Files
Record
Status
Week
A. Pendahuluan
Negara dan hukum adalah dua kata yang dalam literatur teori kenegaraan yang
digabung menjadi istilah negara hukum.
Teori pertama yaitu negara berada di atas hukum, bahkan hukum diciptakan
oleh negar.
Negara dalam hal iniyaitu Raja yang terkenal dengan semboyan L`etat Cest
Moi (negara adalah saya)
Raja/Penguasa tidak tunduk pada hukum karena tidak mungkin Raja tunduk
pada perintahnya sendiri.
Teori kedua menyatakan bahwa hukum lebih tinggdi dari negara, hukumlah
yang berdaulat karena bersumber pada kesadaran hukum/rasa keadilan
rakyat.
Setiap manusia harus diberi kesempatan yang sama dalam mengembangkan diri
sesuai kemampuan dan cita-citanya yang merupakan dasar dari hak asasi itu
sendiri.
1. Magna Charta (piagam Agung, 1215) di Inggris: dokumen berisi hak yang
diberikan Raja John kepada para bangsawan sebagai tuntutan untuk
membatasi Raja John.
4. Bill of Rights (Undang-Undang Hak, 1789): naskah yang disusun oleh rakyat
Amerika, yanng kemudian menjadi bagian dari konstitusi negara Amerika
Serikat tahun 1791.
Dokumen ini bersifat politis seperti: hak akan kebebasan, hak untuk memilih,
persamaan hak, dan sebagainya.
Pada tahun 1946 PBB membentuk Komisi Hak Asasi yang merumuskan hak-
hak politik, sosial, dan ekonomi.
Pada tahun 1948 PBB negara-negara yang tergabung dalam PBB berhasil
mencapai suatu kesepkatan untuk membuat suatu perjanjian internasional
mengenai HAM. Akan tetapi untuk mencapai suatu tujuan perjanjian
internasional mengenai HAM yang mengikat secara yuridis negara-negara
anggota, ternyata memerlukan waktu cukup lama karena mencakup
masalah kedaulatan, kedudukan individu dalam hukum internasional dan
domestic jurisdiction.
Pada akhir tahun 1966 Sidang Umum PBB menyetujui secara aklamasi
Perjanjian/Covenant mengenai Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.
Disetujui pula Perjanjian tentang Hak-Hak Sipil dan Politik.
Pada tahun 1976 berlaku Hak Sosial, konomi, dan Budaya yang diratifikasi
35 negara.
UUD 1945 dibuat sebelum pernyataan hak asasi direrima oleh PBB karena
itu konstitusi Republik Indonesia Serikat dan UUD 1950, menambah serta
melengkapi rumusan mengenai masalah hak asasi.
Pasal 30 (hak ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara)
Terdapat dua konsep negara hukum yaitu Rule of Law dari negara-negara Anglo-
Saxon dan konsep Rechtsstaat dari negara-negara Eropa Kontinental.
Rule of Law:
Negara Anglo-Saxon hanya mengenal satu macam sistem hukum yaitu Rule
of Law dalam mencapai kemakmuran.
Adanya unsur persamaan dalam hukum, maka mereka hanya megenal satu
sistem hukum yang berlaku karena baik baik bagi seluruh warga mauoun
bagi para pejabat negara.
Rechtsstaat:
2. Negara Kesejahteraan
Konsep negara hukum Indonesia berbeda dengan Anglo Saxon dan Eropa
Kontinental yang berdasarkan paham liberal individualisme
Negara Hukum Indonesia menurut Prof. Azhary S.H. dan Prof. Padmo
Wahjono, S.H. konsep negara hukum Indonesia dapat dilihat dari rumusan
pengertian negara serta rumusan hukum dalam penjelasan Umum Bagian
III UUD 1945.
b. Berkedaulatan Rakyat.
c. Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi.
Menurut Prof. Oemar Seno Adji, negara hukum Indonesia memiliki ciri-ciri
khas Indonesia melalui Pancasila debagai sumber hukum. Berikut ciri-ciri
pokokya:
Prof. Padmo Wahyono, S.H., berpendapat behwa negara yang bertitik tolak
pada asas kekeluargaan yang terdapat dalam UUD 1945 yaitu
mengutamakan rakyat banyak tapi harkat dan martabat manusia dihargai.
Sedangkan pengertian hukum dilihat dari sudut asas kekeluargaan adalah
alat/wahana untuk menyelenggarakan kehidupan negara.ketertiban dan
menyelenggarakan kesejahteraan sosial.
Pancasila.
MPR.
Sistem Konstitusi.
Persamaan.
2. Pentaatan Hukum
Seluruh rakyat (warga serta penguasa) harus tunduk pada huum yang
bersumber pada kesadaran hukum atau rasa keadilan dari rakyat.
Rakyat yang patuh pada hukum berarti patuh pada kesadaran hukumnya
sendiri.
3. Pertingkatan Hukum
a. Pancasila
b. UUD 1945
c. Ketetapan MPR
d. Undang-Undang
g. Keputusan Presiden
h. Keputusan Mentri
Sistem Hukum Anglo Saxon: Asas Precedent, Case Law, dan Judge Made
The Law
Common Law:
Kondisi ini disebut asas case law atau judge made law (hukum buatan hakim)
Asas Case Law adalah karakteristik dari negara Anglo Saxon dengan sistem
common law karena tidak mengenal sitem kodifikasi hukum yang terdapat
pada negara-negara dengan sistem civil law.
Civil Law
Eropa Kontinental mengenal Civil Law karena sudah ada kodifikasi yang
tersusun rapi sejak zaman Napoleon.
Para hakin dilarang untuk menciptakan hukum (case law), sehingga hakim
hanya mengadili perkara berdasarkan peraturan hukum yang dimuat dalam
kodifikasi dan dikenal sebagai positivisme/legalisme yang berpendapat
bahwa undang-undang merupakan sumber hukum satu-satunya.
Pada civil law, hakim menadi lebih bebas membuat keputusan dan tidak
terikat pada keputusan hakim terdahuu bahkan dapat melakukan
interpretasi terhadap undang-undang yang lama sebagai perkembangan
hukum yang baru.
Sistem Korps: Sistem Juri (Peradilan Awam yang memutuskan bersalah atau
tidak terdakwa melalui keputusan tim juri) dan Arbitase Perdamaian
(Lembaga peradilan swasta yang merupakan alternatif bagi pihak yang
bersengketa)
Pada ketentuan hukum berada pada masa peralihan, pada masa ini
ketentuan huum dari masa penjajahan dapat berlaku sepanjang tidka
bertentangnan dengan ketentuan hukum dari negara yang beru merdeka.
Sistem juri dalam badan pengadilan dapat dijumpai di negara AS, yang
menggunakan sistem common law.
Tujuan arbitrasi adalah untuk menghindari birokrasi yang rumit dari badan
peradilan yang resmi, juga mempersingkat waktu.
Arbiter dari lembaga arbitrase perdamaian ini adalah para mantan hakim
dan pengacara terkenal yang dipilih oleh para pihak sengketa.
Lembaga penentu keadilan diatur dalam Bab IX Pasal 24A, 24B, 24C, dan
Pasal 25 UUD 1945. Dalam masalah kekuasaan kehakiman UUD 1945
membagi tiga hal:
Sistem tata hukum nasional merupakan wadah yuridis formal dalam mencapai
tujuan negara yang telah ditetapkan.
Sebagai satu sistem tata hukum nasional, negara juga menghadapi masalah
tertib hukum, masalah pembuat hukum, dan masalah hak dan kewajiban
negara.
Status positif: hak mendapat hal positif yang berkaitan dengan masalah
kesejahteraan.
Status negatif: hak atau jaminan bahwa negar tidak mengganggu hak asasi.
Status positif: hak warga untuk turut aktif dalam kegiatan kenegaraan.
Sistem Tata Hukum Nasional Indonesia diatur dalam UUD 1945 setelah
amandemen yang meliputi pokok-pokok sebagai berikut: