mengklian
perkara yang diajukan kepadanya. Melaksa jurisdiksinya atas orang itu, namun
Dalam HPI masalah ini menjadi nakan Kewenangan kehadiran seseorang di sebuah
lebih kompleks karena mencakup Yurisdiksionalnya; Negara sekedar transit belum
beberapa masalah: Meski pengadilan sudah dianggap cukup untuk mengklaim
1. Apakah Pengadilan Berwenang melaksanakan panggilan dengan yuridiksi;
untuk Mengadili Perkara benar,
Kompetensi mengadili adalah Yurisdiksi pengadilan masih 2. Tempat Kediaman (domicilie)
persoalan hukum acara, dan dalam mungkin dibatasi, yg Tempat kediaman tetap (domicilie)
hukum keperdataan biasanya mengakibatkan disustu Negara, dianggap sebagai
bergantung dari penyampaian Pengadilan dianggap tidak dasar mengkliam yurisdiksi;
panggilan pengadilan kepada pihak berwenang mengadili. Pembatasan 3. Penundukan sukarela (consent)
tergugat (service of writ), dan Pembatasa itu berkenaan dengan: Penundukan sukarela seseorang
panggilan hanya dapat disampaikan a. pokok perkara (subject matter), ditunjukkan dengan seseorang
jika: misalnya menyangkut tanah atau mengajukan gugatan atau
- tergugat berada secara fisik di property di wilayah Negara asing; menjawab gugatan terhadap
dalam yurisdiksi pengadilan, b. jenis perkara yang diminta, dirinya diforum suatu Negara.
- tergugat menundukkan diri pada misalnya pemberian izin untuk Yurisdiksi ini dikatagorikan sebagai
kewenangan yurisdiksional perceraian; yurisdiksi khusus (specific
pengadilan; c. Subjek hukum terhadap mana jurisdiction);
- pengadilan memerintahkan tuntutan diajukan, misalnya
pemanggilan tergugat di wilayah di gugatan terhadap Negara asing. 4. Pertautan Minimum (Minimum
luar yuridiksi pengadilan (service of Contacts)
writ out of the Dalam litigasi transnasional, asas Adanya minimum contacts antara
jurisdiction). actor squitur forum rei (tempat seorang dan Negara forum.
tinggal tergugat untuk menentukan
2. Apakah Pengadilan akan tempat penadilan) ternyata tidak Yuridiksi in rem, adalah yuridiksi
Menolak Mengadili atau Tidak selalu dapat digunakan secara atas benda (thing/res) yang berada
Melanjutkan Proses Peradilan efektif, karena connections di di wilayah Negara forum, yang
secara langsung atau tidak orang (natural person), juga berupa asing, baik melalui:
berkaitan dengan perkara yang badan hukum (legal person). Bagi - choice of forum clause didalam
sedang dihadapi. Pengadilan yang badan hukum tidak ditentukan satu kontrak, maupun
memiliki yurisdiksi in rem memiliki berdasarkan domisili badan hukum, - melalui persetujuan tertulis yang
kewenangan untuk mengadili tetapi berdasarkan lokasi badan dibuat pada saat sengketa timbul;
sengketa-sengketa yang berkenaan hukum. Negara-negara tertentu
dengan title atas benda-benda menetapkan lokasi atas dasar: 4. Yurisdiksi atas dasar
tertentu yang berada di wilayah - tempat pengelolaan utama dan kewarganegaraan, Kekayaan, atau
forum. pengawasan (chief management Pemunculan / Kehadiran
and control) badan hukum itu Dalam proses penyelesaian
Yurisdiksi quasi in rem dikenal berada (Prancis); sengketa di bidang perdagangan
dalam system hukum acara - tempat pusat operasi (central modern dewasa ini, kewenangan
Amerika, untuk perkara-perkara location of the companys suatu forum juga dibatasi prinsip-
yang tidak langsung menyelesaikan operations) badan hukum itu prinsip kewajaran dan keadaban /
gugatan atas kepemilikan tergugat (Jerman); kepantasan (reasonableness and
atas suatu kebendaan yang - tempat badan hukum didirikan decency). Pembatasan itu dapat
berkaitan dengan perkara, tetapi secara hukum (place of diberlakukan atas dasar:
hanya karena penggugat menuntut incorporation – Inggris); a. Kemauan politik dari forum suatu
agar kekayaan tertentu milik Negara berdaulat untuk membatasi
tergugat yang ada di wilayah forum Amerika Serikat menentukan kedaulatan dan kewenangannya
dilekatkan pada perkara, walaupun yuridikasi badan hukum berdasar: (souvereign selfrestraint);
tidak ada kaitan langsung antara a. Tempat usaha utama (principle b. Pemberlakuan batas-batas
kekayaan dengan pokokperkara. place of business) diwilayah tertentu yang harus dipenuhi
negara forum; sebelum sebuah forum mengklaim
Beberapa Prinsip Penetapan c. Tempat Pendirian (state of yuridiksi;
Yurisdiksi dalam Litigasi incorporation) di Negara forum; c. Berlakunya aturan-aturan hukum
International d. Adanya pertautan minimum nasional yang menetapkan batas-
(minimum contacts) dengan Negara batas pelaksanan yuridiksi
1. Yurisdiksi Teritorial atas dasar forum; ekstrateritorial;
Domisili (Tergugat) d. Penetapan inkompetensi oleh
Prinsip actor sequitur forum rei 2. Yurisdiksi Khusus dalam forum sendiri atas dasar doctrin
(gugatan diajukan ditempat Perjanjian dan PMH forum noncomveniens (Negara-
tergugat tinggal) dimaksudkan - Dalam perkara perjanjian, gugatan negara Common law) atau lis alibi
sebagai upaya perlindungan hukum diajukan ditempat perjanjian dibuat pendens dan res judicata (Negara-
bagi pihak tergugat, yang mungkin (forum contractus), pada negara Civil law);
akan menghadapi kesulitan dan perkembangannya konsep ini
ketidak adilan jika diadili di bergeser kearah tempat Namun dalam kenyataan banyak
pengadilan negara asing. Rasio pelaksanaan kontrak (forum Negara yang hukum acaranya tidak
prinsip ini adalah domisili solusionis). membatasi diri dalam klaim
merupakan tempat tinggal - Dalam perkara perbatan melawan yuridiksi atas subjek hukum asing,
seseorang secara terus menerus, hukum (PMH/tort) umumnya dan menggunakan batas-batas yang
karena itu ia dapat digugat tanpa mendasarkan pada asas forum berlebihan (oxorbtant jurisdictions
pembatasan tertentu mengenai delicti commisi (tempat dimana bases), misalnya :
jenis perkara, tanpa ada PMH dilakukan), namun dalam - menetapkan kewenangan
persyaratan membuktikan kontek PMH transnasional yurisdiksi atas dasar hukum
connection domisili tergugat berkembang kearah pengakuan personal kewarganegaraan pihak
dengan pokok perkara, karenanya asas “place where the injury was penggugat (Prancis, Luxenburg,
yurisdiksi ini memiliki general sustained” (tempat dimana Belgia, Belanda), sementara WN
jurisdiction (GJ). GJ atas seseorang kerugian dianggap timbul). mereka hanya dapat diadili di
karena adanya pertautan (contact) forum Negara mereka sendiri;
antara forum dengan seseorang 3. Yurisdiksi karena Persetujuan - yuridiksi tak terbatas atas dasar
yang bersifat terus menerus Yurisdiksi ekstrateritorial dapat kehadiran benda milik tergugat di
(continous) dan sistematis diklaim oleh sebuah forum atas wilayah forum (Jerman);
(systematic), atas dasar yuridiksi ini dasar kenyataan bahwa para pihak - yurisdiksi forum atas tergugat ini
seseorang dapat digugat apa saja di (terutama tergugat) telah secara tetap ada walaupun tidak ada
wilayah forum. sukarela memilih untuk pertautan antara benda milik
mempertahankan dirinya dan harta tergugat dan perkara yang diajukan
Tergugat (defendant) dapat berupa kekayaannya didepan suatu forum ke pengadilan itu (Denmark);
memasarkan produknya di AS,
Asas lain dalam praktek (a) Persoalan utama perkara- meski tanpa kehadirannya,
international adalah asas forum rei perkara yang bersifat transnasional dianggap wajar dan adil telah
sitae yang menerbitkan (HPI) adalah terletak pada adanya memiliki “minimum contact”
kewenangan yurisdiksional pada perbedaan-perbedaan prinsip atau dengan As, karenanya pengadilan
forum dari tempat letak benda yang aturan antara tergugat dengan AS berwenang mengklaim yuridiksi
melekat pada gugatan pihak forum. yang digunakan oleh in personam terhadap tergugat;
tergugat. berbagai sistim hukum untuk
menentukan adanya “pertautan” 4. Pertautan antara tergugat
Dasar lain untuk menetapkan atau connection antara forum dan dengan Negara forum juga bisa
kewenangan yurisdiksional adalah Tergugat. terbentuk atas dasar tindak-tanduk
kehadiran fisik (physical presence) tergugat yang dengan sengaja
dari Tergugat di wilayah forum. Di Dalam system common law, diarahkan kenegara forum
beberapa Negara diterapkan secara Kewenangan Yurisdiksi juga dapat (purposefully directed toward the
berlebihan, dalam arti klaim menggunakan cara pemanggilan forum state), pemasaran produk di
yuridiksi diterapkan pada baik yang sah terhadap tergugat yang negar tertentu dapat melahirkan
tergugat asing melakukan bisnis secara fisik hadir di wilayah yurisdiksi pengadilan Negara yang
secara teratur di wilayah forum pengadilan. Dalam kasus-kaus HPI bersangkutan.
maupun terhadap transient di Amerika Serikat digunakan
defendant, atau tergugat yang ukuran minimum contact antara (c) Meski penggunaan prinsip “fair
sekedar mampir dan lewat di forum dengan tergugat, yang baru play” dan “substantial justice”
wilayah forum. ada jika memenuhi criteria umum nampak sangat baik, namun
“kewajaran dan keadilan” dalam kemungkinan penafsiran secara
C. PERSOALAN-PERSOALAN arti traditional (traditional notion of subjectif terhadap prinsip itu dalam
KHUSUS TENTANG YURISDIKSI fair play and substantial justice). pergaulan international dapat
EKSTRATERITORIAL menimbulkan ketidak pastian
(EXTRATERRITORIAL JURISDICTION) (b)Persoalannya standar umum ini hukum. Seorang calon penggugat
Yang dimaksud dengan yurisdiksi tidak dengan sendirinya dianggap (plaintiff) tidak memiliki kepastian
ekstrateritorial adalah kewenangan sebagai criteria yang jelas bagi apaka forum tempat diajukannya
pengadilan suatu Negara untuk pengadilan, karena berbagai gugatan mempunyai yuridiksi atau
melaksanakan yurisdiksinya atas penafsiran dan upaya pembatasan tidak untuk memeriksa gugatan itu.
seseorang tergugat (defendant) terhadap pengertian “fair play and
yang berkediaman tetap (domicile) substantial justice” itu terus Tradisi hukum Eropa Continental
di suatu Negara di luar Negara berkembang pada setiap perkara (civil law) khususnya dilingkungan
forum. yang dihadapi. hukum Masyarakat Eropa (EC),
dengan berlakunya Council
Asas yang berlaku bagi pengadilan Praktek pengadilan Amerika Regulation on Jurisdiction and the
untuk menentukan ada tidaknya Serikat, dalam melakukan Recognition andEmforcement of
kewenangan pengadilan untuk interpretasi “minimum contract” Judgment in Civil and Commercial
mengklaim yuridiksi atas seorang meggunakan ukuran tambahan Matters telah terjadi keseragaman
tergugat adalah asas actor sequitur dengan adanya fakta-fakta yang yang memberikan kepastian
forum rei. menunjukkan: hukum, yang secara umum
1. Kesinambungan dan pola yang memberlakukan prinsip forum rei
Dalam pemahaman Negara-negara teratur dari tergugat dalam dengan ukuran domicilie, bukan
yang menganut civil law, atas dasar menjalankan urusan-urusannya di kewarganegaraan (nationality).
asas forum rei dapat dengan wilayah Negara forum (continuity
mudah diterapkan pengadilan and systematic way of conducting Seorang tergugat yang berdomisili
untuk membentuk real connection business in the forum state); di suatu Negara anggota, apapun
/kaitan nyata antara forum dan kewarganegaraannya, dapat diadili
tergugat, atas dasar itu dapat 2. Gugatan harus terbit dari dan oleh pengadilan dimana ia
diklaim sebagai kewenangan berkaitan dengan aktivitas pihak berdomisili, demikian juga tergugat
yuridiksi umum (general tergugat di wilayah forum (claims yang bukan warga Negara tempat ia
jurisdiction) atas tergugat. Pada have to arise out of and related to berdomisili, akan tunduk pada
Negara-negara common law, hal the defendants activities in the aturan yurisdiksi yang berlaku atas
serupa dipahami melalui konsep forum state); WN dari Negara forum.
yuridiksi in personam atas dasar
asumsi pertautan personal / pribadi 3. Dalam perkara-perkara kontrak (d) Persoalannya adalah perbedaan
dengan forum. jual beli international, seorang yang pendapat tentang dasar penentuan
domicilie tergugat (tempat dalam mengajukan perkara di asing di depan forum Negara Y. DKL
kediaman tetap/sehari-hari) yang pengadilan tempat ia berkediaman dua elemen diatas dapat dianggap
mungkin berbeda-beda tetap, pembatasan ini dimaksudkan memberikan dasar hukum yang
pengertiannya dari satu Negara ke untuk mencegah pelanggaran atas cukup bagi pengadilan Y untuk
Negara lain. hak-hak pihak tergugat untuk mengklaim yurisdiksi.
- dapatkah T seorang WN X yang memperoleh perlakuan hukum
berkediaman tetap di Negara Y, yang wajar. Karenanya prinsip 2. Kasus Perkins Vs Benguet
menolak yurisdiksi pengadilan Y MCFF ini dianggap sebagai “batas Consolidated Mining Co. (1952)
atas dasar kenyataan bahwa hukum luar” bagi pengadilan melaksanakan
acara Negara Y menetapkan tempat yurisdiksinya. Artinya pengadilan Tergugat, sebuah perusahaan
kediaman seseorang tergugat atas hanya dapat melaksanakan Filipina yang bergerak dibidang
dasar prinsip kewarganegaraan yurisdiksinya apabila terdapat pertambangan emas dan perak di
tergugat? pertautan minimum antara Filipina. Sejak pendudukan tentara
- apakah pengadilan sebuah Negara tergugat dengan Negara forum jepang di Filipina, seluruh operasi
Eropa (anggota EC) dapat sedemikian rupa, sehingga tergugat pertambangan dihentikan, presiden
mengklaim yurisdiksi in personam akan menerima perlakuan yang direktur yang sekaligus pemegang
atas seorang tergugat yang tidak wajar dan adil. saham terbesar, kembali ke Negara
berdomisili di Eropa, tetapi asalnya Ohio di AS. Selama ia
melaksanakan bisnis tertentu ke Contoh Kasus berada di Ohio, tergugat
dalam wilayah Eropa? 1. Kasus Mc Gee Vs International menjalankan erusahaannya
- apakah pengadilan Indonesia Life Insurance Co (1957); berkenaan dengan upaya
dapat menerapkan asas forum rei pengerolehan kembali asset-aset
terhadap T tergugat WNI yang - Tergugat, perusahaan asuransi perusahan yang ada di Filipina.
berkediaman tetap di Belanda ? Negara X, yang menawarkan dan
atau menutup sebuah perjanjian Penggugat, seorang warga Ohio
- Apakah T WNI dapat menolak asuransi kepada Penggugat, WN Y. mengajukan gugatan terhadap
yurisdiksi pengadilan Indonesia, Perjanjian ini merupakan satu- tergugat di Ohio untuk mengklaim
karena berdomisili di Eropa, yang satunya perjanjian yang dijual haknya atas pembayaran deviden
berdasarkan Council Regulation tergugat di Negara Y. Setelah yang sudah jatuh tempo untuknya
hanya pengadilan di Negara-negara Penggugat meninggal dunia, sebagai pemegang saham di
EC saja yang berwenang menklaim Tergugat menolak untuk membayar perusahaan tergugat.
yuridiksi terhadap dirinya. klaim uang asuransi, dan pihak
Tertanggung (beneficiary/ahli waris Gugatan sama sekaali tidak
D. ELEMEN-ELEMEN YURISDIKSI penggugat) menggugat Tergugat di berkaitan dengan aktivitas
FORUM DALAM HPI DAN KASUS- Negara Y, berdasarkan peraturan perusahaan tergugat di Ohio,
KASUS Long Arm Statute yang berlaku di namun pengadilan Ohio tetap
Negara Y. Tergugat dipanggil menerima gugatan, dengan
Prinsip Konstitutif untuk Klaim melalui surat dan akhirnya hadir di anggapan bahwa sebagian besar
Yurisdiksi Negara Y untuk melawan dan aktivitas perusahaan tergugat sejak
membantah kewenangan yurisdiksi Perang Dunia ke II sampai diajukan
Dalam perkembangan HPI modern Negara Y. gugatan, dilakukan di Ohio.
yang diterapkan pengadilan suatu
Negara dalam melaksanakan - Negara Y dianggap dapat Berdasar fakta ini, pengadilan Ohio
yurisdiksi atas sebuah perkara HPI, mengklaim yurisdiksi atas pihak memiliki “sufficient contact”
tidak lagi didasarkan pada prinsip tergugat (asing) itu dengan dasar dengan perusahaan tergugat dan
kedaulatan territorial atas orang pikiran: penerimaan yurisdiksi atas gugatan
dan benda yang berada di wilayah a. Tergugat telah mengajukan yang berkaitan dengan aktivitas
Negara forum. Prinsip yang semakin penawaran untuk menutup kontrak tergugat yang tidak berkaitan sama
banyak digunakan secara asuransi kepada seorang warga sekali dengan Ohio, dianggap tidak
international adalah pertimbangan Negara Y; melanggar pengertian tradisional
adanya pertautan minimum dan b. Negara Y memiliki kepentingan mengenai keadilan dan fair play
prinsip kewajaran yang mendasar untuk melindungi warga Negara Y (reasonable and just)
(minimum contacts and dari kegagalan perusahan asuransi
fundamental fairness principle – untuk membayar klaim Sejak tahun 1977, Mahkamah
MCFF principle). asuransinya. Agung Amerika Serikat dengan
- Berdasarkan Long Arm Statute tegas mengesampingkan dan
Prinsip MCFF ini dikembangkan Negara Y, maka WN Y dapat menolak “kekuasaan atas orang
untuk membatasi pihak penggugat menggugat perusahaan asuransi dan benda” sebagai dasar
pengadilan menentukan yurisdiksi dipenuhi, adalah “wajar dan adil” dapat digugat disana. Kenyataan
atas tergugat asing, dan untuk mengadili tergugat dalam bahwa mobil yang mereka jual
menetapkan dalam semua perkara perkara di forum yang dapat mengalami kecelakaan di
pelaksanan yurisdiksi harus bersangkutan; mana saja (termasuk Oklahoma)
diwujudkan atas dasardan diuji tidak dapat dianggap cukup dasar
lewat pemenuhan prinsip Contoh kasus Purposeful Availment untuk menganggap adanya
“minimum contacts and Kasus posisi: “connection” antara tergugat
fundamental fairness” (Perkara - Ketika penggugat berkediaman di dengan Oklahoma. Demikian juga
SHAFFER VS HEITNER 1977). New York (NY) membeli sebuah jaringan kerja yang bersifat global
mobil VW dari tergugat 1 dealer untuk memasarkan dan memberi
Batas-batas pelaksanaan Yurisdiksi mobil VW di NY. Tahun berikutnya pelayanan pemeliharaan mobil,
penggugat sedang dalam belum cukup dianggap sebagai
Mahkamah Agung RI pernah perjalanan menuju NB Arizona, dasar untuk klaim yurisdiksi;
menegaskan batas-batas terluar mengalami kecelakaan di NB - Karena para tergugat sendiri tidak
untuk mengklaim yurisdiksi: Oklahoma, penggugat mengalami memiliki kontak apapun dan tidak
1. Penekanan harus diletakkan pada cedera serius; melakukan aktivitas bisnis apapun
tergugat dan pertautan (contacts) - Penggugat mengajukan gugatan yang secara langsung berkaitan
antara tergugat/transaksi yang “product liability” tehadap tergugat dengan Oklahoma, maka secara
melibatkan tergugat dengan forum; 1 dan tergugat 2 (Distributor konstitusional tidak dapat
regional NY, New jersey & ditundukkan untuk berperkara di
2. Pengadilan tidak boleh Conectitut), dimana gugatan Oklahoma, walaupun kecelakaan
mendasarkan pada factor diajukan di Oklahoma; terjadi di Oklahoma;
penggugat memiliki connection - Yurisdiksi pengadilan Oklahoma - Putusan MA, Pengadilan
dengan forum; ditolak oleh tergugat 1 dan 2, Oklahoma tidak memeiliki
namun penolakan itu dibantah oleh kewenangan yurisdiksional untuk
3. Alasan forum akan menyulitkan pengadilan Oklahoma dengan sikap mengadili para tergugat.
tergugat (asing) atau tidak, hukum mempunyai klaim yurisduksi atas
internal forum (lex fori) yang akan perkara;
diberlakukan sebagai lex causae, - Ketika para tergugat mengajukan E. TREND PERKEMBANGAN HUKUM
tidak lagi dianggap sebagai dasar Kasasi, Mahkamah Agung PERDATA INTERNATIONALAsas
pertimbangan klaim yurisdiksi membatalkan putusan pengadilan klasik klaim yurisdiksi dalam suatu
tergugat asing; Oklahoma dengan alasan klaim perkara HPI adalah asas actor
yurisdiksi pengadilan Oklahoma sequitur forum rei ( penggugat
4. Sebaliknya, selama terdapat dianggap melanggar prinsip due mengikuti forum dari tempat
minimum contacts antara tergugat process; tergugat). Dalam perkembangannya
/transaksi dengan forum, maka asas ini memiliki makna: tergugat
tidak adanya kaitan antara Pertimbangan / pola berpikir dapat digugat di Negara dimana ia
penggugat dan forum atau tidak Mahkamah Agung AS berdomisili, atau di Negara dimana
adanya kepentingan forum tergugat dapat dikenakan panggilan
melindungi penggugat; - dasar kewewngan yurisdiksi yang untuk diadili, meski kehadirannya di
digunakan Penggugat (pengadilan Negara itu hanya bersifat
5. Prinsip terpenting menentukan Oklahoma) adalah keadaan- sementara.
batas luar klaim yurisdiksi adalah keadaan yang sangat kebetulan
prinsip penundukan secara sadar (fortuitous circumstances) yaitu Di AS, sejak tahun 1878 (Kasus
pihak tergugat (purposeful mengalami kecelakaan di NB Pennoyer Vs Neff) diakui bahwa
availment of the dependant), Oklahoma; klaim yurisdiksi oleh pengadilan
artinya harus dapat dibuktikan: - Supreme Court (MA-AS) suatu negara hanya sah apabila
a.Tergugat dengan sadar berpandangan bahwa pihak yang tidak melanggar due process yang
menempatkan dirinya dalam posisi mungkin menjadi tergugat, harus ada di Konstitusi AS. Adanya
melaksanakan aktivitasnya di dapat memperkirakan prilakunya panggilan resmi atas seorang asing
wilayah forum dan karenanya dengan memmperoleh kepastian yang hadir dan bedara di wilayah
memperoleh manfaat dan minimum tentang dimana Negara forum dianggap sebagai
perlindungan dari lex fori; prilakunya dapat mengakibatkan dasar yang sah klaim yurisdiksi
b.Tergugat dengan sadar gugatan hukum; karena memenuhi syarat kekuasaan
mengarahkan kegiatannya kepada - Para Tergugat sama sekali tidak fisik Negara forum atas pihak
orang yang berdomisili di wilayah memiliki kaitan (contacts) dengan tergugat yang berada di wilayah
forum; Oklahoma, sedemikian rupa forum (the concept of physical
c.Jika salah satu unsure ini sehingga dapat menduga mereka power)
personam , maka dasar
Tahun 1945, Mahkamah Agung AS yurisdiksinya adalah “kepentingan 5. Pemunculan Secara Sukarela
melalui perkara International shoe dari orang-orang atas benda yang (voluntary appearance)
Vs Washington, konsep physical berada di Negara forum”, yang asas yang menetapkan dalam hal
power digeser oleh pertimbangan- digunakan ukuran “minimum tergugat secara sukarela hadir di
pertimbangan lain yaitu, untuk contacts” antara pokok perkara sebuah forum pengadilan asing
menentukan asas due process dengan benda milik tergugat. untuk membela dirinya dalam
ditentukan oleh hakikat dan pokok perkara (bukan sekedar
kualitas dari aktivitas dalam Di Belanda, klaim yurisdiksi atas menyatakan forum asing tidak
kaitannya dengan penegakkan sebuah perkara dalam kompeten), forum asing ini akan
hukum yang teratur dan adil. perkembangan praktek peradilan dianggap memiliki yurisdiksi atas
Berdasarkan itu MA AS meanggap didasarkan ada asas-asas yang tergugat. Asas ini hanya dapat
klaim yurisdiksi umum (general sebagian besar juga dikenal dalam digunakan dalam hal forum
jurisdiction) atas tergugat asing: Konvensi Brussels atau EC Council pengadilan Belanda tidak memiliki
1. Konsep penguasaan fisik harus Regulation on Jurisdiction and the yurisdiksi eksklusif atas perkara;
diganti dengan ertimbangan Recognition and Enforcement of
kewajaran (consideration of Judgments in Civil and Commercial 6. Asas Forum Rei Sitae
reasonableness and fair play) serta Matters (2001), yang selengkapnya asas kompetensi yurisdiksi
keadilan yang mendasar meliputi: pengadilan yang menyangkut hak
(substantial justice); kebendaan tetap (immovables) atas
2. Pokok perkara / hubungan antara 1. Asas Forum Rei dasar letak benda di wilayah forum;
dasar gugatan dengan aktivitas Asas tempat forum berada sama
tergugat di Negara forum harus dengan asas actor sequitur forum
menjadi pertimbangan penting rei, yang merupakan dasar utama 7. Yurisdiksi atas Kantor Cabang,
untuk menentukan forum memiliki klaim yuridiksi atas seorang Agensi, dan Badan-badan Lain
klaim yurisdiksi; tergugat yang berdomicilie sehari- Yaitu asas yang dianggap ada pada
Kriteria ini dikenal dengan sebutan : hari di wilayah hukum Negara pengadilan asing tempat dimana
Standar International Shoe. forum; perkara timbul dari beroperasinya
cabang, agen atau badan sejenis
Tahun 1955, dasar klaim yurisdiksi 2.Asas Forum Solutionis Contractus terletak;
dikembangkan konsep yurisdiksi yaitu asas dasar penetapan
khusus (specipic jurisdiction), yaitu yurisdiksi bagi forum dari tempat 8. Asas Forum Delicti
yurisdiksi atas dasar aktivitas dimana suatu perikatan dianggap asas penentuan yurisdiksi
tergugat yang menimbulkan telah dilaksanakan atau seharusnya pengadilan dalam perkara-perkara
tanggung jawab (liability creating dilaksanakan; perbuatan melawan hukum (PMH-
activity) atau berakibat tertentu di tort/onrechtmatige daad)
Negara forum (Lihat Kasus MC Gee 3. Asas Pengadilan Tempat Pihak berdasarkan tempat perbuatan
Vs International Life Insurance Co- yang Berkedudukan Lebih Lemah dilakukan atau tempat dimana
1957). yaitu asas yang memberikan kerugian (injury) akibat PMH itu
kewenangan yurisdiksional pd timbul;
Tahun 1958, Kasus Hanson Vs pengadilan di tempat pihak yang
Denckla, ditetapkan aktivitas dianggap berkedudukan lemah 9. Asas Forum Connexitatis
tergugat harus merupakan tindakan dalam transaksi hukum, khususnya yaitu asas penetapan yurisdiksi
dimana tergugat dengan sadar dan dalam memberikan perlindungan pengadilan yang telah memiliki
sengaja menundukkan diri di pada konsumen, atau buruh dalam yurisdiksi untuk memeriksa pokok
wilayah forum karena memperoleh transaksi hubungan kerja; perkara dan juga memeriksa gugat
manfaat dan perlindungan dari lex balik (counter claim) atau gugatan
fori (prinsip purposeful availment). 4. Pengadilan yang Dipilih oleh Para pihak ke 3 (third party
Pihak proceedings). Asas ini hanya dapat
Tahun 1977, melalui perkara yaitu asas yang merupakan digunakan apabila tidak ada forum
Shaffer vs Heitner, MA-AS manifestasi “kebebasan lain yang memiliki yurisdiksi
berpendapat bahwa kewenangan berkontrak” dimana para pihak eksklusif atau yurisdiksi pilihan para
pengadilan untuk melaksanakan in menentukan sendiri pengadilan pihak;
rem jurisdiction (dasar klaim mana yang dianggap memiliki
adanya benda-benda milik tergugat yurisdiksi eksklusif untuk 10. Asas Forum Arresti
di Negara asing yang berkaitan menyelesaikan perselisihan yang Yaitu asas yang dalam perkara yang
dengan perkara) adalah sama timul dari hubungan hukum menyangkut muatan barang atau
dengan klaim yurisdiksi in mereka. kapal yang ditahan untuk jaminan
utang memberikan kewenangan 1. kehadiran (presence) atau
yurisdiksi pada pengadilan di kewarganegaraan (nationality) dari
tempat kapal atau muatan kapal pihak
ditahan. tergugat di Negara forum;
2. kehadiran benda-benda milik
PRINCIPLE OF TRANSNATIONAL tergugat di wilayah Negara forum
CIVIL PROCEDURE (PTCP)- 2004 tanpa
mempedulikan ada tidaknya kaitan
Asas-asas hukum acara perdata antara perkara dan benda-benda
transnasional ini merupakan hasil tersebut (quasi in rem). Namun
kolaborasi antara UNIDROIT kewenangan forum hanya terbatas
(International Institute for the pada benda-benda tersebut atau
Unification of Private Law) dan The nilai ekonominya;
American Law Institute, yang tidak
hanya mengatur persoalan Principle 2.4:
yurisdiksi ekstrateritorial, tetapi Forum umumnya harus menolak
juga mengatur bidang hukum acara untuk mengklaim yurisdiksi atas
perdata secara umum. perkara apabila para pihak telah
terlebih dahulu bersepakat bahwa
PTCP ini merupakan upaya suatu forum pengadilan lain yang
harmonisasi asas dan aturan hukum akan memiliki kewenangan
acara perdata dalam penyelesaian yurisdiksional secara Eksklusif.
perkara-perkara perdagangan Principle 2.5:
transnational. Secara sadar juga Forum dapat menolak yurisdiksi
dimaksudkan sebagai upaya atau menghentikan proses
meminimalisirperbedaan- pemeriksaan perkara apabila
perbedaan yang selama ini ada terbukti bahwa forum ternyata
antara prinsip-prinsip dan aturan tidak layak (inappropriate) untuk
hukum acara dalam tradisi mengadili perkara jika
Anglosaxon (Common Law) dengan dibandingkan dengan forum lain
tradisi Eropa Kontinental (Civil yang juga dapat mengklaim
Law). yurisdiksi.

Principle 2.6
Asas-asas Yurisdiksi Menurut PTCP Forum harus menolak yurisdiksi
Dalam prinsip kedua PTCP (tentang atau menghentikan pemeriksaan
jurisdiction over Parties) ditetapkan perkara apabila pemeriksaan
bahwa yurisdiksi pengadilan atas perkara tenyata sedang berjalan di
salah satu pihak dalam perkara pengadilan lain yang memiliki
dapat dilaksanakan (Principle 2.1): kewenangan yurisdiksional, keculai
1. atas kesepakatan para pihak yang jika terdapat petunjuk bahwa
berperkara untuk mengajukan proses pengadilan di depan forum
sengketa mereka ke depan lain irtu tidak berlangsung secara
pengadilan yang bersangkutan; adil, efektif dan cepat.
2. apabila terdapat kaitan yang
substansial (substantial
connection)
antara Negara forum dan para
pihak yang bersengketa atau
transaksi
atau peristiwa yang menjadi pokok
sengketa;

Yurisdiksi juga dapat dilaksanakan


apabila tidak ada forum lain yang
pantas untuk mengadili perkara
(forum necessitates) atas dasar
(Principle 2.2):

Anda mungkin juga menyukai