Dosen Pengampu
Jimmy Agung Silitonga, SH, MH, MHan (Energi), Advokat, C.Med, CIRP, CSOPA.
(Dosen, Advokat & Konsultan, Trainer, exp. Head of Legal & Compliance)
A. 1840-1890
1. Perkembangan Awal
a. Supremasi Hukum untuk Eksekutif (Pem Kolonialis)
b. Kebijakan hukum > kepada Orang Eropa Semata
c. Memberdayakan hukum Eropa untuk digunakan oleh bangsa Pribumi
d. Tujuan adalah persamaan kedudukannya dalam bermasyarakat.
e. Grondwet 1848 dan Regeringreglement 1854 sebagai bentuk liberalisme
hukum di Hindia Belanda.
f. Sejak adanya RR atau machtenscheiding digunakan membatasi kekuasaan
Eksekutif Indonesia dengan Hukum Belanda
g. Akibatnya : bahwa hukum Indonesia sejak 1854 yang berasal dari belanda
adalah hukum yang liberal.
2. Kebijakan Unifikasi Hukum
- Unifikasi dengan cara kodifikasi hukum
- Tujuan utama adalah mempositifkan hukum dan menegakkan dan membenahi
badan-badan peradilan.
- Dengan adanya kodifikasi dan penataan agar ada kepastian hukum.
- Tetapi dalam realitas ada dualisme hukum dan peradilan yaitu hukum dan
peradilan belanda - hukum dan peradilan masyarakat.
- Peradilan umum yg berlaku : Districgerecht, Regentschapsgerecht, Landard,
Residentiegerecht, Raad Van Justie dan Hoggerechtshof, serta Politerol
Rechtbank van Omegang.
- Unifikasi dan kodifikasi hukum dikenal dengan istilah Bewusterechtspolitiek
1. Eksploitasi Ekonomi
2. Politik Etis adalah atau Balas budi
3. Politik etis pada hakikatnya adalah peningkatan kesejahteraan
sosial dan ekonomi penduduk pribumi, melalui bidang pendidikan.
4. Tujuannya adalah adanya Zelfbestuur , yaitu pemerintah Hiandia
Belanda yang merupakan bagian dari Kerjaan Belanda.
D. Berlakunya Hukum Adat (1910-1942)
2. 1945-1950
Sistem Hukum(2)
➢ The Principle of Legality (Fuler:1971), maka syarat menjadi sistem hukum, antara lain”: