Dengan demikian, yang dimaksud disini adalah sistem hukum Indonesia dan peradilan
negara Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, yaitu sistem hukum
dan peradilan nasional yang berdasar nilai-nilai dari sila-sila Pancasila.
Peradilan nasional berdasarkan pada Pasal 24 dan Pasal 25 UUD 1945. untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan dibentuk kekuasaan
kehakiman yang merdeka. Dalam hal ini dipegang oleh Mahkamah Agung dan peradilan
lain.
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
1. Pengertian sistem hukum peradilan nasional
Pada umumnya, hukum diartikan sebagai peraturan atau tata tertib yang mempunyai
sifat memaksa, mengikat, dan mengatur hubungan manusia dengan manusia yang
lainnya dalam masyarakat dengan tujuan menjamin keadilan dan ketertiban dalam
pergaulan hidup dalam bermasyarakat.
Hukum yang mempunyai sifat mengatur dan memaksa ini bertujuan untuk:
o Ø Mengatur pergaulan hidup manusia secara damai (Van Apeldorn)
o Ø Mencapai keadilan, yaitu adanya unsur daya guna dan kemanfaatan (Geny)
o Ø Menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya kepentingan-kepentingan itu
tidak dapat diganggu gugat.
o Hukum memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
Ø Adanya perintah/larangan
Ø Perintah larangan itu bersifat memaksa/mengikat semua orang.
Hukum mengandung beberapa unsur berikut:
Ø Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat
Ø Peraturan itu dibentuk oleh badan-badan resmi yang
berwajib/berwenang.
Ø Peraturan itu bersifat memaksa
Ø Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas
dan nyata
Sistem hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem
hukum di Eropa, hukum agama, dan hukum adat. Sebagian
besar sistem yang dianut mengacu pada hukum Eropa,
khususnya dari Belanda. Hal ini berdasarkan fakta sejarah
bahwa Indonesia merupakan bekas wilayah jajahan Belanda.
Hukum agama juga merupakan bagian dari sistem hukum di
Indonesia karena sebagian besar masyarakat Indonesia
menganut agama Islam, maka hukum Islam lebih banyak
diterapkan, terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan, dan
warisan. Sementara hukum adat merupakan aturan-aturan
masyarakat yang dipengaruhi oleh budaya-budaya yang ada di
wilayah Nusantara dan diwariskan secara turun-temurun.
Secara umum, hukum di Indonesia dibagi menjadi dua macam,
yaitu hukum perdata dan hukum pidana.
dari beberapa pendapat para pakar tentang pengertian hukum tersebut, dapat
disimpulkan bahwa :
o Hukum memiliki unsur perintah dan larangan
o Hukum merupakan kaidah atau norma yang harus ditaati yang bersifat
memaksa.
Bagi yang melanggar tentunya akan mendapatkan sanksi. Sanksi adalah suatu akibat
yang diterima apabila melakukan perbuatan yang melanggar dari pihak yang berwajib
menegakan pelaksanaan hukum.
Menurut Pasal 10 KUHP, macam-macam sanksi :
Sanksi pokok terdiri dari:
1) Hukuman mati
2) Penjara
3) Kurungan serta denda
Sanksi tambahan terdiri dari:
1) Pencabutan hak-hak tertentu
2) Perampasan barang-barang tertentu
3) Pengumuman keputusan hakim
2. Asas dan tujuan hukum
a. Asas hukum umum, yaitu asas yang berhubungan dengan keseluruhan bidang
hukum.
b. Asas hukum khusus, yaitu asas yang berlaku dalam lapangan hukum tertentu.
Dalam literatur hukum dikenal ada dua teori tentang tujuan hukum yaitu teori etis dan
utilites. Teori etis mendasarkan pada etika sedang menurut teori utilitis hukum
bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan.
Pengadilan adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem peradilan berupa
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara.
Bentuk dari sistem Peradilan yang dilaksanakan di Pengadilan adalah sebuah forum publik
yang resmi dan dilakukan berdasarkan hukum acara yang berlaku di Indonesia untuk
menyelesaikan perselisihan dan pencarian keadilan baik dalam perkara sipil, buruh,
administratif maupun kriminal. Setiap orang memiliki hak yang sama untuk membawa
perkaranya ke Pengadilan baik untuk menyelesaikan perselisihan maupun untuk meminta
perlindungan di pengadilan bagi pihak yang di tuduh melakukan kejahatan.
Sedangkan Peradilan adalah segala sesuatu atau sebuah proses yang dijalankan di
Pengadilan yang berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus dan mengadili perkara
dengan menerapkan hukum dan/atau menemukan hukum “in concreto” (hakim menerapkan
peraturan hukum kepada hal-hal yang nyata yang dihadapkan kepadanya untuk diadili dan
diputus) untuk mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum materiil, dengan
menggunakan cara prosedural yang ditetapkan oleh hukum formal.
Dari kedua uraian diatas dapat dikatakan bahwa, pengadilan adalah lembaga tempat subjek
hukum mencari keadilan, sedangkan peradilan adalah sebuah proses dalam rangka
menegakkan hukum dan keadilan atau suatu proses mencari keadilan itu sendiri.
Sistem hukum dan peradilan nasional
o Pengertian Hukum
Menurut Achmad Ali, Hukum ialah seperangkat norma tentang apa yang benar dan apa
yang salah yang dibuat atau diakui eksistensinya oleh pemerintah, yang dituangkan
baik dalam aturan tertulis (peraturan) maupun yang tidak tertulis, yang
mengikat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya secara keseluruhan, dan dengan
ancaman sanksi bagi pelanggar aturan itu.
Menurut Immanuel Kant, Hukum ialah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini
kehendak vmenuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan.
Menrurt Leon Duguit, Hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat yang
harus ditaati oleh masyarakat sebagai jaminan kepentingan bersama dan jika dilanggar
akan menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.
1. Permohonan Kasasi
2. Sengketa tentang kewenangan mengadili
3. Permohonan peninjuan kembali putusan pengadilan yang memperoleh keputusan
hukum yang pasti.
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN DI
INDONESIA
A. SISTEM HUKUM DI INDONESIA
Sebagai negara yang menjunjung tinggi hukum(rechstaate), masyarakat dan para penyelenggara
pemerintahan indonesia mendasarkan setiap kegiatan dan kebijaksanaan pada hukum yang berlaku.
Hukum itu penting bagi kehidupan manusia untuk menciptakan ketertiban dalam masyarakat.
Pada umumnya, hukum diartikan sebagai peraturan atau tata tertib yang mempunyai sifat memaksa,
mengikat, dan mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lainya dalam masyarakat dengan
tujuan manjamin keadilan dan ketertiban dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Hukum merupakan
auatu alat untuk menciptakan tatanan suatu kelompok bangsa, negara dan secara partikularnya
suatu komunitas manusia yang mendiami suatu tempat atau wilayah.
Sistem hukum di indonesia merupakan canmpuran dari sistem hukum di eropa, hukum agama dan
hukum adat. Sebagian besar sistem yang dianut mengacu pada hukum eropa, khususnya belanda.
Hal ini berdasarkan fakta sejarah bahwa indonesia merupakan bekas wilayah jajahan belanda.
Hukum agama juga meruoakan dari sistem hukum di indonesia karena sebagian besar masyarakat
indonesia menganut agama islam, maka hukum islam lebih banyak di terapkan, terutama di bidang
perkawinan, kekluargaan, dan warisan. Sementara hukum adat merupakan aturan-aturan
masyarakat yang di pengaruhi oleh budaya-budaya yang ada di wilayah nusantara dan di wariskan
secara turun temurun. Secara umum, hukum di indonesia di bagi menjadi dua macam, yaitu hukum
perdata dan hukum pidana.
B. PERADILAN DIINDOENSIA
Dalam mengadili dan menyelesaikan setiap perkara, kekuasaan kehakiman harus bebas, yaitu bebas
untuk mengadili dan bebas dari pengaruh siapapun. Adapun ketentuan mengenai kekuasaan
kehakiman di indonesia diatur dalam undang-undang no.4 tahun 2004. Lembaga peradilan di seluruh
wilayah republik indonesia adalah peradilan negara yang ditetapkan dengan undang-undang. Hal ini
menunjukan bahwa, selain peradilan negara, tidak di perbolehkan ada peradilan yang bukan di
lakukan oleh badan peradilan negara.
Peradilan dilakukan demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang maha esa. Setiap putusan
pengadilan menghasilkan putusan akhir. Dalam hal ini, setiap putusan akhir pengadilan harus dapat
diterima dan dilaksanakan untuk memberi kekuatan pelaksanaan putusan. Proses peradilan
dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biayanya ringan. Peradilan sederhana maksudnya
peraturanya sederhana untuk dipahami, dan tidak berbelit-belit. Cepat berarti tidak berlarut-larut
proses penyelesaianya. Pengadilan dengan biaya ringan berarti tidak membebankan kepada pihak-
pihak perkara. Pengadilan mengadili menurut hukum tanpa membendakan status seseorang.
Di depan hukum, semua orang sama. Pengadilan tidak hanya mengadili berdasarkan undang-
undang, tetapi mengadili menurut hukum. Kekuasaan ini memberikan kebebasan lebih besar kepada
hakim. Meskipun demikian, kebebasan kehakiman bersifat pasif. Dengan kata lain, hakim bersikap
menunggu datangya atau diajukanya sebuah perkara. Hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa
dan mengadili suatu perkara yang diajukan dengan alasan bahwa hukumanya tidak jelas atau kurang
jelas.
Untuk lebih menjamin objektivitas kekuasaan kehakiman, sidang pemeriksaan pengadilan terbuka
untuk umum, kecuali apabila undang-undang menentukan lain. Terbuka untuk umum berarti setiap
orang dapat menghadiri sidang. Kehadiran pengunjung di persidangan merupakan kontrol sosial.
Akan tetapi, ini tidak berarti setiap pengunjung dapat mengajukan protes atau mengajukan
keberatan terhadap keputusan hakim.
Semua pengadilan memeriksa dan memutus perkara dengan majelis yang sekurang-kurangnya
berjumlah 3(tiga) orang. Tujuan ketentuan tersebut adalah untuk lebih mejamin rasa keadilan. Asas
keadlian ini tidak menutup kemungkinan untuk memeriksa dan memutus suatu perkara yang
dilakukan oleh hakim tunggal.
Para pihak yang berperkara atau terdakwa mempunyai hak ingkar terhadap hakim yang mengadili
perkaranya. Hak ingkar adalah hak sesseorang yang diadili untuk mengajukan keberatan yang
disertai dengan alasan alasan-alasan putusan. Putusan pengadilan harus objektif dan berwibawa.
Oleh karena itu, alasan merupakan pertanggungjawaban hakim kepada masyarakat atas putusan itu.
Kekuasaan kehakiman tertinggi di indonesia dilakukan oleh mahkamah agung. Badan peradilan yang
berada dibawah peradilan mahkamah agung meliputi badan peradilan umum, peradilan agama,
peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara.