Anda di halaman 1dari 10

Sejarah politik hukum adat

Nama :
•Madarina ghassani (3015210217)
• Videllito
• Daniel C.
Sejarah Hukum adat sebagai masalah politik
hukum di dalam sistem perundang-undangan
Indonesia
• A. Di masa menjelang tahun 1848
Untuk pertama kalinya hukum adat mendapat
sorotan sebagai masalah hukum oleh
pemerintah Hindia Belanda di negerinya adalah
pada saat pengangkatan Mr. G.C Hagemann
sebagai ketua Hoog Gerechts . H. Of Hindia
Belanda ( Mahkamah Agung pada pemerintahan
kolonial Belanda pada tanggal 30 Juli 1830)
• Saat itu di Hindia Belanda berlaku hukum adat
bagi golongan bumiputera yang selama ini
hukum adat belum pernah mendapat
perhatian. Tugas ini diserahkan kepada Mr.
Hageman, tetapi tugas ini gagal, karena
pemerintahan Belanda tidak mengetahui
keadaan hukum di Hindia Belanda. Tugas
tersebut diganti oleh scholten, lalu diganti lagi
oleh Mr. H.L. Wichers. Tugas utamanya adalah
mengadakan unifikasi hukum.
• Unifikasi hukum ini ditentang oleh Van der Vinne yang mengatakan :
Suatu kejanggalan untuk memberlakukan hukum Belanda di Hindia
Belanda yang sebagian besar penduduknya beragama Islam dan
memegang teguh adat istiadat mereka. Pada tahun 1848, hasil
unifikasi dan kodifikasi terhadap hukum perdata dan hukum dagang
di Belanda telah selesai. Dan ini merupakan hasil kerja dari :
1. A.B. (Algemene Bepalingen van Wetgering) mengenai ketentuan
umum perundang-undangan di Hindia Belanda.

2. B.W. (Burgelijk Wetbock) mengenai hukum perdata.

3. Wetbock van Krophandel (WUK) mengenai hukum dagang.

4. R.O. (Reglement op de Rechterlijke Organisatie en het Beleid der


Justitie) mengenai peraturan susunan dan kekuasaan badan-badan
peradilan.
Hukum adat sebagai masalah politik
hukum pada tahun 1848 dan seterusnya
• Suasana disekitar tahun 1848 adalah sangat dikuasai oleh
pemujaan dan nilai-nilai kodifikasi. Suasana inilah yang
mendorong atau yang merupakan sebab utama adanya
permulaan untuk menggantikan hukum adat.
• Apabila diikuti secara kronologis usaha-usaha baik
pemerintah Belanda di negerinya sendiri maupun
pemerintah kolonial yang ada di Indonesia ini maka secara
ringkas undang-undang yang bertujuan menetapkan nasib
ataupun kedudukan hukum adat seterusnya dalam sistem
perundang-undangan di Indonesia adalah :
1. Usaha ke-1, Mr. Witches (Presiden Mahkamah
Agung) pada saat itu ditugaskan untuk menyelidiki
apakah hukum adat itu privat atau dapat diganti
dengan hukum kodifikasi barat.
2. Usaha ke-2, Van Der Putte( Menteri jajahan
Belanda) mengusulkan penggunaan Hukum Tanah
Eropa bagi penduduk desa di Indonesia untuk
kepentingan Agraria pengusaha Belanda.
3. Usaha ke-3, Cremmer (Menteri jajahan) pada tahun
1990 menghendaki kodifikasi lokal untuk sebagian
hukum adat dengan mendahulukan daerah diman
penduduknya telah memeluk agama kristen.
4. Usaha ke-4, kabinet Kuyper pada tahun 1904
mengusulkan suatu rencana undang-undang untuk
menggantikan hukum adat dengan hukum eropa.
5. Usaha ke-5, pada tahun 1914 pemerintah belanda
dengan tidak menghiraukan amandemen Van
Idsinga mengumumkan rancangan KUHPerdata
bagi seluruh golongan indonesia.
6. Usaha ke-6, pada tahun 1923 Mr. Cowan (Direktur
Departemen Justitie di Jakarta) membuat rencana
baru KUHPerdata (dalam tahun 1920 yang
diumumkan pemerintah belanda sebagai rencana
unifikasi dalam tahun 1923)
Masa sesudah kemerdekaan
• 1. Masa UUD 1945 (17 Agustus 1945 – 27
Desember 1945)
2. Konstitusi RIS (27 Desember 1949 – 17
Agustus 1950)
3.UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
4. UUD 1945 (berdasarkan Dekrit Presiden 5
Juli 1959)
Pengaruh terhadap sistem hukum indonesia

• A. Peranan Struktur dan Infrastruktur Politik


Menurut Daniel S. Lev, yang paling menentukan
dalam proses hukum adalah konsepsi dan
struktur kekuasaan politik. Yaitu bahwa hukum
sedikit banyak selalu merupakan alat politik, dan
bahwa tempat hukum dalam negara,
tergangtung pada keseimbangan politik, defenisi
kekuasaan, evolusi idiologi politik, ekonomi,
sosial, dan seterusnya (Daniel S. Lev, 1990 : xii).
• Miriam Budiarjo berpendapat bahwa
kekuasaan politik diartikan sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi
kebijaksanaan umum (pemerintah) baik
terbentuknya maupun akibat-akibatnya, sesuai
dengan pemegang kekuasaan (M.Kusnadi, SH.,
2000 : 118).
• konsep kodifikasi hukum dalam berbagai jenis
hukum yang berlaku di Indonesia bahkan telah
merambat ke sistem hukum internasional dan
tradisional (Lili Rasjidi, SH., 2003 : 181).

Anda mungkin juga menyukai