Anda di halaman 1dari 12

PERUBAHAN IKLIM DAN KAITANNYA DENGAN PENYEBARAN KOMODITAS

TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA DI KABUPATEN PASAMAN BARAT

Oleh:
Ratna Wilis
Dosen Jurusan Geografi FIS Universitas Negeri Padang
Email: ratna_geounp@yahoo.com

Abstrak

Peningkatan suhu udara juga akan meningkatkan serangan hama dan penyakit, baik
pada tanaman maupun bintang ternak. Sub sektor tanaman pangan dan hortikultura
merupakan salah satu sub sektor unggulan daerah. Tujuan khusus dari penelitian
ini adalah menganalisis perubahan iklim dan kaitannya dengan penyebaran
komoditas tanaman pangan dan holtikultura di Kabupaten Pasaman Barat. Metode
penelitian ini termasuk research dengan menggunakan data iklim (terutama data
curah hujan), baik data observasi maupun data reanalisis serta data produksi
tanaman pangan dan holtikultura untuk 5 tahun (2011-2015). data yang
berhubungan dangan iklim diambil dari beberapa kantor BMKG, dan data
penduduk bisa dari BPS Kota Padang, Pengolahan data dengan software
RClimDex, yakni Expert Team for Climate Change Detection and Indices
(ETCCDMI) untuk mendeteksi dan monitoring perubahan iklim dengan fokus
utama pada kejadian-kejadian iklim ekstrim. Selama periode tahun 2000-2015,
curah hujan di wilayah pesisir pantai mempunyai variasi tahunan yang relatif kecil
dibandingkan dengan curah hujan tahunan di wilayah daratan pedalaman Pasaman
Barat. Fenomena global ENSO (El Nino dan La Nina) tidak secara signifikan
mempengaruhi variabilitas curah hujan bulanan di wilayah Kab. Pasaman Barat,
baik untuk di wilayah pesisir pantai maupun wilayah daratan pedalamannya.
Kecamatan yang tertinggi untuk produktivitas tanaman pangan adalah Kecamatan
Talamau, Peringkat sedang pada Kecamatan Ranah Patahan, Lembah Melintang,
Luhak Nan Duo, dan Kinali, sedangkan peringkat rendah diraih oleh Kecamatan
Sungai Beremas, Sungai Aua, Gunung Tuleh, Pasaman, Sasak, dan Koto Balingka.
Kecamatan yang tertinggi untuk produktivitas tanaman buahnya adalah Kecamatan
Sungai Beremas, Gunung Tuleh, dan Talamau. Peringkat sedang pada Kecamatan
Ranah Patahan, Koto Balingka, Sungai Aua, Lembah Melintang, Pasaman, Luhak
Nan Duo, dan Sasak. Daerah yang paling rendah adalah Kecamatan Kinali.
Kata Kunci : Perubahan iklim, Tanaman Pangan dan Holtikultura
PENDAHULUAN Dengan jumlah penduduk sekitar 237
Meningkatnya pertambahan penduduk juta (tahun 2010) dan laju pertumbuhan
di Indonesia, menjadi suatu tantangan bagi 1,3% per tahun (tahun 2005-2010), 1,18%
pemerintah dalam penyediaan pangan per tahun (tahun 2011-2015), dan menjadi
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di 0,82% per tahun (tahun 2025-2030), maka
masa yang akan datang. Keberadaan petani jika konsumsi per kapita tetap
padi sangat dibutuhkan seluruh masyarakat (139kg/kapita/tahun) maka tahun 2030
karena merekalah produsen bahan pangan nanti kita memerlukan 59 ton beras.
yang kita perlukan sehari-hari. Sedangkan pada tahun 2008, kita baru
Vol 6. No.1 Oktober 2017 20
mampu memproduksi sekitar 40 juta ton Pengembangan Penyediaan bahan baku
beras (Prabowo, 2007). Untuk memenuhi bioindustri dan bioenergi, (4)
kebutuhan beras tersebut tentu Pengembangan Infrastruktur Pertanian.
memerlukan upaya-upaya ekstra keras Jenis komoditi unggulan tanaman
mengingat konversi lahan pertanian pangan di kabupaten ini adalah padi,
terutama sawah menjadi lahan non- jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar,
pertanian masih terus terjadi, sehingga kedele serta kacang tanah. Sedangkan
akan menambah kesulitan dalam komoditi hortikultura adalah cabe, bawang
pencapaian pemenuhan kebutuhan beras. daun, tomat, wortel, terung, bawang
Pembangunan Pertanian di Kabupaten merah, kubis, buncis, sawi dan kentang,
Pasaman Barat adalah yang sangat penting komoditi hortikultura lainnya adalah buah-
artinya bagi peningkatan kesejahteraan buahan diantaranya adalah sawo, alpokat,
masyarakat secara umum. Hal ini durian, rambutan dan pisang..
disebabkan karena mayoritas penduduk Di tengah resiko-resiko yang tidak
adalah petani atau orang yang mengelola ringan yang harus dihadapi petani, muncul
usaha pertanian. Pembangunan Pertanian fenomena perubahan iklim yang
secara khusus untuk periode 2011-2015 di dampaknya juga cukup besar bagi para
Kabupaten Pasaman Barat lebih dititik petani terutama petani padi. Perubahan
beratkan kepada peningkatan sumber daya iklim global menyebabkan musim kemarau
manusia dan pengadaan sarana dan panjang atau musim hujan yang berlebihan
prasarana pertanian serta revitalisasi. Hal akan curah hujan dengan intensitas hujan
ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang tinggi.
Kabupaten Pasaman Barat selaku daerah Kenaikan suhu udara akan berdampak
yang baru dimekarkan. pada penurunan produktivitas tanaman
Sektor pertanian merupakan salah satu terutama pada tanaman semusim. Kondisi
sektor dominan dalam menopang ini juga berpengaruh terhadap produktifitas
perekonomian Kabupaten Tanah Datar. ternak. Disamping itu peningkatan suhu
Hal ini bisa saja terjadi karena 70% udara juga akan meningkatkan serangan
penduduknya bergerak pada bidang hama dan penyakit, baik pada tanaman
pertanian, baik pertanian tanaman pangan, maupun bintang ternak. Berubahnya pola
perkebunan, perikanan maupun curah hujan dan peningkatan intensitas
peternakan. Guna melaksanakan tugas kejadian iklim ekstrim menyebabkan
tersebut, maka Dinas Pertanian Tanaman kekeringan atau banjir yang akan
Pangan dan Hortikultura wajib menyusun berpotensi besar untuk menurunkan
Rencana Kinerja guna pengembangan produktivitas bahkan menggagalkan
sektor pertanian terutama sub sektor panen. Kondisi ini juga dapat
Tanaman Pangan dan Hortikultura. menyebabkan ternak stress dan berakibat
Sasaran Strategis Pembangunan Pertanian pada kemerosotan produksi (Guntoro,
2015 -2019, kementerian pertanian 2011). Selain itu kondisi iklim eksrim
mencanangkan 4 sasaran strategis, yaitu : juga menyebabkan hujan dengan intensitas
(1). Peningkatan Ketahanan Pangan, (2) yang tinggi yang disertai dengan angin
Pengembangan Ekspor dan Substitusi kencang (puting beliung) dan badai. Hal
Impor Produk Pertanian, (3). ini dapat menyebabkan kemerosotan

Vol 6. No.1 Oktober 2017 21


produksi pada tanaman tahunan (tanaman dan gas rumah kaca di atmosfir (Guntoro,
pohon) akibat banyaknya cabang atau 2011).
ranting yang patah dan penyerbukan yang Pemanasan global telah menyebabkan
gagal karena bunga yang gugur. Di pihak terjadinya pergesaran terhadap pola iklim
lain kegiatan para nelayan untuk secara global. Beberapa hal yang dapat
menangkap ikan menjadi terbatas akibat dijadikan bukti bahawa telah terjadi
gelombang yang yang tinggi dan badai. perubahan iklim diantaranya adalah
Fenomena perubahan iklim dengan semakin seringnya terjadi badai tropis
segala dampaknya, jangan hanya dilihat (siklon tropis) di daerah tertentu yang
dari sisi negatif semata. Karena dibalik menyebabkan banjir atau semakin
fenomena tersebut juga memunculkan keringnya suatu daerah karena curah hujan
berbagai peluang dan tantangan terutama semakin langka, atau kombinasi keduanya,
bagi para petani Indonesia untuk dapat menyebabkan kondisi yang ekstrim karena
menangkap peluang tersebut. Beberapa hal pada saat tertentu terjadi banjir dan pada
yang perlu kita jadikan peluang sekaligus saat yang lain akan terjadi kekeringan.
tantangan untuk kita penuhi antara lain : Perubahan iklim yang lain juga dapat
(1) peningkatan produksi pangan dan dilihat dari terjadinya perubahan pola
pakan, (2) produksi energi alternatif musim, frekuensi dan/atau intensitas curah
khususnya bioenergi, dan (3) optimalisasi hujan, terjadinya cuaca ekstrim,
pemanfaatan sumber daya lokal. Pada saat gelombang panas. Selain itu suhu udara
sekarang belum ada informasi tentang rata-rata harian yang semakin meninggi
pengaruh perubahan iklim yang terjadi dan dan semakin naiknya level permukaan air
pernyebaran komuditas tanaman pangan laut di beberapa lokasi di bumi merupakan
dan holtikultura di setiap kecamatan yang bukti adanya perubahan iklim yang paling
ada di kabupaten Pasaman Barat. mudah disaksikan.
Penyebaran komuditas ini perlu dilakukan Perubahan iklim adalah perubahan dari
dengan pertimbangan bisa mengetahui apa keadaan iklim (seperti: suhu, curah hujan,
komuditas unggulan tanaman pangan dan angin, dan variabel cuaca lainnya), baik itu
holtikultura untuk setiap kecamatan yang nilai rata-ratanya dan atau variabilitasnya
ada disini. yang berlangsung lama pada periode
berikutnya, baik pada periode decadal atau
TINJAUAN PUSTAKA yang lebih panjang. Dari laporan IPCC
Pemanasan Global tahun 2007 juga dapat diketahui bahwa
Pemanasan global terjadi sebagai efek proyeksi temperatur udara permukaan
dari emisi GRK (Gas Rumah Kaca), bumi di masa depan akan meningkat
seperti metana, nitrat oksida, sekurang-kurangnya 0,2°C setiap
hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan dekadenya. Beberapa skenario bahkan
heksafluorida. Belum lagi pabrik dan memberikan hasil yang jauh lebih tinggi
kendaraan yang berbahan bakar minyak dari nilai tersebut. Hal ini mengindikasikan
menghasilkan gas buang berupa bahwa terjadinya pemanasan global dan
karbondioksida (CO2). Semakin deras perubahan iklim merupakan tantangan
perkembangan industri dan transportasi, besar yang terus dihadapi di masa yang
maka semakin tinggi pula konsentrasi CO2 akan datang. (AR4-IPCC, 2007).

Vol 6. No.1 Oktober 2017 22


Dampak dari perubahan iklim secara posisi penting dalam perekonomian
radikal antara lain adanya perubahan pola nasional. Lebih daripada itu, subsektor ini
curah hujan dan pergeseran musim, memiliki keunggulan khas dari sektor-
semakin sering terjadi badai dan angin sektor lain dalam perekonomian : (a)
kencang, serta es di kutub mencair dan produksi tanaman pangan dan hortikultura
menyebabkan kenaikan permukaan air berbasis pada sumberdaya domestik
laut, sehingga didasawarsa ketiga abad 21 sehingga kandungan impornya rendah dan
ini diperkirakan sebagian wilayah relatif lebih tangguh menghadapi gejolak
beberapa kota pesisir dan pulau kecil akan perekonomian eksternal,dan (b) produksi
tenggelam (Guntoro, 2011). Perubahan tanaman pangan dan hortikultura berbasis
iklim yang terjadi sangat membahayakan pada sumberdaya alam sehingga relatif
bagi kehidupan di muka bumi. Semakin lebih tangguh menghadapi gejolak
diperlukan suatu kajian untuk meneliti dan ekonomi makro domestik, seperti gejolak
mengurangi faktor-faktor sebagai moneter, nitai tukar maupun fiskal.
penyebab terjadinya pemanasan secara Dengan demikian, upaya
global. mempertahankan dan meningkatkan
Peran Strategis Subsektor Pangan dan peranan subsektor tanaman pangan dan
Hortikultura hortikultura dalam perekonomian nasional
Dalam konteks pembangunan nasional merupakan cara yang efektif untuk
pada waktu lalu, sektor pertanian termasuk meningkatkan ketahanan ekonomi.
didalamnya subsektor TPH dipandang Kehilangan hasil ini perlu ditekan dalam
sebagai pendukung bukan sebagai mesin upaya peningkatan produksi melalui
penggerak perekonomian. Sebagai sektor perbaikan teknologi panen dan pasca
pendukung maka sektor pertanian panen. d) Sebagian besar produk pertanian
diposisikan sebagai (a) pemasok bahan masih berkualitas rendah yang
kebutuhan pangan dan bahan baku industri memperlemah daya saing produk baik di
berharga murall; (b) pengendali stabilitas pasar dalam negeri ataupun sektor.
harga, dan (c) pemasok tenaga kerja Pembinaan bagi peningkatan kualitas dan
murah. standardisasi produk pertanian dapat
Subsektor tanaman pangan dan dipandang sebagai kegiatan yang dapat
hortikultura merupakan penghasil bahan meningkatakan nilai tambah daya saing
makanan pokok. Sementara itu, ketahanan produk. e) Penggunaan produk tanaman
pangan merupakan prasyarat utama bagi pangan dan hortikultura semakin beragam,
tercapainya ketahanan ekonomi maupun tidak saja untuk makanan langsung dan
ketahanan politik. Dalam kondisi ekspor tetapi juga bahan baku industri dan
perekonomian global maupun domestik pakan ternak.
yang tidak stabil maka ketahanan pangan Diversifikasi penggunaan produk
yang paling mantap ialah melalui mendorong peningkatan permintaan
pencapaian swasembada bahkan surplus terhadap produk-produk olahan pertanian
merupakan upaya untuk memantapkan yang dapat meningkatkan nilai tambah dan
ketahanan nasional dalam menghadapi perputaran roda perekonomian nasional.
tantangan global. Subsektor tanaman (f) Insentif investasi dalam kegiatan
pangan dan hortikultura tetap menempati agribisnis belum mencukupi, terutama

Vol 6. No.1 Oktober 2017 23


yang berkaitan dengan kebijakan makro Tujuan Pembangunan Tanaman
ekonomi dan besarnya resiko dibidang Pangan dan Hortikultura adalah sebagai
agribisnis. Apabila diberikan kompensasi berikut :
atas resiko yang berkaitan dengan sifat- 1. Meningkatkan pendapatan dan taraf
sifat alamiah produk pertanian yang hidup petani nelayan.
mempunyai tingkat ketergantungan tinggi 2. Meningkatkan ketahanan pangan
terhadap alam, musim, volumius dan nasional.
mudah rusak; maka minat investasi 3. Menghasilkan produk-produk pertanian
dibidang pertanian dapat meningkat. (g) yang berdaya saing tinggi untuk
Pemanfaatan teknologi padat modal dan mengisi pasar domestik dan ekspor.
mekanisme pertanian sampai saat ini 4. Meningkatkan lapangan kerja dengan
belum sepenuhnya dilakukan karena produktivitas tinggi dan kesempatan
adanya keinginan agar subsektor tanaman berusaha yang efisien dibidang
pangan dan hortikultura atau sektor agribisnis.
pertanian pada umumnya menyediakan 5. Meningkatkan kemandirian petani-
lapangan kerja yang banyak. Hal ini nelayan dan pemberdayaan lembagaan
menyebabkan produktivitas dan serta prasarana pertanian.
pertumbuhan sektor pertanian rendah. Ketahanan horlikultura dicirikan oleh
Kebijakan ini perlu dirubah agar mampu ketersediaan komoditas holtikultura yang
menjadi sektor andalan dan penggerak mencukupi serta manajemen produksi
pembangunan yang tidak rentan terhadap perubahan-
Arah Pembangunan Subsektor Pangan perubahan kondisi alam yang tidak
dan Hortikultura bersahabat maupun perubahan ekonomi.
Program pembangunan subsektor tercakup di dalamnya kemampuan untuk
tanaman pangan dan hortikultura adalah memenuhi secara konsisten dan kontinyu
sebagai berikut : kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia
1. Memposisikan kembali sektor pertanian dan pasokan bahan baku industri serta
sebagai sektor andalan dan mesin kebutuhan pasar regional dan
penggerak pembangunan ekonomi internasional. Disamping jumlah pasokan
nasional untuk mendukung tumbuh pasar-pasar tersebut juga menetapkan
kembangnya sektor ekonomi lainnya. standar mutu tertentu. Oleh karena ilu
2. Menempatkan keberpihakan pasta untuk menghasilkan produk hortikultura
petani untuk memberdayakan dengan jumlah dan mutu sesuai
masyarakat petani sebagai subyek permintaan pasar, pembangunan sub sektor
pembangunan dalam rangka hortikultura ditempuh melalui
meningkatkan kesejahteraan pengembangan sentra-sentra agribisnis
masyarakat dan ketahanan nasional. hortikultura.
3. Mengoperasionalkan sistem agribisnis
sebagai suatu pendekatan pembangunan METODE PENELITIAN
agar terwujud keterpaduan dalam Jenis penelitian adalah deskriptif
pembangunan dan berkembangnya kuantitatif. Penelitian ini secara khusus
perekonomian wilayah. bertujuan untuk mendeteksi terjadinya
perubahan iklim yang terjadi di wilayah

Vol 6. No.1 Oktober 2017 24


Pasaman Barat dan menganalisis Tahun 1995. Dalam penelitian ini software
perubahan iklim dan kaitannya dengan GrADS digunakan untuk mengekstrak data
penyebaran komoditas pertanian di ERA-Interim menjadi data titik-titik pada
Kabupaten Pasaman Barat . koordinat-koordinat yang telah ditentukan.
Data Penelitian
Untuk mendeteksi terjadinya HASIL DAN PEMBAHASAN
perubahan iklim di wilayah Pasaman Barat Curah Hujan
diperlukan data unsur-unsur klimatologi 1. Distribusi Spasial Curah Hujan di
terutama curah hujan, suhu udara Kab. Pasaman Barat
maksimum, suhu udara setidaknya Pada Gambar 2 terlihat bahwa curah
mempunyai kontinuitas data selama 30 hujan tahunan di Kab. Pasaman barat
tahun. berkisar antara 3500-4500 mm/tahun.
Pengolahan data Curah hujan antara 3500-4000 mm/tahun
- CDO terjadi di Kec. Sungai Baremas, Sungai
Climate Data Operator (CDO) Aur, Sasak Ranah Pesisir, Kinali, Luhak
merupakan software yang dikembangkan Nan Duo, Ranah Batahan, Koto Balingka
oleh Uwe Schulzweida dan Luis dan sebagian Lembah Malintang. Curah
Kornblueh dari Max Plank Institute for hujan antara 4000-4500 mm/tahun terjadi
Meteorology, Jerman pada Tahun 2009 di Kec. Talamau, Gunung Tuleh dan
(CDO Versi 1.4.1). Dalam penelitian ini Pasaman, yang merupakan wilayah
software CDO digunakan untuk kecamatan di Kab. Pasaman Barat yang
memanipulasi data ERA-Interim yang terletak di dataran tinggi disekitar kaki
berformat multi dimensi menjadi data Gunung Pasaman. Sedangkan curah hujan
numerik. yang lebih rendah (3500-4000 mm/tahun)
- GrADS pada umumnya terjadi di wilayah
Grid Analysis and Display System kecamatan yang terletak dataran rendah
(GrADS), merupakan software yang pesisir barat Kab. Pasaman Barat
dikembangkan oleh Brian Doty pada

Gambar 2. Distribusi Spasial Curah Hujan di Kabupaten Pasaman Barat

Vol 6. No.1 Oktober 2017 25


2. Pola Curah Hujan Bulanan di Kab. September sehingga seolah-olah bulan
Pasaman Barat Agustus menjadi seperti puncak hujan
Seperti pada umumnya pola curah yang ketiga, seperti yang terjadi di Gunung
hujan bulanan di wilayah Sumatera Barat, Tuleh, Talamau dan Sei Talang. Namun
pola curah hujan di wilayah Kab. Pasaman hal tersebut tidak terlihat untuk wilayah
Barat juga mempunyai pola atau tipe yang terletak di pesisir barat Pasaman
ekuatorial, yaitu pola curah hujan dengan Barat seperti Sei Baremas, Sasak dan Parit
dua puncak hujan pada setiap tahunnya (Sei Aur), artinya curah hujan bulan
yang terjadi karena pengaruh dari Agustus lebih rendah dibandingkan
pergerakan semu matahari. Untuk curah dengan curah hujan September pada
hujan di wilayah Pasaman Barat, puncak lokasi-lokasi ini.
curah hujan pertama terjadi pada bulan Dari Gambar 2, juga dapat diketahui,
April dan puncak yang kedua terjadi pada bahwa rata-rata curah hujan bulanan
bulan November, seperti yang terlihat pada terendah terjadi antara bulan Mei-Juli,
Gambar 2. Hal yang menarik dari pola dengan jumlah yang tidak kurang dari 150
curah hujan di Pasaman Barat adalah curah mm setiap bulannya, yang artinya wilayah
hujan yang terjadi pada bulan Agustus- Pasaman Barat tidak termasuk daerah zona
September dimana curah hujan bulan musim, artinya di wilayah Pasaman Barat
Agustus lebih tinggi dari pada bulan tidak pernah mengalami musim kemarau.

Gambar 2. Pola Curah Hujan Bulanan di Kabupaten Pasaman Barat

3. Pola Curah Hujan Tahunan di Kab. Sukamenanti dan Talamau, didapatkan,


Pasaman Barat selain mempunyai variasi tahunan yang
Pada Gambar 3 terlihat juga adanya relative lebih tinggi, trend curah hujan
penurunan trend curah hujan tahunan tahunan di Sukamenanti mengalami
untuk curah hujan di daerah pesisir pantai penurunan pada tahun 2000-2005, hingga
seperti terlihat jelas untuk lokasi mencapai titik curah hujan terendah (2000
pengamatan di Sei Baremas dan Sasak, mm) kemudian trend menjadi positif pada
walaupun selama lima tahun terakhir tahun 2005-2015. Lain halnya dengan
(2011-2015) pengamatan hujan di Sasak curah hujan di Talamau yang cenderung
menunjukan kenaikan. Di wilayah daratan stabil jumlah curah hujan antara 3000-
pedalaman Pasaman Barat yang diwakili 5000 mm/tahunnya.
oleh pos pengamatan hujan di
Vol 6. No.1 Oktober 2017 26
Gambar 3. Pola Curah Hujan Tahunan di Kabupaten Pasaman Barat

Persebaran Tanaman Pangan dan diadakan pembahasan bersama (Sinergis


Holtikultura di Wilayah Kabupaten Program) di Bappeda Pasaman Barat.
Pasaman Barat Tanaman Pangan (padi, jagung, ubi
Pertanian adalah hal yang sangat kayu, ubi jalar, kacang hijau, kacang
penting artinya bagi pembangunan tanah)
Pasaman Barat secara umum, khususnya di Jenis komoditi unggulan tanaman
sektor Tanaman Pangan dan Perkebunan, pangan di kabupaten Pasaman Barat ini
sudah banyak komoditi Tanaman Pangan adalah padi, jagung, kacang tanah, ubi
dan Perkebunan Pasaman Barat yang kayu, ubi jalar, kacang Hijau serta kacang
menjadi andalan di Propinsi Sumatera tanah.
Barat contohnya : jagung, kedele, kacang Berikut ini akan digambarkan
hijau, kelapa sawit, kakao dan nilam. penyebaran sentra produksi komoditi
Pengembangan komoditi andalan ini Tanaman Pangani di Kabupaten Pasaman
digerakkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Barat (tahun 2011-2015) bisa dilihat pada
Pangan Hortikultura dan Peternakan tabel 1 dibawah ini:
Kabupaten Pasaman Barat setelah
Tabel. 1. Evaluasi Penyebaran Tanaman Pangan Per Kecamatan di Kabupaten Pasaman
Barat periode tahun 2011-2015

Nama Tanaman Pangan


No Kecamatan Padi Jagung Kedelai K.Tanah U.Kayu U.Jalar K.Hijau
1 Sungai S S R S R R R
Beremas
2 Ranah T S S T S R S
Patahan
3 Koto Balingka R T T R S R R
4 Sungai Aua S S T R R R S
5 Lembah S T T T R R S

Vol 6. No.1 Oktober 2017 27


Nama Tanaman Pangan
No Kecamatan Padi Jagung Kedelai K.Tanah U.Kayu U.Jalar K.Hijau
Melintang
6 Gunung Tuleh R T S R R R R
7 Talamau T T T S T T T
8 Pasaman T R S S S R R
9 Luhak Nan T T S S T R S
Duo
10 Sasak Ranah R R T R R R R
Pasisia
11 Kinali S S S S T R S
Keterangan : T=Tinggi S=Sedang R=Rendah
(Sumber: Pengolahan Data Penelitian 2016)
Dari tabel 1 bisa terlihat bahwa Sasak menunjukan kenaikan. Di wilayah
tanaman kacang tanah produktifitasnya daratan pedalaman Pasaman Barat yang
juga tetap bervariasi di setiap diwakili oleh pos pengamatan hujan di
kecamatannya berkisar dari 1.43 ton/ha di Sukamenanti dan Talamau, didapatkan,
Kecamatan Sasak Ranah Pesisir, dan selain mempunyai variasi tahunan yang
mencapai 1.66 ton/ha untuk Kecamatan relative lebih tinggi, trend curah hujan
Lembah Melintang. Rata-rata produktifitas tahunan di Sukamenanti mengalami
tanaman kacang tanah pada 5 tahun penurunan pada tahun 2000-2005, hingga
terakhir untuk Kabupaten Pasaman Barat mencapai titik curah hujan terendah (2000
adalah 1.54 ton/ha Produktifitas tertinggi mm) kemudian trend menjadi positif pada
berada pada Kecamatan Ranah tahun 2005-2015. Lain halnya dengan
Patahan,dan L. Malintangi. Peringkat curah hujan di Talamau yang cenderung
sedang berada pada Kecamatan S. stabil jumlah curah hujan antara 3000-
Beremas, Talamau, Pasaman, Luhak Nan 5000 mm/tahunnya.
Duo, dan Kinali. Kategori rendah berada Secara keseluruhan di Pasaman Barat,
pada Kecamatan Koto Balingka, S. Aua, maka daerah yang unggul dan termasuk
G. Tuleh dan Sasak. Produktifitas tanaman peringkat tertinggi untuk tanman pangan
pangan lainnya bisa dilihat pada tabel 1 adalah Kecamatan Talamau, Peringkat
diatas. sedang pada Kecamatan Ranah Patahan,
Daerah Talamau menjadi daerah yang Lembah Melintang, Luhak Nan Duo, dan
unggul untuk produktifitas tanaman Kinali, sedangkan peringkat rendah diraih
pangan di Kabupaten Pasaman Barat. oleh Kecamatan Sungai Beremas, Sungai
Talamau terletak di sekitar wilayah Aua, Gunung Tuleh, Pasaman, Sasak, dan
pegunungan dengan curah hujan yang Koto Balingka.
stabil. Penurunan trend curah hujan Tanaman Holtikultura kategori Buah-
tahunan untuk curah hujan di daerah buahan (pisang, alpokat,
pesisir pantai seperti terlihat jelas untuk rambutan,salak, duku, durian, nanas
lokasi pengamatan di Sei Baremas dan dll)
Sasak, walaupun selama lima tahun Jenis komoditi unggulan tanaman
terakhir (2011-2015) pengamatan hujan di buah-buahan di kabupaten Pasaman Barat
Vol 6. No.1 Oktober 2017 28
ini adalah pisang, alpokat, rambutan,salak, pisang di Kabupaten Pasaman Barat (tahun
duku, durian, nanas dan lainnya. 2011-2015) seperti gambar 10 di bawah
Berikut ini akan digambarkan ini:
penyebaran sentra produksi komoditi

Gambar 10. Produktifitas Pisang Per Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat (2011-2015).

Dari gambar 10, bisa kita lihat bahwa Nan Duo, dan Sasak ranah Pasisie.
tanaman pisang tumbuh dengan Sedangkan daerah yang paling tinggi
produktifitasnya bervariasi untuk masing- produktifitas tanaman pisangnya adalah
masing kecamatan di setiap tahunnya. Kecamatan Gunung Tuleh dan Talamau.
Namun rata-rata produktifitas untuk 5 Rata-rata produktifitas tanaman pisang
tahun terakhir (2011-2015) berkisar antara pada 5 tahun terakhir untuk Kabupaten
21.52 ton/ha sampai 61.20 ton/ha. Pasaman Barat adalah 39.68 ton/ha.
Produktifitas yang rendah terdapat pada Berikut ini akan digambarkan
Kecamatan Pasaman, Ranah Batahan, penyebaran sentra produksi komoditi
Sungai Aua, Lembah Melintang, dan Tanaman Pangan di Kabupaten Pasaman
Kinali, untuk kategori sedang terdapat Barat (tahun 2011-2015) bisa dilihat pada
pada Kecamatan Koto Balingka, Luhak tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2. Evaluasi Penyebaran Produktifitas Tanaman Buah di Pasaman Barat periode
tahun 2011-2015
No Kecamatan Nama Buah

Pisang Pokat Rambutan Salak J.Biji duku duren mangga Nenas jeruk pepaya

1 S.Beremas S T T - T T T S - S S
2 R. Patahan R R R R R R T S R R R
3 K. Balingka S S S R R S R R R R R
4 S. Aua R R R R R R S R T R S
5 L. R R R R S - R R T S R

Vol 6. No.1 Oktober 2017 29


No Kecamatan Nama Buah

Pisang Pokat Rambutan Salak J.Biji duku duren mangga Nenas jeruk pepaya

Melintang
6 G.Tuleh T S S T S R S R T T R
7 Talamau T S S S R - T T T S R
8 Pasaman R R R R R R R R R S R
9 L. Nan Duo S R R R R R R R S R T
10 Sasak S T R - S - S T R R R
R.Pasisi
11 Kinali R R R - R - R R - R R
Keterangan T=Tinggi S=Sedang R=Rendah
Sumber : Pengolahan Data Penelitian 2017
Secara keseluruhan untuk Kabupaten curah hujan tahunan di wilayah daratan
Pasaman Barat, maka Kecamatan yang pedalaman Pasaman Barat. Fenomena
termasuk peringkat tinggi untuk global ENSO (El Nino dan La Nina)
produktifitas tanaman buah adalah tidak secara signifikan mempengaruhi
Kecamatan Sungai Beremas, Gunung variabilitas curah hujan bulanan di
Tuleh, dan Talamau. Peringkat sedang wilayah Kab. Pasaman Barat, baik
pada Kecamatan Ranah Patahan, Koto untuk di wilayah peisisir pantai
Balingka, Sungai Aua, Lembah Melintang, maupun wilayah daratan
Pasaman, Luhak Nan Duo, dan Sasak. pedalamannya
Daerah yang paling rendah adalah 2. Kecamatan yang tertinggi untuk
Kecamatan Kinali. Wilayah yang produktifitas tanaman pangan adalah
produktifitas paling bagus untuk tanaman Kecamatan Talamau, Peringkat sedang
buah ternyata wilayah dekat pegunungan pada Kecamatan Ranah Patahan,
yang curah hujannya tinggi. Selain kondisi Lembah Melintang, Luhak Nan Duo,
daerah seperti tanah, air dan ketinggian dan Kinali, sedangkan peringkat
tempat, faktor lain yang ikut mendukung rendah diraih oleh Kecamatan Sungai
berhasilnya produksi suatu jenis tanaman Beremas, Sungai Aua, Gunung Tuleh,
adalah pengolahan lahan, budi daya tanam Pasaman, Sasak, dan Koto Balingka.
dan pemeliharaannya. Kecamatan yang tertinggi untuk
produktifitas tanaman buahnya adalah
SIMPULAN Kecamatan Sungai Beremas, Gunung
Dari hasil penelitian dapat diambil Tuleh, dan Talamau. Peringkat sedang
beberapa kesimpulan diantaranya adalah: pada Kecamatan Ranah Patahan, Koto
1. Selama periode tahun 2000-2015, Balingka, Sungai Aua, Lembah Melintang,
curah hujan di wilayah pesisir pantai Pasaman, Luhak Nan Duo, dan Sasak.
mempunyai variasi tahunan yang Daerah yang paling rendah adalah
relative kecil di bandingkan dengan Kecamatan Kinali.

DAFTAR PUSTAKA
Guntoro, Suprio. 2011. Saatnya Menerapkan Pertanian Tekno-ekologis. PT Agromedia
Pustaka. Jakarta
Heddy, Suwasono, 2010. Agroekosistim Permasalahan Lingkungan Pertanian Bagian
Pertama. PT Rajawali Press. Jakarta

Vol 6. No.1 Oktober 2017 30


Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). 2007. A report of the Working Group of
the Intergovernmental Panel on Climate Change Summary for Policymakers, Geneva,
Intergovernmental Panel on Climate Change.
Nahas, C.N. dan B. Setiawan, 2010. Penentuan Radiative Forcing Dan Annual Greenhouse
Gas Index (Aggi) Dari Karbon Dioksida, Metana, Dan Nitrous Oksida Hasil
Pengukuran Di Bukit Kototabang. Buletin Megasains, Vol.4
Nugroho, S., Heron, T., dan Eddy, S. 2009. Trends Curah Hujan Ekstrim di Kota Padang,
1970-2008, Buletin Megasains, Vol.4.
Nugroho, S. 2011. Kajian Simulasi Adaptasi Terhadap Tingkat Kenyamanan Termal Akibat
Perubahan Iklim Global Di Kota Padang, Karya Tulis Ilmiah Diklat Fungsional
Peneliti-LIPI, Tahun 2010. Jurnal Widyariset, Vol.14 Thn 2011, Pusbindiklat-LIPI.
Pudja, I.P. dan Suhardi, B. 2010. Fenomena Perubahan Iklim di Indonesia. Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta.Sastrapradja, S.D dan elizabeth A.W.
2010. Keanekaragaman Hayati Pertanian Menjamin Kedaulatan Pangan. LIPI Press.
Jakarta.
Tjasyono, Bayong. 2009. Meteorologi Indonesia I Karakteristik dan Sirkulasi Atmosfir.
BMKG. Jakarta.
Tjasyono, Bayong. 2009. Meteorologi Indonesia II Awan dan Hujan Monsun. BMKG.
Jakarta.
Zhang, X and Yang, F. 2004. User Manual RclimDex (1.0). Climate Research Branch,
Enviroment Canada, Downsview, Ontario, Canada.
Penentuan Radiative Forcing Dan Annual Greenhouse Gas Index (Aggi) Dari Karbon
Dioksida,zMetana, Dan Nitrous Oksida Hasil Pengukuran Di Bukit Kototabang

Vol 6. No.1 Oktober 2017 31

Anda mungkin juga menyukai