Anda di halaman 1dari 6

Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

Kumawula, Vol. 4, No.1, April 2021, Hal 131 – 136


DOI: https://doi.org/10.24198/kumawula.v4i1.32484
ISSN 2620-844X (online)
Tersedia online di http://jurnal.unpad.ac.id/kumawula/index

PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB) SEBAGAI UPAYA


EDUKASI LINGKUNGAN
Firlawanti Lestari Baguna1*, Fadila Tamnge2, Mahdi Tamrin3
1
Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Khairun
2
Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Khairun
3
Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Khairun
*Korespondensi : firlalestari@gmail.com

ABSTRACT

The amount of newly built-up areas that have caused land conversion is higher. Which leads to green open spaces
being reduced in number. So that the areas that can absorb water have been reduced. This program aims to
increase public understanding of biopores and the positive impacts of utilizing infiltration water and organic waste
for the environment. Environmental problems in Sasa include the lack of clean water availability and knowledge
of organic waste management. The activities carried out were socialization and training on making biopores and
organic fertilizers. The results of the activities are the installation of 10 biopore infiltrations as examples to be
utilized and developed by the community, as well as the availability of solid organic fertilizers from organic waste
which can be used as production inputs on agricultural land to reduce production costs and the availability of
water.

Keywords: Environmental Education; Biopore, Organic garbage

ABSTRAK

Semakin banyak lahan terbangun maka tingkat alih fungsi lahan semakin tinggi dan ruang terbuka hijau (RTH)
menjadi semakin berkurang sehingga ruang resapan menjadi rendah. Program ini bertujuan untuk mengedukasi
serta meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap lubang resapan air tanah dan pemanfaatan air resapan dan
sampah organik bagi lingkungan. Permasalahan lingkungan yang dihadapi Kelurahan Sasa yaitu rendahnya
ketersediaan air bersih dan pengetahuan pengelolaan sampah organik. Kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi
dan pelatihan pembuatan LRB. Hasil kegiatan yaitu terpasangnya 10 lubang resapan biopori sebagai contoh untuk
dimanfaatkan dan dikembangkan oleh masyarakat, juga tersedianya pupuk organik padat dari sampah-sampah
organik yang dapat digunakan sebagai input produksi pada lahan pertanian sehingga dapat mengurangi biaya
produksi serta masyarakat dapat menjaga lingkungan dan ketersediaan air bersih.

Kata Kunci: Edukasi Lingkungan; Biopori; Sampah Organik

meyebabkan ruang resapan semakin sedikit.


PENDAHULUAN
Permukiman masyarakat mulai dibangun
Permasalahan lingkungan terus hingga ke kaki Gunung Gamalama dan aktivitas
berkembang dan semakin kompleks. Kepadatan lainnya sehingga membuka lahan yang awalnya
penduduk dan kebutuhan umum akan berhutan menjadi kawasan termodifikasi.
berpengaruh terhadap tingkat pembangunan Dampak dari hal ini adalah bencana banjir pada
suatu wilayah. Semakin banyak lahan musim hujan dan kekeringan pada musim
terbangun maka tingkat alih fungsi lahan akan kemarau. Elsie et al., (2017), menambahkan
semakin tinggi dan RTH (ruang terbuka hijau) bahwa tidak adanya resapan air di pekarangan
menjadi semakin berkurang sehingga rumah akan memperbesar potensi terjadinya

131
Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

banjir di wilayah perkotaan. ekonomi sampah serta menekan biaya produksi


Perubahan tutupan lahan berdampak usaha tani ataupun biaya pemeliharaan tanaman
pada zona penyerapan air hujan secara alami, pekarangan. Selaras dengan pendapat Endyana
sehingga air hujan yang seharusnya meresap ke (2019) bahwa produk-produk inovatif dari
tanah akan berubah menjadi air limpasan sampah sebagai salah satu strategi peningkatan
(Indriatmoko & Rahardjo, 2015). Peraturan kualitas lingkungan hidup dapat menguatkan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 sektor ekonomi kreatif.
Tahun 2009 Tentang Pemanfaatan Air Hujan
pasal 3 menyebutkan bahwa setiap METODE
penanggungjawab bangunan wajib melakukan Adapun permasalahan-permasalahan
pemanfaatan air hujan. Pemanfaatan air hujan yang diidentifikasi yaitu rendahnya
dapat dilakukan dengan membuat biopori. pengetahuan masyarakat terkait pemanfaatan
Biopori merupakan lubang di dalam tanah yang air hujan serta pengelolaan sampah di
terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di masyarakat yang mampu meningkatkan
dalamnya seperti cacing, perakaran tanaman, pendapatan rumah tangga.
rayap, dan fauna tanah lainnya (Peraturan Pemanfaatan air hujan bertujuan untuk
Menteri Kehutanan, 2008 Nomor P.70/Menhut- meningkatkan jumlah resapan air tanah,
II/2008 Tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi menghemat penggunaan air tanah dan
Hutan dan Lahan). Lubang-lubang yang mengurangi run off. Pemanfaatan air hujan
terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi dapat dilakukan menggunakan teknologi yang
tempat berlalunya air di dalam tanah. murah dan sederhana yaitu biopori atau Lubang
Kelurahan Sasa merupakan salah satu Resapan Biopori. Pembuatan LRB
kelurahan yang padat penduduk dan terletak menggunakan pipa paralon merek Rucika
pada ketinggian 0 - 45 m dpl (RPI2JM Kota ukuran 40 cm diameter 4 inci, tutup pipa, alat
Ternate, 2014). Krisis air bersih sering menjadi bor, bor khusus tanah dan pisau.
masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Pengelolaan sampah dipilah menjadi
Kebutuhan air bersih sering menjadi masalah sampah yang mudah membusuk (organik) dan
pada masyarakat yang tinggal di dataran tinggi. sampah yang tidak mudah membusuk
Perubahan tutupan lahan di dataran tinggi akan (anorganik). Sampah organik dapat dijadikan
berpengaruh pada ketersediaan air tanah dan kompos dan sampah anorganik dapat didaur
banjir di daerah dataran rendah. Oleh karena itu, ulang menjadi kerajinan tangan. Adapun
perlu adanya sosialisasi edukasi lingkungan pengolahan sampah organik membutuhkan
melalui pembuatan biopori. Masalah lainnya bahan seperti EM4, kapur/dolomit, pupuk
yaitu sampah rumah tangga yang dibiarkan kandang, daun/serasah kering, kulit buah-
menumpuk kemudian dibakar. buahan, sampah sayuran, dan sisa makanan.
Kegiatan ini akan menghasilkan Kegiatan PKM dilaksanakan di
karbonmonoksida (CO2), jika terhirup manusia Kelurahan Sasa Kecamatan Kota Ternate
dapat menganggu fungsi kerja hemoglobin yang Selatan Kota Ternate pada Bulan Agustus
berfungsi mengangkut dan mengedarkan 2020. Pelaksanaan PKM terdiri atas dua
oksigen (O2) ke seluruh tubuh. Rendahnya kegiatan yaitu :
kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah (1) Kegiatan pendidikan/ sosialisasi/
dapat menimbulkan permasalahan serius bagi edukasi.
lingkungan (Muchtaridi, et al. 2019) Masyarakat Kelurahan Sasa
Kegiatan Pengabdian Kepada diberikan sosialisasi mengenai manfaat
Masyarakat (PKM) berupaya untuk dan dampak positif LRB bagi
memberikan edukasi kepada masyarakat lingkungan. Sosialisasi disampaikan
mengenai manfaat biopori dan pengelolaan oleh Tim PKM melalui infografis yang
sampah organik. Pengelolaan sampah organik disebarkan kepada Masyarakat Sasa,
dengan biopori dapat meningkatkan nilai
132
Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

kemudian dilanjutkan dengan sesi Kegiatan edukasi/sosialisasi terdiri atas


diskusi. sesi pemaparan materi dan diskusi. Materi
(2) Kegiatan pelatihan dan pendampingan tentang LRB disampaikan oleh Tim PKM
pembuatan LRB. kepada masyarakat kemudian dilanjutkan
Kegiatan ini dilakukan dengan sesi diskusi. Sesi diskusi bertujuan
bersama-sama antara mahasiswa PKM untuk menggali informasi lebih lanjut dan
dan masyarakat Kelurahan Sasa. memperdalam pemahaman masyarakat
Jumlah LRB yang ditanam adalah 10 tentang biopori apabila dikelola dengan
lubang sebagai contoh untuk baik. Masyarakat Kelurahan Sasa sangat
dimanfaatkan dan dapat dikembangkan
antusias mengikuti kegiatan ini terlihat dari
oleh masyarakat Kelurahan Sasa.
respon positif dan begitu aktifnya
Sebelum melakukan kegiatan
sosialisasi/edukasi pendidikan dan masyarakat yang memberikan pertanyaan
pelatihan pembuatan LRB, masyarakat tentang LRB ini. Kegiatan ini dihadiri oleh
Kelurahan Sasa terlebih dahulu mengisi Masyarakat Kelurahan Sasa sebanyak 30
kuesioner. Kuesioner tersebut orang yang terdiri atas 20 perempuan dan
bertujuan untuk mengetahui tingkat 10 laki-laki. Beberapa peserta yang terlibat
pemahaman masyarakat Sasa tentang dalam kegiatan ini merupakan bagian dari
LRB, sadar sampah, dan pupuk Kelompok Tani Kompi Grup dan
organik. Kelompok Tani Gurabula (Gambar 1b).

HASIL DAN PEMBAHASAN b. Pelatihan dan Pendampingan

Hasil dan pembahasan dari kegiatan


kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang
telah dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut;
a. Edukasi dan Sosialisasi Lubang
Resapan Biopori
Kegiatan edukasi dan sosialisasi
mengenai isu-isu permasalahan
lingkungan dan potensi pemanfaatan LRB
disampaikan oleh Tim PKM kepada
masyarakat Kelurahan Sasa (Gambar 1a).
Lubang resapan biopori diharapkan dapat
memberikan manfaat ekologi dan ekonomi
bagi masyarakat Sasa. Manfaat LRB secara
ekologi yaitu dapat mencegah banjir,
sebagai tempat pembuangan sampah
organik, menyuburkan tanaman, dan
meningkatkan kualitas air tanah (Sanitya &
Burhanudin, 2013; Sutandi et al., 2013),
Gambar 1. Sosialisasi Pembuatan Lubang
sedangkan manfaat ekonomi LRB adalah
Resapan Biopori. (a) Tim memberikan
untuk efektivitas penggunaan lahan untuk pemaparan materi tentang LRB, (b)
menanam sampah organik, selanjutnya Suasana saat peserta sosialisasi sedang
pupuk organik padat yang dihasilkan dapat mengisi kuesioner.
digunakan sebagai input produksi pada Sumber: Dok Pribadi, 2020
lahan pertanian sehingga dapat Pembuatan LRB
mengurangi biaya produksi petani Pelatihan atau training merupakan
(Yohana et al., 2017). suatu kegiatan yang bermaksud untuk
memperbaiki dan mengembangkan sikap,

133
Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

tingkah laku, keterampilan dan


pengetahuan seseorang, sedangkan
pendampingan merupakan suatu aktivitas
yang dilakukan dan dapat bermakna
pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam
kelompok yang lebih berkonotasi pada
menguasai, mengendalikan dan
mengontrol. Oleh karena itu, Pelatihan dan
Pendampingan Pembuatan LRB adalah
kegiatan pembinaan untuk
mengembangkan pengetahuan masyarakat Gambar 3. Penanaman Lubang Resapan
Biopori
tentang manfaat LRB. Sumber: Doc Pribadi, 2020

Tim PKM bersama dengan mahasiswa


dan masyarakat Kelurahan Sasa memasang
LRB pada lubang-lubang yang telah digali
sebelumnya. Lubang yang dibuat yaitu
sedalam 40 cm dengan diameter 4 inci.
Pipa Lubang Resapan Biopori (LBR) diisi
dengan daun kering, ranting pohon, dan
sampah sisa makanan selanjutnya ditutup
menggunakan penutup pipa yang telah
Gambar 2. Proses pembuatan alat LRB dilubangi. Sampah di dalam lubang akan
Sumber: Dok Pribadi, 2020 menyusut sehingga perlu diisi kembali dan
di akhir musim kemarau dapat dikuras
Tim pengabdian melakukan pelatihan sebagai pupuk kompos alami.
dan pendampingan pembuatan LRB
kepada 30 peserta yang berasal dari Harapan dari Tim PKM, pupuk kompos
Kelurahan Sasa (Gambar 2). Kegiatan ini yang terbentuk dalam lubang resapan dapat
merupakan langkah besar untuk dimanfaatkan oleh masyarakat Kelurahan
mewujudkan konservasi air tanah melalui Sasa untuk menyuburkan tanaman di
pembuatan LRB. Menurut Sanitya & halaman rumah mereka. Selama kegiatan
Burhanudin (2013), peresapan air ke dalam pelatihan dan pendampingan berlangsung,
tanah memerlukan pemanfaatan LRB masyarakat kelurahan Sasa sangat antusias
sebagai media konservasi air tanah. karena kegiatan pelatihan LRB ini dapat
Konservasi air tanah merupakan upaya membantu mereka menghasilkan pupuk
pelestarian air tanah dan penanganan kompos alami sehingga kegiatan bercocok
genangan air. Hasil dari kegiatan ini yaitu tanaman di masa pandemi Covid-19
terpasangnya 10 lubang resapan biopori di menjadi lebih mudah.
Kelurahan Sasa (Gambar 3). Sejumlah
Menurut Sekarningrum et al (2020),
LRB ini dipasang di setiap titik yang
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
dicurigai merupakan daerah genangan,
sampah tidak hanya tergantung pada
daerah limpasan air hujan dari saluran
motivasi dan sikap positif tetapi juga pada
pembuangan, sekeliling pohon dan
penyediaan fasilitas pengelolaan sampah
pekarangan.
yang memadai. Tim PKM menyarankan
agar masyarakat Sasa bisa memodifikasi
alat LBR yaitu dengan mengganti pipa
dengan botol plastik berbagai ukuran

134
Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

sebagai alat LRB sehingga bisa dipasang di yang pada berbagai tahapan edukasi
halaman rumah tanpa mengeluarkan biaya lingkungan terkait pembuatan biopori.
besar. Berdasarkan serangkaian kegiatan Hasil pre-test tercatat 100% peserta yang
PKM yang telah dilakukan, diperoleh hasil mengikuti tes belum memahami LBR.
bahwa ada peningkatan pengetahuan dan Kegiatan sosialisasi tentang LBR berjalan
keterampilan mitra dalam hal ini yaitu lancar dan memberikan sumbangsih serta
penggunaan biopori untuk konservasi air manfaat positif bagi masyarakat dengan
tanah dan sadar lingkungan (Gambar 4). tujuan menanamkan pemahaman kepada
masyarakat untuk melestarikan
lingkungan, salah satunya dengan
pembuatan LRB. Hasil pre-test juga
menunjukkan bahwa rata-rata umur
masyarakat yang mengikuti kegiatan
sosialisasi adalah 23 tahun yang terdapat
pada kisaran kelompok 19 – 40 tahun.
Usia menunjukkan bahwa peserta
sosialisasi masih memiliki kemampuan
Gambar 4. Tim PKM foto bersama dengan untuk menerima pengetahuan atau
mitra informasi baru untuk memperbaiki
Sumber: Dok Pribadi, 2020 lingkungannya melalui pembuatan LRB.
Setelah tahapan sosialisasi dan
c. Pemanfaatan Sampah Organik
pelatihan pembuatan biopori serta
Masyarakat Kelurahan Sasa sangat
pendampingan pembuatan sampah. Peserta
antusias dalam pendampingan pembuatan
kembali diberikan kuesioner untuk
pupuk organik (kompos) sebagai pupuk
mengukur pengetahuan peserta terkait
ramah lingkungan yang akan digunakan
ruang lingkup serta manfaat dari LBR.
oleh kelompok tani (Gambar 5). Manfaat
Hasil post-test menunjukkan bahwa 100%
pembuatan kompos adalah untuk
peserta dapat memahami ruang lingkup
meningkatkan kesuburan tanah sehingga
dan manfaat LBR, pemanfaatan air hujan,
dapat meningkatkan produksi tanaman dan
serta pengelolaan sampah. Hasil
dapat menekan biaya produksi secara tidak
monitoring menunjukkan bahwa LBR
langsung.
bermanfaat dalam penyerapan air hujan
ditandai dengan tidak ada genangan air
serta terurainya sampah yang dimasukkan
ke dalam lubang. Serta terdekomposisinya
pupuk organik dari pemanfaatan sampah
organik.

SIMPULAN
Simpulan berdasarkan hasil-hasil yang
diperoleh dari kegiatan PKM, kelebihan dan
Gambar 5. Pembuatan pupuk organik kekurangan serta kemungkinan pengembangan
bersama mitra selanjutnya, dapat disimpulkan bahwa telah
terapasangnya 10 Lubang Resapan Biopori di
Sumber: Dok Pribadi, 2020
10 titik lokasi, dan meningkatnya pengetahuan
d. Monitoring dan Evaluasi masyarakat mengenai manfaat LRB secara
Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian ekonomi dan lingkungan serta dapat
berdasarkan hasil pre-test dan post-test mengurangi masalah sampah organik dan biaya

135
Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

produksi dalam usaha tani. Pembuatan LRB x)


masih perlu digalakkan di Kota Ternate. Peraturan Menteri Kehutanan. (2008).
Seluruh elemen masyarakat dan sivitas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor :
akademika harus mendukung pelaksanaan P.70/Menhut-II/2008 Tentang Pedoman
program LRB sebagai bentuk rasa peduli Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
terhadap lingkungan. (https://docplayer.info/33555919-
Peraturan-menteri-kehutanan-nomor-p-
70-menhut-ii-2008-tentang-pedoman-
UCAPAN TERIMA KASIH
teknis-rehabilitasi-hutan-dan-
Kami ucapkan Terima kasih kepada lahan.html).
pihak LPPM Universitas Khairun yang telah RPI2JM Kota Ternate. (2014). Profil kota
memberikan bantuan dana Pengabdian kepada Ternate.
Masyarakat (PKM) Tahun Anggaran 2020. Sanitya, R., & Burhanudin, H. (2013).
Mahasiswa dan Alumni Program Studi Penentuan Lokasi dan Jumlah Lubang
Kehutanan Universitas Khairun yang telah Resapan Biopori Di Kawasan Das
membantu persiapan kegiatan ini: Munajad Dj. Cikapundung Bagian Tengah. Jurnal
Achmad, M. Fatwa Sahril, Reza Hasrullah, M. Perencanaan Wilayah Dan Kota, 13(1),
Noviar, dan Susadri Sarifudin. 124504.
Sekarningrum, B., Suprayogi, Y., & Yunita, D.
DAFTAR PUSTAKA 2020. Penerapan Model Pengelolaan
Sampah "Podjok Kangpisman" . Jurnal
Endyana, C. 2019. Peningkatan Kualitas Kumawula, 3(3) : 548 - 560.
Lingkungan Hidup dengan (http://jurnal.unpad.ac.id/kumawula/artic
Pengembangan Ekonomi Kreatif Warga le/view/29740/pdf)
Desa Cileunyi Wetan Kabupaten
Bandung. Jurnal Kumawula, 2(3) : 201 – Sutandi, M. C., Husada, G., Tjandrapuspa, K.,
210. Rahmat, D., & SSoSanto, T. (2013).
(http://jurnal.unpad.ac.id/kumawula/arti Penggunaan Lubang Resapan Biopori
cle/view/24551/pdf) untuk Minimalisasi Dampak Bahaya
Banjir pada Kecamatan Sujajadi
Elsie, E., Harahap, I., Herlina, N., Badrun, Y., Kelurahan Sukawarna RW004 Bandung.
& Gesriantuti, N. (2017). Pembuatan Konferensi Nasional Teknik Sipil 7
Lubang Resapan Biopori Sebagai (KoNTekS 7), 978–979.
Alternatif Penanggulangan Banjir Di
Kelurahan Maharatu Kecamatan Yohana, C., Griandini, D., & Muzambeq, S.
Marpoyan Damai Pekanbaru. Jurnal (2017). Penerapan Pembuatan Teknik
Pengabdian UntukMu NegeRI, 1(2), 93– Lubang Biopori Resapan Sebagai Upaya
97. Pengendalian Banjir. Jurnal
(https://doi.org/10.37859/jpumri.v1i2.24 Pemberdayaan Masyarakat Madani
2) (JPMM), 1(2), 296–308.
https://doi.org/10.21009/jpmm.001.2.10
Indriatmoko, H., & Rahardjo, N. (2015). Kajian
Pendahuluan Sistem Pemanfaatan Air
Hujan. JAI, 8(1), 105–114.
Menteri Negara Lingkungan Hidup. (2019).
Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 12 Tahun 2019 Tentang
Pemanfaatan Air Hujan.
Muchtaridi, Suhandi C, Gwiharto AK. 2019.
Sosialisasi Pengolahan Sampah di Desa
Sukarapih sebagai Upaya Preventif
Pencemaran Sungai Citarum. Jurnal
Kumawula, 2(3) : 326-235.
(http//jurnal.unpad.ac.id/kumawula/inde

136

Anda mungkin juga menyukai