Anda di halaman 1dari 3

Nama: Naia Arina Hurrizik

NPM: 2206071174

LTM Jati Diriku Sebagai WNI yang Setia pada Pancasila


BAB 2: Negara Indonesia

Negara atau state adalah organisasi yang dibentuk oleh sebuah bangsa demi
melindungi wilayanya. Dalam berdirinya suatu negara, ada yang namanya hakikat negara.
Hakikat negara ini mencakup pengertian, sifat, fungsi, dan unsur-unsur yang dimiliki oleh
suatu negara. Setelah proses berbangsa, diperlukan adanya konsep negara berdasarkan
geografi. Tujuannya agar seseorang dapat menyatakan suatu negara sebagai tempat
tinggalnya. Berdasarkan bentuk geografinya, suatu negara dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu negara daratan (land lock country) dan negara yang berbatasan dengan laut. Negara
daratan adalah suatu negara yang tidak mempunyai akses ke laut, biasa disebut juga dengan
negara terisolasi. Untuk mengakses laut, orang-orang yang tinggal pada negara itu harus
melewati satu atau dua negara tetangga. Contoh negara di Asia Tenggara yang termasuk
negara daratan dan tidak memiliki laut adalah Laos. Kemudian yang kedua adalah negara
yang berbatasan dengan lautan. Negara ini memiliki beberapa jenis, antara lain:
 Negara Pantai: negara yang memiliki pantai
 Negara Pulau: negara yang memiliki satu pulau utama dan pulau-pulau kecil
 Negara Kepulauan: negara yang terdiri atas banyak pulau, seperti negara kita sendiri,
Indonesia
Pada tahun 1933 di Montevideo, Uruguay, terjadi sebuah konvensi negara-negara Pan
Americana yang menghasilkan empat unsur berdirinya suatu negara, yaitu penduduk/rakyat,
lingkungan kekuasaan pemerintah, penguasa yang berdaulat, dan pengakuan dari negara lain.
Selain itu, dapat ditambahkan lagi satu aspek, yakni adanya konstitusi.
1. Rakyat
Rakyat adalah kumpulan orang atau penduduk yang tinggal dalam suatu wilayah pada
jangka waktu yang lama. Rakyat dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu
penghuni tetap ataupun yang berpindah-pindah dalam wilayah tersebut, warga negara,
dan warga negara asing. Konsep pembagian rakyat ini diadakan karena pada era
global ini sudah sangat jarang suatu negara yang memiliki rakyat homogen dari segi
rasa tau etnik.

2. Wilayah
Lingkup darat, lautan, udara, dan ekstrateritorial termasuk ke dalam wilayah
kekuasaan pemerintah. Ada beberapa cara dalam menetapkan batasan-batasan
wilayah ini. Di darat, batas-batas wilayah biasanya ditandai secara alamiah ataupun
buatan. Lain halnya jika di laut yang batas wilayahnya ditentukan oleh pemerintah
lewat perjanjian dengan negara yang bertetanggaan. Namun, sekarang laut sudah tidak
lagi menjadi pembatas suatu daerah, tetapi penghubung antardaerah dalam negara
seperti yang dinyatakan pada UNCLOS ’82. Apabila di lingkup udara, setiap negara
dinyatakan memiliki kedaulatan penuh dan eksklusif atas ruang udara yang ada di atas
wilayahnya. Hal ini merujuk pada konvensi yang telah ditandatangi pada 23 Oktober
1919 di Paris. Kemudian di lingkup ekstrateritorial atau ruang angkasa ditentukan dari
letak ruang udara tiap-tiap negara.

3. Pemerintah yang Berdaulat


Pemegang dan penentu kebijakan dalam suatu negara adalah pemerintah. Terdapat
dua sifat kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah yang berdaulat, yaitu kekuasaan
yang dalam dan ke luar. Kekuasaan ke dalam artinya pemerintah berhak merumuskan
dan membuat keputusan-keputusan yang mengikat untuk seluruh rakyatnya. Di sisi
lain, sifat kekuasaan ke luar maksudnya adalah hubungan pemerintah dengan luar
negara, seperti mempertahankan negara dari ancaman negara lain dan mengelola
hubungan diplomatik dengan negara-negara luar.

Untuk mencegah adanya monopoli kekuasaan, Max Weber menyatakan bahwa


pemisahan kekuasaan menjadi beberapa lembaga negara adalah hal yang penting.
Lembaga-lembaga negara ini dipisahkan secara horizontal sesuai dengan fungsinya
yang telah dinyatakan dalam doktrin Trias Politica. Trias Politica membagi
kekuasaan negara menjadi tiga bagian, antara lain legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Legislatif memiliki kekuasaan untuk membuat kebijakan dan undang-undang,
eksekutif memiliki tugas untuk melaksanakan dan menerapkan undang-undang,
sedangkan yudikatif memiliki wewenang untuk mengawasi pelaksanaan undang-
undang dan mengadili siapapun yang melanggar undang-undang.

4. Pengakuan Kedaulatan
Pengakuan kedaulatan ini maksudnya menerangkan tentang adanya atau berdirinya
suatu negara. Dengan kata lain, hal ini bersifat deklaratif. Pengakuan kedaulatan suatu
negara dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu secara de facto dan de jure. De
facto maksudnya berdasarkan pada kenyataannya atau fakta, sedangkan de jure itu
menurut hukum.

5. Konstitusi
Menurut Prof. Dr. Sri Soemantri, ada satu tambahan persyaratan suatu negara modern,
yaitu konstitusi. Konstitusi berasal dari bahasa Perancis (constituer) yang berarti
membentuk atau pembentukan. Kata tersebut juga dapat diartikan sebagai pengaturan
dasar pembentukan atau penyusunan suatu negara. Konstitusi terdiri atas:
 Organisasi negara yang terdiri atas pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif,
dan yudikatif
 HAM atau hak asasi manusia
 Proses pengubahan konstitusi atau amendemen
 Larangan mengubah konstitusi
 Adanya aturan hukum tertinggi
Referensi

Welianto, A. (2020, Mei 6). Hakikat Negara. Diakses pada 11 Maret 2023, melalui
https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/06/120000169/hakikat-negara?page=all.
Camelia. (2022, Juni 13). Mengenal Apa Itu Trias Politica dalam Struktur Ketatanegaraan
Indonesia. Diakses pada 11 Maret 2023, melalui
https://www.liputan6.com/citizen6/read/4985674/mengenal-apa-itu-trias-politica-dalam-
struktur-ketatanegaraan-indonesia.
Nurhadi. (2022, Agustus 18). 4 Syarat Mutlak Negara Merdeka Menurut Konvensi
Montevideo. Diakses pada 11 Maret 2023, melalui https://nasional.tempo.co/read/1623959/4-
syarat-mutlak-negara-merdeka-menurut-konvensi-montevideo .

Anda mungkin juga menyukai