Anda di halaman 1dari 16

Binamulia Hukum Vol. 7 No.

1, Juli 2018

KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM SUDUT


PANDANG KEIMIGRASIAN

M. Iman Santoso•
Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana

ABSTRAK
Kedaulatan berasal dari bahasa Inggris “sovereignty”, yang asal-usulnya dari bahasa latin
“superanus” yang artinya dalam bahasa Indonesia “teratas”. Negara dikatakan berdaulat
atau “sovereign”, karena kedaulatan merupakan suatu ciri hakiki dari sebuah negara. Bila
dikatakan bahwa negara itu berdaulat, dimaksudkan bahwa negara itu mempunyai
kekuasaan tertinggi. Walaupun demikian kekuasaan tertinggi itu ada batasnya, yaitu
sebatas wilayah negara tersebut. Dalam mengimplementasikan kedaulatan negara, negara
memiliki wilayah yurisdiksi. Yurisdiksi ini diperoleh dan bersumber pada kedaulatan
negara, yaitu kewenangan atau kekuasaan negara berdasarkan hukum internasional untuk
mengatur segala sesuatu yang terjadi di dalam batas wilayah negara dan setiap negara juga
memiliki kewenangan untuk memperluas yurisdiksi kriminalnya terhadap suatu tindak
pidana sepanjang implementasi perluasan yurisdiksi kriminal tersebut tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip umum yang diakui masyarakat internasional. Setiap negara
berdaulat memiliki hak eksklusif atau “exclusive right” yaitu kekuasaan untuk mengatur
pemerintahannya, membuka hubungan diplomatik dengan negara lain, menerima atau
menolak kedatangan orang asing ke negaranya dan yurisdiksi penuh atas tindak pidana
yang terjadi di wilayah negara. Sejak diumumkannya “Deklarasi Juanda” pada tahun 1957
dan diterimanya deklarasi tersebut ke dalam “United Nations Convention on the Law of
Sea” atau UNCLOS pada tahun 1982, maka luas wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan seluas 12 mil laut dari titik pasang
surut terluar yang berbeda dengan luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
menurut “Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie” atau TZMKO tahun 1939
mengenai Ordonansi Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim Hindia Belanda. Di samping
perubahan batas wilayah Negara, “UNCLOS” juga telah menetapkan Zona Tambahan,
Zona Ekonomi Eksklusif, dan Laut Lepas. Fungsi imigrasi mendapat kewenangan
tambahan untuk melakukan penegakan hukum pada Zona Ekonomi Eksklusif bersama
dengan fungsi lainnya yaitu pajak, cukai, dan sanitary.

Kata Kunci: kedaulatan, yurisdiksi, kewenangan fungsi imigrasi.

ABSTRACT
Sovereignty comes from the English language “sovereignty”, which is derived from the
Latin “Superanus” which means in the Indonesian “highest”. The state is said to be
sovereign or sovereign, because sovereignty is an essential feature of a country. If it says
that the country is sovereign, it is intended that the state has supreme authority.
Nevertheless, the highest authority has its limit, that is, the country's territory. In the
implementation of the sovereignty of the state, the state has jurisdictional territory, this
jurisdiction is derived and sourced from the sovereignty of the state, namely the authority
or state power under international law to regulate everything that occurs within the
borders of the state and each state also has the authority to extend its criminal jurisdiction
to criminal offenses throughout the implementation of the extension of the criminal


Guru Besar Hukum Keimigrasian Universitas Krisnadwipayana.

KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso) 1|


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

jurisdiction are not inconsistent with the general principles recognized by the international
community. Each sovereign state has an exclusive right that is the power to govern its
government, to open diplomatic relations with other countries, to accept or reject the
arrival of foreign nationals and the full jurisdiction of crimes committed in the territory of
the state. Since the announcement of the "Juanda Declaration" in 1957 and the adoption of
the declaration into the United Nations Convention on the Law of the Sea or UNCLOS in
1982, the territory of the Unitary State of the Republic of Indonesia becomes an
inseparable unity of 12 nautical miles from the point the outermost tide differs from the
territory of the Unitary State of the Republic of Indonesia by “Territoriale Zee en
Maritieme Kringen Ordonantie” or TZMKO of 1939 concerning Maritime Territorial and
Maritime Regulations of the Dutch East Indies Environment. In addition to change state
boundaries “UNCLOS” has also established the Additional Zones, Exclusive Economic
Zones, and the Free Seas. The immigration function has additional authority to enforce the
law in the Exclusive Economic Zone along with other functions of tax, custom, and
sanitary.

Keywords: sovereignty, jurisdiction, authority of immigration functions.

Teori Kedaulatan negara adalah adanya penduduk yang tetap


(a permanent population), adanya wilayah
Kata ‘kedaulatan’ berasal dari bahasa
tertentu (a defined territory), adanya
Inggris, yaitu ‘sovereignty’ yang berasal
pemerintahan (a government), dan adanya
dari kata Latin ‘superanus’ berarti ‘yang
kemampuan melakukan hubungan dengan
teratas’. Negara dikatakan berdaulat atau
negara lain (a capacity to enter into
sovereign karena kedaulatan merupakan
relations with other states).2 Dalam
suatu sifat atau ciri hakiki negara. Apabila
konteks hubungan internasional, prinsip
dikatakan bahwa suatu negara itu
kedaulatan negara memiliki kekuasaan atas
berdaulat, dimaksudkan bahwa negara itu
suatu wilayah (teritorial) serta hak-hak
mempunyai kekuasaan tertinggi. Walaupun
yang kemudian timbul dari penggunaan
demikian, kekuasaan tertinggi ini
kekuasaan teritorial. Kedaulatan
mempunyai batas-batasnya. Ruang
mengandung arti bahwa negara
keberlakuan kekuasaan tertinggi ini
mempunyai hak kekuasaan penuh untuk
dibatasi oleh batas wilayah negara itu,
melaksanakan hak teritorialnya dalam
artinya suatu negara hanya memiliki
batas-batas wilayah negara yang
kekuasaan tertinggi di dalam batas
bersangkutan. Prinsip kedaulatan di dalam
wilayahnya. Jadi, pengertian kedaulatan
Piagam PBB merupakan salah satu prinsip
sebagai kekuasaan tertinggi mengandung
dasar yang paling penting dan dihormati
dua pembatasan penting dalam dirinya
terutama di dalam kesamaan posisi hak
yaitu:1
antar negara di dunia,3 dan hal ini
1. Kekuasaan terbatas pada batas wilayah
negara yang memiliki kekuasaan itu. 2
M. Iman Santoso, Perspektif Imigrasi Dalam
2. Kekuasaan itu berakhir ketika kekuasaan United Nation Convention Against
suatu negara lain dimulai. Transnational Organized Crime, Cet. 1,
(Jakarta: Perum Percetakan Negara RI, 2007),
Konvensi Montevideo 1933 hlm. 37.
3
menyebutkan bahwa persyaratan suatu Prinsip ini terdapat dalam Pasal 2 ayat (1)
Piagam PBB bahwa “The organization is based
on the principle of the sovereign equality of all
1
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, its members”. Prinsip dalam Piagam PBB ini
Pengantar Hukum Internasional, (Bandung: dipertegas lagi dalam Resolusi Majelis Umum
Alumni, 2003), hlm. 16-18. No. 2625/1970 (General Assembly Declaration

2| KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

merupakan salah satu prinsip atau doktrin internasional mengakui bahwa setiap
yang disebut dengan “jus cogens” atau negara mempunyai hak eksklusif (reserved
“peremptory norms”, yaitu: domain/domestic jurisdiction of state)
karena adanya prinsip kedaulatan negara
“Suatu norma yang diterima sebagai
dalam batas wilayah negara yang
norma dasar hukum internasional dan
bersangkutan tanpa ada keterikatan atau
diakui oleh masyarakat internasional
pembatasan hukum internasional.
secara keseluruhan sebagai suatu norma
yang tidak boleh dilanggar.” Yurisdiksi ini bersumber pada
kedaulatan negara yang melahirkan
Dalam mengimplementasikan politik
kewenangan/kekuasaan negara berdasarkan
bebas aktif, negara harus memperhatikan
hukum internasional untuk mengatur
prinsip kedaulatan negara. Negara-negara
segala sesuatu yang terjadi di dalam
yang berdaulat memiliki hak-hak eksklusif
negara. Selain setiap negara mempunyai
berupa kekuasaan, yaitu:4
hak eksklusif, setiap negara juga memiliki
1. Kekuasaan untuk mengendalikan kewenangan untuk memperluas yurisdiksi
persoalan domestik; kriminal terhadap suatu tindak pidana
2. Kekuasaan untuk menerima dan sepanjang implementasi perluasan
mengusir orang asing; yurisdiksi kriminal tersebut tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip umum
3. Hak-hak istimewa untuk membuka yang diakui oleh masyarakat internasional.
perwakilan diplomatiknya di negara Hal ini mempertegas bahwa konsep
lain; yurisdiksi dan konsep kedaulatan tidak
4. Yurisdiksi penuh atas kejahatan yang dapat dipisahkan satu sama lain. Akan
dilakukan dalam wilayahnya. tetapi, ada beberapa ketentuan yang tidak
dapat diterapkan dalam yurisdiksi kriminal,
Dengan demikian, dapat diartikan seperti penerapan yurisdiksi kriminal oleh
bahwa di dalam suatu kedaulatan terdapat negara pantai atas kapal asing. Dalam Pasal
suatu wilayah kewenangan/yurisdiksi yang 27 Konvensi Hukum Laut 1982 dinyatakan
melekat dan tidak dapat terpisahkan dari bahwa negara pantai tidak dapat
kedaulatan itu sendiri. melaksanakan yurisdiksinya atas kapal
Sedangkan yurisdiksi adalah asing yang sedang melintas di laut teritorial
kewenangan yang dimiliki negara untuk negara pantai tersebut, kecuali dalam hal-
melaksanakan ketentuan hukum nasional hal tertentu.6
suatu negara yang berdaulat dan ini Negara pantai dan kepulauan seperti
merupakan bagian implementasi Indonesia memiliki kedaulatan atas
kedaulatan dalam yurisdiksi negara pada wilayah daratan dan perairan
batas-batas wilayahnya yang melekat di
setiap negara berdaulat.5 Masyarakat
6
Hal-hal tertentu tersebut adalah:
on Principles of International Law Concerning a. Apabila akibat kejahatan itu dirasakan oleh
Friendly Relations and Cooperation among negara pantai;
States in Accordance with the Charter of the b. Apabila kejahatan itu mengganggu
United Nations) menyatakan bahwa: ketentraman atau ketertiban laut teritorial;
“Setiap negara menikmati persamaan kedaulatan c. Apabila dimintai bantuan oleh pihak
dan setiap negara mempunyai hak dan berwenang setempat oleh nakhoda kapal atau
kewajiban yang sama sebagai anggota wakil diplomatik atau pejabat konsuler
masyarakat internasional tanpa membedakan negara bendera; dan
sistem ekonomi, sosial, politik.” d. Apabila tindakan demikian diperlukan untuk
4
M. Iman Santoso. Op. Cit., hlm. 38. menumpas perdagangan gelap narkotika atau
5
Ibid., hlm. 41. bahan psikotropik.

KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso) 3|


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

pedalamannya. Artinya, Indonesia berkembang ke Amerika serta akhirnya ke


memiliki kedaulatan di laut sejauh 12 mil seluruh dunia, maka prinsip atau doktrin
dari garis pantai dan hal ini wajib kedaulatan ini pada akhirnya juga
dihormati oleh pihak asing. Wilayah di menginginkan adanya kedaulatan rakyat,
dalam batas 12 mil laut merupakan wilayah yang menempatkan rakyat sebagai
kedaulatan Indonesia, tetapi di luar batas pemegang kekuasaan negara. Demikian
12 mil bukan lagi kedaulatan Indonesia, pula dengan sistem kerajaan yang saat ini
melainkan bentuk pelaksanaan yurisdiksi untuk beberapa negara masih
tambahan seperti Zona Tambahan dipertahankan, pada kenyataannya sistem
(Contiguous Zone), Zona Ekonomi pemerintahannya sudah menerapkan
Eksklusif (Exclusive Economic Zone), dan Monarki Parlementer atau menggabungkan
Laut Lepas (High Sea).7 asas demokrasi dalam menjalankan roda
pemerintahan dimana raja lebih bersifat
Pada umumnya keberadaan seseorang
sebagai simbol saja.
atau suatu benda dalam wilayah suatu
negara akan menimbulkan yurisdiksi Jean Bodin di abad 16 dengan bukunya
negara atas orang atau benda tersebut. “De Republica” dan dilanjutkan Thomas
Ketika orang atau benda tersebut telah Hobbes di abad 17 dalam bukunya
berada di luar wilayah negara, maka “Leviathan” menyatakan “The doctrine of
berakhir pula yurisdiksi negara atas orang absolute state sovereignty”, bahwa doktrin
atau benda tersebut. Dengan demikian, kedaulatan negara adalah mutlak. Bodin
dapat dikatakan bahwa terdapat yurisdiksi yang merupakan penggagas (founder)
yang bersifat sementara (transient doktrin kedaulatan secara ilmiah
jurisdiction).8 Namun, ada pembatasan mengemukakan bahwa kedaulatan negara
pemberlakuan yurisdiksi suatu negara jika menunjukkan adanya kekuasaan legislatif
dikaitkan dengan imunitas yang dimiliki dan negara berbeda dengan komunitas
kepala negara asing, diplomat asing, kapal lainnya karena negara mempunyai
berbendera asing, angkatan perang asing, kekuasaan tertinggi atau disebut summa
atau lembaga internasional. potestas. Kedaulatan juga merupakan
kekuasaan membuat hukum sebagai alat
Prinsip kedaulatan negara menetapkan
untuk melaksanakan kedaulatan dengan
bahwa suatu negara memiliki kekuasaan
efektif. Ajaran H. Krabbe, Guru Besar
atas suatu wilayah/teritorial serta hak-hak
Hukum Publik dari University of Leiden
yang kemudian timbul dari penggunaan
menyatakan bahwa sebenarnya kedaulatan
kekuasaan teritorial. Kedaulatan
tertinggi dari suatu negara adalah
mengandung arti bahwa negara
kedaulatan hukum, karena hukum tidak
mempunyai hak kekuasaan penuh untuk
tunduk kepada negara, tetapi negaralah
melaksanakan hak teritorialnya dalam
yang tunduk kepada hukum, sehingga
batas-batas wilayah negara yang
setiap perubahan yang terjadi atas suatu
bersangkutan. Prinsip kedaulatan negara
negara harus dilandasi oleh pemberlakuan
menegaskan bahwa dilarang melakukan
suatu hukum. Demikian pula pendapat
campur tangan terhadap keberadaan negara
Bodin yang diperkuat oleh Hobbes bahwa
lain. Pada awal perkembangannya
tidak ada pembatasan untuk membuat
sebenarnya kedaulatan ini dimiliki dan
hukum oleh negara yang mempunyai
dikendalikan oleh penguasa atau para raja,
kedaulatan, tidak ada prinsip hukum alam,
namun berkembangnya ajaran demokrasi
yang ada adalah kemampuan mengatur
yang dimulai di Eropa dan kemudian
secara efektif pembatasan kekuasaan
mutlak dari penguasa (the ruler). Dengan
7
M. Iman Santoso. Op. Cit., hlm. 47. demikian, Bodin dan pengikutnya lebih
8
Ibid., hlm. 50. melihat kedaulatan dari asas ketertiban

4| KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

dalam negeri. Sekalipun ada beberapa memperhatikan ketentuan hukum


perbedaan pendapat antara Bodin dengan internasional.10
para pengikutnya, namun pada dasarnya Prinsip kedaulatan negara merupakan
mereka masih sependapat bahwa prinsip penting dalam Piagam PBB, seperti
kedaulatan tidak dapat dibagi-bagi, ia harus terdapat dalam Pasal 2 ayat (1) bahwa “The
ada dalam satu kesatuan. Jean Bodin dapat organization is based on the principle of
dikatakan bahwa ia melihat kedaulatan dari the sovereign equality of all its members”.
aspek intern, yaitu kekuasaan tertinggi Prinsip-prinsip yang terdapat dalam
negara untuk mengurus wilayah dan Piagam PBB ini dipertegas lagi dalam
rakyatnya. Resolusi Majelis Umum No. 2625 Tahun
Berbeda dengan Bodin, Hugo Grotius 1970 (General Assembly Declaration on
yang menulis sebuah karya “de Jure Belli Principles of International Law concerning
ac Pacis” melihat doktrin kedaulatan dari Friendly Relations and Cooperation
aspek ekstern-nya, yaitu kedaulatan dalam among States in accordance with the
hubungannya dengan negara-negara lain Charter of the United Nations) menyatakan
bahwa satu negara berada di dalam suatu bahwa:
masyarakat negara dimana setiap negara “Setiap negara menikmati persamaan
mempunyai kemerdekaannya serta adanya kedaulatan dan setiap negara
persamaan derajat. Pada masa kini, hampir mempunyai hak dan kewajiban yang
setiap negara di dunia menyadari arti sama sebagai anggota masyarakat
pentingnya hubungan antar negara di internasional tanpa membedakan sistem
dalam masyarakat negara (State Society). ekonomi, sosial, dan politik.”
Kalau Bodin berpendapat bahwa
kedaulatan itu adalah sebagai kekuasaan Pada setiap negara terdapat hak dan
mutlak (absolute) dan berada di atas kewajiban dasar sebagaimana terdapat
hukum, maka Grotius berpendapat pada Draft Declaration on the Rights and
sebaliknya, yaitu adanya pembatasan- Duties of States tahun 1949 yang dibuat
pembatasan terhadap fungsi kedaulatan oleh International Law Commission.
dalam hubungan antarnegara. George Hak dasar (basic rights) suatu negara
Jellineck mengemukakan doktrin adalah:11
pembatasan sendiri oleh negara (the
doctrine of the self-limitation of the state) 1. Kedaulatan dan persamaan negara
yaitu:9 (independence and equality of states);
“Bahwa negara berdaulat setuju untuk 2. Yurisdiksi teritorial (territorial
menaati aturan-aturan kebiasaan jurisdiction); dan
internasional (the customary rules of 3. Mempertahankan diri (self-defence) atau
international conduct) di satu pihak, mengembangkan diri (self-
sedangkan di pihak lain negara preservation).
mempunyai hak.”
Kewajiban dasar (basic duties) suatu
Triepel dan Anzilotti memperkuat teori negara adalah:
hukum alam yang dikemukakan oleh Hugo
Grotius bahwa kedaulatan negara harus 1. Tidak menyatakan perang (not resorting
to war);

10
Ibid.
11
Joseph Gabriel Starke dan Penerjemah Bambang
9
Wolfgang Friedmann, Legal Theory, Fourth Iriana Djajatmadja, Pengantar Hukum
Edition, (London: Stevens & Sons Limited, Internasional, Ed. 10, (Jakarta: Sinar Grafika,
1960), hlm. 539-542. 2008).

KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso) 5|


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

2. Tidak menyulut kerusuhan sipil di suatu Menurut hukum laut lama yang terdapat
negara (civil strife); dalam Territoriale Zee en Maritieme
Kringen Ordonantie (Ordonansi Laut
3. Menaati hak asasi orang;
Teritorial dan Lingkungan Maritim) atau
4. Menyelesaikan sengketa secara damai; dikenal dengan singkatan TZMKO, Stbl.
5. Melaksanakan kewajiban dengan itikad 1939 No. 442, artikel 1 ayat (1)
baik (good faith); dan menegaskan:14

6. Non-intervensi dalam persoalan dalam “Laut Teritorial Hindia Belanda adalah


negeri lain.” wilayah laut yang terletak pada sisi laut
sampai selebar 3 (tiga) mil dari garis
Negara-negara anggota PBB pasang surut pulau-pulau Hindia
merefleksikan persamaan di depan hukum Belanda atau bagian pulau-pulau.”
(equality before the law), yaitu:12
Dari segi keutuhan, keamanan, dan
“Setiap negara menikmati personalitas pertahanan wilayah jelas bahwa penetapan
hukum yang sama (the same legal batas laut oleh pemerintah Hindia Belanda
personality) tanpa membedakan ukuran tidak menguntungkan, karena wilayah
geografis, jumlah penduduk, kekuatan Hindia Belanda ditentukan bahwa lebar
militer, kekuatan ekonomi, dan garis kedaulatan antar pulau dengan pulau
sebagainya.” lainnya hanya selebar 3 (tiga) mil laut saja.
“Prinsip kedaulatan mencakup Dengan pembatasan ini, terdapat banyak
pengertian kedaulatan intern dan ekstern wilayah yang termasuk laut bebas dimana
(internal and external sovereignty). kapal-kapal asing dapat dengan leluasa
Kedaulatan internal dan eksternal ini berlayar.15
saling terkait dan bahkan kedaulatan Pada pasca kemerdekaan untuk
eksternal merefleksikan konsekuensi mencegah agar lautan Indonesia tidak
logis adanya kedaulatan internal.” digunakan kapal-kapal asing yang dapat
Letak Indonesia yang berada di antara mengancam keutuhan negara, Pemerintah
dua benua Asia dan Australia serta Indonesia kemudian mengambil langkah
Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik mengintegrasikan wilayah RI sebagai suatu
dan merupakan negara kepulauan yang wilayah yang utuh menyeluruh dengan
terbesar di dunia yang terdiri dari kurang mengumumkan berlakunya Asas Negara
lebih 17.590 pulau memiliki luas 18 juta Kepulauan (archipelago state principles)
kilometer persegi. Perairan Indonesia pada tanggal 13 Desember 1957 yang
terdapat sekurangnya tujuh buah selat dikenal dengan Deklarasi Juanda
16
penting bagi pelayaran internasional. menyatakan:
Ketujuh buah selat itu adalah Selat Malaka, “Segala perairan di sekitar di antara dan
Selat Singapura, Selat Sunda, Selat yang menghubungkan pulau-pulau atau
Lombok, Selat Makasar, Selat Wetar, dan
Selat Makasar.13 14
Lihat Andi Hamzah, Laut, Teritorial dan
Perairan Indonesia: Himpunan Ordonansi,
Undang-Undang dan Peraturan Lainnya,
(Jakarta: Akademika Pressindo, 1984) dalam
12
Bruno Simma et.al., The Charter of the United buku Eddy Damian, Kapita Selekta Hukum
Nations: a commentary, (Oxford: Oxford Internasional, (Bandung: Alumni, 1991), hlm.
University Press, 1995), hlm. 73-89. 19.
15
13
Romli Atmasasmita, Tindak Pidana Narkotika Eddy Damian, Kapita Selekta Hukum
Transnasional Dalam Sistem Hukum Pidana Internasional, (Bandung: Alumni, 1991), hlm.
Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bhakti, 21.
16
1997), hlm. 2. Ibid.

6| KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

bagian pulau-pulau termasuk daratan TZMKO, kini dengan berlakunya Undang-


negara Indonesia, dengan tidak Undang Nomor 4 Tahun 1960 menjadi
memandang lebar atau luasnya adalah wilayah nasional Indonesia.18
bagian dari wilayah Indonesia. Sebagai contoh, dalam pelaksanaan
Penentuan batas laut teritorial diukur fungsi keimigrasian berkaitan dengan
dari garis yang menghubungkan titik- prinsip kedaulatan negara khususnya dalam
titik ujung terluar pada pulau-pulau menerapkan prinsip absolute sovereignty
negara Indonesia sejauh 12 mil.” yang dikemukakan oleh Jean Bodin,
Pertimbangan-pertimbangan yang merupakan dasar suatu negara untuk
mendorong Pemerintah Indonesia menolak kedatangan atau keberadaan
menyatakan wilayah Perairan Indonesia seorang asing di wilayahnya. Sebagai
adalah: contoh, ketika Adnan Buyung Nasution
(Bang Buyung) berkunjung ke Malaysia
1. Bahwa bentuk geografis Indonesia
dengan maksud menemui Anwar Ibrahim
sebagai suatu negara kepulauan yang
yang pada saat itu berada dalam tahanan
mempunyai sifat dan corak tersendiri;
Pemerintah Malaysia (konon kabarnya
2. Bahwa semua kepulauan serta laut yang Bang Buyung menawarkan diri sebagai
terletak di antaranya harus dianggap pengacara Anwar Ibrahim). Ketika Bang
sebagai satu kesatuan yang bulat; Buyung mendarat di Airport Kuala
3. Bahwa penetapan batas-batas laut Lumpur, pihak Imigrasi Malaysia menolak
teritorial yang terdapat dalam TZMKO pendaratannya/kedatangannya dengan
sudah tidak sesuai lagi dengan alasan kedatangannya tidak diharapkan
kepentingan keselamatan dan keamanan Pemerintah Malaysia serta tidak diberikan
negara Indonesia; dan alasan hukum apa pun atas penolakannya.
Tidak ada upaya hukum yang dapat
4. Bahwa setiap negara yang berdaulat diajukan Bang Buyung untuk melawan
berhak mengambil tindakan untuk keputusan tersebut karena peran dan fungsi
melindungi keutuhan dan keselamatan keimigrasian dijalankan berdasarkan
negaranya.17 kedaulatan mutlak yang tidak dapat
Berdasarkan Deklarasi Juanda, menjadi diintervensi oleh negara atau pihak lain
jelas bahwa “Segala perairan di antara dan serta adanya hak eksklusif dari negara
di sekitar pulau-pulau” dijadikan wilayah berdaulat.
nasional Indonesia. Deklarasi ini kemudian Contoh lainnya, di dalam penerapan
dikukuhkan menjadi Undang-Undang prinsip kedaulatan sebagaimana yang
Nomor 4 Prp Tahun 1960 Tentang Perairan dikemukakan oleh Hugo Grotius, adalah
Indonesia yang dicabut dan digantikan diizinkannya Australian Federal Police
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun (AFP) untuk bersama-sama dengan
1966 Tentang Perairan Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia
membawa akibat hukum yang besar sekali (Polri) melakukan Joint Investigation
maknanya bagi Indonesia dan bagi dunia dalam menangani kasus bom Bali dan
pada umumnya, khususnya bagi negara- kasus bom di Kedutaan Besar Australia di
negara Asia Tenggara dan sekitarnya. Jakarta. Investigasi atas kasus-kasus
Akibat hukum yang terpengaruh langsung tersebut sebetulnya mutlak harus dilakukan
adalah bidang pelayaran internasional. Hal oleh Polri mengingat locus delict-nya di
ini dikarenakan bagian laut lepas (high wilayah Indonesia dan hak eksklusif negara
seas) yang tadinya bebas berdasarkan terhadap pidana yang terjadi di
17
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes,
18
Op. Cit., hlm. 187. Eddy Damian, Op. Cit., hlm. 24.

KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso) 7|


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

wilayahnya, namun atas kesepakatan dan juga membahas tentang wujud dari
kerja sama yang telah dibina oleh Polri dan yurisdiksi suatu negara serta pembatasan
Australian Federal Police yang melandasi pemberlakuan yurisdiksi suatu negara.
adanya “share” kedaulatan didasarkan Titik taut antara yurisdiksi dengan migrasi
pada persamaan derajat di dalam pergaulan internasional terletak pada sifat yurisdiksi
masyarakat negara di dunia sepanjang tidak yang dikenal dengan istilah yurisdiksi yang
berbenturan dengan kepentingan masing- bersifat sementara (transient jurisdiction).
masing negara. Kedua hal tersebut di Hal ini juga menjadi objek utama
dalam penerapan prinsip kedaulatan ini pembahasan dalam materi ini terutama
kiranya perlu diadopsi bahkan dijadikan kaitan peran keimigrasian untuk
doktrin keimigrasian dalam undang-undang melindungi kepentingan negara dari
keimigrasian sebagai pedoman pokok yurisdiksi yang bersifat sementara akibat
pelaksanaan fungsi keimigrasian, terutama keberadaan dan kegiatan orang asing
mengingat akan semakin beratnya beban selama berada di suatu negara. Namun
fungsi keimigrasian di masa-masa yang demikian, setiap negara juga memiliki
akan datang. kewenangan untuk memperluas yurisdiksi
kriminal terhadap suatu tindak pidana
Teori Yurisdiksi
sepanjang implementasi perluasan
Menurut Yudha Bhakti Ardhiwisastra, yurisdiksi kriminal tersebut tidak
dalam bukunya “Imunitas Kedaulatan bertentangan dengan prinsip-prinsip umum
Negara di Forum Pengadilan Asing”, yang diakui oleh masyarakat internasional.
memberikan pengertian mengenai Konsep kedaulatan dan konsep yurisdiksi
yurisdiksi sebagai berikut: tidak dapat dipisahkan satu sama lain
“Yurisdiksi adalah kewenangan untuk karena yurisdiksi lahir akibat adanya
melaksanakan ketentuan hukum kedaulatan.
nasional suatu negara yang berdaulat Konsep kedaulatan menetapkan bahwa
dan ini merupakan sebagian suatu negara memiliki kekuasaan atas suatu
implementasi kedaulatan negara sebagai wilayah (hak teritorial) serta hak-hak yang
yurisdiksi negara dalam batas-batas kemudian timbul dari penggunaan
wilayahnya akan tetap melekat pada kekuasaan teritorial tersebut. Konsep
negara berdaulat.”19 kedaulatan mengandung arti bahwa negara
Mengenai yurisdiksi, masyarakat mempunyai hak kekuasaan penuh untuk
internasional mengakui bahwa setiap melaksanakan hak teritorialnya dalam
negara mempunyai hak eksklusif (reserved batas-batas wilayah negara yang
domain/domestic jurisdiction of state) bersangkutan. Konsep tersebut di atas
karena adanya prinsip kedaulatan negara merupakan konsep klasik dari konsep
dalam batas wilayah negara yang kedaulatan. Pada perkembangannya,
bersangkutan tanpa ada keterikatan atau muncul konsep modern yang melihat
pembatasan dari hukum internasional. bahwa kedaulatan negara tidak hanya
Yurisdiksi ini bersumber pada kedaulatan terbatas pada wilayah suatu negara dimana
negara yang melahirkan kekuasaan itu akan berakhir ketika
kewenangan/kekuasaan negara berdasarkan kekuasaan negara lain dimulai. Dengan
hukum internasional untuk mengatur demikian, secara implisit dibuka
segala sesuatu yang ada terjadi dalam kemungkinan bagi suatu negara untuk
negara tersebut. Oleh karena itu, tulisan ini memperluas yurisdiksi sepanjang tidak
bertentangan dengan hukum internasional
19
dan sepanjang tidak berbenturan dengan
Yudha Bhakti Ardhiwisastra, Imunitas
Kedaulatan Negara di Forum Pengadilan Asing, kekuasaan atau yurisdiksi negara lain.
(Bandung: Alumni, 1999), hlm. 16.

8| KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

Pelaksanaan yurisdiksi oleh suatu negara mempunyai kewajiban


negara terhadap benda, orang, dan melindungi warga negaranya di luar
perbuatan atau peristiwa yang terjadi dalam negeri;
wilayahnya adalah jelas diakui oleh hukum 3. Yurisdiksi Perlindungan (protective),
internasional. Prinsip yurisdiksi ini yaitu bahwa setiap negara memiliki
dikemukakan baik oleh Lord Macmillan yurisdiksi atas kejahatan terhadap
dalam kasus SS Cristina tahun 1938, keamanan dan kepentingan negara; dan
yaitu:20
4. Yurisdiksi Universal, yaitu setiap
“It is an essential attribute of the negara mempunyai yurisdiksi atas
sovereignty of this realm, as of all kejahatan jure gentium, kejahatan
sovereign independent States, that it terhadap umat orang yang diakui secara
should possess jurisdiction over all
universal, seperti pembajakan
persons and things within its territorial (hijacking), perompakan (piracy),
limits and in all causes civil and agresi, genosida, kejahatan terhadap
criminal arising within these limits”. kemanusiaan (crime against humanity),
Maksud pendapat ini bahwa atribut kejahatan perang (war crime).
esensi dari negara berdaulat adalah Contoh kasus penangkapan Encep
memiliki yurisdiksi terhadap semua orang, Nurjaman atau yang lebih dikenal dengan
benda, dan perbuatan/tindakan-tindakan nama Hambali seorang warga negara
dalam batas-batas teritorialnya yang Indonesia, yang diduga kuat menjadi otak
menyebabkan adanya yurisdiksi perdata atau mempunyai hubungan erat dengan
dan pidana. kasus pemboman di Bali pada tanggal 12
Sebagaimana diketahui bahwa ada 4 Oktober 2002, yang ditangkap di Thailand
prinsip yang digunakan untuk melandasi oleh pihak Kepolisian Thailand pada
yurisdiksi negara yang terkait dalam tanggal 11 Agustus 2003, kemudian segera
hubungannya dengan hukum internasional, diterbangkan oleh pihak militer Amerika
yakni:21 ke Jordan dan akhirnya ditempatkan di
penjara Guantanamo, Cuba. Dalam kasus
1. Yurisdiksi Teritorial baik subjektif
ini dapat dikatakan bahwa pihak Amerika
maupun objektif (teritorial yang
telah menggunakan teori yuridiksi baik
diperluas), menetapkan bahwa
yurisdiksi teritorial maupun personal,
yurisdiksi negara berlaku atas orang,
dengan alasan bahwa salah satu korban
perbuatan, dan benda yang ada di
bom Bali adalah warga negara Amerika
wilayahnya maupun di luar wilayahnya
Serikat (personal pasif), sedangkan pelaku
atau di luar negeri.
(personal aktif) pembunuhan tersebut
2. Yurisdiksi Individu (personal) baik adalah warga negara Indonesia serta
active nationality maupun passive landasan teritorial yang diperluas. Di sisi
nationality, yaitu bahwa negara lain, Indonesia juga mempunyai kewajiban
memiliki yurisdiksi atas warga untuk dapat menangani kasus tersebut
negaranya di dalam wilayahnya maupun mengingat pelakunya adalah seorang
warga negara Indonesia dan locus delicti-
20
Joseph Gabriel Starke, Introduction to nya pun terjadi di Indonesia. Indonesia
International Law, (Butterworths-Heinemann, dapat menggunakan dasar teori yurisdiksi
1989), hlm. 202. yang sama, namun pada saat itu memang
21
Perhatikan 22 jenis kejahatan internasional operasi intelijen pencarian Hambali
seperti yang dikemukakan oleh M. Cherif
dilakukan bersama antara Intelijen
Bassiouni dalam bukunya International
Criminal Law, Volume 2: Multilateral and Amerika Serikat dan Kepolisian Thailand,
Bilateral Enforcement Mechanisms. karena pada saat itu memang diduga kuat

KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso) 9|


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

Hambali berada di sekitar perbatasan hukum nasional terhadap kejahatan


Thailand dan Kamboja dengan yang membahayakan kepentingan
menggunakan paspor kebangsaan Spanyol negara atau warga negaranya.
yang dipalsukan. Hal inilah yang kemudian 2. Jurisdiction to Adjudicate
menyebabkan dalam kesempatan pertama
setelah Hambali tertangkap, langsung Yaitu kewenangan negara untuk
Hambali berada dibawah “pengawasan” melaksanakan penuntutan dan
pihak Amerika Serikat.22 mengadili kejahatan yang
membahayakan kepentingan negara atau
Ada dua asas yang digunakan untuk warga negaranya.
melandasi yurisdiksi negara yang terkait
dalam hubungannya dengan hukum 3. Jurisdiction to Enforce
internasional, yakni: Yaitu kewenangan negara untuk
1. Asas teritorial, yang menetapkan bahwa menerapkan peraturan perundang-
yurisdiksi negara berlaku atas orang, undangan nasional terhadap hal yang
benda dan perbuatan yang ada di membahayakan kepentingan negara atau
wilayahnya. warga negaranya.
2. Asas teritorial yang diperluas, yang Khusus untuk pengertian perluasan
menetapkan bahwa yurisdiksi negara yurisdiksi, ada beberapa ketentuan yang
kecuali berlaku atas orang, benda dan membatasi kedaulatan yaitu di dalam batas
perbuatan yang ada di wilayahnya, juga 12 mil laut teritorial tidak dapat diterapkan
berlaku orang, benda dan perbuatan atas yurisdiksi kriminal (criminal
yang terkait dengan negara tersebut jurisdiction) yang terjadi di atas kapal
yang ada di luar wilayahnya. asing. Menurut Pasal 27 Konvensi Hukum
Laut 1982 berbunyi:
Dari asas teritorial ini sekali lagi dapat
dikatakan bahwa suatu negara memiliki “The criminal jurisdiction of the coastal
kewenangan legislatif, kewenangan State should not be exercise on board of
yudikatif dan kewenangan administratif a foreign ship passing through the
terhadap seseorang, benda dan perbuatan territorial sea to arrest any person or to
baik di dalam wilayah negaranya maupun conduct any investigation in connection
di luar wilayah negaranya, sepanjang hal- with any crime committed on board the
hal tersebut berkaitan dengan kepentingan ship during its passage, save only in the
dan perlindungan negara. Ketiganya dapat following: (a) if the consequences of the
kita lihat sebagai berikut:23 crime extend to the coastal State; (b) if
the crime is of a kind to disturb the
1. Jurisdiction to Prescribe peace of the country or the good order
Yaitu kewenangan negara dalam of the territorial sea; (c) if the
menetapkan suatu peraturan perundang- assistance of the local authorities has
undangan serta menetapkan berlakunya been requested by the master of the ship
or by a diplomatic agent or consular
22
Bandingkan dengan kasus Harnoko Dewantoro officer of the flag State; or (d)if such
alias Oky, seorang WNI terpidana mati yang measures are necessary for the
membunuh pacarnya, adiknya dan seorang suppression of illicit traffic in narcotic
WNA di Los Angeles AS antara tahun 1991- drugs or psychotropic substances.”
1992, dimana proses peradilan yang
bersangkutan diserahkan kepada Pemerintah Atau dalam terjemahannya dikatakan
Indonesia oleh Pemerintah Amerika Serikat. bahwa:
23
Oscar Schachter, International Law in Theory
and Practice, Vol. 13, (Martinus Nijhoff “Negara pantai tidak dapat
Publisher, 1991), hlm. 254. melaksanakan yurisdiksi kriminalnya di

10 | KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

atas kapal asing yang sedang melintasi dimana kapal-kapal asing dapat dengan
laut teritorial untuk menangkap siapa leluasa berlayar.25
pun atau mengadakan penyidikan yang Pada pasca kemerdekaan, untuk
bertalian dengan kejahatan yang mencegah agar lautan Indonesia tidak
dilakukan di atas kapal itu selama dalam digunakan kapal-kapal asing yang dapat
pelintasan, kecuali dalam hal berikut: mengancam keutuhan negara, Pemerintah
1. Apabila akibat kejahatan itu dirasakan Indonesia mengambil langkah
oleh di negara pantai; pengintegrasian wilayah R.I sebagai suatu
wilayah yang utuh menyeluruh dengan
2. Apabila kejahatan itu mengganggu
mengumumkan berlakunya Asas Negara
ketentraman negara tersebut atau
Kepulauan (archipelagic state principles)
ketertiban laut teritorial;
pada tanggal 13 Desember 1957 (dikenal
3. Apabila pihak berwenang setempat dengan Deklarasi Juanda) yang
diminta bantuan oleh nakhoda kapal, menyatakan:26
oleh wakil diplomatik, atau pejabat
“Segala perairan di sekitar di antara dan
konsuler negara bendera; dan
yang menghubungkan pulau-pulau atau
4. Apabila tindakan demikian diperlukan bagian pulau-pulau termasuk daratan
untuk menumpas perdagangan gelap negara Indonesia, dengan tidak
narkotika atau bahan psikotropika.” memandang lebar atau luasnya adalah
Dari uraian tersebut di atas terlihat bagian dari wilayah Indonesia.
bahwa yurisdiksi merupakan aspek Penentuan batas laut teritorial diukur
kedaulatan yang dimiliki oleh suatu negara dari garis yang menghubungkan titik-
yang meliputi kewenangan legislatif, titik ujung terluar pada pulau-pulau
kewenangan eksekutif, dan kewenangan negara Indonesia sejauh 12 mil.”
yudisial. Pertimbangan-pertimbangan yang
Menurut hukum laut lama yang terdapat mendorong Pemerintah Indonesia
dalam Territoriale Zee en Maritieme menyatakan wilayah Perairan Indonesia
Kringen Ordonantie (Ordonansi Laut adalah:
Teritorial dan Lingkungan Maritim) atau 1. Bahwa bentuk geografis Indonesia
dikenal dengan singkatan TZMKO, Stbl. sebagai suatu negara kepulauan yang
1939 No. 442, artikel 1 ayat (1) mempunyai sifat dan corak tersendiri;
menegaskan:24
2. Bahwa semua kepulauan serta laut yang
“Laut Teritorial Hindia Belanda adalah terletak di antaranya harus dianggap
wilayah laut yang terletak pada sisi laut sebagai satu kesatuan yang bulat;
sampai selebar 3 (tiga) mil dari garis
3. Bahwa penetapan batas-batas laut
pasang surut pulau-pulau Hindia
teritorial yang terdapat dalam TZMKO
Belanda atau bagian pulau-pulau.”
sudah tidak sesuai lagi dengan
Dari segi keutuhan, keamanan, dan kepentingan keselamatan dan keamanan
pertahanan wilayah jelas bahwa penetapan negara Indonesia;
batas laut oleh pemerintah Hindia Belanda
4. Bahwa setiap negara yang berdaulat
tidak menguntungkan, karena wilayah
berhak mengambil tindakan untuk
Hindia Belanda ditentukan pulau demi
pulau dengan lebar laut teritorial 3 (tiga)
mil. Dengan pembatasan ini terdapat
banyak wilayah yang termasuk laut bebas
25
Eddy Damian, Op. Cit., hlm. 21.
24 26
Lihat Andi Hamzah, Loc. Cit. Ibid., hlm. 22.

KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso) 11 |


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

melindungi keutuhan dan keselamatan pedalaman. Kedaulatan Negara Kepulauan


negaranya.27 (an archipelagic State) meliputi perairan
kepulauan yang berbatasan dengannya
Berdasarkan Deklarasi Juanda tersebut,
yang dinamakan laut teritorial. Pasal 2 ayat
menjadi jelas bahwa “segala perairan di
(2) ini mempertegas bahwa, “Kedaulatan
antara dan di sekitar pulau-pulau”
mencakup ruang udara di atas laut teritorial
dijadikan wilayah nasional Indonesia.
dan juga dasar laut dan tanah di
Deklarasi ini kemudian dikukuhkan
bawahnya.”
menjadi UU No. 4 Tahun 1960, membawa
akibat hukum yang besar sekali maknanya Sedangkan Pasal 3 Konvensi Hukum
bagi Indonesia dan bagi dunia pada Laut tahun 1982 menegaskan:
umumnya, khususnya bagi negara-negara “Every State has the right to establish
Asia Tenggara dan sekitarnya. Akibat the breadth of its territorial sea up to a
hukum yang terpengaruh langsung adalah limit not exceeding 12 nautical miles,
bidang pelayaran internasional. Hal ini measured from baselines determined in
dikarenakan bagian laut lepas (high seas) accordance with this Convention.”
yang tadinya bebas berdasarkan TZMKO,
kini dengan berlakunya UU No. 4/1960 Artinya, setiap negara berhak
menjadi wilayah nasional Indonesia.28 menetapkan lebar laut teritorial tidak
Dalam Deklarasi Juanda juga diatur melebihi 12 mil laut diukur dari garis
mengenai adanya hak lintas di keselamatan pangkal yang ditentukan konvensi. Lebar
negara Indonesia. Dengan adanya jaminan laut teritorial 12 mil setiap negara ini
hak lintas damai melaui perairan Indonesia, merupakan kedaulatan setiap negara.
maka diusahakan adanya keseimbangan Indonesia sebagai negara pantai yang
antara kepentingan nasional Indonesia dan sekaligus negara kepulauan memiliki
kepentingan pelayaran internasional.29 kedaulatan di laut sejauh 12 mil yang
berarti hukum Indonesia berlaku dengan
Kedaulatan negara di laut yang diatur pembatasan-pembatasan hak yang dimiliki
oleh Konvensi PBB Tentang Hukum Laut negara lain seperti hak lintas damai namun
tahun 1982 (United Nations Convention on pihak asing harus menghormati hukum
the Law of the Sea). Indonesia sudah Indonesia.
meratifikasinya dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 1985, sehingga ketentuan Wilayah di dalam batas 12 mil laut
tersebut mengikat Indonesia. Pasal 2 ayat merupakan wilayah kedaulatan Indonesia,
(1) Konvensi PBB Tentang Hukum Laut tetapi di luar batas 12 mil bukan lagi
tahun 1982 itu menegaskan bahwa: kedaulatan Indonesia, melainkan bentuk
pelaksanaan yurisdiksi Indonesia seperti:
“The sovereignty of a coastal State
extends, beyond its land territory and 1. Zona tambahan (contiguous zone);
internal waters and in case of an 2. Zona ekonomi eksklusif (exclusive
archipelagic State, its archipelagic economic zone); atau
waters, to an adjacent belt of sea,
described as the territorial sea” 3. Laut lepas (high seas).
Maksudnya adalah bahwa kedaulatan Menurut Pasal 33 ayat (1) Konvensi
Negara Pantai (a coastal State) mencakup Hukum Laut tahun 1982 bahwa setiap
wilayah daratannya dan perairan negara pantai dapat melaksanakan
pengawasan (control) yang diperlukan
27
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, untuk:
Op. Cit., hlm. 187. 1. Mencegah pelanggaran peraturan
28
Eddy Damian, Op. Cit., hlm. 24. perundang-undangan bea cukai
29
Ibid., hlm. 25.

12 | KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

(customs), fiskal (fiscal), imigrasi fiscal, health, safety and immigration


(immigration) atau saniter (sanitary) di laws and regulation.”
dalam wilayahnya atau laut Maksudnya adalah, bahwa negara pantai
teritorialnya; mempunyai yurisdiksi eksklusif atas pulau
2. Menghukum pelanggaran peraturan buatan, instalasi, dan bangunan. Termasuk
perundang-undangan yang dilakukan di yurisdiksi berkaitan dengan peraturan
dalam wilayahnya atau laut teritorial. perundang-undangan bea cukai, fiskal,
kesehatan, keselamatan, termasuk
Pasal 33 ayat (2) menegaskan bahwa
keimigrasian.
lebar zona tambahan tidak boleh melebihi
24 mil laut diukur dari garis pangkal Menurut Konvensi Hukum Laut tahun
dimana lebar laut teritorial diukur. 1982, kedaulatan suatu negara di laut
hanya ada di dalam batas laut teritorial,
Demikian juga Indonesia dapat
sedangkan di zona tambahan dan Zona
melaksanakan yurisdiksinya di zona
Ekonomi Eksklusif terdapat hak berdaulat
ekonomi eksklusif berupa hak berdaulat
dan yurisdiksi seperti dikemukakan di atas.
(sovereign rights) bukan kedaulatan. Hak
Lain halnya di laut lepas (high seas) tidak
eksklusif (exclusive right) ini berkenaan
ada kedaulatan negara, tetapi yang ada
dengan kegiatan untuk kepentingan
adalah kebebasan di laut lepas (freedom of
ekonomi, seperti eksplorasi, eksploitasi,
the high seas).31 Kebebasan di laut lepas
konservasi, dan pengelolaan sumber
diatur oleh Pasal 86 ayat (1) Konvensi
kekayaan alam, pembuatan pulau buatan,
Hukum Laut tahun 1982 yang berbunyi:
riset ilmiah kelautan, serta perlindungan
dan pelestarian lingkungan laut.30 “The high seas are open to all States,
Meskipun hak berdaulat dan yurisdiksi whether coastal or land-locked.
Indonesia di Zona Ekonomi Eksklusif Freedom of the high seas is exercised
berkaitan dengan kepentingan ekonomi, under the conditions laid down by this
tetapi tidak menutup kemungkinan zona ini Convention and by other rules of
digunakan untuk tindakan kejahatan international law. It comprises, inter
transnasional, baik berupa kejahatan alia, both for coastal and land-locked
perdagangan manusia, penyelundupan States: freedom of navigation; freedom
migran, maupun transaksi-transaksi ilegal of overflight; freedom to lay submarine
lainnya yang terjadi di laut. Oleh karena cables and pipelines; freedom to
itu, Indonesia sebagai negara pantai construct artificial islands and other
mempunyai yurisdiksi untuk mengawasi installations permitted under
zona ini supaya tidak digunakan oleh international law; freedom of fishing;
kelompok kejahatan terorganisasi. Pasal 60 freedom of scientific research.”
ayat (2) Konvensi Hukum Laut 1982 Hal ini berarti bahwa laut lepas terbuka
berbunyi: untuk semua negara baik negara pantai
“The coastal State shall have exclusive atau tidak berpantai. Kebebasan laut lepas
jurisdiction over such artificial islands, dilaksanakan berdasarkan syarat-syarat
installations, structures, including yang ditentukan dalam Konvensi ini dan
jurisdiction with regard to customs,

31
Pasal 86 Konvensi PBB Tentang Hukum Laut
30
Pengaturan lebih lanjut hak berdaulat dan tahun 1982 berbunyi: “… all parts of the sea
yurisdiksi negara pantai di Zona Ekonomi that are no. t included in the exclusive economic
Eksklusif ini terdapat dalam ketentuan Pasal 55- zone, in the territorial sea or in the internal
75 Konvensi PBB Tentang Hukum Laut tahun waters of a State, or in the archipelagic waters
1982. of an archipelagic State…”

KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso) 13 |


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

ketentuan lain hukum internasional. yurisdiksi dan pengawasan adalah Negara


Kebebasan laut lepas itu meliputi: Bendera (Flag State).
1. Kebebasan navigasi; Uraian di atas memperlihatkan bahwa
yurisdiksi merupakan aspek kedaulatan
2. Kebebasan penerbangan;
yang dimiliki suatu negara yang meliputi
3. Kebebasan untuk memasang kabel dan kewenangan legislatif, kewenangan
pipa bawah laut; administratif, dan kewenangan yudisial.
4. Kebebasan untuk membangun pulau Untuk menggambarkan keterkaitan
buatan dan instalasi lainnya sesuai operasionalisasi tugas pokok dan fungsi
dengan hukum internasional; keimigrasian dengan konsep kedaulatan
5. Kebebasan menangkap ikan; dan negara secara jelas, dapat digambarkan ke
dalam konstruksi pemikiran sebagai
6. Kebebasan riset ilmiah. berikut:
Pasal 86 ayat (2) ini menyatakan Dalam pembahasan mengenai teori
kebebasan tersebut harus dilaksanakan oleh kedaulatan dan yurisdiksi apabila dikaitkan
setiap negara dengan memperhatikan dengan posisi Indonesia sebagai negara
kepentingan negara lain dan kepulauan (archipelagic state), maka ada
memperhatikan hak-hak menurut Konvensi dua wilayah kedaulatan pada pengertian
ini yang bertalian dengan kegiatan di fungsi keimigrasian yaitu Wilayah
kawasan. Kedaulatan NKRI (State Sovereignty) yang
Apabila di laut teritorial adalah dalam ketentuannya adalah selebar 12 mil
kedaulatan setiap negara dan zona laut (Pasal 3 UNCLOS) dan Wilayah
tambahan adalah kewenangan suatu negara Berdaulat/Hak Berdaulat NKRI
untuk melakukan pengawasan, maka di (Sovereignty Right) yaitu pengaturan
zona ekonomi eksklusif adalah hak mengenai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
berdaulat dan yurisdiksi negara pantai. selebar 200 mil laut dari garis pantai
Laut lepas tidak ada kedaulatan kepulauan (Pasal 57 UNCLOS). Hal ini
sebagaimana ditegaskan oleh ketentuan berarti fungsi keimigrasian harus bekerja
Pasal 89 mengenai tidak sahnya klaim dan memiliki kewenangan dalam kedua
kedaulatan di laut lepas (invalidity of wilayah tersebut. Fungsi imigrasi
claims of sovereignty over the high seas) berwenang untuk melakukan pengaturan,
bahwa, “No State may validly purport to pelayanan dan pemberian perizinan
subject any part of the high seas to its keimigrasian, pengawasan serta melakukan
sovereignty”. penegakan hukum baik pada wilayah
kedaulatan maupun pada wilayah berdaulat
Artinya, tidak ada suatu negara yang sah (Pasal 33 ayat (1) dan Pasal 60 ayat (2)
mengakui setiap bagian laut lepas ada pada UNCLOS). Seharusnya di dalam undang-
kedaulatannya. Kebebasan di laut lepas ini undang keimigrasian, kedua wilayah
terkait erat dengan persoalan kejahatan kewenangan ini dinyatakan dengan tegas
transnasional misalnya terjadi secara eksplisit. Namun, hanya
pengangkutan migran gelap, perdagangan kewenangan dalam Wilayah Kedaulatan
persenjataan ilegal, perdagangan wanita NKRI saja yang dinyatakan secara eksplisit
dan anak, transaksi obat-obat terlarang, sedangkan kewenangan di Wilayah
pelayaran oleh kelompok kejahatan Berdaulat/Hak Berdaulat hanya dinyatakan
terorganisasi, atau kelompok teroris secara implisit. Padahal dengan tegas di
internasional. Setiap negara mempunyai dalam Pasal 33 ayat (1) dan Pasal 60 ayat
kebebasan di laut lepas, sedangkan yang (2) UNCLOS di sana diamanatkan
mempunyai hak untuk melaksanakan wewenang dan kewajiban fungsi

14 | KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

keimigrasian.32 Memang saat ini instansi Hukum Pidana Indonesia. Bandung:


imigrasi dalam praktiknya sudah Citra Aditya Bhakti. 1997.
memberlakukan adanya sistem pengawasan Bassiouni, M. Cherif (ed). International
keimigrasian pada wilayah ZEE berupa Criminal Law, Volume 2: Multilateral
pemberian perizinan dan pengawasan and Bilateral Enforcement Mechanisms.
keimigrasian yaitu ditetapkannya fasilitas Brill. 2008.
Kemudahan Khusus Keimigrasian
(Dahsuskim). Damian, Eddy. Kapita Selekta Hukum
Internasional. Bandung: Alumni. 1991.
Berbicara mengenai kedaulatan wilayah
nasional berarti berbicara mengenai Friedmann, Wolfgang. Legal Theory,
kemampuan negara dalam menjalankan Fourth Edition. London: Stevens &
yurisdiksi atau kewenangannya atas orang, Sons Limited. 1960.
benda, dan perbuatan/tindakan-tindakan Hamzah, Andi. Laut, Teritorial dan
yang dilakukan di dalam wilayahnya. Pada Perairan Indonesia: Himpunan
umumnya keberadaan secara fisik Ordonansi, Undang-Undang dan
seseorang atau suatu benda dalam wilayah Peraturan Lainnya. Jakarta: Akademika
suatu negara akan menimbulkan yurisdiksi Pressindo. 1984.
negara atas orang atau benda tersebut.
Namun demikian, di sisi lain ada Kusumaatmadja, Mochtar dan Etty R.
pembatasan berlakunya yurisdiksi suatu Agoes. Pengantar Hukum
negara jika dikaitkan dengan imunitas atau Internasional. Bandung: Alumni. 2003.
kekebalan yang dimiliki kepala negara Oscar Schachter. International Law in
asing, diplomat asing, kapal berbendera Theory and Practice. Vol. 13. Martinus
asing, angkatan perang asing, atau lembaga Nijhoff Publisher. 1991.
internasional di dalam suatu tenggang
waktu tertentu keberadaan yang dikaitkan Santoso, M. Iman. Perspektif Imigrasi
dengan dimana saat itu keberadaan Dalam United Nation Convention
seseorang. Ketika orang atau benda Against Transnational Organized
tersebut telah berada di luar wilayah Crime. Cet. 1. Jakarta: Perum
negara, maka berakhir pula yurisdiksi Percetakan Negara RI. 2007.
negara atas orang atau benda tersebut. Simma, Bruno et.al. The Charter of the
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa United Nations: a commentary. Oxford:
akan terdapat suatu yurisdiksi yang bersifat Oxford University Press. 1995.
sementara (transient jurisdiction).
Starke, Joseph Gabriel dan Penerjemah
Bambang Iriana Djajatmadja. Pengantar
DAFTAR PUSTAKA Hukum Internasional. Ed. 10. Jakarta:
Sinar Grafika. 2008.
Buku-Buku
__________. Introduction to International
Ardhiwisastra, Yudha Bhakti. Imunitas Law. Butterworths-Heinemann. 1989.
Kedaulatan Negara di Forum
Pengadilan Asing. Bandung: Alumni. Perundang-Undangan
1999. Indonesia. Undang-Undang Nomor 6
Atmasasmita, Romli. Tindak Pidana Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.
Narkotika Transnasional Dalam Sistem

32
Indonesia, Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 Tentang Keimgrasian, Pasal 1 ayat (1) dan
Pasal 1 ayat (2).

KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso) 15 |


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 1, Juli 2018

Konvensi PBB Tentang Hukum Laut Principles of International Law


Tahun 1982. Concerning Friendly Relations and
Cooperation among States in
Piagam PBB Pasal 2 ayat (1). “The
Accordance with the Charter of the
organization is based on the principle of
United Nations).
the sovereign equality of all its
members”.
Resolusi Majelis Umum No. 2625/1970
(General Assembly Declaration on

16 | KEDAULATAN DAN YURISDIKSI NEGARA DALAM… (M. Iman Santoso)

Anda mungkin juga menyukai