Bab 3 (Penutup)
Bab 3 (Penutup)
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Provinsi Banten sudah mengalami kerusakan. Kerusakaan terjadi pada kisaran baik
(tidak rusak) sampai rusak berat dengan tingkat kerapatan yang berbeda. Faktor-faktor
penyebab kerusakan ekosistem mangrove terbagi dalam dua macam yaitu faktor alami dan
faktor manusia. Faktor alami yang mempengaruhi kerusakan mangrove adalah keberadaan
kepiting bakau (wideng) yang sering memakan bibit-bibit mangrove hingga 75% dari bibit-
bibit mangrove yang ditanam dan ditemukannya abrasi pada muara Sungai Cengkok sebelah
barat seluas 2 ha. Sedangkan faktor manusia adalah adanya konversi lahan mangrove menjadi
tambak ikan seluas 5.642 ha dan pemanfaatan pohon mangrove sebagai kayu bakar tiap hari
0,5-1,5 m3.
Penggunaan lahan di kawasan pesisir Kecamatan Kasemen dari arah pantai kedaratan
memiliki pola seragam yaitu ekosistem mangrove, tambak-tambak ikan, persawahan dan
pemukiman penduduk. Tambak ikan sebagian besar telah memenuhi kawasan pesisir dari
Manajemen untuk upaya rehabilitasi mangrove dilakukan dengan rehabilitasi mangrove pada
ekosistem mangrove yang mengalami kerusakan, menata penggunaan wilayah pesisir dari
tepi pantai kearah daratan dan pemanfaatan ekosistem mangrove yang lebih optimal dan tidak
menghilangkan kelestarian
adalah dengan perbaikan green beltdari garis pantai sejauh 200-300m dan 100m pada tepi
10
optimal. Rehabilitasi mangrove pada kawasan tambak ikan dengan menerapkan konsep
tumpang sari.
5.2. Saran
Perlu dilakukan perhitungan luasan area kawasan pesisir dan jumlah bibit mangrove yang
dapat ditanam dilokasi tersebut khususnya jenis mangrove Avicennia marina, Rhizophora
11