Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKSI

PERTANIAN KHUSUSNYA TANAMAN PADI DI WILAYAH PEDESAAN


SYAHRUL RAMADANI
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Makassar, Kampus UNM
Parangtambung, Jl. Daeng Tata, Makassar. 020-5534-5552. geografi@unm.ac.id.

Abstrak
Makanan sangat penting dan setiap warga negara memiliki hak untuk itu. Ketersediaan pangan
harus cukup, berkualitas baik dan dengan harga yang wajar. Salah satu komponen makanan adalah
karbohidrat yang merupakan sumber energi utama dalam tubuh. Pangan dipahami sebagai segala
sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah.
Perubahan iklim mempengaruhi budidaya padi karena budidaya padi tadah hujan sangat tergantung
pada unsur iklim terutama suhu, curah hujan, kelembaban dan sinar matahari. Dalam konteks
tersebut, dilakukan analisis pengaruh perubahan iklim terhadap produktivitas dan daya adaptasi
petani padi sawah tadah hujan di Kabupaten Sinjai. Faktor ketersediaan air sangat penting bagi
berjalannya sektor pertanian karena pertumbuhan tanaman pangan sangat bergantung pada
ketersediaan air. Karena letak geografis dan topografi, ketersediaan air di Indonesia berbeda di
setiap wilayah, termasuk wilayah Sinai barat yang sebagian besar wilayahnya adalah air dan yang
berada di sekitar garis khatulistiwa pada garis khatulistiwa yang agak unik karena letak curah hujan
di Indonesia sangat bervariasi. pola hujan Perubahan iklim global mempengaruhi banyak hal, antara
lain empat unsur iklim dan komponen alam yang erat hubungannya dengan pertanian, yaitu: (1)
peningkatan suhu udara yang juga mempengaruhi unsur iklim lainnya, terutama kelembaban dan
dinamika atmosfer, (2) perubahan pola presipitasi, (3) peningkatan kejadian iklim ekstrim (anomali
iklim) seperti El Niño dan La Nina, dan (4) naiknya permukaan air laut akibat mencairnya gunung es
di Kutub Utara.

PENDAHULUAN
Perubahan iklim adalah suatu kondisi yang ditandai dengan perubahan pola iklim
global yang mengakibatkan pola cuaca yang bervariasi. Perubahan iklim disebabkan oleh
perubahan variabel iklim, terutama suhu udara dan curah hujan, yang terjadi terus menerus
dalam kurun waktu 50 sampai 100 tahun. Perubahan iklim juga dipengaruhi oleh kondisi
cuaca yang tidak stabil seperti curah hujan yang tidak stabil, seringnya terjadi badai, suhu
udara yang ekstrim dan perubahan arah angin yang tajam. Perubahan iklim global
mempengaruhi banyak hal termasuk empat komponen iklim dan faktor alam yang berkaitan
erat dengan pertanian, yaitu: (1) peningkatan suhu udara yang juga mempengaruhi unsur
iklim lainnya, terutama kelembaban dan dinamika atmosfer, (2) perubahan pola presipitasi,
(3) peningkatan kejadian iklim ekstrim (anomali iklim) seperti El Niño dan La Nina, dan (4)
naiknya permukaan air laut akibat mencairnya gunung es di Kutub Utara (Muslim, 2013).
Makanan sangat penting dan setiap warga negara memiliki hak untuk itu. Ketersediaan
pangan harus cukup, berkualitas baik dan dengan harga yang wajar. Salah satu komponen
makanan adalah karbohidrat yang merupakan sumber energi utama dalam tubuh. Pangan
dipahami sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
maupun yang tidak diolah. Makanan yang dimaksudkan untuk konsumsi manusia sebagai
makanan atau minuman, termasuk bahan tambahan makanan, bahan baku makanan dan
bahan lain yang digunakan dalam produksi, pengolahan dan pembuatan makanan dan
minuman. Upaya subsektor untuk meningkatkan produksi pangan menghadapi berbagai
kendala dan permasalahan, seperti B. Kekeringan dan banjir yang sering mengancam
produksi di beberapa daerah, menurunnya produktivitas lahan di beberapa daerah pertanian,
terus berkembangnya hama tanaman, dan kehilangan hasil yang tinggi selama dan setelah
panen. ada masalah yang perlu dipecahkan (Citra Dewi S, 2020)
Salah satu sektor yang terkena dampak perubahan iklim adalah sektor pertanian.
Besarnya dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian tergantung pada skala dan
kecepatan budidaya. Hama tanaman dapat menyebarkan virus atau mencegah penyakit
sehingga merugikan petani bahkan gagal panen. Selain itu, ada beberapa hama akibat
perubahan iklim yang menyerang tanaman padi yaitu tikus. Oleh karena itu, pengetahuan,
pengalaman dan pemahaman petani tentang perubahan iklim sangat diperlukan agar petani
dapat beradaptasi dengan perubahan iklim setiap saat untuk mencegah dampak perubahan
iklim (Nuraisah & Budi Kusumo, 2019)
Beras merupakan bahan pangan terpenting yang memiliki peran strategis. Dengan
perbaikan sistem pengelolaan diharapkan permasalahan pengelolaan padi dapat teratasi.
Secara khusus, budidaya padi dewasa ini memerlukan sistem budidaya padi yang mengacu
pada lingkungan tumbuh yang optimal dan lestari yang menggunakan air, pupuk dan benih
secara efisien. Masalah yang mempengaruhi tingkat produksi tanaman adalah iklim yang
tidak menentu saat ini. Keadaan ini menyebabkan produksi pertanian tidak memuaskan
bahkan gagal karena petani tidak memahami karakteristik iklim dengan baik dan mempelajari
perubahan cuaca ekstrim akibat pemanasan global. Pada skala waktu tertentu, perubahan
iklim juga membentuk pola atau siklus tertentu, baik siklus harian, musiman, tahunan
maupun jamak. Aktivitas manusia terus mengubah pola iklim, baik dalam skala global
maupun lokal (Tanjung, 2018)
Kampung Arabika adalah sebuah desa di Wilayah Administratif Kecamatan Sinjai
Barat, Kabupaten Sinjai; Milik dataran tinggi, ketinggian 800-1100 mdpl dan kemiringan 0-
15%, dan suhu bervariasi antara 19-24 ºC. Perubahan iklim merupakan hal yang tidak dapat
dihindari akibat pemanasan global dan kemungkinan akan berdampak luas pada berbagai
aspek kehidupan termasuk sektor pertanian. Perubahan tingkat curah hujan, peningkatan
kejadian cuaca ekstrim, serta peningkatan suhu udara dan permukaan laut merupakan dampak
utama dari perubahan iklim di Indonesia (Citra Dewi S, 2020). Perubahan iklim yang terkait
dengan sektor pertanian menyebabkan kerusakan (deteriorasi) infrastruktur pertanian dan
penurunan produksi dan produktivitas tanaman pangan, yang dapat menyebabkan kerentanan
dan ancaman terhadap ketahanan pangan bahkan kemiskinan.
Kabupaten Sinjai merupakan salah satu daerah yang mewakili pusat pangan Sulawesi
Selatan dimana sistem budidaya khususnya padi Irlandia masih bergantung pada iklim dan
cuaca. Berdasarkan hasil analisis klasifikasi Oldeman di Kegubernuran Sinjai menunjukkan
bahwa tipe iklim A dan B direkomendasikan untuk tumbuh tanaman pangan seperti padi
sepanjang tahun misalnya di wilayah Sinjai Barat, sedangkan tipe iklim C, D .dan wilayah
direkomendasikan. Disarankan menanam E hanya pada musim hujan, karena ketersediaan air
untuk penanaman tidak mencukupi pada musim kemarau, misalnya di daerah Tengah, Timur,
Utara dan Tukku-Sinjai (Mulkan Iskandar Nasution, 2018)
Fenomena perubahan iklim menambah tantangan bagi sistem budidaya tanaman pangan
khususnya padi di Indonesia. Dampak perubahan iklim bersifat multidimensional pada sektor
pertanian, mulai dari sumber daya, infrastruktur pertanian, dan sistem produksi pertanian.
Dampak ini dibedakan dengan 2 (dua) indikator yaitu kerentanan dan dampak. Kerentanan
adalah kondisi yang melemahkan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan iklim (Perba,
2019).
Penelitian tentang iklim telah di lakukan oleh.(Muslim, 2013); (Citra Dewi S, 2020); .
(Nuraisah & Budi Kusumo, 2019); (Tanjung, 2018); (Mulkan Iskandar Nasution, 2018); .
(Perba, 2019).berdasarkan penelitian tersebut masih kurang yang meneliti tentang”
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKSI PERTANIAN
KHUSUSNYA TANAMAN PADI DI WILAYAH PEDESAAN” .

RUMUSAN MASALAH
Meskipun pengelolaan lahan sawah telah dilakukan secara maksimal, namun hasilnya
masih belum optimal sehingga pengetahuan dan sikap petani tentang pengelolaan perubahan
iklim di Desa Arabika Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai belum benar.
MANFAAT PENELITIAN
Untuk mendeteksi curah hujan berlebih dengan menyesuaikan penanaman dan
pengendalian aliran air yang lebih baik pada budidaya padi sawah, dan juga dapat digunakan
sebagai bahan referensi bagi petani.

TUJUAN PENELITIAN
1. Menilai variabel iklim yang memiliki dampak terbesar terhadap perubahan iklim di
Kabupaten Sinjai.

2. Menganalisis dampak perubahan iklim terhadap produktivitas padi di wilayah Sinjai.

3. Mengkaji kemampuan petani padi beradaptasi dengan perubahan iklim di wilayah Sinjai.

METODE
Perubahan iklim mempengaruhi budidaya padi karena budidaya padi sangat bergantung
pada faktor iklim terutama suhu, curah hujan, kelembaban dan sinar matahari. Dalam konteks
tersebut, dilakukan analisis pengaruh perubahan iklim terhadap produktivitas dan daya
adaptasi petani padi sawah tadah hujan di Kabupaten Sinjai. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis variabel iklim yang memiliki dampak terbesar terhadap perubahan iklim saat
ini, menganalisis dampak perubahan iklim terhadap produktivitas, dan mengkaji peluang
adaptasi iklim petani padi sawah tadah hujan di Kabupaten Sinjai. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan deskriptif serta kualitatif dengan sumber data
primer dari Stasiun Iklim Deli Serdang, Dinas Pertanian Wilayah Sinjai dan BPS sedangkan
data sekunder dari hasil survey untuk analisis data menggunakan persamaan linier berganda
yang memenuhi persyaratan uji penerimaan klasikal. . . Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan suhu, curah hujan, kelembaban dan penyinaran matahari berdampak signifikan
terhadap produktivitas di Kabupaten Sinjai (Siregar et al., 2020).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kawasan Sinjai Barat merupakan kawasan pertanian dan perkebunan yang cukup luas
di Kegubernuran Sinjai, kurang lebih 13,53 km2 atau 16,53 dari luas wilayah. Salah satu
upaya untuk meningkatkan produktivitas padi sawah adalah pengenalan teknologi melalui
implementasi. dari lima pertanian padi, yang merupakan upaya berkelanjutan. Produksi padi
di Belanda membutuhkan penggunaan benih unggul. Bibit adalah bibit yang telah diproduksi
dengan menggunakan metode khusus untuk penanaman kembali. Berdasarkan cara
perolehannya, benih dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Benih bersertifikat adalah benih yang diperoleh melalui sistem pengawasan, inspeksi
dan sertifikasi dari instansi berwenang yang memenuhi persyaratan standar yang
ditetapkan.
b. Benih tidak bersertifikat adalah benih yang proses produksinya tidak melalui sistem,
tetapi memenuhi persyaratan mutu benih minimal. Berdasarkan rekomendasi dari BPP
Kecamatan Sekernan, penggunaan benih yang lebih baik antara lain: penggunaan
benih unggul, sumber benih, pertukaran benih, penggunaan benih per hektar, anjuran
penyiraman dan pembibitan serta penyulaman.

Dalam sistem budidaya padi, pengolahan tanah mutlak diperlukan dan sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Tujuan budidaya adalah membuat
struktur lumpur sedalam 15-20 cm agar akar tanaman padi dapat tumbuh dengan baik. Pada
umumnya tenaga kerja untuk mengolah lahan adalah hewan, dan penggunaan bibit per hektar,
anjuran pengairan dan pengendalian gulma serta penanaman kembali antara lain : pengolahan
tanah, kedalaman budidaya, pengolahan tanah yang digarap, pembuatan bedeng tanaman,
ukuran bedengan, jarak tanam dan penggalian lubang.
Pupuk merupakan bahan yang memberikan nutrisi bagi tanaman. Tujuan dari usaha
pupuk adalah untuk meningkatkan suplai unsur hara bagi tanaman. Penggunaan pupuk yang
dianjurkan meningkatkan produksi. Untuk mencapai hasil yang baik dan berkualitas pada saat
pemupukan harus memperhatikan beberapa hal yaitu daya dukung tanah, musim dan
komposisi tanah. Pemupukan berimbang harus dikontrol sesuai dengan jenis, waktu, dosis
dan cara yang tepat. Berdasarkan rekomendasi BPP Kabupaten Sekernan, pemupukan
meliputi: pemupukan tanaman, dosis pemupukan, frekuensi pemupukan, rencana pemupukan
dan cara pemupukan.
Dalam budidaya padi, kebutuhan air sangat penting untuk keberhasilan tanaman.
Penyediaan air bukan hanya tentang menyiram tanaman, tetapi juga perlu ditangani pada
waktu dan cara yang tepat. Penyiraman tanaman padi dapat dilakukan dengan berbagai cara
tergantung dari sumber air dan jumlah air yang tersedia, namun cara yang digunakan harus
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Berdasarkan rekomendasi BPP Kabupaten Sekernan,
irigasi meliputi: terapkan penyiraman, metode irigasi dan instruksi irigasi.

Perlindungan tanaman umumnya tidak meningkatkan produksi tetapi menurunkan


produksi karena serangan hama dan penyakit. Penanganan yang dilakukan meliputi hama
musim tanam sebelumnya, jenis pestisida yang digunakan dan pelaksanaan pengendalian.
Tujuan dari usahatani ini adalah untuk menjaga agar produksi tetap rendah akibat serangan
hama dan penyakit. Berdasarkan rekomendasi dari BPP Kecamatan Sekernan, perlindungan
tanaman meliputi: pengendalian hama selama musim tanam ini (Afika. Nur, 2019).
Faktor ketersediaan air sangat penting bagi berjalannya sektor pertanian karena
pertumbuhan tanaman pangan sangat bergantung pada ketersediaan air. Karena letak
geografis dan topografi Indonesia, ketersediaan air bervariasi di setiap wilayah karena curah
hujan yang sangat bervariasi, termasuk wilayah Sinai Barat yang sebagian besar wilayahnya
adalah air dan terletak di sekitar garis khatulistiwa di wilayah yang agak unik (Siregar et al.,
2020).
Aspek sosial ekonomi masyarakat/petani juga mendorong alih fungsi lahan pertanian,
khususnya sawah, ke penggunaan nonpertanian. Keterbatasan kemampuan anak bahkan cucu
petani yang sudah menikah untuk memperoleh/membeli tanah untuk rumah menyebabkan
sawah-sawah yang mereka warisi digunakan untuk membangun rumah atau dijual kepada
non-petani, beralih peruntukan untuk keperluan non-pertanian (Yayan Hadiyan, Muhammad
Farid, Kestri Ariyanti, 2014). Pertanian adalah industri terpenting di kotamadya. Beragam
sayuran, pilihan untuk penanaman musiman, sementara penanaman tahunan sering kali
menyertakan daun bawang (Informasi & Goals, 2007)
Iklim di Kabupaten Sinjai adalah subtropis. Curah hujan rata-rata 2.772 hingga 4.847
milimeter dan 120 hujan lebat per tahun. Musim hujan dimulai dari Februari hingga Juli,
waktu musim panas dari Agustus hingga Oktober dan kelembaban dari November hingga
Januari. Sinjai berada pada ketinggian 25-1000 meter di atas permukaan laut (Reichenbach et
al., 2019).
Perubahan iklim membuat area yang cocok untuk menanam kopi Arabika akan berkurang
tajam di masa depan. Kopi arabika sebagai spesies yang peka terhadap iklim mendukung data
dan kesimpulan bahwa perubahan iklim akan berdampak negatif terhadap perkebunan yang
ada (Damaseena, 2019).
Perubahan iklim di masa lalu dan yang sedang berlangsung di sektor pertanian
berdampak langsung pada ketersediaan air tanah dan akan terus berdampak pada area, area
dan produksi pertanian, serta banjir/longsor/banjir. Selain itu, perubahan iklim juga
mempengaruhi perkembangan organisme pengganggu tumbuhan. dimana suhu yang lebih
tinggi memicu perkembangan beberapa hama dan penyakit tanaman (Wokanubun et al.,
2020).
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengelola budidaya tanaman pangan
dengan baik sehingga produksi terjamin untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat
Indonesia. Inilah antisipasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang terjadi melalui
pengakuan terhadap perubahan iklim itu sendiri. Misalnya, jika penasehat pertanian dan
petani menerima atau berpengalaman ketika ada tanda-tanda perubahan iklim, perluasan
pertanian dan petani akan berusaha merekayasa ulang cara menanam tanaman pangan agar
dapat lebih mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim sehingga proses bercocok
tanam tanaman pangan dapat dilakukan dengan baik. (Rapat et al., n.d.)
Perubahan iklim merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan penurunan
produksi pertanian selain lahan pertanian di provinsi Kalimantan Utara. Dalam hal bahan
baku pertanian dari tanaman pangan terutama padi dan lalapan, faktor iklim sangat penting.
Produksi pertanian juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti tata guna lahan, kesuburan dan
kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian, modal petani, teknologi, benih, pengairan,
pemupukan dan luas areal. Hal ini sesuai dengan temuan penelitian Harin dan Nurjani (2015)
bahwa perubahan iklim telah menyebabkan penurunan produksi pertanian di Daerah
Istimewa Yogyakarta lebih dari 70 persen produksi jagung, ubi kayu, dll. bahan baku
singkong terkena dampak perubahan iklim, sehingga produksinya menurun (Harini et al.,
2019)
Padi merupakan tanaman pangan berupa rumpun rumput. Nasi merupakan makanan
pokok bagi sebagian besar masyarakat, bahkan bagi seluruh penduduk Indonesia. Oleh
karena itu, beras memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan secara tidak
langsung dapat mempengaruhi harga barang konsumsi lainnya. Kebutuhan masyarakat akan
beras sebagai makanan pokok semakin meningkat dari tahun ke tahun, meskipun banyak
makanan pokok alternatif pengganti nasi karbohidrat (Jambi, 1997).
Dengan menggunakan model simulasi, dampak perubahan iklim terhadap produksi
beras di Sulawesi Utara dapat diestimasi untuk skenario ke depan. Model simulasi digunakan
untuk menjelaskan proses sistem pertanian pada tingkat kompleksitas yang berbeda, dan
fleksibel dalam mensintesis informasi karena dapat menjelaskan output sistem ke input
sistem sesuai dengan faktor lingkungan dan penerapan teknik pertanian (Hosang et al., 2012).
Ancaman ketahanan pangan nasional yang paling nyata saat ini adalah semakin menyempit
dan menyusutnya lahan pertanian, khususnya beras. Menyusutnya luas areal, terutama
berkurangnya luas areal persawahan akibat alih fungsi lahan ke sektor nonpertanian, dan
sempitnya cakupan budidaya akibat rendahnya motivasi petani bercocok tanam untuk
berproduksi, semuanya berdampak pada kerawanan ketahanan pangan (Nurpita et al., 2018).
Perubahan musim tanam gadu (musim kemarau) petani di Jawa Barat ditandai dengan
peningkatan persentase petani yang menanam pada bulan Mei hingga Agustus. Belakangan,
persentase petani yang menanam pada April 2009 turun tajam selama sepuluh tahun
(Rasmikayati & Djuwendah, 2015)
Populasi yang paling berisiko adalah mereka yang bergantung pada pertanian dan
sumber daya alam, yang mata pencahariannya sangat sensitif terhadap dampak perubahan
iklim dan tanggung jawabnya sangat terbatas. Di daerah dengan kerawanan pangan dan
ketidaksetaraan yang tinggi, peningkatan kekeringan paling memengaruhi rumah tangga yang
rentan, dan secara tidak proporsional dapat memengaruhi perempuan karena kerentanan
mereka dan akses terbatas ke sumber daya (Puspita Sari & Sari, 2022).
Peningkatan penyinaran matahari meningkatkan produksi padi meskipun tidak
signifikan. Koefisien korelasi (R) adalah 0,259. Hal ini berarti terdapat korelasi positif antara
paparan sinar matahari dengan hasil padi (Khodijah, 2015). Perubahan iklim saat ini sangat
mempengaruhi produksi pangan, termasuk bahan baku beras. Oleh karena itu, perlu
dilakukan langkah-langkah antisipasi ketersediaan beras untuk memenuhi kebutuhan beras
penduduk di masa yang akan datang (Hosang et al., 2012). Lahan sawah adalah suatu tipe
penggunaan lahan, yang untuk pengolahannya memerlukan genangan air. Sawah selalu
mempunyai permukaan yang datar atau didatarkan (dibuat teras), dan dibatasi oleh pematang
untuk menahan air genangan. Berdasarkan sumber air yang digunakan dan keadaan
genangannya, sawah dapat dibedakan menjadi sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah lebak,
dan sawah pasang surut. Sawah irigasi adalah sawah yang sumber airnya berasal dari tempat
lain melalui saluran- saluran yang sengaja dibuat (Hamsa et al., 2013).

KESIMPULAN
Perubahan iklim global mempengaruhi banyak hal termasuk empat komponen iklim
dan faktor alam yang berkaitan erat dengan pertanian, yaitu: (1) meningkatnya suhu udara,
yang juga mempengaruhi elemen iklim lainnya, terutama kelembaban dan dinamika atmosfer,
(2) perubahan pola curah hujan, (3) peningkatan kejadian iklim ekstrim (anomali iklim)
seperti El Niño dan La Nina, dan (4 ) ) kenaikan permukaan laut akibat mencairnya gunung
es di Kutub Utara.
DAFTAR PUSTAKA

Afika. Nur. (2019). DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKSI DAN


PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DI KABUPATEN ENREKANG (Studi Kasus :
Desa Tongko Kecamatan Baroko).
Citra Dewi S, R. S. dan F. S. (2020). PERANAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN
DALAM MENGANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKTIFITAS
TANAMAN PADI SAWAH DI KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO
JAMBI. 76–83.
Damaseena, cindera R. (2019). Tesis: Mitigasi Dan Adaptasi Petani Kopi Arabika Lereng
Pegunungan Ijen Dalam Menghadapi Perubahan Iklim. In Skripsi.
Hamsa, A., Studi, P., Pertanian, K., Pertanian, J. T., Pertanian, F., & Hasanuddin, U. (2013).
Identifikasi Luas Lahan Baku Sawah Di.
Harini, R., Ariani, R. D., Supriyati, S., & Satriagasa, M. C. (2019). Analisis Luas Lahan
Pertanian Terhadap Produksi Padi Di Kalimantan Utara. Jurnal Kawistara, 9(1), 15.
https://doi.org/10.22146/kawistara.38755
Hosang, P. R., Tatuh, J., & Rogi, J. E. X. (2012). Analisis Dampak Perubahan Iklim
Terhadap Produksi Beras Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 – 2030. Eugenia, 18(3).
https://doi.org/10.35791/eug.18.3.2012.4101
Informasi, F. T., & Goals, M. D. (2007). INFORMASI.
Jambi, M. (1997). 2770-Article Text-5510-1-10-20160309. 76–83.
Khodijah. (2015). Hubungan Antara Perubahan Iklim Dan Produksi Tanaman Padi Di Lahan
Rawa Sumatera Selatan. Enviagro, Jurnal Pertanian Dan Lingkungan, 8(2), 83–91.
http://kalsel.litbang.
Mulkan Iskandar Nasution, M. N. (2018). Oldeman Di Kabupaten Langkat. JISTech, 3(2), 1–
19.
Muslim, C. (2013). Mitigasi Perubahan Iklim dalam Mempertahankan Produktivitas Tanah
Padi Sawah ( Studi kasus di Kabupaten Indramayu ). Jurnal Penelitian Pertanian
Terapan, 13(3), 211–222.
Nuraisah, G., & Budi Kusumo, R. A. (2019). Dampak Perubahan Iklim Terhadap Usahatani
Padi Di Desa Wanguk Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu. MIMBAR
AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 5(1), 60.
https://doi.org/10.25157/ma.v5i1.1639
Nurpita, A., Wihastuti, L., & Andjani, I. Y. (2018). Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap
Ketahanan Pangan Rumah Tangga Tani di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progro.
Jurnal Gama Societa, 1(1), 103. https://doi.org/10.22146/jgs.34055
Perba, I. W. (2019). THE IMPACT OF CLIMATE CHANGE TO CULTIVATION BEHAVIOR
AND ADAPTATION OF SWAMP SWELLED RICE FARMERS IN SUNGAI PINANG
BANYUASIN VILLAGE Ines Wishaka Perba.
Puspita Sari, H., & Sari, S. K. (2022). Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produksi Padi.
Science and Research Journal of Mai Wandeu, 2(1), 87–94.
https://journal.wandeu.org/index.php/srjmw
Rapat, D. A. N., Dekan, T., Hypogaea, T. K. S., Pmk, K., Tailing, D. A. N., Penambangan,
P., & Bangka, T. (n.d.). PROSIDI G. III, 978–979.
Rasmikayati, E., & Djuwendah, E. (2015). DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP
PERILAKU DAN PENDAPATAN PETANI (The Impact of Climate Change to
Farmers’ Behavior and Revenue). Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 22(3), 372.
https://doi.org/10.22146/jml.18764
Reichenbach, A., Bringmann, A., Reader, E. E., Pournaras, C. J., Rungger-Brändle, E., Riva,
C. E., Hardarson, S. H., Stefansson, E., Yard, W. N., Newman, E. A., & Holmes, D.
(2019). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関す
る共分散構造分析 Title. Progress in Retinal and Eye Research, 561(3), S2–S3.
Siregar, D. C., Anugrah, R. A., & Kusumah, B. W. (2020). Kajian Curah Hujan Untuk
Pemuktahiran Tipe Iklim Oldeman Di Wilayah Kepulauan Riau. Jurnal Pertanian
Presisi (Journal of Precision Agriculture), 4(2), 88–99.
https://doi.org/10.35760/jpp.2020.v4i2.2869
Tanjung, Y. N. A. (2018). ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP
PRODUKTIVITAS DAN PILIHAN ADAPTASI PETANI PADI TADAH HUJAN DI
KABUPATEN LANGKAT. 1–62.
Wokanubun, A., Ririhena, R. E., & Wattimena, A. Y. (2020). Potensi Dampak Perubahan
Iklim Terhadap Produksi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) dan Pendapatan Petani
di Desa Wain, Kecamatan Kei Kecil Timur, Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal
Budidaya Pertanian, 16(2), 206–214. https://doi.org/10.30598/jbdp.2020.16.2.206
Yayan Hadiyan, Muhammad Farid, Kestri Ariyanti, S. (2014). Prosiding Seminar Nasional :
Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Menuju Tata Kelola Hutan dan Lahan Lestari.
Pengembangan Ilmu Dan Teknologi Kayu Mendukung Implementasi Program
Perubahan Iklim, 9(November), 978–979.

Anda mungkin juga menyukai