Anda di halaman 1dari 18

DIREKTORAT INVENTARISASI GRK DAN MPV

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM


KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

MITIGASI PENGURANGAN EMISI GRK SEKTOR KEHUTANAN

Oleh:
Budiharto, S.Si., M.Si.
Kasubdit Verifikasi Pengurangan Gas Rumah Kaca

Disampaikan pada acara “FGD Pasca Uji Konsistensi dalam rangka Penelitian Terpadu Perubahan Peruntukan dan Perubahan
Fungsi Kawasan Hutan dalam rangka review Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kalimantan Utara ”
Jakarta, 8 Februari 2024
2
Mitigasi Pengurangan Emisi Berbasis
Lahan Provinsi Kaltara
• Implementasi mitigasi pengurangan emisi yang merupakan
bagian dari skema REDD+ nasional
• Implementasi pencapaian target NDC 2030
• Implementasi FOLU NET SINK 2030
• Kaltara direncanakan untuk dijadikan pilot project untuk
rehabilitasi mangrove di bawah M4CR project
Mitigasi Pengurangan Emisi Berbasis
Lahan Provinsi Kaltara
• Implementasi mitigasi pengurangan emisi yang merupakan
bagian dari skema REDD+ nasional
• Implementasi pencapaian target NDC 2030
• Implementasi FOLU NET SINK 2030
• Kaltara direncanakan untuk dijadikan pilot project untuk
rehabilitasi mangrove di bawah M4CR project
PERDAGANGAN KARBON AKSI MITIGASI
1. pengurangan laju deforestasi lahan mineral;
2. pengurangan laju deforestasi lahan gambut dan mangrove;
3. pengurangan laju degradasi hutan lahan mineral;
4. pengurangan laju degradasi hutan lahan gambut dan
TUJUAN PERMEN 7/2023 mangrove;

Untuk mengatur Perdagangan Karbon


5. pembangunan hutan tanaman;
6. pengelolaan hutan lestari;
7. rehabilitasi dengan rotasi;
sektor Kehutanan dalam rangka 8. rehabilitasi nonrotasi;
9. restorasi gambut;
pencapaian target NDC sektor Kehutanan
10. perbaikan tata air gambut;
11. rehabilitasi mangrove;
Aksi Mitigasi 12. aforestasi pada kawasan bekas tambang;
13. pembangunan persemaian permanen;
Perubahan Iklim Sektor
14. rehabilitasi tanaman di bawah 5 (lima) tahun;
Kehutanan 15. konservasi keanekaragaman hayati;
Perdagangan 16. perhutanan sosial;
17. pendampingan pada hutan adat;
Karbon
18. introduksi replikasi ekosistem;
19. pembangunan ruang terbuka hijau;
Aksi Mitigasi, meliputi kegiatan: 20. ekoriparian;
a. pengurangan Emisi GRK; dan 21. pengawasan dan penegakan hukum untuk mendukung
perlindungan dan pengamanan Kawasan Hutan; dan/atau
b. penyimpanan &/ penyerapan karbon hutan. 22. kegiatan lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Keputusan Menteri LHK Nomor 168/2022, 24 Februari 2022
tentang Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FoLU) Net Sink 2030 untuk Pengendalian Perubahan Iklim.

FoLU Net Sink 2030 adalah sebuah


kondisi yang ingin dicapai melalui
penurunan emisi GRK dari sektor
kehutanan dan penggunaan lahan
dengan kondisi dimana tingkat
serapan sama atau lebih tinggi dari
tingkat emisi.

SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai melalui implementasi
Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink
2030 tercapainya tingkat emisi gas rumah kaca
sebesar -140 juta ton CO2e pada tahun 2030,
mendukung net zero emission sektor kehutanan
dan guna memenuhi NDC yang menjadi kewajiban
nasional Indonesia sebagai kontribusi bagi agenda
perubahan iklim global, dengan memperhatikan
visi Indonesia yang lebih ambisius dalam dokumen
LTS-LCCR.
RENOPS INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030
AKSI MITIGASI SEKTOR FOLU CAPAIAN FOLU NET SINK 2030 DITENTUKAN
OLEH:
1. Pencegahan Deforestasi Mineral
1. Pengurangan emisi dari DEFORESTASI dan
2. Pencegahan Deforestasi Gambut
LAHAN GAMBUT (dekomposisi gambut dan
3. Pencegahan Degradasi Konsesi kebakaran gambut);

4. Pembangunan Hutan Tanaman 2. Peningkatan kapasitas hutan alam dalam


penyerapan karbon (melalui pengurangan
5. Penerapan Pengayaan Hutan Alam DEGRADASI dan meningkatkan REGENERASI);
6. Penerapan RIL-C (Pengurangan Dampak Pembalakan) 3. RESTORASI dan PERBAIKAN TATA AIR
GAMBUT;
7. Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi
4. RESTORASI dan REHABILITASI HUTAN
8. Peningkatan Cadangan Karbon tanpa Rotasi (pengayaan tanaman/peningkatan serapan
9. Pengelolaan Tata Air Gambut karbon);

10. Pelaksanaan Restorasi Gambut


5. PENGELOLAAN HUTAN LESTARI;
6. OPTIMASI LAHAN TIDAK PRODUKTIF untuk
11. Perlindungan Areal Konservasi Tinggi
pembangunan Hutan Tanaman dan Tanaman
12. Pengelolaan Mangrove Perkebunan.

RENOPS BIDANG I : RO 1 RO 2 RO 3 RO 5 RO 6
REDD+ dan Progress-nya
di Tingkat dan Nasional
Apa Itu REDD+?
REDD+ merupakan aksi mitigasi bidang kehutanan dengan pendekatan kebijakan
dan insentif positif yang menjadi komponen penting yang berkontribusi dalam
pencapaian target NDC di sektor kehutanan dan sejalan dengan arah pembangunan
berkelanjutan (P70/2017)

Kegiatan dalam REDD+ (COP 16, Cancun, 2010):


1. Pengurangan emisi dari deforestasi (reducing emission from
deforestation)

2. Pengurangan emisi dari degradasi hutan (reducing emission from


forest degradation)

3. Peningkatan peran konservasi (role of conservation)

4. Pengelolaan hutan lestari (sustainable management of forest)

5. Peningkatan stok karbon hutan (enhancing forest carbon stock)


Pendekatan Metode FREL Indonesia
KRITERIA 1st FREL 2nd FREL
Periode Referensi 1990 – 2012 2006 - 2020

Penghitungan emisi Historical emission Historical emission

Aktivitas REDD+ (1) Deforestasi (1) Deforestasi


(2) Degradasi Hutan (2) Degradasi Hutan
(3) Enhance of Forest Carbon Stock
Metode Penghitungan Emisi • Deforestasi: perbedaan stok karbon • Deforestasi: perbedaan stok karbon (Nett
(Gross emission) emission)
• Degradasi Hutan: perbedaan stok • Degradasi Hutan: perbedaan stok karbon
karbon • Enhance of Forest Carbon Stock :
perbedaan stok karbon (Nett removal)
Pool dan gas Pool : AGB (semua hutan alam) dan soil Pool : AGB, BGB, DW, Litter, Soil carbon
carbon (hanya gambut) (gambut dan mangrove)
Gas : CO2 Gas : CO2 , CH4 dan N2O
Perhitungan Uncertainty Tier 1 (error propagation) Tier 2 (montecarlo simulation)
Periode Proyeksi 2013-2020 2021 – 2030
12
Deforestasi dan Degradasi Hutan Indonesia (1990-2012)

Deforestasi (918,678 ha/tahun)

Degradasi Hutan (507,486 ha/tahun)


WILAYAH PENGUKURAN KINERJA (WPK) REDD+

Merupakan
areal untuk
menghitung
capaian
penurunan
emisi GRK
terhadap
FREL

• Adalah wilayah untuk penghitungan capaian penurunan emisi dari aktivitas pengurangan deforestasi dan
degradasi hutan di lahan mineral dan gambut, sesuai dengan FREL nasional yang berlaku.
Pengertian • Seluas 96.6 Juta Ha (akhir 2012), terdiri dari hutan alam tanah mineral 84.8 Juta Ha; lahan gambut berhutan
seluas 7.1 Juta Ha dan lahan gambut sudah tidak berhutan seluas 4.7 juta Ha
Dokumen BUR dan Technical
Annex BUR Angka Capaian REDD+ 2013-2017

Periode FREL Periode Perhitungan Hasil

Selisih Rata-
rata FREL
Projection –
Rata-rata emisi
2013-2017 = 48,9
jt ton /th CO2-e
Hasil Technical Analysis Technical Annex BUR
(Hasil per tahun dihitung berdasarkan rata-rata selama periode pelaporan hasil (2013-2017)

Sebagian hasil dari tahun 2014-2016 diajukan


RBP ke Green Climate Fund (sebagai pilotting
sebesar 27 juta ton CO2-e → rerata pertahun 9
juta ton CO2-e)
GCF memberlakukan set aside / pengurangan
dari nilai score card dan reversal

Catatan :
• Result yang dapat diajukan pada pilotting GCF adalah
tahun 2014-2018, namun dalam TA BUR-2 periodenya
2013-2017, sedangkan yang 2017 diajukan untuk Bilateral
RI-Norway.
• maksimal yang bisa diajukan masing-masing negara untuk
pilotting GCF sebesar 30 juta CO2-e
ILUSTRASI BASELINE, TARGET DAN ADDITIONALITY
Baseline (FREL)

Performance/addition
al dari baseline
Surplus dari target CM1
(additional dr
compliance)

NDC CM1
Defisit dari target FULU
Netsink

2025 2030
FOLU Netsink
TERIMA KASIH DAN
MARI BERDISKUSI

Anda mungkin juga menyukai