1, Juli 2018
M. Iman Santoso•
Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana
ABSTRAK
Kedaulatan berasal dari bahasa Inggris “sovereignty”, yang asal-usulnya dari bahasa latin
“superanus” yang artinya dalam bahasa Indonesia “teratas”. Negara dikatakan berdaulat
atau “sovereign”, karena kedaulatan merupakan suatu ciri hakiki dari sebuah negara. Bila
dikatakan bahwa negara itu berdaulat, dimaksudkan bahwa negara itu mempunyai
kekuasaan tertinggi. Walaupun demikian kekuasaan tertinggi itu ada batasnya, yaitu
sebatas wilayah negara tersebut. Dalam mengimplementasikan kedaulatan negara, negara
memiliki wilayah yurisdiksi. Yurisdiksi ini diperoleh dan bersumber pada kedaulatan
negara, yaitu kewenangan atau kekuasaan negara berdasarkan hukum internasional untuk
mengatur segala sesuatu yang terjadi di dalam batas wilayah negara dan setiap negara juga
memiliki kewenangan untuk memperluas yurisdiksi kriminalnya terhadap suatu tindak
pidana sepanjang implementasi perluasan yurisdiksi kriminal tersebut tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip umum yang diakui masyarakat internasional. Setiap negara
berdaulat memiliki hak eksklusif atau “exclusive right” yaitu kekuasaan untuk mengatur
pemerintahannya, membuka hubungan diplomatik dengan negara lain, menerima atau
menolak kedatangan orang asing ke negaranya dan yurisdiksi penuh atas tindak pidana
yang terjadi di wilayah negara. Sejak diumumkannya “Deklarasi Juanda” pada tahun 1957
dan diterimanya deklarasi tersebut ke dalam “United Nations Convention on the Law of
Sea” atau UNCLOS pada tahun 1982, maka luas wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan seluas 12 mil laut dari titik pasang
surut terluar yang berbeda dengan luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
menurut “Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie” atau TZMKO tahun 1939
mengenai Ordonansi Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim Hindia Belanda. Di samping
perubahan batas wilayah Negara, “UNCLOS” juga telah menetapkan Zona Tambahan,
Zona Ekonomi Eksklusif, dan Laut Lepas. Fungsi imigrasi mendapat kewenangan
tambahan untuk melakukan penegakan hukum pada Zona Ekonomi Eksklusif bersama
dengan fungsi lainnya yaitu pajak, cukai, dan sanitary.
ABSTRACT
Sovereignty comes from the English language “sovereignty”, which is derived from the
Latin “Superanus” which means in the Indonesian “highest”. The state is said to be
sovereign or sovereign, because sovereignty is an essential feature of a country. If it says
that the country is sovereign, it is intended that the state has supreme authority.
Nevertheless, the highest authority has its limit, that is, the country's territory. In the
implementation of the sovereignty of the state, the state has jurisdictional territory, this
jurisdiction is derived and sourced from the sovereignty of the state, namely the authority
or state power under international law to regulate everything that occurs within the
borders of the state and each state also has the authority to extend its criminal jurisdiction
to criminal offenses throughout the implementation of the extension of the criminal
•
Guru Besar Hukum Keimigrasian Universitas Krisnadwipayana.
jurisdiction are not inconsistent with the general principles recognized by the international
community. Each sovereign state has an exclusive right that is the power to govern its
government, to open diplomatic relations with other countries, to accept or reject the
arrival of foreign nationals and the full jurisdiction of crimes committed in the territory of
the state. Since the announcement of the "Juanda Declaration" in 1957 and the adoption of
the declaration into the United Nations Convention on the Law of the Sea or UNCLOS in
1982, the territory of the Unitary State of the Republic of Indonesia becomes an
inseparable unity of 12 nautical miles from the point the outermost tide differs from the
territory of the Unitary State of the Republic of Indonesia by “Territoriale Zee en
Maritieme Kringen Ordonantie” or TZMKO of 1939 concerning Maritime Territorial and
Maritime Regulations of the Dutch East Indies Environment. In addition to change state
boundaries “UNCLOS” has also established the Additional Zones, Exclusive Economic
Zones, and the Free Seas. The immigration function has additional authority to enforce the
law in the Exclusive Economic Zone along with other functions of tax, custom, and
sanitary.
merupakan salah satu prinsip atau doktrin internasional mengakui bahwa setiap
yang disebut dengan “jus cogens” atau negara mempunyai hak eksklusif (reserved
“peremptory norms”, yaitu: domain/domestic jurisdiction of state)
karena adanya prinsip kedaulatan negara
“Suatu norma yang diterima sebagai
dalam batas wilayah negara yang
norma dasar hukum internasional dan
bersangkutan tanpa ada keterikatan atau
diakui oleh masyarakat internasional
pembatasan hukum internasional.
secara keseluruhan sebagai suatu norma
yang tidak boleh dilanggar.” Yurisdiksi ini bersumber pada
kedaulatan negara yang melahirkan
Dalam mengimplementasikan politik
kewenangan/kekuasaan negara berdasarkan
bebas aktif, negara harus memperhatikan
hukum internasional untuk mengatur
prinsip kedaulatan negara. Negara-negara
segala sesuatu yang terjadi di dalam
yang berdaulat memiliki hak-hak eksklusif
negara. Selain setiap negara mempunyai
berupa kekuasaan, yaitu:4
hak eksklusif, setiap negara juga memiliki
1. Kekuasaan untuk mengendalikan kewenangan untuk memperluas yurisdiksi
persoalan domestik; kriminal terhadap suatu tindak pidana
2. Kekuasaan untuk menerima dan sepanjang implementasi perluasan
mengusir orang asing; yurisdiksi kriminal tersebut tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip umum
3. Hak-hak istimewa untuk membuka yang diakui oleh masyarakat internasional.
perwakilan diplomatiknya di negara Hal ini mempertegas bahwa konsep
lain; yurisdiksi dan konsep kedaulatan tidak
4. Yurisdiksi penuh atas kejahatan yang dapat dipisahkan satu sama lain. Akan
dilakukan dalam wilayahnya. tetapi, ada beberapa ketentuan yang tidak
dapat diterapkan dalam yurisdiksi kriminal,
Dengan demikian, dapat diartikan seperti penerapan yurisdiksi kriminal oleh
bahwa di dalam suatu kedaulatan terdapat negara pantai atas kapal asing. Dalam Pasal
suatu wilayah kewenangan/yurisdiksi yang 27 Konvensi Hukum Laut 1982 dinyatakan
melekat dan tidak dapat terpisahkan dari bahwa negara pantai tidak dapat
kedaulatan itu sendiri. melaksanakan yurisdiksinya atas kapal
Sedangkan yurisdiksi adalah asing yang sedang melintas di laut teritorial
kewenangan yang dimiliki negara untuk negara pantai tersebut, kecuali dalam hal-
melaksanakan ketentuan hukum nasional hal tertentu.6
suatu negara yang berdaulat dan ini Negara pantai dan kepulauan seperti
merupakan bagian implementasi Indonesia memiliki kedaulatan atas
kedaulatan dalam yurisdiksi negara pada wilayah daratan dan perairan
batas-batas wilayahnya yang melekat di
setiap negara berdaulat.5 Masyarakat
6
Hal-hal tertentu tersebut adalah:
on Principles of International Law Concerning a. Apabila akibat kejahatan itu dirasakan oleh
Friendly Relations and Cooperation among negara pantai;
States in Accordance with the Charter of the b. Apabila kejahatan itu mengganggu
United Nations) menyatakan bahwa: ketentraman atau ketertiban laut teritorial;
“Setiap negara menikmati persamaan kedaulatan c. Apabila dimintai bantuan oleh pihak
dan setiap negara mempunyai hak dan berwenang setempat oleh nakhoda kapal atau
kewajiban yang sama sebagai anggota wakil diplomatik atau pejabat konsuler
masyarakat internasional tanpa membedakan negara bendera; dan
sistem ekonomi, sosial, politik.” d. Apabila tindakan demikian diperlukan untuk
4
M. Iman Santoso. Op. Cit., hlm. 38. menumpas perdagangan gelap narkotika atau
5
Ibid., hlm. 41. bahan psikotropik.
10
Ibid.
11
Joseph Gabriel Starke dan Penerjemah Bambang
9
Wolfgang Friedmann, Legal Theory, Fourth Iriana Djajatmadja, Pengantar Hukum
Edition, (London: Stevens & Sons Limited, Internasional, Ed. 10, (Jakarta: Sinar Grafika,
1960), hlm. 539-542. 2008).
2. Tidak menyulut kerusuhan sipil di suatu Menurut hukum laut lama yang terdapat
negara (civil strife); dalam Territoriale Zee en Maritieme
Kringen Ordonantie (Ordonansi Laut
3. Menaati hak asasi orang;
Teritorial dan Lingkungan Maritim) atau
4. Menyelesaikan sengketa secara damai; dikenal dengan singkatan TZMKO, Stbl.
5. Melaksanakan kewajiban dengan itikad 1939 No. 442, artikel 1 ayat (1)
baik (good faith); dan menegaskan:14
wilayahnya, namun atas kesepakatan dan juga membahas tentang wujud dari
kerja sama yang telah dibina oleh Polri dan yurisdiksi suatu negara serta pembatasan
Australian Federal Police yang melandasi pemberlakuan yurisdiksi suatu negara.
adanya “share” kedaulatan didasarkan Titik taut antara yurisdiksi dengan migrasi
pada persamaan derajat di dalam pergaulan internasional terletak pada sifat yurisdiksi
masyarakat negara di dunia sepanjang tidak yang dikenal dengan istilah yurisdiksi yang
berbenturan dengan kepentingan masing- bersifat sementara (transient jurisdiction).
masing negara. Kedua hal tersebut di Hal ini juga menjadi objek utama
dalam penerapan prinsip kedaulatan ini pembahasan dalam materi ini terutama
kiranya perlu diadopsi bahkan dijadikan kaitan peran keimigrasian untuk
doktrin keimigrasian dalam undang-undang melindungi kepentingan negara dari
keimigrasian sebagai pedoman pokok yurisdiksi yang bersifat sementara akibat
pelaksanaan fungsi keimigrasian, terutama keberadaan dan kegiatan orang asing
mengingat akan semakin beratnya beban selama berada di suatu negara. Namun
fungsi keimigrasian di masa-masa yang demikian, setiap negara juga memiliki
akan datang. kewenangan untuk memperluas yurisdiksi
kriminal terhadap suatu tindak pidana
Teori Yurisdiksi
sepanjang implementasi perluasan
Menurut Yudha Bhakti Ardhiwisastra, yurisdiksi kriminal tersebut tidak
dalam bukunya “Imunitas Kedaulatan bertentangan dengan prinsip-prinsip umum
Negara di Forum Pengadilan Asing”, yang diakui oleh masyarakat internasional.
memberikan pengertian mengenai Konsep kedaulatan dan konsep yurisdiksi
yurisdiksi sebagai berikut: tidak dapat dipisahkan satu sama lain
“Yurisdiksi adalah kewenangan untuk karena yurisdiksi lahir akibat adanya
melaksanakan ketentuan hukum kedaulatan.
nasional suatu negara yang berdaulat Konsep kedaulatan menetapkan bahwa
dan ini merupakan sebagian suatu negara memiliki kekuasaan atas suatu
implementasi kedaulatan negara sebagai wilayah (hak teritorial) serta hak-hak yang
yurisdiksi negara dalam batas-batas kemudian timbul dari penggunaan
wilayahnya akan tetap melekat pada kekuasaan teritorial tersebut. Konsep
negara berdaulat.”19 kedaulatan mengandung arti bahwa negara
Mengenai yurisdiksi, masyarakat mempunyai hak kekuasaan penuh untuk
internasional mengakui bahwa setiap melaksanakan hak teritorialnya dalam
negara mempunyai hak eksklusif (reserved batas-batas wilayah negara yang
domain/domestic jurisdiction of state) bersangkutan. Konsep tersebut di atas
karena adanya prinsip kedaulatan negara merupakan konsep klasik dari konsep
dalam batas wilayah negara yang kedaulatan. Pada perkembangannya,
bersangkutan tanpa ada keterikatan atau muncul konsep modern yang melihat
pembatasan dari hukum internasional. bahwa kedaulatan negara tidak hanya
Yurisdiksi ini bersumber pada kedaulatan terbatas pada wilayah suatu negara dimana
negara yang melahirkan kekuasaan itu akan berakhir ketika
kewenangan/kekuasaan negara berdasarkan kekuasaan negara lain dimulai. Dengan
hukum internasional untuk mengatur demikian, secara implisit dibuka
segala sesuatu yang ada terjadi dalam kemungkinan bagi suatu negara untuk
negara tersebut. Oleh karena itu, tulisan ini memperluas yurisdiksi sepanjang tidak
bertentangan dengan hukum internasional
19
dan sepanjang tidak berbenturan dengan
Yudha Bhakti Ardhiwisastra, Imunitas
Kedaulatan Negara di Forum Pengadilan Asing, kekuasaan atau yurisdiksi negara lain.
(Bandung: Alumni, 1999), hlm. 16.
atas kapal asing yang sedang melintasi dimana kapal-kapal asing dapat dengan
laut teritorial untuk menangkap siapa leluasa berlayar.25
pun atau mengadakan penyidikan yang Pada pasca kemerdekaan, untuk
bertalian dengan kejahatan yang mencegah agar lautan Indonesia tidak
dilakukan di atas kapal itu selama dalam digunakan kapal-kapal asing yang dapat
pelintasan, kecuali dalam hal berikut: mengancam keutuhan negara, Pemerintah
1. Apabila akibat kejahatan itu dirasakan Indonesia mengambil langkah
oleh di negara pantai; pengintegrasian wilayah R.I sebagai suatu
wilayah yang utuh menyeluruh dengan
2. Apabila kejahatan itu mengganggu
mengumumkan berlakunya Asas Negara
ketentraman negara tersebut atau
Kepulauan (archipelagic state principles)
ketertiban laut teritorial;
pada tanggal 13 Desember 1957 (dikenal
3. Apabila pihak berwenang setempat dengan Deklarasi Juanda) yang
diminta bantuan oleh nakhoda kapal, menyatakan:26
oleh wakil diplomatik, atau pejabat
“Segala perairan di sekitar di antara dan
konsuler negara bendera; dan
yang menghubungkan pulau-pulau atau
4. Apabila tindakan demikian diperlukan bagian pulau-pulau termasuk daratan
untuk menumpas perdagangan gelap negara Indonesia, dengan tidak
narkotika atau bahan psikotropika.” memandang lebar atau luasnya adalah
Dari uraian tersebut di atas terlihat bagian dari wilayah Indonesia.
bahwa yurisdiksi merupakan aspek Penentuan batas laut teritorial diukur
kedaulatan yang dimiliki oleh suatu negara dari garis yang menghubungkan titik-
yang meliputi kewenangan legislatif, titik ujung terluar pada pulau-pulau
kewenangan eksekutif, dan kewenangan negara Indonesia sejauh 12 mil.”
yudisial. Pertimbangan-pertimbangan yang
Menurut hukum laut lama yang terdapat mendorong Pemerintah Indonesia
dalam Territoriale Zee en Maritieme menyatakan wilayah Perairan Indonesia
Kringen Ordonantie (Ordonansi Laut adalah:
Teritorial dan Lingkungan Maritim) atau 1. Bahwa bentuk geografis Indonesia
dikenal dengan singkatan TZMKO, Stbl. sebagai suatu negara kepulauan yang
1939 No. 442, artikel 1 ayat (1) mempunyai sifat dan corak tersendiri;
menegaskan:24
2. Bahwa semua kepulauan serta laut yang
“Laut Teritorial Hindia Belanda adalah terletak di antaranya harus dianggap
wilayah laut yang terletak pada sisi laut sebagai satu kesatuan yang bulat;
sampai selebar 3 (tiga) mil dari garis
3. Bahwa penetapan batas-batas laut
pasang surut pulau-pulau Hindia
teritorial yang terdapat dalam TZMKO
Belanda atau bagian pulau-pulau.”
sudah tidak sesuai lagi dengan
Dari segi keutuhan, keamanan, dan kepentingan keselamatan dan keamanan
pertahanan wilayah jelas bahwa penetapan negara Indonesia;
batas laut oleh pemerintah Hindia Belanda
4. Bahwa setiap negara yang berdaulat
tidak menguntungkan, karena wilayah
berhak mengambil tindakan untuk
Hindia Belanda ditentukan pulau demi
pulau dengan lebar laut teritorial 3 (tiga)
mil. Dengan pembatasan ini terdapat
banyak wilayah yang termasuk laut bebas
25
Eddy Damian, Op. Cit., hlm. 21.
24 26
Lihat Andi Hamzah, Loc. Cit. Ibid., hlm. 22.
31
Pasal 86 Konvensi PBB Tentang Hukum Laut
30
Pengaturan lebih lanjut hak berdaulat dan tahun 1982 berbunyi: “… all parts of the sea
yurisdiksi negara pantai di Zona Ekonomi that are no. t included in the exclusive economic
Eksklusif ini terdapat dalam ketentuan Pasal 55- zone, in the territorial sea or in the internal
75 Konvensi PBB Tentang Hukum Laut tahun waters of a State, or in the archipelagic waters
1982. of an archipelagic State…”
32
Indonesia, Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 Tentang Keimgrasian, Pasal 1 ayat (1) dan
Pasal 1 ayat (2).