com
p-ISSN : 2407–1315, e-ISSN : 2722-1881 AGRITEPA, Vol.9, No.1, Januari –Juni 2022
SEJARAH ARTIKEL :Diterima [30 November 2021] Direvisi [14 Januari 2022] Diterima [04 April 2022]
ABSTRAK
Pertanian di masa perubahan iklim sangat diwaspadai berbagai negara di dunia karena dapat
mengancam ketahanan pangan. Indonesia menghadapi masalah ini berdasarkan data dan berita yang
dilaporkan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan beberapa informasi tentang potensi ancaman
perubahan iklim terhadap produksi tanaman di Indonesia untuk menginisiasi inovasi yang dapat dilakukan
untuk memaksimalkan produksi tanaman di tengah perubahan iklim. Tinjauan literatur ini kami susun
untuk mengembangkan pemikiran terkait strategi adaptasi yang dilakukan untuk memaksimalkan
produktivitas tanaman pangan di bawah perubahan iklim, khususnya di Indonesia. Beberapa kajian yang
dikaji menunjukkan adanya penurunan produksi tanaman pangan karena faktor lingkungan yang berubah
akibat perubahan iklim. Karena itu, Strategi yang diberikan merupakan contoh yang dapat diterapkan dan
dikembangkan untuk menjaga produktivitas pangan nasional. Penelitian lanjutan diperlukan untuk
memberikan rencana lain yang terintegrasi dengan strategi yang ada. Kata kunci:pertanian; perubahan
iklim; produktivitas pangan; strategi
Perubahan iklim merupakan tema yang Amerika Utara dan Tengah memiliki dampak
semakin menjadi perhatian dunia. Hal ini yang bervariasi (Ray et al. 2019). Beberapa
disebabkan oleh efek perubahan iklim pada negara berupaya mengatasi dampak negatif
beberapa segmen kehidupan seperti naiknya perubahan iklim, antara lain melalui konferensi
permukaan laut (Singh et al. 2019), memberikan yang menghasilkan kesepakatan bersama untuk
dampak buruk pada keanekaragaman hayati mengurangi emisi karbon. Selama ini revolusi
(Heilmeier 2019), menurunnya kelembaban tanah industri mulai mengeluarkan gas-gas seperti
(Dorji et al. 2020), meningkatnya serangan patogen karbon dioksida, karbon monoksida, dan
pada tanaman (Pandey dan Choudhary 2019), juga belerang yang menyebabkan pemanasan global
(Ruminta 2016). Studi pada tahun 2018 memberikan Perubahan iklim mengubah pola
fakta bahwa perubahan iklim telah mempengaruhi hujan, juga meningkatkan kejadian ekstrem
produksi pangan global terutama di Australia, seperti banjir dan kekeringan, udara
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian, Vol.9 No.1 2022 hal: 145 – 160|145
p-ISSN : 2407–1315, e-ISSN : 2722-1881 AGRITEPA, Vol.9, No.1, Januari –Juni 2022
Perdinan et al. 2019) serta hama dan penyakit menekankan pentingnya konservasi dan
tanaman (Asnawi 2015; Burritt 2018) sehingga pengurangan degradasi lahan tropis. (Sidik et
pangan (Hidayati dan Suryanto 2015). Dengan mangrove merupakan salah satu upaya
perubahan iklim ini, petani lokal yang mitigasi untuk menghadapi perubahan iklim
sangat rentan mendapatkan hasil panen yang karbon. Dampak perubahan iklim tidak hanya
tidak maksimal karena tidak bisa memprediksi terhadap tempat tinggal manusia tetapi juga
(Tripathi dan Mishra 2017) perubahan iklim pencaharian utama petani. Laporan penelitian
dapat mengancam program ketahanan tahun 2003 – 2008 menyatakan bahwa banjir
pangan nasional suatu negara. Perubahan dan kekeringan telah merusak sawah. Hal ini
iklim mempengaruhi faktor iklim seperti suhu menandakan bahwa bencana akibat
perubahan fisiologis pada tanaman dan pada telah memberikan dampak (Rohma 2020).
Di Indonesia, adaptasi perubahan iklim pada siklus air dan cuaca (Grisvia Agustin dan
pada ekosistem gambut dan lahan basah Ro'ufah Inayati 2015). Jika perubahan iklim
termasuk mangrove tampaknya mulai mendapat tidak dapat diantisipasi, maka produktivitas
perhatian mulai tahun 2011. Adaptasi manusia pertanian akan rentan. (Hidayati dan Suryanto
terhadap kenaikan muka air laut akibat 2015; Rasmikayati dan Djuwendah 2015)
pemanasan global akibat perubahan iklim telah menyatakan bahwa persepsi petani
dilakukan di Semarang (Harwitasari dan van Ast konvensional terhadap perubahan iklim
2011) . Warga meninggikan rumah, membangun kurang baik meskipun mereka sudah
tentunya memakan biaya yang tidak sedikit. mereka. Di Indonesia, permasalahan pertanian
Berdasarkan hal tersebut, tentunya kita tidak yang ada akan mempengaruhi ketahanan
dapat terus melakukan tindakan preventif pangan nasional. Studi kasus di Desa Buntoi,
sementara karena akan memakan biaya yang Kalimantan Tengah, menunjukkan adanya
tidak sedikit. Oleh karena itu, isu kecenderungan masyarakat beralih menanam
penanggulangan dampak negatif perubahan karet daripada padi karena musim yang
iklim tidak bisa dianggap remeh. Pada tahun semakin sulit diprediksi dan juga lebih
menanam karet dalam hal pendapatan (Fandy, sumber dari Google Scholar, Science Direct,
Setyasiswanto, dan Muhajir 2012). Jika pertanian Taylor and Francis, Mendeley, Springer link
pangan pokok tidak lagi diminati oleh dan Wiley online library rentang tahun 2011
masyarakat Indonesia, dikhawatirkan pasokan hingga 2021. Kata kuncinya adalah pertanian,
dari petani lokal akan berkurang sehingga impor perubahan iklim, produktivitas pangan, dan
menjadi jawaban pemenuhan pangan. (Timmer strategi. Kami menganalisis artikel perwakilan
2011) menyatakan bahwa ketahanan pangan di secara sistematis dan memberikan cara yang
efek domino. Kajian yang dilakukan pada tahun Perubahan iklim diawali dengan
2017 dengan menggunakan data sekunder pemanasan global akibat emisi gas, terutama
menunjukkan bahwa hampir lebih dari setengah karbon dioksida. Indonesia adalah anggota
wilayah Indonesia menghadapi kerawanan Piagam Prancis dan berhak mengurangi emisi
pangan (Widada, Masyhuri, dan Mulyo 2017). karbondioksida karena menurut (Singh et al.
Maluku, Kalimantan Timur, dan Papua menjadi 2019) gas merupakan penyumbang utama
tiga besar provinsi yang kekurangan pangan. penyebab perubahan iklim. Setiap spesies
Studi-studi ini membuktikan bukti kritis tentang memiliki kisaran suhu yang sesuai untuk
perlu dilakukan kajian mendalam tentang keanekaragaman spesies relatif lebih tinggi
dampak negatif perubahan iklim khususnya bagi daripada di daerah subtropis dan kutub
pertanian di Indonesia, sehingga dapat menjadi karena suhu yang lebih hangat memberikan
peringatan bagi pemangku kepentingan untuk peluang yang lebih luas bagi banyak spesies
dari ilmiah artikel ilmiah yang berisi besar-besaran di hutan pinus sehingga pohon
informasi berhubungan dengan pertanian pinus yang ada kebanyakan mati (National
strateginya. Artikel ilmiah yang digunakan berasal dari global terjadi, kumbang
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian, Vol.9 No.1 2022 hal: 145 – 160|147
p-ISSN : 2407–1315, e-ISSN : 2722-1881 AGRITEPA, Vol.9, No.1, Januari –Juni 2022
habitat terbatas pada hutan pusat. Adanya Setiap tanaman memiliki suhu
Kasus serupa juga terlihat pada tanaman jagung, 30º C untuk kedelai, dan 32º C
kentang di dataran tinggi Dieng (Turasih untuk kapas (Nurhayanti dan Nugroho
Choudhary 2019), kita harus memahami respon 10-30%. Sedangkan jika suhu naik 1 -
tanaman budidaya terhadap perubahan variasi 3º C dari kondisi saat ini, dapat
iklim karena kebutuhan yang dibebankan pada menurunkan produksi padi sebesar
sektor pertanian meningkat di tengah ancaman 6,1 - 40,2% (Putra & Indradewa, 2011).
perubahan iklim. Oleh karena itu, perlu ada (Liu et al. 2020) merumuskan prediksi
kondisi perubahan iklim. Pemerintah, petani, dan model pengaruh suhu terhadap
perubahan musim, petani dapat mempersiapkan Demikian pula, model konstruksi oleh
perubahan faktor iklim terhadap produktivitas jagung di bawah kenaikan suhu akibat
rata-rata sebesar 6706 ton di sebagian cocok. Selain itu, pasokan air yang
(Gray dan Brady 2016). Pada akhirnya, sukrosa ini sangat penting untuk
tekanan lingkungan yang terjadi sintesis pati. Selain itu, stabilisasi dan
pengisian benih berkontribusi pada siklus hara juga tidak optimal pada
gagal panen (Lesk, Rowhani, dan musim kemarau (Mall, Gupta, dan
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian, Vol.9 No.1 2022 hal: 145 – 160|149
p-ISSN : 2407–1315, e-ISSN : 2722-1881 AGRITEPA, Vol.9, No.1, Januari –Juni 2022
layu sehingga tidak ada cukup energi Selain serangan hama dan
tumbuh (Mall, Gupta, dan Sonkar 2017) 2018) ditemukan fakta adanya
daerah di Provinsi Jawa Tengah yaitu tanaman padi berkurang 20%. Kajian
Pati, dan Kebumen mengalami lahan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah,
salinitas tanah. Penelitian oleh (Taufiq karena saat musim hujan hama
radiatabiji (kacang hijau) dan beratnya baik digunakan pada musim hujan.
al. 2021), salinitas dalam tanah dapat terjadinya fenomena El Nino dan La
yang terkandung dalam tanah karena air Berkurangnya lahan produktif akibat
dan Lukijanto 2015; Swarnam dkk. 2018) produksi benih yang toleran terhadap
pesisir atau dekat pantai terancam. (Perdinan et al. 2019), juga penyesuaian waktu
(Juanda 2015) menyatakan bahwa pada tanam di setiap wilayah akibat variasi curah
tahun 2010 lahan pertanian di pesisir hujan. karena hujan yang berbeda
Gorontalo tergenang air akibat kenaikan menentukan pola tanam (Nugroho dan
muka air laut. Naiknya permukaan laut Nuraini 2016). Dalam kajian (Muslim 2013) di
Dalam penelitian Las (2007), lahan kekeringan dan banjir dilakukan dengan
pertanian di pesisir Jawa, Bali, Sumatera variasi penanaman padi tahan genangan dan
Utara, Lampung, Nusa Tenggara Barat, tahan kekeringan, juga pemeliharaan air
akibat salinitas sehingga mengurangi air. Menanggapi kenaikan suhu, petani dapat
peningkatan suhu, serangan hama, kekeringan, terbaru menunjukkan bahwa adaptasi petani
banjir, dan faktor alam lainnya tidak membuat di Kebumen, Jawa Tengah, yaitu mengganti
tumbuhan statis dalam menghadapinya. tanaman pertanian dengan varietas yang lebih
Adaptasi merupakan respon alami yang toleran terhadap perubahan iklim, bahkan
dilakukan tumbuhan untuk bertahan hidup. berganti pekerjaan dengan tidak lagi menjadi
Meski begitu, kita sebagai manusia yang petani (Sekaranom, Nurjani, dan Nucifera
tanaman tidak bisa hanya mengandalkan strategi adaptasi cukup efektif dalam
adaptasi tanaman saja agar produktivitas tetap menghadapi bencana yang ada.
oleh faktor biotik dan abiotik yang keduanya Sinergi antara itu
bergantung pada kondisi iklim. Oleh karena itu, pemerintah, masyarakat dan seluruh elemen
hasil panen untuk konsumsi manusia juga sangat pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk
bergantung pada iklim masa depan (Burritt mengurangi dampak negatif perubahan iklim agar
2018). Kita harus melakukan upaya non tidak mempengaruhi sektor pertanian Indonesia.
non kimia (Sudarma dan As-syakur 2018), oleh perubahan iklim sehingga mereka
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian, Vol.9 No.1 2022 hal: 145 – 160|151
p-ISSN : 2407–1315, e-ISSN : 2722-1881 AGRITEPA, Vol.9, No.1, Januari –Juni 2022
kebutuhan adaptasi pertanian lebih tinggi daripada negara-negara Djuwendah 2015). Upaya pencegahan
mapan (Elum, Modise, dan Marr 2017). Menurut (Henry 2019), upaya kehilangan air tanah dapat menggunakan
adaptasi pertanian terhadap perubahan iklim tidak cukup mulsa dan pemberian bahan organik untuk
menggunakan satu strategi saja. Diperlukan beberapa strategi mencegah penguapan air dan menyuburkan
untuk saling mendukung. Kita juga membutuhkan pengetahuan tanah (Nurdin 2011). Perbaikan sistem irigasi
yang komprehensif tentang pemilihan adaptasi pada tanaman yang juga dapat didukung dengan membangun
dibudidayakan untuk terus meningkatkan kuantitas dan kualitas penampungan air sehingga kita dapat
(Gunathilaka, Smart, dan Fleming 2018). Salah satu contohnya memanen air hujan dan menyimpannya di
adalah sistem tanam tumpang sari karena memiliki manfaat seperti tempat yang tepat (Gomez-Zavaglia, Mejuto,
pertukaran hara, mengurangi kompetisi rumput dan dan Simal-Gandara 2020). Jejak air saat ini
mengendalikan hama (Swarnam et al. 2018). Strategi penyesuaian perlu digunakan sebagai alat analisis yang
musim tanam juga menjadi salah satu pilihan petani. (Laux et al. digunakan untuk memandu kebijakan terkait
2010) mengungkapkan bahwa penanaman yang terlalu dini akan pengelolaan air berkelanjutan sehingga kita
menyebabkan gagal panen sedangkan penanaman yang terlambat dapat menerapkan keadilan dalam
juga menurunkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Sementara itu, penggunaan sumber daya air. Di China
para petani di Dataran Tinggi Dieng saat musim kemarau kesulitan strategi adaptasi petani disesuaikan dengan
mendapatkan air sehingga harus mengambil air danau yang jauh. kondisi yang ada karena setiap daerah
Bahkan petani yang rumahnya jauh dari tambak atau sungai memiliki perbedaan kenaikan suhu rata-rata
terpaksa tidak menanam kentang (Turasih dan M Kolopaking 2016). (Liu et al. 2020). Sementara itu, Australia
Oleh karena itu, pembangunan bendungan yang tidak jauh dari menerapkan strategi moving rice farming,
kawasan pertanian merupakan pilihan yang tepat untuk menjaga yang semula di wilayah selatan menjadi
ketersediaan air. Petani di Jawa Barat dan Jawa Timur sudah wilayah utara yang curah hujannya lebih
memanfaatkan air bendungan sebagai sumber irigasi saat musim banyak. Selain itu Australia juga
kemarau (Rasmayati dan pembangunan bendungan yang tidak jauh mengembangkan varietas padi yang tahan
dari kawasan pertanian merupakan pilihan yang tepat untuk hama karena di wilayah utara terdapat hama
menjaga ketersediaan air. Petani di Jawa Barat dan Jawa Timur yang dapat mengancam padi (Henry 2019).
musim kemarau (Rasmayati dan pembangunan bendungan yang Melihat strategi yang digunakan oleh
tidak jauh dari kawasan pertanian merupakan pilihan yang tepat negara lain, Indonesia perlu memetakan
untuk menjaga ketersediaan air. Petani di Jawa Barat dan Jawa karakteristik masing-masing wilayah baik dari segi
Timur sudah memanfaatkan air bendungan sebagai sumber irigasi jenis tanah, curah hujan, maupun suhu udara rata-
saat musim kemarau (Rasmayati dan rata sehingga dapat menentukan strategi yang
pengembangan asuransi pertanian yang dapat teknologi dapat digunakan sebagai strategi untuk menghadapi
meringankan petani dalam hal penyediaan perubahan iklim yang mengancam produksi tanaman. Sebuah
modal usaha tani dan kerugian finansial akibat model bernama SaltMod yang dapat memprediksi pengaruh
perubahan iklim (Hidayati dan Suryanto 2015). irigasi terhadap salinitas tanah, drainase dan air tanah,
Strategi komunikasi juga harus dilibatkan kemudian dapat dirumuskan strategi mitigasinya (Gomez-
dalam pendidikan tentang perubahan iklim. Zavaglia, Mejuto, dan Simal-Gandara 2020). Contoh lain adalah
Berdasarkan kajian Irwansyah (Irwansyah model MONICA (Model for Nitrogen and Carbon dynamics in
2016), masalah perubahan iklim kurang Agro-ecosystems) yang dapat mensimulasikan pertumbuhan
menarik untuk dipublikasikan di media dan perkembangan tanaman, aliran dan suhu tanah,
Indonesia. Padahal, isu tersebut sangat transportasi nitrogen dan penggantian senyawa organik tanah
strategis dan komunikasinya perlu diperluas (Hampf et al. 2020). MONICA juga dapat memprediksi dampak
tidak hanya ke kotak sains. Di Gunung Kidul, perubahan iklim dan pengelolaan lahan terhadap produktivitas
Yogyakarta, para petani memiliki penanggalan pertanian, keseimbangan karbon, dan efisiensi nitrogen
tradisional pertanian Pranoto Mongso yang (Nendel 2014). Model lain seperti HERMES dapat digunakan
disusun berdasarkan pengamatan musim untuk memperkirakan pertumbuhan tanaman, air tanah, dan
sejak dahulu kala tetapi perubahan iklim dinamika N di lahan subur (Hlavinka et al. 2014). Penggunaan
perubahan musim. Sebagian besar petani iklim terhadap pertanian sebelum terjadi sehingga pemerintah
tidak dapat mengetahui penyebab hilangnya khususnya dapat merumuskan manajemen risiko, mengambil
tanda tersebut (Retnowati et al. 2014). (Masud langkah dan kebijakan yang diperlukan, serta melakukan
et al. 2017) menemukan bahwa kemampuan penyuluhan pertanian kepada petani. Selain teknologi,
petani untuk mengenali perubahan iklim penyediaan akses internet yang memadai bagi petani cukup
sebagai faktor penyebabnya merupakan baik agar informasi yang mereka miliki tentang perubahan
syarat utama untuk melakukan adaptasi di iklim meningkat sehingga petani memiliki kesiapan menanam
bidang pertanian. Oleh karena itu, (Hasibuan, Gregg, and Stringer 2020). Dari sekarang,
penggunaan media perlu dimaksimalkan menyediakan akses internet yang memadai bagi petani sudah
untuk mengedukasi petani dalam memahami cukup baik sehingga informasi yang mereka miliki tentang
perubahan iklim yang mempengaruhi perubahan iklim meningkat sehingga petani memiliki kesiapan
produksi pertanian dan memberikan pilihan menanam (Hasibuan, Gregg, and Stringer 2020). Dari sekarang,
bagi petani untuk beradaptasi dengan menyediakan akses internet yang memadai bagi petani sudah
perubahan iklim. cukup baik sehingga informasi yang mereka miliki tentang
Era revolusi industri kini perubahan iklim meningkat sehingga petani memiliki kesiapan
memiliki meningkatkan teknologi menanam (Hasibuan, Gregg, and Stringer 2020). Dari sekarang,
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian, Vol.9 No.1 2022 hal: 145 – 160|153
p-ISSN : 2407–1315, e-ISSN : 2722-1881 AGRITEPA, Vol.9, No.1, Januari –Juni 2022
itu pemerintah harus anggaran untuk udara akibat pembakaran sisa-sisa tanaman
berkelanjutan pertanian riset ke pasca panen. Emisi gas rumah kaca ini
meminimalkan efek negatif pada dunia yang terus berkontribusi pada peristiwa perubahan iklim,
berubah ini. Peran ini harus dijalankan dan sehingga pembakaran pasti tidak dianjurkan
bersinergi dengan dunia demi masa depan manusia untuk sisa tanaman. Dengan mengurangi gas
yang lebih baik. Pekerjaan ini akan sejalan dengan ini, kami berharap iklim lebih cocok untuk
direncanakan oleh negara-negara di seluruh dunia strategi lainnya adalah investasi dalam
pendidikan, termasuk konsumsi dan produksi yang bawah perubahan iklim. (Campbell et al. 2016)
dengan mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) informasi yang komprehensif mengenai dampak
adalah metode lain yang efektif (Smith dan Gregory perubahan iklim terhadap pertanian yang terjadi
2013). Seperti yang kita ketahui, perubahan iklim di beberapa daerah sehingga dapat menjadi
disebabkan oleh peningkatan GRK. Karbon dioksida acuan bagi pemangku kepentingan untuk
bersama dengan karbon monoksida merupakan mempersiapkan upaya adaptasi pertanian. Studi
salah satu GRK yang memungkinkan masuknya ini mendorong peneliti lain untuk mempelajari
sinar matahari tetapi pada saat yang sama akan dan mengembangkan strategi adaptasi lain yang
memerangkap panas di atmosfer sehingga dapat melengkapi strategi yang ada untuk
2017). Kita harus memangkas konsumsi energi fosil perubahan iklim. Kami menganggap bahwa
secara bertahap dan beralih ke energi listrik dalam meningkatkan komunikasi tentang perubahan
kehidupan kita sehari-hari. Pada tahun 2015, emisi iklim melalui media massa juga merupakan
karbon teramati dari limbah pertanian padi, tebu, terobosan yang perlu lebih diintensifkan lagi
singkong, dan jagung di Lampung (Andini et al. karena informasi yang spesifik mendorong kita
2018). 85-96% CO22karbon dioksida dan 3 -13% untuk menangani masalah secara efektif.
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian, Vol.9 No.1 2022 hal: 145 – 160|155
p-ISSN : 2407–1315, e-ISSN : 2722-1881 AGRITEPA, Vol.9, No.1, Januari –Juni 2022
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian, Vol.9 No.1 2022 hal: 145 – 160|157
p-ISSN : 2407–1315, e-ISSN : 2722-1881 AGRITEPA, Vol.9, No.1, Januari –Juni 2022
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian, Vol.9 No.1 2022 hal: 145 – 160|159
p-ISSN : 2407–1315, e-ISSN : 2722-1881 AGRITEPA, Vol.9, No.1, Januari –Juni 2022