Anda di halaman 1dari 28

KEBIJAKAN MITIGASI PERUBAHAN

IKLIM 2020-2024

DIREKTORAT LINGKUNGAN HIDUP


KEMENTERIAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS

JAKARTA, 20 AGUSTUS 2019


REPUBLIK
INDONESIA
Dampak Perubahan Iklim

Cuaca Ekstrim
(Perubahan
temperature
& Gelombang
Ekstrim
dan curah hujan)

Mempengaruhi analisis Produksi Mempengaruhi Membahayakan Membahayakan Mempengrauhi


neraca air dalam pertanian kemiringan lereng Keselamatan Keselamatan tingkat
memproyeksikan menurun pantai, lingkungan Pelayaran dan Penerbangan perkembangbiaka
bahaya banjir, pantai karena banjir mengurangi daya n vektor penyakit
ketersediaan air, dan dan perubahan jelajah nelayan dan heat-stress di
kekeringan air suplai sedimen wilayah perkotaan

“… we are already seeing the consequences of 1°C of global warming through more extreme weather, rising
sea levels and diminishing Arctic sea ice, among other changes,” (Panmao Zhai, Co-Chair of IPCC Working
Group I, 2018).
REPUBLIK
Apa yang sudah Pemerintah Indonesia lakukan?
INDONESIA

3
REPUBLIK
Perpres 61/2011 – target penurunan Emisi GRK 2020
INDONESIA

Komitmen Presiden Target Penurunan


(Gton CO2e)
pada G-20 Pittsburgh dan COP15 Sektor
Menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2020 26% 41%

Kehutanan dan Lahan


0.672 1.039
Gambut
26% 26+15=41%
Pertanian 0.008 0.011
Upaya sendiri Upaya Sendiri dan
Dukungan internasional Energi dan
0.036 0.056
Transportasi

Industri 0.001 0.005

Limbah 0.048 0.078


RAN GRK
Total 0.767 1.189

Note: Rapat Menko Perekonomian 29 Des 2009 Bappenas ditugasi sebagai koordinator penyusunan RAN-GRK

4
REPUBLIK
Komitmen Tahun 2030 – Paris Agreement COP 21
INDONESIA

1. Pembangunan Indonesia berwawasan Lingkungan  mengingat


kondisi gografis yang rentan terhadap perubahan iklim
2. Kerentanan dan tantangan perubahan iklim  tidak
menghentikan komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam
aksi global penurunan emisi GRK sebesar 29 % pada tahun 2030,
dan menjadi 41 % apabila mendapat bantuan internasional

3. Penurunan emisi dilakukan dengan langkah - langkah:


• Bidang energi : pengalihan subsidi BBM ke sektor produktif
penggunaan sumber energi terbarukan hingga 23% pada
tahun 2025
• Bidang limbah : pengolahan sampah menjadi sumber energi
• Bidang lahan : tata kelola hutan melalui one map policy,
moratorium dan review izin pemanfaatan lahan gambut,
pengelolaan lahan dan hutan produksi lestari
• Bidang maritim : mengatasi perikanan ilegal, dan perlindungan
keanekaragaman hayati laut

5
REPUBLIK
Kebijakan Mitigasi Perubahan Iklim
INDONESIA

KEHUTANAN DAN LAHAN GAMBUT


Pengendalian Kebakaran hutan dan lahan gambut, Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Moratorium Hutan dan Penundaan Pemberian Ijin Baru pada Hutan Primer
dan Lahan Gambut, Penurunan Deforestasi, Peningkatan Penerapan Prinsip pengelolaan hutan berkelanjutan, baik di hutan alam (penurunan degradasi hutan)
maupun di hutan tanaman dan Restorasi lahan gambut

INDUSTRI PERTANIAN
Penerapan teknologi budidaya pertanian melalui kegiatan
implementasi System of Rice Intensification, pengelolaan tanaman
konservasi/diversifikasi energi dan terpadu, dan penggunaan varietas padi rendah emisi, (2)
penerapan modifikasi proses dan Pemanfaatan pupuk organik dan biopestisida melalui
teknologi di industri semen kegiatan pemberian pupuk organik bersubsidi dan
pengadaan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO), dan (3)
Pemanfaatan kotoran/urin serta limbah pertanian untuk
biogas

PENGELOLAAN LIMBAH ENERGI


Pengelolaan persampahan dan peningkatan efisiensi energi melalui penerapan mandatori
manajemen energi untuk pengguna padat energi,
air limbah peningkatan efisiensi peralatan rumah tangga dan
pembangunan penerangan jalan umum retrofitting lampu
LED; pengembangan energi baru dan terbarukan melalui
pembangkit energi baru terbarukan

TRANSPORTASI
sektor transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian
6
REPUBLIK
INDONESIA
Capaian Potensi Penurunan Emisi GRK s/d 2017
Potensi Penurunan Emisi GRK yang dilaksanakan melalui RAN/RAD-GRK

BaU Kumulatif Potensi Emisi Tahunan (Kumulatif) 13,030,000.00


14,000,000.00

12,000,000.00
22,5%
10,000,000.00
Emisi grk (Ribu ton co2eq)

8,000,000.00 2,94 Mega Ton


6,000,000.00 10,097,846.68 Kehutanan & Gambut
2,59 Mega Ton CO2eq (88%)
4,000,000.00
Pertanian
0,1 Mega Ton CO2eq (3%)
2,000,000.00
Energi, Industri & Transportasi

0.00
0,21 Mega Ton CO2eq (7%)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Pengelolaan Limbah
tahun
0,02 Mega Ton CO2eq (1%)
Agenda Pasca 2020: Pemenuhan Target Paris Agreement
REPUBLIK
INDONESIA
Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon (PPRK)
Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon (PPRK) adalah sekumpulan kebijakan perencanaan pembangunan
terintegrasi dan strategi investasi rendah karbon untuk RPJMN 2020-2024 dan Roadmap SDG 2030 yang mendorong
Indonesia menurunkan intensitas emisi dan emisi GRK. Daya dukung dan daya tampung SDA dan LH menjadi faktor
penentu dalam perumusan kebijakan dan target PRK.
Trade Off

Inter-related Human Activities Carrying Capacity

Dampak/
Tekanan

Energi Industri Daya Tampung Air

+
Kelautan

IKLH
KEBIJAKAN
Pertanian Kehutanan Emisi
PEMBANGUNAN
Daya Dukung
Kehati
Ketersediaan

Permukiman Perikanan Tutupan


Lahan

Trade Off Target Intensitas Emisi


Ekonomi Kemiskinan
Sektor Emisi GRK

8
REPUBLIK
Mengapa perlu Pembangunan Rendah Karbon?
INDONESIA

Jika dilakukan pemodelan


dengan kondisi baseline,
pertumbuhan ekonomi yang
memperhatikan daya
dukung dan daya tampung –
namun tanpa intervensi PRK 5,7%

Apa yang akan terjadi? 4,3%


Penurunan pertumbuhan
ekonomi menjadi 4,3% in 2045

9
REPUBLIK
Indikator Keberhasilan (Outcome) PRK
INDONESIA

1 Intensitas Emisi/Karbon* 2 Penurunan Emisi/Penyerapan GRK

GHG
Intensitas Intensitas Emission/ Activity Emission
Karbon Energi Fuel Mix Removal Data Factor

CO2
CO2
GDP
=
Energi
GDP
x Energi
CO2 = Activity Unit
x CO2
Activity Unit
*) definisi WRI, perlu kesepakatan definisi

• Intensitas Emisi/Karbon adalah jumlah emisi GRK • Activity data adalah besaran kegiatan pembangunan
per satuan output ekonomi, yang biasanya diukur yang berpotensi mengeluarkan atau menyerap emisi di
melalui PDB di tingkat nasional satu wilayah dalam waktu tertentu.
Misalnya: penanaman pohon 1 juta ha/tahun
• Intensitas energi adalah jumlah konsumsi energi
per unit PDB • Emission factor adalah rata-rata emisi GRK untuk suatu
• Fuel mix adalah kandungan karbon dari konsumsi sumber emisi relatif terhadap unit kegiatan pada
energi di suatu negara sumber emisi yang sama.
Misalnya: faktor emisi hutan lahan kering primer
adalah 132,99 ton C/ha

10
REPUBLIK
Hubungan antara PPRK, SDG dan RPJMN
INDONESIA

PPRK

Persentase Intensitas Emisi


Penurunan
Emisi GRK (%) Target Pembangunan
Sektoral

Kebijakan, Rencana dan Program

RPJMN/RKP
RPJMD/RKPD PP No.17/2017
Sinkronisasi
Perencanaan dan
Penganggaran
RKAKL

11
REPUBLIK
Metodologi berbasis Sistem
INDONESIA

1 2
Model
Model Berbasis Berbasis
Non-Spasial Spasial
(System Dynamics) (Spatial
Dynamics)

• Untuk mengetahui dan memahami perilaku


dinamis sebuah fenomena (perubahan • Untuk memahami dan menggambarkan
berdasarkan perjalanan waktu) perilaku fenomena secara spasial
• Untuk mengidentifikasi variabel-variabel dari • Menjadi tools evaluasi kebijakan spasial
perubahan tersebut serta membantu memprediksi atau
• Untuk menguji sensitivitas model melalui merekayasa dampak spasial di masa
intervensi terhadap variabel-variabel tersebut mendatang akibat intervensi tertentu
• Variabel yang sensitif terhadap perubahan • Memperkirakan perubahan penggunaan
perilaku tersebut dapat diklasifikasikan sebagai lahan yang mungkin terjadi di masa
Leverage Policy yang bermanfaat dalam proses datang
penyusunan kebijakan

12
REPUBLIK
Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon
INDONESIA

KEBIJAKAN KEGIATAN INDIKATOR


(2020, 2024, 2030 & 2045)

• Hydropower Plant Investment.


Peningkatan Kontribusi • Geothermal Plant Investment.
Energi Terbarukan • Others Renewable Technology Investment.
(15% tahun 2024) • Penggunaan biofuel untuk mengganti BBM
Konvensional.
Efisiensi dan • Pengembangan Mobil/kendaraan yang lebih • Ketersediaan
Konservasi Energi efisien. energi.
(laju peningkatan efisiensi • MRT/LRT/BRT. • Porsi EBT.
energi lebih kurang 2,5% per • Green Building. • Penurunan Emisi
tahun pada periode 2020- • Traffic Management Innovation. dari Sektor Energi.
2030 dan 3,5% setelahnya) • Smart street lighting.

ENERGI Penerapan B20 untuk mengganti BBM


Mandatory Biofuel Konvensional di sektor transportasi sebesar 14%

13
REPUBLIK
Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon
INDONESIA

INDIKATOR
KEBIJAKAN KEGIATAN (2020, 2024, 2030 &
2045)

Restorasi Gambut • Rewetting.


(400.000 ha/tahun sampai 2024 & • Revegetation.
200.000 ha/tahun setelah 2024) • Persentase
• Perhutanan Sosial. tutupan hutan.
Reforestasi • Rehabilitasi Hutan dan Lahan. • Luas habitat
(500.000 ha/tahun sampai 2024 & • Restorasi Ekosistem. ideal satwa
550.000 ha/tahun setelah 2024) • Pemulihan Ekosistem. terancam
• Hutan Kota. punah.
Pengurangan Laju • Pemantapan Kawasan hutan (tata batas). • Proporsi area
Deforestasi/Avoiding • Patroli dan pengamanan kawasan hutan. krisis
Deforestation • Pencegahan dan penanggulangan karhutla. ketersediaan
(50% tahun 2018-2024 & • Pemberantasan illegal logging.
air.
20% setelah 2024)
• Emisi karbon
• Moratorium hutan primer, lahan gambut, proporsi dari perubahan
Lestari Rendah
LAHAN hutan. tutupan lahan.
• Implementasi RTRW 2008-2028.
Lestari Sedang • Moratorium hutan primer, lahan gambut, proporsi
hutan.
• Implementasi moratorium sawit 100%.
• Perlindungan area habitat satwa di hutan primer dan
Lestari Tinggi hutan sekunder.
• Implementasi RTRW 2008-2028.
• Moratorium hutan primer, lahan gambut, proporsi
hutan. 14
REPUBLIK
Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon
INDONESIA

INDIKATOR
KEBIJAKAN KEGIATAN
(2020, 2024, 2030 & 2045)
Intensifikasi • Penerapan good practices • Luas Lahan Pertanian.
pertanian/perkebunan • Efisiensi pemupukan. • Total Produksi Pertanian &
(peningkatan produktivitas Perkebunan.
4%/tahun)
• Penggunaan bibit unggul
• Produksi komoditas utama
Penambahan luas lahan (kelapa sawit, padi, tebu,
• Pencetakan lahan sawah baru 200.000 ha / tahun jagung, kopi, kakao).
PERTANIAN sawah 1 juta ha

INDIKATOR
KEBIJAKAN KEGIATAN
(2020, 2024, 2030 & 2045)
Pengurangan Sampah Pengurangan produksi sampah rumah tangga lebih kurang • Domestic Waste
Rumah Tangga 30% dari proyeksi Baseline pada 2025. Generated.
• Domestic Solid Waste
Penanganan Sampah Pengelolaan produksi sampah rumah tangga lebih kurang
Emission.
Rumah Tangga 70% dari proyeksi Baseline pada 2025.
• Solid Wasted Generated
Penanganan Emisi dari Efisiensi sumber daya dari sektor industri. per Capita Processing
Sektor IPPU (EF IPPU per VA reduction target 0.15) Factor.
LIMBAH & IPPU Manajemen Limbah Pengelolaan limbah sehingga faktor emisi berkurang 50%
• Industrial Waste Water
Emission.
Industri dari baseline pada tahun 2045 untuk limbah industri. • IPPU Emissions.

INDIKATOR
KEBIJAKAN KEGIATAN
(2020, 2024, 2030 & 2045)
• Penggunaan LPG sebagai sumber energy kapal nelayan • Jumlah produksi
Efisiensi Energi Bidang
• Penggunaan energi surya untuk penyimpanan ikan di kapal perikanan
Kelautan dan Perikanan
• Penggunaan panel surya untuk tambak udang • Efisiensi energi
• Luas kawasan
Konservasi dan • Penetapan kawasan konservasi laut 30 juta ha s.d. 2030
KELAUTAN PERIKANAN konservasi perairan
Rehabilitasi • Rehabilitasi mangrove … ha

15
RPJMN 2020-2024: PN 6
REPUBLIK
INDONESIA
MEMBANGUN LINGKUNGAN HIDUP, MENINGKATKAN KETAHANAN BENCANA, DAN PERUBAHAN IKLIM

ISU STRATEGIS Kelembagaan


KEBIJAKAN UTAMA
Meningkatkan kualitas lingkungan
hidup, melalui integrasi upaya
Deplesi SDA dan
pencegahan, penanggulangan, dan
Degradasi Kualitas LH Regulasi Tata Kelola pemulihan pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup, serta penguatan
Meningkatnya Pelanggaran kelembagaan dan penegakan hukum
Hukum SDA dan LH bidang lingkungan hidup
Meningkatkan Ketahanan Bencana
Tingginya Kerentanan dan Iklim, melalui penguatan
dan Risiko Bencana BAB VII MEMBANGUN konvergensi antara pengurangan risiko
LINGKUNGAN HIDUP, bencana dan adaptasi perubahan iklim
Peningkatan Potensi MENINGKATKAN
Dampak dan Bahaya KETAHANAN BENCANA,
DAN PERUBAHAN IKLIM Menerapkan Pembangunan Rendah
Perubahan Iklim Karbon, melalui kebijakan penurunan
Penanganan Perubahan Iklim emisi dan intensitas emisi di bidang
yang Lebih Holistik melalui prioritas (energi, transportasi, lahan,
Pembangunan Rendah Karbon limbah. Industri, dan kelautan)
Anggaran SDM Sinergi
Pelaksanaan

Terwujudnya Pembangunan Rendah Karbon dan Tahan Bencana yang dapat Menjaga Keseimbangan antara Pemanfaatan,
Keberlanjutan, Keberadaan, dan Kegunaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan Tetap Menjaga Fungsi, Daya Dukung,
dan Kenyamanan Dalam Kehidupan Pada Masa Kini dan Masa Depan
ARAH KEBIJAKAN, SASARAN DAN INDIKATOR OUTCOME
REPUBLIK
INDONESIA
MEMBANGUN LINGKUNGAN HIDUP, MENINGKATKAN KETAHANAN BENCANA, DAN PERUBAHAN IKLIM

Arah Kebijakan Target


Sasaran Indikator Outcome (satuan) Baseline
2024
1. Meningkatnya
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) 65,14 75,0 - 78,0
Indeks Kualitas Air (IKA) 51,01 77,0
Indeks Kualitas Indeks Kualitas Air Laut (IKAL) N/A 64,5
Meningkatkan Kualitas
Lingkungan Hidup Indeks Kualitas Udara (IKU) 84,76 86,0
Lingkungan Hidup
Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) 61,03 61,0

2. Berkurangnya Penurunan potensi kehilangan PDB akibat dampak bencana dan


Kerugian Akibat N/A 0,30
bahaya iklim terhadap total PDB (persen)
Meningkatkan Dampak Bencana
Dan Bahaya Iklim Penurunan potensi kehilangan PDB akibat dampak bencana (persen) 0,08 0,10
Ketahanan Bencana
dan Iklim Penurunan potensi kehilangan PDB sektor terdampak bahaya iklim (persen) N/A 0,20

Meningkatnya Penurunan emisi GRK nasional terhadap baseline (persen) 22,5 27,3
3. capaian penurunan
emisi dan intensitas
emisi Gas Rumah Penurunan intensitas emisi GRK nasional terhadap baseline
Menerapkan 12,0 24,0
Kaca terhadap (persen)
Pendekatan baseline
Pembangunan
Rendah Karbon
Strategi dan Indikator Arah Kebijakan #3
REPUBLIK
INDONESIA
Menerapkan Pendekatan Pembangunan Rendah Karbon (1)
Strategi Indikator dan Target
Indikator Baseline Target 2024

Porsi energi baru terbarukan dalam


Pembangunan Energi bauran energi nasional (persen) 7,68 20
Berkelanjutan
Intensitas Energi Primer (SBM/Rp 428,6 213,0
Miliar)

Luas lahan gambut terdegradasi yang


difasilitasi restorasi gambut dan 307.953 1.112.800*
dipulihkan (ha)

Luas hutan dan lahan yang


terehabilitasi secara nasional (ha) 102.838 2.500.000*
Pemulihan Lahan Berkelanjutan
Laju Deforestasi (ha/tahun) 480.000 310.000

Rasio luas Lahan Pertanian Pangan


Berkelanjutan (LP2B) terhadap 75 95
kebutuhan lahan pertanian (persen)

Keterangan: * Target kumulatif dalam 5 tahun

18
Strategi dan Indikator Arah Kebijakan #3
REPUBLIK
INDONESIA
Menerapkan Pendekatan Pembangunan Rendah Karbon (2)
Strategi Indikator dan Target
Indikator Baseline Target 2024
Jumlah sampah yang terolah menjadi
bahan baku dan/atau sumber energi N/A 2.503.900*
melalui fasilitas RDF (ton)
Penanganan Limbah
Jumlah kab/kota yang terfasilitasi
penguatan kapasitas daerah dalam 86 132
pengelolaan air limbah domestik
(termasuk pengelolaan lumpur tinja)

Jumlah standar dan kelembagaan


Industri Hijau yang dikembangkan 5 25*
(RSIH)
Pengembangan Industri Hijau
Jumlah perusahaan yang
menerapkan sertifikasi SNI ISO N/A 5.000*
14001 (perusahaan)

Inventarisasi dan Rehabilitasi


Jumlah luas rehabilitasi hutan
Ekosistem Pesisir dan Kelautan mangrove/pantai (ha)
2.655 50.000*

Keterangan: * Target kumulatif dalam 5 tahun

19
Program Prioritas : Pembangunan Rendah Karbon
REPUBLIK
INDONESIA

KP1 Pro-PN:
Pembangunan Energi 1) Pengelolaan Energi Baru
Berkelanjutan Terbarukan
Pro-PN: 2) Efisiensi dan Konservasi Energi
KP5
1) Inventarisasi dan
Rendah Karbon
rehabilitasi ekosistem
Pesisir dan Laut
pesisir dan kelautan
KP2
Pemulihan Lahan
Berkelanjutan

PP 3 : Pembangunan Pro-PN:
KP4 1) Restorasi dan Pengelolaan
Pengembangan Rendah Karbon Lahan Gambut
Pro-PN:
Industri Hijau 2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan
1) Konservasi dan audit
penggunaan energi pada 3) Pengurangan laju deforestasi
industri 4) Peningkatan produktivitas dan
2) Penerapan modifikasi proses efisiensi pertanian
dan teknologi
3) Manajemen limbah industri KP3
Penanganan
Pro-PN:
1) Pengurangan sampah Limbah
rumah tangga
2) Pengelolaan limbah cair
Indikasi Lokasi: Pembangunan Rendah Karbon Nasional
REPUBLIK
INDONESIA

Pengembangan Energi
Berkelanjutan

Restorasi dan Pengelolaan Pengembangan Industri


Lahan Gambut Hijau

Penanganan dan Rehabilitasi Mangrove di Rehabilitasi Hutan dan


Pengelolaan Limbah Pesisir Lahan

21
REPUBLIK
60 Pendanaan Perubahan Iklim
120

INDONESIA
50 100
Adaptation
40 49.3 80

30 60
Mitigation Mitigation
95.8 72.2
20 Mitigation 40
72.4
10 20
APBN = State Budget
APBN-P = Revised State Budget
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2015-2019
0 0  Mitigasi : 37,89 T  Mitigasi : 340,08 T
APBN-P 2016 APBN-P 2017 APBN 2018
 Adaptasi : 68,32 T  Adaptasi : 216,19 T
State Budget (APBN)
IDR Trillion
Climate Change
Climate Change Budget
Budget to APBN • Simple aggregation of financing needs in
Govt. Transfer to EMISSION
Total existing NDCs with a conditional component
Expenditure Region REDUCTION
TARGET under Paris Agreement, amount to around
APBN-P 2016 72.4 1306.7 776.3 2083.0 3.5 %
BY2030
APBN-P 2017 95.8 1366.9 766.3 2133.2 4.5 %
USD 4.4 trillion (ICCTF, 2019)
APBN 2018 109.7 1454.5 766.2 2220.2 4.9 %

APBN 2019 95.9 1634.3 826.8 2461.1 3.9 % Innovative Financing Instruments

Fiscal Policies

Scaling Up Climate Finance


Improving Access to Global Finance
The Government Budget alone will not be able
to meet the financing needs for climate change
actions

Sumber: budget tagging, BKF (2019) Attracting Private Sector’s Investment

22
REPUBLIK
Indonesia Climate Change Trust Fund
INDONESIA

ICCTF Supporting the Indonesian


Government in reducing GHG
Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) is a emission through moves towards
National Trust Fund that served as funding a low carbon economy and
instrument for the Government of Indonesia to support
Objective adaptation to climate change
29% emission reduction target by national effort and impacts.
up to 41% with international support in 2030.

1. Integrating climate change


ICCTF distribute state budget and international
issues into national,
funding from development partners for activities that
provincial and district
aligned with Government priorities as outlined in development plans;
National Action Plan on GHG Emission Reduction 2. Implementing mitigation and
(RAN-GRK).
Goals adaptation initiatives in the
context of GHG emission
reduction.
https://www.icctf.or.id/

23
Indonesia Climate Change Trust Fund (2)
Land-based Adaptation
Mitigation & Resilience
Aim to reduce GHG emissions through Aim to repair national and local institutions

Focus
financial support for the programs of in Indonesia as well as the communities
reforestation/ rehabilitation of degraded lands, that are vulnerable to the impacts of

areas
restoration of degraded land into community climate change through the dissemination
forest, energy biomass and agroforestry, low of climate information, development and
carbon and productive management of innovation of adaptation strategies, use of
degraded peat land, and sustainable area technology and knowledge, and promote
conservation management. the establishment of policies for adaptation.

Energy Marine based


Aim to reduce GHG emissions significantly in relation Aim to promote sustainable use of marine
to supply and demand of energy, including the resources and to conserve biodiversity in
financing of low carbon energy generation coastal and marine areas including coral reef
technologies and the implementation of conservation and blue carbon ecosystems such as
and energy efficiency. mangrove and seagrass.
ICCTF Project Location (2010-2019)
19 Kalimantan
projects
FOCUS AREA

6
Total Location On-going Sulawesi Land based Mitigation
• Central Kalimantan (11 projects)
76 99 13 • East Kalimantan (1 project) projects
• Gorontalo (1 project)
Energy
Adaptation & Resilience
projects areas projects • South Kalimantan (3 projects)
• West Kalimantan (4 projects) • North Sulawesi (2 project)
• South Sulawesi (1 project)
• Southeast Sulawesi (2 projects)

23 Sumatra
projects
• Jambi (3 projects)
• Bangka Belitung (1 project)
• Riau (1 project)
• Aceh(2 projects)
• North Sumatra (2 projects)
• Riau (9 projects)
• South Sumatra (3 projects)
• West Sumatra (2 projects)

Java
36 projects
4 Maluku-Papua
• Banten (1 project) projects
• Central Java (8 projects)
• East Java (6 projects)
11 Bali-Nusa Tenggara
projects • Maluku (2 projects)
• West Papua (2
• Jakarta (3 projects) • Bali (1 project)
projects)
• West Java (11 projects) • NTB (5 projects)
• Yogyakarta (7 projects) • NTT (5 projects) Notes: Some projects are located in different provinces
Potential Validated GHG Emission Reduction from
40 ICCTF Projects during 2010-2018
Potential Validated
Category Number of Project
GHG Reduction
(ton CO2e)

Agriculture 5 7

Peatland 15 8.721.385

Forestry (Mineral Soil) 17 319.993

Mangrove 3 323.175

TOTAL 40 9.364.562
With total budget allocated (2010 – 2018) : IDR 198 billion, Note:
According to FORBES (Aug 2018),
Cost to reduce 1 ton CO2e ± IDR 21.000 (USD 1.5) Carbon pricing in April 2018 is
EUR 20/ton CO2e ($30 / ton CO2e)
REPUBLIK
Financing Renewable Energy Scheme
INDONESIA

Potential funding ± USD 20 Mio

27
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai