PENDAHULUAN
Goal dalam FGD (Forum Group Discussion) yang kami lakukan adalah menentukan
program untuk dapat menghadapi perubahan iklim bagi masyarakat. Goal ini dilatarbelakangi
oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh berbagai sektor yaitu, industry, pertanian, dan
trasnportasi. Namun, pada FGD kelompok ini kami berfokus pada aktivitas sektor pertanian
yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Kegiatan pertanian yang menyebabkan
perubahan iklim ada tiga berdasarkan hasil FGD kami.
Pada FGD yang dilakukan, kami menggunakan pendekatan LFA (Logical Framework
Analysis) yang merupakan metode dimana dapat mengetahui keinginan masa depan agar
berkembang secara berkelanjutan. Tujuan metode ini untuk merumuskan sebuah program yang
dapat menjadi alternatif bagi para stakeholders guna membantu menyelesaikan sebuah
masalah. Metode LFA memiliki komponen meliputi Goals, Purposes, Activities, dan Inputs.
Maka pada makalah ini akan membahas tentang bagaimana adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan dari perubahan iklim
berdasarkan penyebab dari sektor pertanian dengan melakukan FGD dan pendekatan LFA.
1. Input
Input pada Logical Framework Analysis merupakan bahan baku untuk melihat fakor
penyebab dari permasalahan yang terjadi. Permasalahan yang diangkat adalah “Perubahan
Iklim yang Disebabkan Oleh Kegiatan Pertanian”, kemudian input yang digunakan adalah
faktor penyebab dari permasalahan tersebut. Faktor penyebab dari permasalahan yang
diangkat terbagi menjadi tiga yaitu penggunaan pupuk kimia terus menerus, pembukaan
lahan pertanian dengan perubahan iklim, dan kegiatan pertanian yang menggunakan irigasi
terus menerus. Beberapa faktor penyebab permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
Activities pada Logical Framework Analysis merupakan aktivitas yang dapat dilakukan
untuk menghadapi input yang ada. Pada permasalah ini, activities dimunculkan berupa
program yang akan dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir dampak kegiatan
pertanian terhadap perubahan iklim.
Program-program ini dapat dikelompokkan menjadi dua fokusan objek yaitu petani dan
kegiatan pertanian. Program yang difokuskan untuk petani berupa pemberdayaan petani
untuk melakukan kegiatan pertanian ramah lingkungan yang dapat meminimalisir
penguapan gas emisi. Sedangkan program yang difokuskan untuk kegiatan pertanian itu
sendiri adalah relokasi lahan pertanian di lahan hutan yang tidak aktif dengan cara
menanam bibit di lahan hutan tersebut, pemilihan varietas padi rendah emisi, dan
mengganti cara pengairan sawah secara terus menerus dengan pengairan berselang
(intermittent).
3. Output
Output pada Logical Framework Analysis merupakan dampak jangka pendek yang
akan dirasakan setelah activities atau program telah dilakukan. Output yang akan terjadi
saat program yang difokuskan untuk petani tersebut akan berupa pemberian insentif kepada
para petani yang menerapkan pertanian ramah lingkungan. Kemudian output yang akan
dirasakan ketika program yang difokuskan pada kegiatan pertanian telah dilakukan yaitu
berupa lahan pertanian baru, varietas padi rendah emisi, penerapan mina padi, dan
penerapan sistem pengairan berselang.
4. Outcome
Outcome pada Logical Framework Analysis merupakan dampak jangka panjang yang
akan dirasakan setelah activities atau program telah dilakukan.
5. Impact
Impact pada Logical Framework Analysis merupakan indikator dampak yang dapat
diukur pengaruhnya terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Tabel 1. Implementasi Melalui Tabel LFA
2. Relokasi Lahan Pertanian di Lahan Hutan Yang Tidak Produktif Dengan Cara
Menanam Bibit di Hutan Tersebut
Program ini dilakukan sebagai upaya mengatasi dampak dari kegiatan
pembakaran lahan untuk membuka lahan pertanian. Program ini bertujuan untuk
mengurangi adanya kegiatan pembakaran hutan dengan merelokasi lahan pertanian di
lahan hutan yang tidak produktif dengan menanam bibit pertanian di hutan tersebut
menggunakan pengembangan teknologi budidaya. Diharapkan dengan membuka lahan
pertanian di lahan hutan tidak produktif dengan tanpa membakar lahan dapat
mengurangi dampak perubahan iklim. Adapaun hutan yang dipilih merupakan hutan
tidak produktif karena hutan dengan lahan produktif sebagai paru-paru dunia yang juga
dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
IV. KESIMPULAN
Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara
statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Perubahan iklim
disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kegiatan pertanian. Beberapa penyebab
perubahan iklim pada kegiatan pertanian adalah penggunaan pupuk kimia secara terus
menerus, pembukaan lahan pertanian dengan pembakaran lahan, serta irigrasi yang dilakukan
secara terus menerus. Untuk menanggulangi dampak perubahan iklim yang terjadi, disusunlah
beberapa program yang dapat membantu menanggulangi perubahan iklim. Dengan disusunnya
program tersebut, diharapkan para petani dapat merubah pola pikirnya agar semakin peduli
dengan pertanian yang ramah lingkungan dengan menggunakan pupuk alternative pengganti
pupuk kimia, menggunakan sistem irigrasi berselang (intermitten), menggunakan varietas padi
rendah emisi. serta merelokasi lahan pertanian di lahan hutan yang tidak produktif dengan cara
menanam bitit di hutan tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga hutan produktif sebagai
paru-paru dunia dan mengurangi kadar gas efek rumah kaca di atmosfer Bumi.
V. REFERENSI
Najamuddin, Mudatsir. 2014. Strategi Mitigasi Emisi Gas Metan Pada Budidaya Padi Sawah.
Setyanto, Prihasto dan Kartikawati, Rina. 2008. Sistem Pengelolaan Tanaman Padi Rendah
Emisi Gas Metan. PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN. 27 (3).
Supriatin, Lilik Slamet. 2016. Penyesuaian Musim Tanam Jenis Varietas dan Teknik Budidaya
Tanaman Padi Terkait Mitigasi Emisi Metana. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, LAPAN,
Jl. dr. Djundjunan 133, Bandung 40173.