Anda di halaman 1dari 13

Oceatek Juni 2015 Vol.

9 (01) _____________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis


Geographic Information System di Kabupaten Brebes-Jawa Tengah
Suyono 1*), Supriharyono 2), Boedi Hendrarto 2) dan Ocky Karna Radjasa 2)
1*)
Mahasiswa Program Doktor Manajemen Sumber daya Pantai Universitas Diponegoro
Semarang, Jl. Imam Bardjo, S.H. No.5 Semarang Indonesia Telp (024)8445436,70775256
Fax. (024) 8452771; HP : 0819802972, E-mail : suyono.faperi.ups@gmail.com
2)
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang, Jl. Prof.
Soedarto, SH., Tembalang, Semarang 50275 Indonesia, Telp. : +62-24-7460047, Faks. : +62-
24-7460039

Abstrak
Issu degradasi mangrove dan abrasi pantai secara ekologis, sosial, ekonomis senantiasa aktual .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi vegetasi mangrove dan tingkat abrasi pantai di
wilayah Kabupaten Brebes. Penelitian menggunakan teknologi GIS (Geographic Information System)
dan inderaja melalui interpretasi dan analisis citra satelit Landsat 7 TM. Penentuan model keeratan
hubungan dinamika faktor ekologis dengan degradasi mangrove dan abrasi pantai dilakukan melalui
analisis system dinamis dengan bantuan soft ware Power Sim 2.0. Hasil intepretasi data satelit
menggunakan metode NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) menunjukan bahwa luasan
mangrove di wilayah pantai Kabupaten Brebes tinggal 243.20 hektar tersebar di wilayah pantai
Kecamatan Losari 26.56 ha., di Kecamatan Tanjung 5.60 ha., di Kecamatan Bulakamba 35.42 ha., di
Kecamatan Wanasari 14.31 ha. dan di Kecamatan Brebes 161.31 ha.. Nilai kerapatan vegetasi
mangrove secara total untuk Kecamtan Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari dan Kecamatan Brebes
(Kaliwlingi dan Randusanga Wetan) berturut-turut 10.79 ; 19.46 ; 18.50 ; 13.03 ; 36.43 dan 22.79
individu/ha. dengan kategori berturut-turut : sangat jarang, jarang , jarang, jarang, sedang dan jarang.
Di wilayah penelitian dijumpai tiga jenis vegetasi mangrove dalam jumlah layak hitung yakni :
Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata , Avicennia marina dimana Rhizophora mucronata
memiliki kepadatan paling tinggi (35.73 individu/ha). di Kaliwlingi, Kecamatan Brebes.Degradasi
mangrove dan abrasi di wilayah pantai Kabupaten Brebes masing-masing 68 ha./tahun dan 63
ha./tahun
Kata Kunci : Degradasi, mangrove, abrasi, NDVI, Rhizophora

Abstract

The issue of degradation of mangrove and coastal erosion are always actual . This study aims to
determine the condition of mangrove vegetation and coastal erosion rate in the Brebes Regency.
Research using GIS technology ( Geographic Information System ) and remote sensing through satellite
imagery interpretation and analysis of Landsat 7 TM . Determination of the relationship model of the
dynamics of ecological factors in the degradation of mangroves and coastal erosion is done through
the analysis of a dynamic system with the help of soft ware Power Sim 2.0 . The results of the
interpretation of satellite data using NDVI ( Normalized Difference Vegetation Index ) shows that the
extent of mangroves in the Brebes coastal area 243.20 hectares live scattered in the Sub District of
Losari 26.56 hectares , in the Sub District of Tanjung 5.60 hectares, 35.42 hectares in Sub District
Bulakamba , in Sub District Wanasari 14.31 hectares and 161.31 hectares in Brebes Sub District .
Mangrove vegetation density value in total for the Sub District of Losari , Tanjung , Bulakamba ,
Wanasari and Brebes District ( Kaliwlingi and Randusanga Wetan ) row 10.792 ; 19.466 ; 18,500 ;
13.034 ; 36.431 and 22.797 individuals per hectare with NDVI in a row : 0.096367 ; 0.173824 ;
0.165197 ; 0.116388 ; 0.295315 and 0.203568 with successive categories : very rare , rare , rare , rare
, medium and rare . Furthermore, in the coastal region Brebes obtained 4 groups namely mangrove

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 90
Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

vegetation density : 0.1 ˂ NDVI ( vegetation is very rare ) : 60.80 acres , 0.1 ≤ NDVI ˂ 0.2 ( rare ) :
80.34 acres , 0 , 2 ˂ NDVI ≤ 0.3 ( moderate ) : 72.92 acres and 0.3 ≤ NDVI ˂ 0.4 ( meetings ) : 29.16
hectares . In general, there is harmony between the NDVI data obtained from field observations at each
station . In the area of research found three types of mangrove vegetation in the number of viable count
: Rhizophora mucronata , Rhizophora apiculata , Avicennia marina and overall Rhizophora mucronata
has the highest density of 35 731 individuals / ha . at station 5 ( Kaliwlingi , Brebes Sub District ).
Mangrove degradation and coastal erosion in the area Brebes each 68 ha . / year and 63 ha . / year.
Keywords : degradation , mangrove , abrasion , NDVI , Rhizophora

Pendahuluan dipengaruhi oleh faktor-faktor ekologis,


Secara ekologis, ekosistem sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
mangrove berperan sebagai pelindung pantai setempat. Untuk itu model sistem dinamik
dari bahaya tsunami, sebagai penahan keterkaitan faktor-faktor tersebut perlu
abrasi, pendaur hara, penjaga produktivitas untuk dikaji sebagai landasan
perikanan pantai dan keaneka ragaman metode/kebijakan penanganan kerusakan
hayati, peredam laju intrusi air laut, ekosistem mangrove dan abrasi pantai.
penyangga kesehatan dan penopang Berdasarkan identifikasi permasalahan
ekosistem pesisir lainnya (Tuwo, 2011). tersebut, permasalahan yang dirumuskan
Pemanfaatan hutan mangrove yang adalah bagaimana kondisi vegetasi
berlebihan seperti untuk pembuatan bahan mangrove dan abrasi pantai di wilayah
pengawet jaring dan pengambilan oleh pantai Kabupaten Brebes. Penelitian ini
masyarakat tertentu untuk dijual yang secara akademis diharapkan memberi
dilakukan telah berdampak pada kondisi manfaat di bidang keilmuan dalam
hutan mangrove yang semakin menurun mengembangkan metode penanganan
kualitasnya dan mengecil arealnya yang degradasi mangrove dan abrasi pantai dan
berdampak menurunnya kualitas secara praktis dapat menghasilkan
sumberdaya pantai termasuk habitatnya. rekomendasi bagi pemerintah daerah dan
Wilayah pantai Kabupaten Brebes masyarakat Kabupaten Brebes dalam
Propinsi Jawa Tengah sepanjang 65.48 km, menangani degradasi mangrove dan abrasi
pada tahun 1983 ditumbuhi vegetasi pantai di wilayahnya.
mangrove seluas 2,327 ha. (Anomimus,
2001). Pada tahun 2008 luasan mangrove Materi dan metode
tersebut tinggal 257.11 ha. Sampai dengan Penelitian ini dilakukan di di wilayah
tahun 2000 abrasi pantai Kabupaten Brebes pantai Kabupaten Brebes Jawa Tengah
seluas 789 ha. sedangkan akresinya seluas selama 7 bulan pada bulan Mei - Nopember
310 ha. Selanjutnya dari tahun 2000 sampai tahun 2013. Tahap pertama dilakukan
dengan tahun 2008, abrasi pantai di penilaian dengan menggunakan teknologi
Kabupaten Brebes mencapai 640,45 ha. GIS (Geographic Information System) dan
dengan panjang garis pantai 27.04 km inderaja (citra satelit) dari kawasan
sedangkan akresi yang terjadi 815.76 mangrove yang akan diinventarisasi,
ha.dengan panjang garis pantai 27.14 km. kemudian dilakukan tahap pengecekan
(Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten lapangan terhadap hasil interpretasi dan
Brebes, 2008). analisis citra satelit. Data citra satelit
Berkurangnya hutan mangrove akan Landsat TM diambil pada tanggal 31 Mei
memicu timbulnya abrasi pantai dan 2013 dan pengamatan langsung di lapangan
sebaliknya abrasi pantai berperan penting dilakukan pada bulan Mei – Juli 2013.
dalam pengurangan luasan mangrove yang Stasiun pengamatan ditentukan berdasarkan

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 91
Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

jumlah kecamatan yang memiliki vegetasi Karangdempel), Tanjung (Desa Krakahan),


hutan mangrove secara purposive Bulakamba (Desa Grinting), Wanasari
berdasarkan kondisi ekosistem mangrove, (Desa Sawojajar) serta Kecamatan Brebes
dan diperoleh 5 stasiun berurutan dari barat (Desa Kaliwlingi dan Randusanga Wetan).
ke timur yaitu: Kecamatan Losari (Desa

Gambar 1. Lokasi Stasiun Pengamatan Penelitian

Data-data yang diperoleh baik dari menggunakan Microsoft Excel yang terdiri
pengamatan langsung di lapangan maupun dari penghitungan kerapatan jenis
data citrasatelit Landsat TM diolah untuk mangrove, frekuensi jenis, penutupan relatif
mendapatkan struktur komunitas mangrove. jenis dan indeks nilai penting mangrove
Input data Landsat yang diperoleh dari (Bengen, 2002). Analisis sistem dinamik
LAPAN dilakukan konversi format data, faktor ekologis dilakukan dengan bantuan
pillihan citra, klasifikasi, analisis indeks soft ware Power Sim 2,0 versi student.
vegetasi dan penggabungan hasil klasifikasi Langkah-langkah analisis sistem dinamik
dengan Normalized Difference Vegetation sebagaimana dinyatakan oleh Muhamadi,
Index (NDVI). Pengambilan data ekosistem dkk. (2001).
mangrove di lapangan dengan metode
transek sepanjang 100 meter atau 500 meter Hasil dan Pembahasan
dengan lebar 10 meter sampai 20 meter, Karakteristik Pantai Kabupaten Brebes
pada setiap transek yang telah dibentuk pada Perairan pantai Brebes merupakan
masing–masing stasiun pengamatan, pantai dangkal dan merupakan dataran
selanjutnya dibuat plot ukuran bertingkat alluvial akibat beberapa aktivitas sungai
masing - masing 10 m x 10 m untuk tingkat besar dan kecil yang bermuara di perairan
pohon; 5 m x 5 m untuk tingkat tersebut. Sedimentasi dan abrasi yang
pancang/anakan ; dan 1 m x 1 m untuk terjadi di sepanjang pantai Brebes
tingkat semaian, kemudian dicatat seluruh dipengaruhi oleh perubahan sifat sungai dan
jenis dan jumlah pohon mangrove dalam muaranya. Kondisi perairan pantai Brebes
luasan plot tersebut (Kusmana 2005). wilayah Barat relatif lebih dangkal dimana
Pengolahan data lapangan dilakukan dengan untuk mencapai kedalaman 5 meter berjarak

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 92
Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

lebih kurang 2.25 km dari garis pantai Kaliwlingi dan di Karang Dempel
karena tingkat sedimentasi di perairan pantai Kecamatan Losari dan berbatasan langsung
Brebes bagian Barat lebih tinggi dengan wtilayah Cirebon, Jawa Barat
dibandingkan bagian Timur. merupakan akresi/gundukan pasir yang
Menurut Hakim (2004), wilayah muncul di pairan yang berjarak sekitar 1-2
pantai Kabupaten Brebes terbagi menjadi km dari pantai dengan lebar sekitar 15 meter
dua jenis pantai. Jenis pantai pertama memanjang sejauh sekitar 5 km.. Kedua
tersebar mulai dari pantai Losari hingga gosong pasir tersebut dapat dijangkau
sekitar muara Kawad, Desa Pulogading, menggunakan perahu bermesin tempel
Kecamatan Bulakamba. Pada tipe jenis sekitar 30 menit dari pantai.
pantai ini banyak dijumpai vegetasi bakau Di bagian Timur muara Kali Pemali
pada garis pantainya. Bagian pantainya (Kecamatan Brebes), di Krakahan
tersusun dari endapan dengan alluvium (Kecamatan Tanjung) dan di Karang
relief rendah. Karakteristik pantai umumnya Dempel (Kecamatan Losari) garis pantai
berupa dataran lumpur berselingan dengan mengalami abrasi. Abrasi ini menjadikan
tumbuhan mangrove dan terdapat juga pasir. berkurangnya areal pantai ataupun
Dataran lumpur di daerah Losari hilangnya areal/petak pertambakan sehingga
menunjukkan majunya garis pantai yang kegiatan budidaya tambak tidak dapat
sangat intensif, yang disebabkan oleh proses dilaksanakan lagi. Beberapa petambak
sedimentasi yang sangat aktif dari sungai di mencoba menyiasatinya dengan membuat
Losari. Demikian pula dengan di sekitar sekat di pematang tambak menggunakan
muara Kali Kluwut, pantainya mengalami jaring/waring/bambu.
proses akresi yang ditunjukkan oleh adanya Vegetasi pantai di wilayah pantai
tumbuhan mangrove yang terus bertambah Randusanga, Kaliwlingi, Sawojajar,
ke arah laut. Krakahan dan Karangdempel terdiri atas
Jenis pantai yang kedua tersebar berbagai jenis tumbuhan baik tumbuhan
mulai dari sekitar muara Kawad sampai spesifik pantai maupun terestrial (daratan).
sekitar muara Kaligangsa di Kecamatan Jenis tumbuhan spesifik pantai yang banyak
Brebes. Jenis pantai ini dicirikan oleh dijumpai di pantai Randusanga antara lain
endapan pantai berupa endapan alluvium waru dan cemara laut. Komunitas mangrove
serta relief dataran pantai. Pantai berpasir banyak dijumpai di sepanjang pantai
ditemukan di beberapa tempat pantai Randusanga hingga beberapa titik di
Randusanga, Kaliwlingi, Sawojajar, sepanjang pantai sampai Karang Dempel.
Krakahan dan Karang Dempel.Pantai ini
dicirikan oleh pasir pantai sebagai batas Perubahan Kondisi Mangrove
pesisir. Pasir berukuran halus, warna Perubahan luasan mangrove di
kecoklatan, lebar paras pantai bervariasi dari wilayah pantai Kabupaten Brebes dari tahun
5 – 50 meter dan kemiringan (beach slope) 1983 sampai dengan 2013 disajikan pada
sekitar 4º C – 14º C. Ciri yang menonjol dari Tabel 1. Kecenderungan penurunan luasan
jenis pantai ini adalah terdapatnya mangrove (Y) di wilayah pantai Kabupaten
pasir/gosong pasir seperti gosong pasir di Brebes dengan tahun 1983 sebagai
muara Kali Pemali yang menjorok ke arah perhitungan tahun ke nol (X0) mengikuti
Barat Daya - Timur Laut dan gosong pasir di persamaan regresi Y = 2,019.08 – 68.46 X
Karang Dempel Kecamatan Losari. Gosong dengan R2 = 84.50 %.
pasir di wilayah Dukuh Pandansari Desa

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 93
Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Tabel 1. Perkembangan Kondisi Mangrove di Wilayah Pantai Kabupaten Brebes

Sumber : Anonimus (2001), Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Brebes (2008), Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi JawaTengah (2012), dan Hasil penelitian
(2013)

Kerapatan jenis dan luas hutan mangrove stasiun 6 yaitu 420 individu/ha dan relatif
Kerapatan jenis mangrove yaitu tidak ditemukan pada stasiun 3 dan 4.
jumlah total tegakan dari suatu jenis Tingkat kerapatan Avicennia marina paling
mangrove tertentu per satuan area. tinggi yaitu pada stasiun 5 dengan nilai 500
Rhizophora mucronata merniliki kerapatan individu/ha dan tidak dapat dijumpai pada
paling tinggi pada stasiun 5 yaitu 35.731 stasiun 4. Kerapatan jenis pohon, anakan dan
individu/aa dan paling rendah pada stasiun 1 semai di masing-masing stasiun disajikan
yaitu 10.162 individu/ha. R. apiculata pada Tabel 2.
memiliki kerapatan paling tinggi yaitu pada

Tabel 2. Kerapatan Jenis Pohon, Anakan dan Semai di Masing-Masing Stasiun

Sumber : Hasil Penelitian (2013)

Kerapatan mangrove menurut citra mangrove (Fiazia, 2006). Dari hasil analisa
satelit dapat diketahui dari hasil analisis dengan menggunakan NDVI di wilayah
menggunakan normalized difference pantai Kabupaten Brebes diperoleh 4
vegetation index (NDVI). NDVI merupakan kelompok kerapatan vegetasi mangrove
suatu formula yang dapat memisahkan objek seperti yang tercantum pada Tabel 3. Luas
vegetasi dengan non vegetasi. Untuk vegetasi mangrove yang paling besar adalah
membedakan antara vegetasi mangrove pada tingkat kerapatan jarang yaitu 80,34 ha.
dengan vegetasi lainnya (darat) adalah dan luas yang paling kecil adalah mangrove
dengan melihat jarak vegetasi tersebut dengan kerapatan rapat yaitu 29,16 ha.
dengan pantai. Vegetasi yang terdapat di
sekitar pantai diasumsikan sebagai vegetasi

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 94
Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Gambar 1. Peta Citra Satelit Landsat luasan mangrove di wilayah pantai


Kabupaten Brebes menggunakan komposit warna RGB (red, green, blue).

Tabel 3 Luas vegetasi mangrove berdasarkan tingkat kerapatannya.

Sumber : Hasil penelitian (2013)

Vegetasi mangrove di pantai Kategori tingkat kerapatan mangrove pada


Kecamatan Brebes memiliki luas paling stasiun-stasiun yang diamati hanya terdiri
besar untuk semua kategori tingkat dari tiga kategori, yaitu kategori mangrove
kerapatan. Perbandingan antara hasil dengan tingkat kerapatan sangat jarang,
pengolahan citra dengan hasil perhitungan jarang dan kerapatan sedang.
data di lapangan disajikan pada Tabel 4.

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 95
Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Tabel 4. Kerapatan mangrove dan nilai NDVInya pada citra untuk tiap stasiun

Sumber : Hasil penelitian yang diolah (2013)

Kategori tingkat kerapatan mangrove sangat Apiculata pada stasiun 3 dan 4 serta A.
jarang yaitu pada stasiun 1, kategori jarang marina pada stasiun 1 dan 4.
pada stasiun 2, 3, 4 dan 6, sedangkan tingkat
kerapatan sedang dapat ditemui pada stasiun Penutupan jenis vegetasi mangrove (Ci)
5. Secara umum nilai NDVI dengan nilai Penutupan jenis mangrove adalah luas
kerapatan vegetasi mangrove berbanding batang/basal mangrove dalam suatu
lurus. kawasan tertentu. Berdasarkan hasil analisis
data lapangan, penutupan jenis mangrove di
Frekuensi jenis vegetasi mangrove (Fi) wilayah pantai Kabupaten Brebes yang
Nilai frekuensi jenis menunjukkan tertinggi adalah Rhizophora mucronata di
peluang ditemukannya jenis tertentu pada stasiun 5 sebesar 11,61. Penutupan jenis
plot dalam stasiun pengamatan (Bengen, mangrove dapat juga digambarkan dari
2002). Jumlah plot dalam setiap stasiun diameter tegakan vegetasi mangrove.
pengamatan adalah 3 plot sehingga jenis
yang memiliki nilai Fi sama dengan 1.00; Indeks Nilai Penting (INP)
artinya jenis tersebut dapat ditemui pada INP (indeks nilai penting)
ketiga plot contoh stasiun pengamatan, menunjukkan peranan atau pengaruh
contohnya R. mucronata pada stasiun 3, 5 keberadaan suatu jenis vegetasi mangrove
dan 6. Nilai Fi sama dengan 0.6667 dalam komunitasnya. Kisaran INP adalah 1
menunjukkan bahwa jenis tersebut - 300. Secara umum Rhizophora mucronata
ditemukan pada dua plot contoh dalam satu memiliki INP terbesar pada semua stasiun.
stasiun, contohnya R. mucronata pada Dari semua stasiun yang ada Rhizophora
stasiun 1, 2 dan 4. Nilai Fi sebesar 0.3333 mucronata pada stasiun 4 memiliki INP
menunjukkan bahwa jenis mangrove tertinggi dengan nilai 300 dan yang terendah
tersebut hanya ditemukan pada salah satu adalah Rhizophora apiculata pada stasiun 3
plot contoh dalam satu stasiun pengamatan, dan 4 serta Avicennia marina pada stasiun 4
contohnya R. Apiculata pada stasiun l, 2, 5 dengan nilai 0.
dan 6 serta A. marina pada stasiun 2, 3, 5 Dengan demikian klasifikasi untuk melihat
dan 6. Untuk Fi sama dengan 0 artinya tidak peranan penting setiap jenis mangrove
ditemukan spesies yang bersangkutan pada dalam komunitasnya adalah : 0 ≤INP<100:
ke-tiga plot yang ada, contohnya R. rendah; 100≤INP>204.3159 :sedang dan
204.3I59≤INP≤ 300: tinggi. Berdasarkan

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 96
Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

pengklasifikasian diatas dapat dijelaskan pada subtrat pasir berlumpur. Hal ini sesuai
bahwa pada stasiun yang memiliki peranan dengan hasil pengamatan di lapangan.
rendah terhadap komunitas tersebut adalah:
R. apculat dan A. marina sedangkan Abrasi dan Akresi
Rhizophora mucronata memiliki peranan Abrasi terjadi apabila jumlah
tinggi pada ham[pir semua stasiun kecuali sedimen yang diangkut oleh laut lebih besar
pada stasiun 1 yang INP-nya masuk kategori daripada jumlah sedimen yang diendapkan
sedang. NDVI dengan nilai < 0.1 didominasi sehingga garis pantai akan menjadi semakin
oleh jenis R. mucronata dan A. marina ; 0.1 mundur. Abrasi dapat terjadi karena
– 0,4 didominasi oleh R. mucronata. pelapukan tebing atau karena peningkatan
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, energi gelombang, atau karena penuranan
terdapat 3 jenis vegetasi mangrove yang daya tahan tebing oleh pelapukan kimiawi,
dapat ditemui di wilayah pantai Kabupaten fisik ataupun biologis (Bengen, 2001).
Brebes yaitu: Rhizophora mucronata, Sementara itu, akresi terjadi bila jumlah
Rhizophora apiculata, dan Avicennia sedimen yang diendapkan lebih besar
marina. Jenis Rhizophora mucronata yang daripada kemampuan laut mengangkut
oleh penduduk setempat disebut bangka dan sedimen tersebut, sehingga daratan pantai
tersebar hampir merata dan mendominasi di akan bertambah (pantai maju).
sepanjang pantai, saluran air dan pematang Sampai tahun 2000, abrasi pantai
tambak di Kabupaten Brebes serta Kabupaten Brebes seluas 789 hektar
Rhizophora apiculata, dan Avicennia sedangkan akresinya seluas 310 hektar.
marina yang tidak selalu ditemui di setiap sebagaimana dinyatakan oleh Kantor
stasiun pngamatan. Avicennia marina Lingkungan Hidup Kabupaten Brebes
merupakan pionir dalam komunitas (2003). Dari tahun 2000 sampai dengan
mangrove dan ditemukan pada zona garis tahun 2008, abrasi pantai di Kabupaten
pantai terluar dari suatu daratan. Hal ini Brebes mencapai 640,45 hektar dengan
disebabkanaa oleh sistem perakaran panjang garis pantai 27,043 km yang berarti
Avicennia mampu memerangkap sedimen rata-rata pengikisan pantai dari pantai ke
sebagai media hidupnya sehingga dapat arah darat sejauh 236,83 m dalam kurun
membentuk daratan. Penyebaran vegetasi waktu 8 tahun atau 29,60 m per tahun,
mangrove berdasarkan jenis substrat tempat sementara akresi yang terjadi seluas 815,76
hidupnya menurut Bengen (2002), hektar dengan panjang garis pantai 27,147
Rhizophora spp. dapat tumbuh dengan baik km ( Dinas Perikanan dan Kelautan
pada subtrat yang berlumpur dan dapat Kabupaten Brebes, 2008). Luasan abrasi dan
mentolerir tanah lumpur – berpasir sdangkan akresi sampai dengan tahun 2008 disajikan
Avicennia spp. dapat tumbuh dengan baik pada Tabel 5.

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 97
Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Tabel 5. Abrasi dan akresi di wilayah pantai Kabupaten Brebes (Ha)

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Brebes, 2003, dan Dinas


Perikanan dan Kelautan Kabupaten Brebes, 2008.

Pengurangan luasan mangrove juga mangrove. Sampai dengan tahun 2000 abrasi
sangat dipengaruhi oleh kegiatan pantai Kabupaten Brebes seluas 789 ha.
perekonomian masyarakat khususnya sedangkan akresinya seluas 310 ha.
pembukaan lahan pertambakan. Disamping Selanjutnya dari tahun 2000 sampai dengan
akresi juga muncul tanah timbul dengan luas tahun 2008, abrasi pantai di Kabupaten
total 64,147 ha dan keliling total 12.185,78 Brebes mencapai 640,45 ha. dengan panjang
m tersebar di empat tempat, yakni di garis pantai 27,043 km yang berarti rata-rata
Kecamatan Wanasari sejumlah 3 buah pengikisan pantai dari pantai ke arah darat
masing-masing 13,653 ha dengan keliling sejauh 236,83 m dalam kurun waktu 8 tahun
2.137,15 m dan 6,968 dengan keliling atau 29,60 m per tahun, sementara akresi
1.270,67 m di Desa Sawojajar serta 35,309 yang terjadi 815,76 hektar dengan panjang
ha dengan keliling 6.927,81 m di desa garis pantai 27,147 km. Berdasarkan
Sawojajar/Kaliwlingi, disamping ditemui pengamatan langsung di lapangan pada
juga seluas 8,217 ha dengan keliling daerah-daerah yang mengalami abrasi
1.850,15 m di Desa Kaliwlingi Kecamatan seperti sekitar muara Kali Gangsa
Brebes ( Dinas Perikanan dan Kelautan ditunjukkan oleh adanya batang pohon yang
Kabupaten Brebes, 2008). Berkurangnya tumbang dan proteksi pantai (pagar) yang
hutan mangrove akan memicu timbulnya dibangun oleh masyarakat. Gejala akresi di
abrasi pantai dan sebaliknya abrasi pantai pesisir Brebes dapat terlihat adanya gosong-
berperan penting dalam pengurangan luasan gosong pasir dan hamparan lumpur yang

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 98
Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

ditumbuhi oleh semai vegetasi mangrove seluas 113.36 km atau 1133.60 ha. Luas
seperti yang terlihat di muara Kali hutan mangrove yang ada di wilayah pantai
Kabuyutan. Ardani (2004) menyatakan Kabupaten Brebes berdasarkan analisis citra
bahwa selama periode tahun 1991 - 2002, Landsat TM tanggal 31 Mei 2013 sebesar
abrasi yang terjadi di pesisir Brebes seluas 243.20 ha. dan hasil kegiatan rehabilitasi
696,848 Ha atau lebih kurang 63,350 Ha. per yang dilakukan sejak tahun 2004 adalah
tahun dan akresi seluas 1 115.847 Ha atau 746.24 ha, sehingga perlu dilakukan
101 441 Ha per tahun serta terdapat 38,09 penambahan kegiatan rehabilitasi mangrove
Ha/tahun sedimen yang berasal dari aliran seluas 387.36 Ha lagi.
sungai yang membawa muatan tersuspensi Berdasarkan jenis subtrat dan
dan massa sedimen yang berasal wilayah kondisi pantai (akresi atau abrasi), maka
sekitarnya. Wilayah yang mengalami abrasi jenis mangrove yang dapat ditanam untuk
antara lain : sebelah barat muara sungai kegiatan rehabilitasi mangrove di
Pemali hingga Kecamatan Wanasari, bagian Kecamatan Losari sampai Wanasari jenis
timur muara sungai Pemali dan sekitar Rhizophora spp. dan Avicennia spp.
muara Kali Gangsa. Akresi terjadi di muara Sedangkan di sekitar muara Kali Gangsa
sungai Cisanggarung, teluk di Kecamatan jenis Rhizophora spp. Menurut Bengen
Bulakamba, muara sungai Pemali dan di (2002), jenis mangrove yang ditanam untuk
pantai Randusanga. penahan abrasi pantai adalah Rhizophora
spp. dan bila untuk penghijauan saja tanami
Rehabilitasi Hutan Mangrove jenis Avicennia spp.
Kegiatan rehabilitasi hutan
mangrove di wilayah pantai Kabupaten Analisis Sistem Dinamis
Brebes dilakukan dan dikoordinasi oleh Berdasarkan data dan pembahasan
Dinas Pertanian, Kehutanan dan Konservasi terdahulu maka dapat dirancang pemodelan
Tanah Kabupaten Brebes yang sistem dinamis dari faktor-faktor ekologis
direalisasikan sejak tahun 2004. Sampai (dan ekonomi-sosial) yang mempengaruhi
bulan Desember 2004 telah dilakukan kondisi vegetasi mangrove di wilayah pantai
penanaman mangrove di sepanjang pantai Kabupaten Brebes. Secara umum kondisi
pesisir Brebes seluas 500 Ha. Lahan yang vegetasi mangrove dipengaruhi oleh
sudah ditanam kembali ini terdiri dari penambahan dan pengurangan luasan
hamparan seluas 325 Ha dan pematang mangrove. Penambahan luasan mangrove
tambak seluas 175 Ha di 13 desa di lima dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni
kecamatan yang ada di pesisir Brebes pertumbuhan baru dan reboisasi mangrove.
(Fiazia, 2006). Jenis mangrove yang Pengurangan luasan mangrove dipengaruhi
ditanam adalah Rhizophora muicronata oleh abrasi pantai sebagai faktor alam yang
dengan jarak tanam l x l meter. Satu hektar diakibatkan oleh pengaruh arus gelombang
lahan ditanami ± 2000 batang semai laut serta penebangan liar oleh masyarakat
R.mucronata. Berdasarkan hasil delineasi maupun pihak lain yang terkait. Model
citra satelit 31 Mei 2013, diperoleh panjang tersebut belum dapat disimulasikan karena
pantai Brebes adalah :56.68 Km. volume penebangan liar beserta faktor-
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama faktor yang mempengaruhinya (faktor
Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan sosial-ekonomi-budaya masyarakat dan
Nomor KB.550/264/kpts/4/1984 dan Nomor kebijakan/peraturan pemerintah) baru akan
082/Kpts-H/1984, tanggal 30 April 1984, dikaji pada penelitian tahap 2 (tahun kedua).
lebar sabuk hijau hutan mangrove adalah Kerangka model dinamis kondisi vegetasi
200 meter, sehingga pesisir Brebes mangrove di wilayah pantai Kabupaten
seharusnya memiliki sabuk hutan mangrove Brebes disajikan pada Gambar 2.

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 99
Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Gambar 2. Model Dinamis Proses Ekologis yang Mempengaruhi Keberadaan Mangrove


di Wilayah Pantai Kabupaten Brebes

Dari kerangka model dinamis di atas Tanjung. Daerah usulan penanaman


terlihat bahwa keberadaan mangrove di mangrove terdapat di tiga wilayah, yaitu di
wilayah pantai Kabupaten Brebes muara Sungai Cisanggarung Kecamatan
dipengaruhi oleh penambahan (reboisasi dan Losari, muara Sungai Kluwut Kecamatan
pertumbuhan baru) dan pengurangan Bulakamba, dan di sebelah Timur muara
mangrove (abrasi pantai dan penebangan Sungai Pemali Kecamatan Brebes.
liar). Dari data-data yang diperoleh pada
penelitian tahap (tahun) pertama baru dapat Kesimpulan
disusun kerangka model dinamis proses Luasan mangrove di wilayah pantai
ekologis terkait dengan keberadaan vegetasi Kabupaten Brebes pada akhir tahun 2013
mangrove di wilayah pantai Kabupaten tinggal 243.20 ha. tersebar di wilayah pantai
Brebes. Untuk dapat menyusun strategi dan Kecamatan Losari 26.56 ha., Tanjung 5.60
metode penanganan kerusakan mangrove di ha., Bulakamba 35.42 ha., Wanasari 14.31
wilayah pantai Kabupaten Brebes masih ha. dan di Kecamatan Brebes 161.31 ha.
diperlukan penelitian terkait dengan faktor dengan kategori tingkat kerapatan vegetasi
sosial-ekonomis dengan degradasi mangrove berturut-turut : sangat jarang,
mangrove dan abrasi pantai. jarang , jarang, jarang, sedang dan jarang. Di
wilayah penelitian dijumpai tiga jenis
Tata Ruang Areal Mangrove vegetasi mangrove dalam jumlah layak
Arahan pemanfaatan ruang pantai hitung yakni : Rhizophora mucronata,
Kabupaten Brebes tahun 2012 memberikan Rhizophora apiculata , Avicennia marin.
titik berat reboisasi hutan mangrove di dan secara keseluruhan Rhizophora
Kecamatan Wanasari, Bulakamba dan mucronata memiliki kepadatan paling

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 100
Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

tinggi yaitu 35.731 individu/ha. di stasiun 5 Ardani, B.. 2004. Pemantauan Dinamika
(Kaliwlingi, Kecamatan Brebes). Selama Pesisir dengan Memanfaatkan Citra
periode tahun 1991 - 2002, abrasi yang Satelit. Sekolah Pasca Sarjana.
terjadi di wilayah pantai Kabupaten Brebes Institut Pertanian Bogor.
seluas 696,848 ha.. Wilayah yang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
mengalami abrasi antara lain : sebelah barat Propinsi Jawa Tengah. 2012.
muara sungai Pemali hingga Kecamatan Penyusunan Model Pengelolaan dan
Wanasari, bagian timur muara sungai Pemali Pengembangan Mangrove Propinsi
dan sekitar muara Kali Gangsa. Selanjutnya Jawa Tengah.
dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2008, Bengen, D.G.. 2001. Proseding Pelatihan
abrasi pantai di Kabupaten Brebes mencapai Pengelolaan Wilayah Pesisir
640,45 ha. Jaju degradasi mangrove dan Terpadu. Pusat Studi Pesisir dan
abrasi pantai di wilayah pantai Kabupaten Laut. Insstitut Pertanian Bogor.
Brebes, masing masing 68.46 ha./tahun dan Bengen, D.G.. 2002. Pedoman Teknis
63.35 Ha./tahun. Untuk memenuhi Pengenalan dan Pengelolaan Hutan
ketentuan lebar sabuk hijau hutan mangrove Mangrove. PKSPLIPB. Bogor.
200 meter perlu dilakukan penambahan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
kegiatan rehabilitasi mangrove seluas Brebes. 2008. Penyusunan Rencana
144,16 ha. lagi. Jenis mangrove yang Tata Ruang Pesisir Kabupaten
disarankan ditanam untuk kegiatan Brebes. 56 p.
rehabilitasi mangrove adalah jenis Fiazia, N.A.. 2006. Struktur Komunitas
Rhizophora dan Avicennia. Mangrove dan Implikasinya pada
Ucapan Terima Kasih Kegiatan Rehabilitasi di Pesisir
Artikel ilmiah ini merupakan bagian dari Brebes Jawa Tengah. Skripsi,
Disertasi penulis utama sebagai salah satu Fakultas Perikanan dan Ilmu
pemenuhan persyaratan tugas akhir di Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Program Doktor Manajemen Sumber Daya Hakim, W.I.. 2004. Penentuan Lokasi
Pantai Universitas Diponegoro Semarang. Sentra Pengumpulan Hasil Tambak
Untuk itu penulis utama menyampaikan di Kabupaten Brebes Jawa Tengah.
terima kasih kepada Rektor Universitas Sekolah Pasca Sarjana. Institut
Diponegoro, Dekan Fakultas Perikanan dan Pertanian Bogor.
Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
Ketua, Sekretaris dan segenap Pengajar Brebes. 2003. Neraca Kualitas
Program Doktor Manajemen Sumber Daya Lingkungan Hidup Daerah
Pantai Universitas Diponegoro, Promotor Kabupaten Brebes Tahun 2003. 58 p.
dan Co-Promotor beserta segenap Penguji Kusmana, C.. 2005. Mangrove dalam
tugas akhir. Upaya Menangani Abrasi dan
Pengelolaan Pantai. Semiloka
Daftar Pustaka Program Mitra Bahari (PBM) sub
Anonimus. 2001. Perkembangan Tutupan RC Kalimantan Barat, Pontianak, 15
Lahan dan Penggunaan Lahan Nov. 2005.
Daerah Brebes, Jawa Tengah. Muhamadi, E. Aminullah dan B.Soesilo.
Teknologi Inventarisasi Sumberdaya 2001. Analisis Sistem Dinamis
Alam. Badan Pengkajian dan Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi
Penerapan Teknologi. Jakarta. dan Manajemen. Pusat Studi
Kebijakan dan Dinamika Sistem-
Penerbit UMJ Press. Jakarta. 415 p.

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 101
Oceatek Juni 2015 Vol. 9 (01) _____________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Syaefudin. 2003. Karakteristik Pantai


Kabupaten Brebes dan Zonasi
Peruntukannya. Prosiding Seminar
Teknologi untuk Negeri 2003, Vol.
4, hal. 144-148/HUMAS
BPPT/ANY.

Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System (Suyono et al) 102

Anda mungkin juga menyukai