net/publication/337693883
CITATIONS READS
0 1,786
1 author:
Kiki Yulianto
Sumbawa University of Technology
4 PUBLICATIONS 1 CITATION
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Kiki Yulianto on 10 March 2020.
Kiki Yulianto
Email: kikiyulianto87@gmail.com
46
JURNAL TAMBORA Vol. 1 No. 3 Desember 2016
47
JURNAL TAMBORA Vol. 1 No. 3 Desember 2016
48
JURNAL TAMBORA Vol. 1 No. 3 Desember 2016
agar menjadi sahabat dalam sektor 1. Pertanian masa depan terletak pada
pertanian. keragaman hayati, pertanian
2.3. Agroekologi1 Ramah Lingkungan : berbasis agroekologi (termasuk
Model Pertanian Berkelanjutan Masa pertanian organik) yang dapat
Depan memenuhi tujuan sosial, ekonomi
Perubahan iklim akan mempengaruhi dan lingkungan.
produktivitas pertanian dan kesejahteraan 2. Ketergantungan pada sumberdaya
manusia. Secara keseluruhan, diperkirakan ekstraktif pertanian industri adalah
bahwa produktivitas tanaman akan tidak berkelanjutan, terutama
menurun pada garis terendah, terutama di dalam menghadapi iklim yang
musim kering dan daerah-daerah tropis. memburuk, krisis energi dan air.
Hal ini akan meningkatkan risiko kelaparan. 3. Teknis perbaikan jangka pendek,
Selain itu, mayoritas pedesaan miskin di termasuk tanaman rekayasa
dunia yang tinggal di daerah-daerah miskin genetik, tidak dapat mengatasi
sumberdaya, sangat heterogen dan rawan kompleksnya tantangan yang
risiko yang akan paling terpukul oleh dihadapi pertanian, dan seringkali
perubahan iklim memperburuk kerugian sosial dan
Di sisi lain, pertanian melepaskan lingkungan.
sebagian besar karbondioksida, metana dan 4. Pencapaian ketahanan pangan dan
nitroksida ke atmosfer, yang berjumlah mata pencaharian yang
sekitar 10-12 persen emisi gas rumah kaca berkelanjutan memerlukan jaminan
anthropogenik global setiap tahunnya. Jika akses dan kontrol sumberdaya oleh
kontribusi tidak langsung (misalnya petani skala kecil, khususnya
konversi lahan, produksi dan distribusi perempuan.
pupuk dan operasi pertanian) ikut dihitung, 5. Pengetahuan tradisional dan inovasi
kontribusi pertanian dapat setinggi 17-32 berbasis masyarakat adalah bagian
persen emisi anthropogenik2 global. tak ternilai dari solusi.
Tantangannya adalah merancang Dengan meningkatkan ketahanan
pertanian yang dapat menyesuaikan dan dalam agroekosistem, agroekologi dapat
merespon perubahan iklim, serta meningkatkan kemampuan untuk terus
mengurangi emisi gas rumah kaca. berfungsi ketika berhadapan dengan
Tantangan ini dapat dipenuhi melalui kejadian tak terduga seperti perubahan
keragaman hayati, pertanian berbasis iklim. Ketahanan terhadap bencana iklim
agroekologi. berhubungan erat dengan keragaman
Hal ini diakui oleh Kajian hayati pertanian; praktik-praktik yang
International tentang Pertanian, Ilmu meningkatkan keragaman hayati pertanian
Pengetahuan dan Teknologi untuk memungkinkan untuk meniru proses-
Pembangunan (International Assessment on proses ekologi alami, sehingga
Agricultural Knowledge, Science and memungkinkan mereka menanggapi
Technology for Development - IAASTD), yang perubahan dan mengurangi risiko dengan
merupakan penilaian pertanian paling lebih baik.
komprehensif saat ini. Beberapa temuan Dengan demikian, petani yang
kunci dari IAASTD3 adalah: meningkatkan keragaman antar spesies,
kurang mengalami dampak kerusakan
dibandingkan dengan petani konvensional
yang menanam secara monokultur. Selain
1
Agroekologi adalah ilmu pengetahuan dalam itu, penggunaan keragaman intraspesifik
pertanian berkelanjutan atau ekologis (tanaman yang sama dengan kultivar
2
Antropogenik adalah segala sesuatu yang berbeda) adalah perlindungan terhadap
disebabkan oleh manusia perubahan lingkungan di masa depan.
3
IAASTD adalah kajian multistakeholder meliputi
Praktik-praktik agroekologi yang
lebih dari 400 ahli dengan periode lebih dari empat
tahun, dan didukung oleh Bank Dunia (World melestarikan kesuburan tanah dan
Bank), FAO, UNEP, UNDP, WHO, UNESCO and memelihara atau meningkatkan bahan
GEF. organik dapat mengurangi efek negatif dari
49
JURNAL TAMBORA Vol. 1 No. 3 Desember 2016
50
JURNAL TAMBORA Vol. 1 No. 3 Desember 2016
51