Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337693883

AGROEKOLOGI : MODEL PERTANIAN BERKELANJUTAN MASA DEPAN

Article  in  Jurnal Tambora · September 2016


DOI: 10.36761/jt.v1i3.142

CITATIONS READS

0 1,786

1 author:

Kiki Yulianto
Sumbawa University of Technology
4 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Sumbawa Electric Milk View project

All content following this page was uploaded by Kiki Yulianto on 10 March 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURNAL TAMBORA Vol. 1 No. 3 Desember 2016

Science and Tecnology

Agroekologi : Model Pertanian Berkelanjutan Masa Depan

Kiki Yulianto
Email: kikiyulianto87@gmail.com

Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Teknologi Sumbawa

I. PENDAHULUAN berkurangnya kelembaban tanah akan


1.1. Latar Belakang menganggu sektor pertanian.
Indonesia sebagai negara kepulauan
yang terletak di daerah khatulistiwa 1.2. Perumusan Masalah
termasuk wilayah yang sangat rentan Fenomena pemanasan global telah
terhadap perubahan iklim. Perubahan pola memberikan dampak pada berubahnya
curah hujan, kenaikan muka air laut, dan tatanan iklim dunia yang saat ini telah kita
suhu udara, serta peningkatan kejadian rasakan dampaknya secara global.
iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan Perubahan iklim global (global climate
merupakan beberapa dampak serius change) telah memberikan dampak nyata
perubahan iklim yang dihadapi Indonesia. disemua sisi kehidupan masyarakat di
Perubahan iklim akan menyebabkan: Indonesia dan di dunia pada umumnya.
(a) seluruh wilayah Indonesia mengalami Setahun terakhir banyak sekali petani yang
kenaikan suhu udara, dengan laju yang mengalami gagal panen dan nelayan tidak
lebih rendah dibanding wilayah subtropis; melaut akibat kondisi iklim dan cuaca yang
(b) wilayah selatan Indonesia mengalami tidak menentu. Jadwal dan pola tanampun
penurunan curah hujan, sedangkan wilayah mengalami perubahan.
utara akan mengalami peningkatan curah Sektor pertanian perlu beradaptasi
hujan. Perubahan pola hujan tersebut terhadap perubahan iklim karena seiring
menyebabkan berubahnya awal dan dengan semakin tingginya suhu bumi dan
panjang musim hujan. Di wilayah Indonesia berubahnya pola presipitasi terjadi juga:
bagian selatan, musim hujan yang makin perubahan zona iklim dan pertanian,
pendek akan menyulitkan upaya perubahan pola produksi pertanian, makin
meningkatkan indeks pertanaman (IP) meningkatnya produktivitas karena
apabila tidak tersedia varietas yang pertambahan CO2 di atmosfer dan
berumur lebih pendek dan tanpa bertambahnya kerentanan orang-orang
rehabilitasi jaringanirigasi. Meningkatnya yang tidak memiliki tanah dan miskin.
hujan pada musim hujan menyebabkan Perubahan iklim akan mempengaruhi
tingginya frekuensi kejadian banjir, hasil panen yang kemungkinan besar akan
sedangkan menurunnya hujan pada musim berkurang disebabkan oleh semakin
kemarau akan meningkatkan risiko keringnya lahan akibat musim kemarau
kekekeringan. Sebaliknya, di wilayah yang lebih panjang. Pada skala yang
Indonesia bagian utara, meningkatnya ekstrem, berkurangnya hasil panen dapat
hujan pada musim hujan akan mengancam ketahanan pangan. Selain itu,
meningkatkan peluang indeks penanaman, kebutuhan irigasi pertanian juga akan
namun kondisi lahan tidak sebaik di Jawa. semakin meningkat namun disaat yang
Trend perubahan ini tentunya sangat sama terjadi kekurangan air bersih karena
berkaitan dengan sektor pertanian. mencairnya es di kutub yang menyebabkan
Perpaduan antara meningkatnya suhu berkurangnya cadangan air bersih dunia.
rata-rata, siklus hidrologi yang terganggu Hal ini dapat berujung pada kegagalan
sehingga menyebabkan musim kemarau panen berkepanjangan yang juga
lebih panjang dan musim hujan yang lebih menyebabkan pasokan pangan menjadi
intensif namun lebih pendek, meningkatnya sangat tidak pasti.
siklus anomali musim kering dan hujan dan

46
JURNAL TAMBORA Vol. 1 No. 3 Desember 2016

Curah hujan di beberapa wilayah di tidak melampaui ekosistem yang


Indonesia diprediksikan akan meningkat mendukung kehidupannya. Dewasa ini
sekitar 2-3%/tahun. Di Jawa, Bali, NTB, masalah pertanian berkelanjutan telah
NTT, sebagian Sulawesi, Maluku dan Papua dijadikan sebagai isu penting yang perlu
curah hujan akan berkurang. terus di sosialisasikan ditengah masyarakat.
Kecenderungan yang akan terjadi adalah Oleh karena itu penulis merasa tertarik
musim kemarau lebih panjang. Khusus di untuk mengurai permasalahan pertanian
Pulau Jawa, perubahan musim akan sangat berkelanjutan yang terkait hubungan
ekstrem dimana musim hujan akan menjadi dengan perubahan iklim yang terjadi di
sangat basah dan musim kering akan bumi ini.
menjadi sangat kering dan lebih panjang.
Hal ini menyebabkan Jawa menjadi rawan 1.3. Tujuan Penulisan
banjir dan kekeringan. (BMKG, 2009). Tujuan penulisan adalah menyajikan
Dampak perubahan iklim terhadap model pertanian berkelanjutan dalam
Indonesia dapat positif maupun negatif. Di menghadapi pengaruh perubahan iklim dan
beberapa daerah, konsentrasi CO2 di memberikan informasi dalam mendukung
atmosfer dan radiasi matahari dapat pelaksanaan pembangunan pertanian.
berakibat positif untuk proses fotosintesis.
Pemanasan global menyebabkan II. URAIAN
penurunan hasil panen di Jawa Barat dan 2.1. Perubahan Iklim Global
Jawa Timur. Sementara konsentrasi CO2 Perubahan iklim dengan segala
yang dilipat gandakan akan mempengaruhi penyebabnya secara faktual sudah terjadi di
hasil panen di benua Asia antara -22% tingkat lokal, regional maupun global.
hingga +28% pada tahun 2100 (Reilley, Peningkatan emisi dan konsentrasi gas
1996 dalam PEACE, 2007). rumah kaca (GRK) mengakibatkan
Konsep pembangunan berkelanjutan terjadinya pemanasan global, diikuti
sebenarnya sudah lama menjadi perhatian dengan naiknya tinggi permukaan air laut
para ahli. Namun istilah keberlajutan akibat pemuaian dan pencairan es di
(sustainability) sendiri baru muncul sejak wilayah kutub.
beberapa dekade yang lalu, walaupun Naiknya tinggi permukaan air laut
perhatian terhadap keberlanjutan sudah akan meningkatkan energi yang tersimpan
dimulai sejak Malthus pada tahun 1798. dalam atmosfer, sehingga mendorong
Tujuan pembangunan pada hakekatnya terjadinya perubahan iklim, antara lain El
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan Nino dan La Nina. Fenomena El Nino dan La
dan kemakmuran masyarakat. Sedangkan Nina sangat berpengaruh terhadap kondisi
Pembangunan berkelanjutan adalah cuaca/iklim di wilayah Indonesia dengan
pembangunan yang memenuhi kebutuhan geografis kepulauan. Sirkulasi antara benua
generasi saat ini tanpa mengurangi Asia dan Australia serta Samudera Pasifik
kemampuan generasi mendatang untuk dan Atlantik sangat berpengaruh, sehingga
memenuhi kebutuhan mereka. Untuk wilayah Indonesia sangat rentan terhadap
mencapai tujuan tersebut dibutuhkan dampak dari perubahan iklim. Hal ini
strategi pelaksanaannya, diantaranya ada diindikasikan dengan terjadinya berbagai
empat hal yang perlu diperhatikan yaitu; peristiwa bencana alam yang intensitas dan
pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, frekuensinya terus meningkat.
integrasi, dan perspektif jangka panjang Fenomena El Nino adalah naiknya
yang diikuti pendekatan secara ideal. suhu di Samudera Pasifik hingga menjadi
Pembangunan berkelanjutan mencakup 31°C, sehingga akan menyebabkan
berbagai aspek kehidupan yaitu; kekeringan yang luar biasa di Indonesia.
keberlanjutan ekologis, ekonomi, sosial Dampak negatifnya antara lain adalah
budaya, politik, serta pertahanan dan peningkatan frekuensi dan luas kebakaran
keamanan. hutan, kegagalan panen, dan penurunan
Pertanian berkelanjutan adalah ketersediaan air. Fenomena La Nina
sebagai upaya manusia untuk memperbaiki merupakan kebalikan dari El Nino, yaitu
mutu kehidupan dengan tetap berusaha gejala menurunnya suhu permukaan

47
JURNAL TAMBORA Vol. 1 No. 3 Desember 2016

Samudera Pasifik, yang menyebabkan angin komprehensif dan intensif terhadap


serta awan hujan ke Australia dan Asia komponen sumber daya, infrastruktur, dan
Bagian Selatan, termasuk Indonesia. sub sektor pertanian, serta daerah-daerah
Akibatnya, curah hujan tinggi disertai rawan atau yang telah terkena dampak
dengan angin topan dan berdampak pada perubahan iklim, serta adaptasi yang telah,
terjadinya bencana banjir dan longsor sedang dan akan diterapkan. Dalam
besar. menghadapi dan menanggulangi dampak
Perubahan iklim sudah berdampak perubahan iklim, terutama kekeringan dan
pada berbagai aspek kehidupan dan sektor banjir perlu adanya (a) Standard Operating
pembangunan di Indonesia. Sektor Procedure (SOP) tentang informasi
kesehatan manusia, infrastruktur, pesisir perubahan iklim serta mekanisme
dan sektor lain yang terkait dengan penyampaiannya ke pengguna terutama
ketersediaan pangan (pertanian, kehutanan petani, dan (b) Sekolah Lapang Pertanian
dan lainnya) telah mengalami dampak (SLP) yang terintegrasi untuk berbagai
perubahan tersebut. aspek seperti pengelolaan informasi
Di sektor pertanian, sama dengan iklim/air, pengendalian hama terpadu,
sektor lainnya, belum ada studi tingkat agribisnis, dan lain-lain. Strategi Antisipasi
nasional yang mengkaji dampak perubahan dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor
iklim terhadap sumber daya iklim, lahan, Pertanian adalah dengan : (a) menggalang
dan sistem produksi pertanian (terutama komunikasi di antara Lembaga Penelitian/
pangan). Beberapa studi masih dilakukan Perguruan Tinggi, baik nasional maupun
pada tingkat lokal, seperti pengkajian internasional, (b) mengintegrasikan dan
dampak perubahan iklim pada hasil padi mensinergikan kegiatan-kegiatan penelitian
dengan menggunakan model simulasi. yang berkaitan dengan perubahan iklim,
Kerentanan suatu daerah terhadap dan (c) melaksanakan penelitian secara
perubahan iklim atau tingkat ketahanan terintegrasi yang melibatkan berbagai
dan kemampuan beradaptasi terhadap lembaga penelitian dan perguruan tinggi.
dampak perubahan iklim, bergantung pada Program penelitian ditujukan pada
struktur sosial-ekonomi, besarnya dampak pengkajian/analisis dampak biofisik
yang timbul, infrastruktur, dan teknologi (sumber daya, infrastruktur/ sarana, sistem
yang tersedia. Di Indonesia, upaya-upaya produksi dan aspek social ekonomi),
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim konsep strategi antisipasi, mitigasi dan
sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1990, penanggulangan (adaptasi teknologi), dan
walaupun Indonesia tidak memiliki membangun kemampuan prediksi dan
kewajiban untuk memenuhi target penyampaian informasi. Kegiatan yang
penurunan emisi GRK. Untuk memperkuat berkaitan dengan perakitan teknologi,
pelaksanaan mitigasi dan adaptasi terutama varietas unggul, akan dikaitkan
perubahan iklim di Indonesia pada sektor dengan program penelitian balai penelitian
pertanian, perlu ditetapkan strategi komoditas.
nasional mitigasi dan adaptasi perubahan Penyusunan dan penyampaian hasil
iklim secara ter integrasi, yang melibatkan prakiraan musim yang menjadi otoritas
berbagai instansi terkait BMG perlu dilakukan lebih sering dan cepat,
minimal 4 kali setahun. Hasil prakiraan
2.2. Strategi Antisipasi tersebut perlu diformulasikan oleh Pokja
Perlunya pemahaman yang baik Anomali Iklim dan Badan Litbang Pertanian,
terhadap fenomena dan dampak perubahan agar menjadi informasi yang lebih aplikatif
iklim global pada sektor pertanian dan dan mudah dipahami penyuluh dan petani.
strategi antisipasi yang harus dilakukan. Selanjutnya, informasi matang tersebut
Untuk itu, hasil kegiatan penelitian/ perlu segera disampaikan kepada
pengkajian dan adaptasi yang telah masyarakat pertanian agar kegiatan
dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian adaptasi pertanian dapat segera dilakukan.
perlu diinventarisasi untuk dirumuskan dan Selain melakukan adaptasi dan mitigasi
disosialisasikan ke berbagai kalangan. Perlu perubahan iklim, diperlukan upaya untuk
penelitian/pengkajian yang lebih memanfaatkan perubahan iklim tersebut,

48
JURNAL TAMBORA Vol. 1 No. 3 Desember 2016

agar menjadi sahabat dalam sektor 1. Pertanian masa depan terletak pada
pertanian. keragaman hayati, pertanian
2.3. Agroekologi1 Ramah Lingkungan : berbasis agroekologi (termasuk
Model Pertanian Berkelanjutan Masa pertanian organik) yang dapat
Depan memenuhi tujuan sosial, ekonomi
Perubahan iklim akan mempengaruhi dan lingkungan.
produktivitas pertanian dan kesejahteraan 2. Ketergantungan pada sumberdaya
manusia. Secara keseluruhan, diperkirakan ekstraktif pertanian industri adalah
bahwa produktivitas tanaman akan tidak berkelanjutan, terutama
menurun pada garis terendah, terutama di dalam menghadapi iklim yang
musim kering dan daerah-daerah tropis. memburuk, krisis energi dan air.
Hal ini akan meningkatkan risiko kelaparan. 3. Teknis perbaikan jangka pendek,
Selain itu, mayoritas pedesaan miskin di termasuk tanaman rekayasa
dunia yang tinggal di daerah-daerah miskin genetik, tidak dapat mengatasi
sumberdaya, sangat heterogen dan rawan kompleksnya tantangan yang
risiko yang akan paling terpukul oleh dihadapi pertanian, dan seringkali
perubahan iklim memperburuk kerugian sosial dan
Di sisi lain, pertanian melepaskan lingkungan.
sebagian besar karbondioksida, metana dan 4. Pencapaian ketahanan pangan dan
nitroksida ke atmosfer, yang berjumlah mata pencaharian yang
sekitar 10-12 persen emisi gas rumah kaca berkelanjutan memerlukan jaminan
anthropogenik global setiap tahunnya. Jika akses dan kontrol sumberdaya oleh
kontribusi tidak langsung (misalnya petani skala kecil, khususnya
konversi lahan, produksi dan distribusi perempuan.
pupuk dan operasi pertanian) ikut dihitung, 5. Pengetahuan tradisional dan inovasi
kontribusi pertanian dapat setinggi 17-32 berbasis masyarakat adalah bagian
persen emisi anthropogenik2 global. tak ternilai dari solusi.
Tantangannya adalah merancang Dengan meningkatkan ketahanan
pertanian yang dapat menyesuaikan dan dalam agroekosistem, agroekologi dapat
merespon perubahan iklim, serta meningkatkan kemampuan untuk terus
mengurangi emisi gas rumah kaca. berfungsi ketika berhadapan dengan
Tantangan ini dapat dipenuhi melalui kejadian tak terduga seperti perubahan
keragaman hayati, pertanian berbasis iklim. Ketahanan terhadap bencana iklim
agroekologi. berhubungan erat dengan keragaman
Hal ini diakui oleh Kajian hayati pertanian; praktik-praktik yang
International tentang Pertanian, Ilmu meningkatkan keragaman hayati pertanian
Pengetahuan dan Teknologi untuk memungkinkan untuk meniru proses-
Pembangunan (International Assessment on proses ekologi alami, sehingga
Agricultural Knowledge, Science and memungkinkan mereka menanggapi
Technology for Development - IAASTD), yang perubahan dan mengurangi risiko dengan
merupakan penilaian pertanian paling lebih baik.
komprehensif saat ini. Beberapa temuan Dengan demikian, petani yang
kunci dari IAASTD3 adalah: meningkatkan keragaman antar spesies,
kurang mengalami dampak kerusakan
dibandingkan dengan petani konvensional
yang menanam secara monokultur. Selain
1
Agroekologi adalah ilmu pengetahuan dalam itu, penggunaan keragaman intraspesifik
pertanian berkelanjutan atau ekologis (tanaman yang sama dengan kultivar
2
Antropogenik adalah segala sesuatu yang berbeda) adalah perlindungan terhadap
disebabkan oleh manusia perubahan lingkungan di masa depan.
3
IAASTD adalah kajian multistakeholder meliputi
Praktik-praktik agroekologi yang
lebih dari 400 ahli dengan periode lebih dari empat
tahun, dan didukung oleh Bank Dunia (World melestarikan kesuburan tanah dan
Bank), FAO, UNEP, UNDP, WHO, UNESCO and memelihara atau meningkatkan bahan
GEF. organik dapat mengurangi efek negatif dari

49
JURNAL TAMBORA Vol. 1 No. 3 Desember 2016

kekeringan disamping meningkatkan kesuburan tanah dan pemulihan lahan


produktivitas. Kemampuan menahan air rusak, perbaikan pengelolaan air dan padi,
tanah diperkuat dengan praktik-praktik pengelolaan pemupukan, perubahan
yang membangun materi organik, sekaligus pemanfaatan lahan dan agroforestry.
membantu petani menghadapi kekeringan. Diperkirakan bahwa konversi menuju
Selain itu, praktik-praktik penampungan air pertanian organik akan meningkatkan
memudahkan petani mengandalkan penyerapan karbondioksida melalui
cadangan air selama musim kemarau. penggunaan teknik-teknik yang
Praktik-praktik lain seperti penyimpanan membangun materi organik tanah, serta
sisa hasil tanam, jerami, dan agroforestry, mengurangi emisi nitroksida hingga dua-
menjaga kelembaban tanah dan melindungi pertiga karena tidak ada input nitrogen
tanaman terhadap iklim mikro ekstrem. mineral eksternal dan lebih efisien
Selain itu, bahan organik juga penggunaan nitrogen. Sistem organik telah
meningkatkan penangkapan air dalam menemukan cara untuk menyimpan lebih
tanah, sehingga secara signifikan banyak karbondioksida daripada pertanian
mengurangi risiko banjir. konvensional, sedangkan teknik yang
Pengetahuan adat dan tradisional mengurangi erosi tanah dapat
adalah sumber informasi utama tentang mengkonversi kehilangan karbon menjadi
kemampuan adaptasi, seleksi terpusat, keuntungan. Pertanian organik juga mandiri
eksperimental dan kemampuan tangguh dalam nitrogen karena daur ulang pupuk
petani. Banyak petani mengatasi perubahan kandang dari ternak dan residu tanaman
iklim dalam berbagai cara, seperti melalui pembuatan kompos, serta
mengurangi kegagalan panen melalui penanaman tanaman polong-polongan.
peningkatan penggunaan varietas lokal
tahan kekeringan, pemanenan air, III. SIMPULAN
penanaman ekstensif, tanaman campuran, Indonesia sebagai negara kepulauan
agroforestri, penyiangan yang terpilih dan yang terletak di daerah khatulistiwa
pengumpulan tanaman liar. Pengetahuan termasuk wilayah yang sangat rentan
tradisional, ditambah dengan investasi yang terhadap perubahan iklim. Perubahan pola
tepat dalam pembibitan tanaman, bisa curah hujan, kenaikan muka air laut, dan
menghasilkan varietas baru dengan potensi suhu udara, serta peningkatan kejadian
adaptasi iklim. iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan
Di sisi lain, pertanian memiliki potensi merupakan beberapa dampak serius
untuk berubah dari salah satu penyumbang perubahan iklim yang dihadapi Indonesia.
emisi gas rumah kaca terbesar menjadi Fenomena pemanasan global telah
lebih kecil dan bahkan bisa menjadi memberikan dampak pada berubahnya
penyerap karbon, selain menawarkan tatanan iklim dunia yang saat ini telah kita
pilihan untuk mitigasi dengan mengurangi rasakan dampaknya secara global.
emisi dan penyerapan karbondioksida dari Perubahan iklim global (global climate
atmosfer ke dalam tanah. Solusinya adalah change) telah memberikan dampak nyata
menyerukan perubahan menuju praktik- disemua sisi kehidupan masyarakat di
praktik pertanian berkelanjutan yang Indonesia dan di dunia pada umumnya.
membangun karbon dalam tanah dan Setahun terakhir banyak sekali petani yang
menggunakan lebih sedikit pupuk dan mengalami gagal panen akibat kondisi iklim
pestisida kimia. dan cuaca yang tidak menentu. Jadwal dan
Ada bermacam praktik-praktik yang pola tanampun mengalami perubahan.
dapat mengurangi kontribusi sektor Dalam strategi untuk mengatasi
pertanian terhadap perubahan iklim. Ini pengaruh perubahan iklim terhadap
termasuk rotasi tanaman dan peningkatan pertanian berkelanjutan, maka diperlukan
desain sistem pertanian, perbaikan langkah-langkah yaitu :
pengolaan penanaman, peningkatan 1. Merancang pertanian yang dapat
pengelolaan nutrisi dan pupuk kandang, menyesuaikan dan merespon
peningkatan lahan untuk merumput dan perubahan iklim, serta mengurangi
pengelolaan ternak, mempertahankan emisi gas rumah kaca. Tantangan ini

50
JURNAL TAMBORA Vol. 1 No. 3 Desember 2016

dapat dipenuhi melalui keragaman


hayati, pertanian berbasis DAFTAR PUSTAKA
agroekologi. Anonim. 2008. Dampak perubahan iklim
2. Studi tingkat nasional yang mengkaji terhadap sektor pertanian, serta
dampak perubahan iklim terhadap strategi antisipasi dan teknologi
sumber daya iklim, lahan, dan sistem adaptasi. BBPPSLP, Bogor.
produksi pertanian (terutama Anonim. 2010. Pertanian seperti apa yang
pangan). kita butuhkan di era perubahan
3. Penelitian/pengkajian yang lebih iklim. www.wfu.com diakses tanggal
komprehensif dan intensif terhadap 09 Desember 2010.
komponen sumber daya, BMKG. 2009. Tren Perubahan Iklim dan
infrastruktur, dan sub sektor Dampaknya bagi Indonesia:
pertanian, serta daerah-daerah rawan Perspektif dari Model dan Kajian
atau yang telah terkena dampak Ilmiah Terbaru. Presentasi pada FGD
perubahan iklim, serta adaptasi yang tentang Adaptasi, DNPI, Jakarta.
telah, sedang dan akan diterapkan. Maulidia, Martha. 2010. Dampak perubahan
4. Praktik-praktik agroekologi yang iklim terhadap pertanian.
melestarikan kesuburan tanah dan www.iklimkarbon.com diakses
memelihara atau meningkatkan bahan tanggal 09 Desember 2010.
organik dapat mengurangi efek PEACE. 2007. Indonesia and Climate Change:
negatif dari kekeringan disamping Current Status and Policies. World
meningkatkan produktivitas. Bank, Jakarta.

51

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai