Anda di halaman 1dari 53

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

22 November 2022
SOSIALISASI PERATURAN GUBERNUR
NO. 31 TAHUN 2022 TENTANG
RENCANA DETAIL TATA RUANG
WILAYAH PERENCANAAN PROVINSI DKI JAKARTA
OUTLINE SOSIALISASI

Latar Belakang Dan Tujuan Penyusunan RDTR Hunian

Persandingan Perda 1/2014 & Pergub 31/2022 UMKM, Industri Kecil Dan Industri Besar

Rencana Struktur Ruang Rencana Ruang Terbuka Hijau

Rencana Pola Ruang Ketentuan GSB

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
01
LATAR BELAKANG &
TUJUAN PENYUSUNAN
RDTR
SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
LATAR BELAKANG
Adanya perubahan tata aturan pasca penerbitan
01
UUCK.

Adanya upaya integrasi sistem layanan dalam


02 rangka mendukung kemudahan berusaha dan
peningkatan investasi
Rencana tata ruang harus menjawab dinamika
perubahan baik internal maupun eksternal
03 dalam rangka mendukung kemudahan
memperoleh layanan perizinan berusaha dan
non berusaha.

04
Perubahan muatan pengaturan dalam Pergub
31 Tahun 2022 menjadi terobosan sebagai
solusi kendala yang terjadi dalam operasional
“ Berdasarkan laporan masyarakat yang disampaikan dalam
Portal Peninjauan Kembali RDTR, sebanyak 5874
permohonan dan aspirasi yang disampaikan dengan
mayoritas permohonan berupa perubahan zonasi yaitu
73,07%
RDTR sebelumnya.
SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
TUJUAN PENYUSUNAN RDTR

● Meningkatkan iklim investasi


● Mewujudkan Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai pusat bisnis dan
ekonomi berskala global
● Memberikan kepastian hak dan kepastian hukum yang berkeadilan bagi
masyarakat dalam pemanfaatan ruang
● Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang, Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perencanaan Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta perlu dilakukan penyesuaian

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
PETA BATAS ADMINISTRASI - SWP Kota Adm. Jakarta Barat
Pasal 5

Kode Kecamatan Luas (Ha)

I.C.15 Cengkareng 2.561,93

I.C.16 Grogol
1.082,76
Petamburan

I.C.17 Kalideres 2.903,90

I.C.18 Kebon Jeruk 1.766.39

I.C.19 Kembangan 2.491,25

I.C.20 Palmerah 735,97

I.C.21 Taman Sari 449,87

I.C.22 Tambora 541,50

Luas SWP C : 12.533,57 Ha


SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
02

PERSANDINGAN PERDA 1/2014


DENGAN PERGUB 31/2022

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
PERSANDINGAN PERDA 1/2014 DAN PERGUB 31/2022 RDTR WP Prov. DKI Jakarta
ASPEK KOMPONEN DAN
PERDA 1/2014 ttg RDTR PZ PERGUB 31/2022 RDTR WP Prov. DKI Jakarta
MUATAN

1 Produk hukum Peraturan Daerah Peraturan Kepala Daerah

2 Ruang lingkup Wilayah WP Per Kecamatan WP DKI Jakarta (daratan)

Sampai sub blok Hanya sampai SWP :


- 5 Kota Administrasi; dan
- 1 Kabupaten Administrasi

3 Luas Wilayah 66.233,89 Ha 66.478,58 Ha

dengan rincian : Dengan rincian:


● Jakarta Pusat 4.813,23 Ha ● Jakarta Pusat 4.876,27 Ha
● Jakarta Utara 14.656,28 Ha ● Jakarta Utara 14.990,02 Ha
● Jakarta Barat 12.953,89 Ha ● Jakarta Barat 12.533,57 Ha
● Jakarta Selatan 14.126,73 Ha ● Jakarta Selatan 14.472,95 Ha
● Jakarta Timur 18.814.15 Ha ● Jakarta Timur 18.504,52 Ha
● Kepulauan Seribu 869,61Ha ● Kepulauan Seribu 1.101,25 Ha

4 Tujuan Penataan WP Tujuan Penataan Ruang per kecamatan Mengacu pada Tujuan Penataan WP dalam RTRW

5 Rencana Struktur Ruang Rencana Struktur Ruang per Kecamatan Rencana struktur ruang dalam WP

6 Rencana Pola Ruang 25 Zona, 44 Sub Zona 19 Zona, 35 Sub Zona

OUTLINE
PERSANDINGAN PERDA 1/2014 DAN PERGUB 31/2022 RDTR WP Prov. DKI Jakarta
ASPEK KOMPONEN DAN
PERDA 1/2014 ttg RDTR PZ PERGUB 31/2022 RDTR WP Prov. DKI Jakarta
MUATAN

7 Muatan Peraturan Zonasi 1. Kegiatan 1. Aturan dasar, terdiri dari :


2. Intensitas pemanfaatan ruang - Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan
3. Tata bangunan - Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang
4.Teknik pengaturan Zonasi - Ketentuan tata bangunan
5. Prasarana minimal - Ketentuan prasarana minimum
6. Standar teknis - Ketentuan khusus
7. Ketentuan khusus - Ketentuan pelaksanaan
8.Dampak 1. Teknik Pengaturan Zonasi

8 Pola Sifat Lingkungan Ada Tidak diterapkan

9 Muatan Ketentuan Pemanfaatan - Lokasi per Kecamatan - Lokasi per SWP Kota/Kab Administrasi
Ruang (Indikasi Program) - Jangka waktu per 5 tahun - Jangka waktu 20 tahun (dijabarkan per tahun pada
5 tahun pertama)

10 Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan - Tidak mengacu pada KBLI - Mengacu pada KBLI untuk permohonan KKPR
Lahan - Mengakomodir untuk kepentingan IMB - Mengacu pada fungsi bangunan untuk
(Muatan Tabel ITBX) - Berdasarkan fungsi bangunan gedung permohonan PBG dan SLF

11 Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Bervariasi pada setiap sub zona - Intensitas Pemanfaatan Ruang berlaku sama pada
Ruang suatu sub zona kecuali pada sub zona K-1, K-2 dan
K-3 bervariasi berdasarkan performa kawasan

12 Ketentuan Khusus - Ketentuan khusus Rusun Umum - KKOP


- Ketentuan khusus Rusun/Apartemen - Bangunan Cagar Budaya
- Ketentuan khusus Rumah KDB sedang- - Kawasan Rawan Bencana
tinggi - Kawasan Sempadan OUTLINE
PERSANDINGAN PERDA 1/2014 DAN PERGUB 31/2022 RDTR WP Prov. DKI Jakarta
ASPEK KOMPONEN DAN
PERDA 1/2014 ttg RDTR PZ PERGUB 31/2022 RDTR WP Prov. DKI Jakarta
MUATAN

13 Ketentuan Pelaksanaan 1. Pemanfaatan ruang diatas permukaan air 1. Strata Sub Zona
2. Pemanfaatan ruang sempadan sungai dan 2.Kegiatan Hunian
waduk/situ 3.Variansi Pemanfaatan Ruang
3. Pemanfaatan ruang di bawah jalur 4.TDR
tegangan tinggi 5.GSB Nol atau tanpa GSB
6.Bangunan Tertentu
7.Potensi RTB dan RTH
8.Pemanfaatan Ruang di atas dan/atau di bawah
prasarana dan sarana
9.Pemanfaatan ruang di bawah jalur tegangan tinggi
10.Pemanfaatan ruang di atas permukaan air
11.Pemanfaatan ruang di SWP kabupaten administrasi
kepulauan Seribu
12.Pemanfaatan ruang di bawah jalan layang
13.Pemanfaatan ruang udara
14.Pemanfaatan ruang di belakang tanggul laut atau
tanggul pantai
15.Pemanfaatan ruang dalam bumi

14 Teknik Pengaturan Zonasi (TPZ) 1. Bonus (kode a) 1. Zona Bonus (kode b)


2.TDR (kode b) 2.Zona Performa (kode d)
3.Pertampalan aturan (kode c) 3.Zona Ambang (kode h)
4.Pemufakatan pembangunan (kode d) 4.Zona Khusus (kode j)
5.Khusus (kode e) 5.Zona Pengendalian Pertumbuhan (kode k)
6.Pengendalian pertumbuhan (kode f) 6.Zona Pelestarian Cagar Budaya (kode l)
7.Pelestarian kawasan cagar budaya (kode g) 7.Zona Intensitas Sangat tinggi (kode m) OUTLINE
03

RENCANA STRUKTUR RUANG

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
1. RENCANA PENGEMBANGAN PUSAT PELAYANAN –
SWP Kota Administrasi Jakarta Barat
Pasal 8-10

Pusat Pelayanan Pusat Pelayanan


Administrasi Sosial Ekonomi
Pemerintahan Berbasis Transit

Pusat Pelayanan
Pusat Pelayanan
Kota/Kawasan Perkotaan :
Kota/Kawasan Perkotaan :
3 Lokasi - Jakarta Kota,
-
Kebon Jeruk, Pesing

Sub Pusat Pelayanan Sub Pusat Pelayanan


Kota/Kawasan Perkotaan: Kota/Kawasan Perkotaan:
Kantor Walikota Jakarta 3 Lokasi - Sentra Primer
Barat Barat, Rawa Buaya, Angke

Pusat Pelayanan
Pusat Pelayanan
Lingkungan:
Lingkungan:
5 Lokasi - Palmerah,
8 Kantor Kecamatan
Tanjung Duren, Grogol,
Slipi, Joglo

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
2A. RENCANA JARINGAN JALAN
Pasal 12-18

DIMENSI JALAN BERDASARKAN KELAS JALAN

Total Panjang Jalan


No Kelas Jalan Lebar Jalan (m)
(km)

1 Jalan Arteri Primer 20 - 72 38,45

2 Jalan Arteri Sekunder 10 - 68 106,14

3 Jalan Kolektor Primer 15 - 30 -

4 Jalan Kolektor Sekunder 12 - 63 48,91

5 Jalan Lokal Sekunder 6 - 24 215,15

6 Jalan Lingkungan Sekunder 2 - 18 1.520,14

7 Jalan Tol 51,03

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
2B. RENCANA JARINGAN
JALUR KERETA API
Pasal 25-27

Jalur LRT:
Kecamatan Kembangan dan Kebon Jeruk

Jalur MRT:
Kecamatan Kembangan, Kebon Jeruk, Palmerah dan
Grogol Petamburan

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
3. Rencana Jaringan SDA -
SWP Kota Adm. Jakarta Barat Pasal 48-52

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
4. Rencana Jaringan Drainase –
SWP Kota Adm Jakarta Barat Pasal 53-54

Drainase Primer adalah jaringan yang


menampung dan mengalirkan air dari saluran
drainase sekunder dan menyalurkan ke badan air
penerima

Drainase Sekunder merupakan jaringan untuk


menampung air dari saluran drainase tersier dan
membuang air tersebut ke jaringan drainase
primer
Saluran
Drainase Drainase Tersier merupakan jaringan untuk
menerima air dari saluran penangkap dan
menyalurkan ke jaringan drainase sekunder
berupa saluran penghubung

Drainase Lokal merupakan saluran drainase


terkecil yang berfungsi sebagai saluran penangkap
dan menyalurkan ke jaringan drainase tersier

Ketentuan Bangunan Tampungan (Polder):


a. berupa sistem jaringan
tertutup yang termuat di rencana induk
pengendalian banjir
b. dilengkapi dengan tanggul,
sistem drainase internal, pompa, kolam tampung,
dan/ atau waduk, serta pintu air
c. dapat dilengkapi dengan 3
Daerah
(tiga) tipe instalasi pompa dan kolam tampung
Layanan
yang ditempatkan berdasarkan tipe instalasi
Polder pompa meliputi:
1. tipe instalasi yang ditempatkan di samping
badan saluran drainase;
2. tipe instalasi yang ditempatkan pada badan
saluran drainase; dan/atau
3. tipe instalasi long storage.
OUTLINE
5. Rencana Pengelolaan Air Limbah dan Limbah B3 –
SWP Kota Administrasi Jakarta Barat Pasal 63-68

1. Sub sistem pengelolaan


setempat
SPALD - S 2. Sub sistem pengelolaan
lumpur tinja (IPLT)

1. Pipa induk
SPALD - T 2. IPAL

IPAL Kota terdapat pada:


Kecamatan Kalideres, Cengkareng,
Kembangan, Kebon Jeruk dan Grogol
Petamburan

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
6. Rencana Jaringan Persampahan –
SWP Kota Adm. Jakarta Barat Pasal 69-76
SPA dalam Hal ini Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA)
a. Status Kepemilikan lahan dapat dibuktikan legalitasnya
b. Memperhatikan zonasi dalam penentuan lokasinya
c. Bebas banjir, ada akses jalan masuk, dan memiliki akses ke jaringan jalan
d. Mempertimbangkan ketersediaan fasilitas pengelolaan sampah dengan teknologi yang
tepat guna, teruji, dan ramah lingkungan
a. Mempertimbangkan ketersediaan fasilitas penunjang dalam pra pengelolaan dan/atau
pengelolaan sampah
b. Mempunyai sarana sanitasi dan infrastruktur dasar
c. Telah melalui proses prastudi kelayakan dan studi kelayakan lokasi
d. Ketersediaan dan letak lahan sesuai dengan jenis teknologi
e. Ukuran lahan yang disediakan paling sedikit 30.000 m2 untuk FPSA skala makro dan
paling sedikit 1.000 m2 untuk FPSA skala mikro.

Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R)


( Kalideres dan Cengkareng)
a. Status Kepemilikan lahan dapat dibuktikan legalitasnya
b. Ukuran lahan yang disediakan paling sedikit 200 meter persegi
c. Penempatan lokasi TPS 3R sedekat mungkin dengan daerah pelayanan
d. Memperhatikan zonasi dalam penentuan lokasinya
e. Tidak diperbolehkan menimbulkan bau
f. Berada di dalam wilayah permukiman penduduk, bebas banjir, ada akses jalan masuk,
dan memiliki akses ke jaringan jalan
g. Cakupan pelayanan paling sedikit 200 kepala keluarga atau paling sedikit mengelola
sampah 3 meter kubik per hari
h. Memiliki fasilitas pengelolaan sampah dengan teknologi yang ramah lingkungan
i. Memiliki pengelola TPS 3R
j. Memiliki hanggar

Tempat Penampungan Sementara (TPS)


a. Menampung sampah yang dihasilkan dari daerah pelayanan
b. Sampah tidak diperbolehkan berada di TPS lebih dari 24 jam
c. Tersedia sarana untuk mengelompokan sampah sesuai jenis sampah
d. Memiliki sistem penerangan yang memadai
e. Memiliki sistem penerangan yang memadai
f. Berada di lokasi yang mudah diakses
g. Tidak menimbulkan bau dan mencemari lingkungan
h. Memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan sampah
i. Penempatan TPS tidak mengganggu estetika dan lalu lintas, dan
j. Fasilitas TPS dalam keadaan bersih setelah dilakukan pengangkutan sampah ke TPA
OUTLINE
04

RENCANA POLA RUANG

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
RENCANA POLA RUANG RDTR -
SWP Kota Administrasi Jakarta Barat Pasal 85-87 Proporsi Luas Sub Zona
SWP Kota Administrasi Jakarta Barat
SUBZONA LUAS (Ha) PERSENTASE

K 2.357,47 18,81%

KPI 853,42 6,81%

R 47,2%
5.963,24
RTH 696,79 5,55%

SPU 499,56 3,98%

SUBZONA LUAS (Ha) PERSENTASE

K-1 759,68 6,06%

K-2 901,29 7,19%

K-3 696,50 5,56%

KPI 853,42 6,81%

R-1 5579,03 44,51%

R-2 337,01 2,69%

RTH-1 12,90 0,10%

RTH-2 125,39 1,00%

RTH-3 37,47 0,30%

RTH-4 41,42 0,33%

RTH-5 100,88 0,80%

RTH-6 35,65 0,28%

RTH-7 102,71 0,82%

RTH-8 240,47 1,92%

SPU-1 322,04 2,57%

SPU-2 66,81 0,53%

SPU-3 110,71 0,88%


OUTLINE
TOTAL 12.533,57 100%
PADANAN ZONA DAN SUB ZONA
PERDA 1 TAHUN 2014 DAN PERGUB 31/2022 RDTR WP Prov. DKI Jakarta
PERGUB 31/2022 RDTR WP Prov. DKI Jakarta

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
PADANAN ZONA DAN SUB ZONA
PERDA 1 TAHUN 2014 DAN PERGUB 31/2022 RDTR WP Prov. DKI Jakarta
PERGUB 31/2022 RDTR WP Prov. DKI Jakarta

OUTLINE
PADANAN ZONA DAN SUB ZONA
PERDA 1 TAHUN 2014 DAN PERGUB 31/2022 RDTR WP Prov. DKI Jakarta

PERGUB 31/2022 RDTR WP Prov. DKI Jakarta

OUTLINE
05

HUNIAN

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
KEGIATAN HUNIAN

RUMAH SUSUN RUMAH TAPAK RUMAH FLAT KAMPUNG KOTA

RUMAH Untuk Single Untuk Multi Strategi Peningkatan


RUMAH
SUSUN Family Housing Family Housing kualitas : Pemugaran,
SUSUN UMUM
KOMERSIAL (Satu Kepala (Lebih dari 1 Peremajaan, dan
RUMAH RUMAH Keluarga) Kepala Keluarga) Pemukiman kembali
SUSUN SUSUN
NEGARA KHUSUS

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
Rumah Tapak adalah hunian
tinggal tapak (landed house)
dengan lantai berjumlah 1 - 4 lantai
untuk satu kepala kepala keluarga
(single family housing) tanpa
penerapan strata title/pertelaan.

Rumah Tapak dapat disewakan


kepada lebih dari satu kepala
keluarga tanpa harus dilakukan
pertelaan.
SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
Intensitas Pemanfaatan Ruang untuk Rumah Tapak
Pasal 98 ayat (1)
KDB KLB KTB TB
No. Luas LP KDH GSB terhadap GSJ Ketentuan yang Berlaku
maks maks maks maks

100% 2 0 100% 1-2 lantai Rumah tapak dengan luas LP a. lantai atap dapat
sampai dengan 60 m2 hanya dimanfaatkan sebagai taman
diperbolehkan untuk LP yang atap, penampungan air atau
1 < 60 m2 GSB nol telah terbangun sebelum ruang bersama;
90% 3,6 0 90% 3-4 lantai Peraturan Gubernur ini b. menyediakan teras rumah
ditetapkan dengan lebar minimum 1
(satu) meter;
c. bagi yang memiliki kendaraan
90% 0,9 0 90% 1 lantai Pemecahan kavling pada bermotor wajib menyediakan
2 60 - 120 m2 pembangunan area parkir di dalam kavling
perumahan/real estate hanya atau memarkirkan kendaraan
80% 3,2 min. 10% 80% 2-4 lantai dapat dilakukan dengan luas pada parkir komunal;
LP minimal 60 m2 (enam d. prinsip ruang tumbuh untuk
puluh meter persegi) keseragaman atau rumah
80% 0,8 min. 10% 80% 1 lantai
tumbuh;
3 > 120 - 240 m2 a. 0 m (lebar jalan sampai e. menerapkan prinsip Zero Delta
60% 2,4 min. 20% 60% 2-4 lantai 4 m); Q;
b. 2 m (Lebar Jalan > 4 - 8 f. dapat menerapkan daur ulang
m); atau sampah dan air;
60% 0,6 min. 20% 60% 1 lantai c. 1/2 kali lebar jalan atau 5 g. tidak diperbolehkan
4 > 240 - 400 m2 m (Lebar jalan > 8 m) menggunakan air tanah jika
telah terlayani jaringan air
50% 2 min. 20% 50% 2-4 lantai bersih; dan
h. menyediakan kolam retensi,
60% 0,6 min. 20% 60% 1 lantai biopori atau sumur resapan
untuk menampung air hujan.
5 > 400 m2
40% 1,6 min. 20% 40% 2-4 lantai

OUTLINE
Rumah Flat adalah hunian tinggal
tapak (landed house) dengan lantai
maksimal 4 lantai dihuni oleh lebih
dari satu kepala keluarga (multi
family housing) pada luas LP lebih
dari 240 m2 dan dapat dilakukan
dengan penerapan strata
title/pertelaan.

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
Intensitas Pemanfaatan Ruang untuk Rumah Flat
Pasal 98 ayat (1)

KDB KLB KTB TB GSB terhadap


No. Luas LP KDH Ketentuan yang Berlaku
maks maks maks maks GSJ

240 - 480 min.


1 80% 3,2 80%
m2 10% a. terdiri dari dua atau lebih kepala keluarga;
b. tanah bersama dengan konsep pertelaan;
c. minimal luas LP 240 (dua ratus empat puluh) meter persegi;
a. 0 m (lebar
d. bagi yang memiliki kendaraan bermotor wajib menyediakan area parkir di
> 480 - 720 min. jalan sampai 4
2 75% 3 75% dalam kavling atau memarkirkan kendaraan pada parkir komunal;
m2 10% m);
e. menyediakan akses mandiri untuk masing-masing unit;
b. 2 m (Lebar
f. menyediakan ruang/bagian bersama yang dilengkapi dengan wifi/nirkabel;
Jalan > 4 - 8
4 lantai g. lantai atap dapat dimanfaatkan sebagai taman atap, penampungan air atau
m); atau
ruang bersama;
c. 1/2 kali lebar
h. menyediakan teras rumah dengan lebar minimum 1 (satu) meter;
jalan atau 5 m
i. menerapkan prinsip zero run off;
> 720 - 960 min. (Lebar jalan >
3 70% 2,8 70% j. menerapkan daur ulang sampah dan air;
m2 10% 8 m)
k. tidak diperbolehkan menggunakan air tanah jika telah terlayani jaringan air
bersih; dan
l. menyediakan kolam retensi atau sumur resapan untuk menampung air hujan.

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
Rumah Susun Umum Rumah Susun Khusus
Rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi Rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi
kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan kebutuhan khusus/spesifik dengan ketinggian
rendah dan menengah dengan ketinggian bangunan bangunan lebih dari 4 lantai mencakup asrama untuk
lebih dari 4 lantai mencakup apartemen subsidi, rumah kepentingan olahraga, korban bencana, industri buruh,
susun milik terjangkau dan rumah susun sewa. nelayan pesisir pantai, warga lanjut usia, hingga
penyandang disabilitas, tenaga kesehatan, dan lain
sebagainya.
Rumah Susun Komersial Rumah Susun Negara
Rumah susun yang diselenggarakan untuk Rumah susun yang dimiliki negara dengan ketinggian
mendapatkan keuntungan dengan ketinggian bangunan lebih dari 4 lantai dan berfungsi sebagai
bangunan lebih dari 4 lantai mencakup apartemen atau tempat tinggal atau hunian, sarana pembinaan
kondominium dan sejenisnya. keluarga, serta penunjang pelaksanaan tugas kedinasan
Pegawai Negeri Sipil / PNS, TNI, POLRI, karyawan
BUMN dan BUMD.
SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
Intensitas Pemanfaatan Ruang untuk Rumah Susun
Pasal 129 - 132

Ketentuan Rumah Susun Umum Rumah Susun Negara dan Khusus Rumah Susun Komersial

Masyarakat Berpenghasilan - Rumah susun khusus untuk Semua


Diperuntukkan Rendah (MBR) dan/atau kebutuhan khusus.
Untuk Masyarakat Berpenghasilan - Rumah susun negara untuk
Menengah pegawai negeri atau pejabat

a. LP pada radius sampai dengan 800 m dari titik transit angkutan umum massal berbasis
jalan atau rel (KRL, MRT, LRT atau BRT) diberikan: KDB 55%, KLB 11, KDH 20, KTB 60%
b. LP pada radius lebih dari 800 m sampai dengan 1200 m dari titik transit angkutan umum
massal berbasis jalan atau rel (KRL, MRT, LRT atau BRT) diberikan: KDB 55%, KLB 7, KDH 20,
Intensitas KTB 60%
Pemanfaatan c. LP di luar radius 1200 m dari titik transit angkutan umum massal berbasis jalan atau rel (KRL,
Ruang MRT, LRT atau BRT) untuk rumah susun umum sewa, rumah susun khusus dan rumah
susun negara diberikan KDB 55%, KLB 6, KDH 20, KTB 60%
d. LP di luar radius 1200 m dari titik transit angkutan umum massal berbasis jalan atau rel (KRL,
MRT, LRT atau BRT) untuk rumah susun komersial dan rumah susun umum milik diberikan
KDB 55%, KLB 4,5, KDH 20, KTB 60%
SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
Intensitas Pemanfaatan Ruang untuk Rumah Susun
Apakah intensitas tinggi untuk Berlaku di semua zona sepanjang berada pada
rumah susun berlaku untuk radius sampai dengan 1200 m dari titik transit
semua sub zona? angkutan umum massal

Bagaimana jika Lahan


Perencanaan sebagian berada
Intensitas Pemanfaatan Ruang berupa KDB, KLB, KTB
pada Radius 800m dan sebagian
berada pada radius 800-1200 m
dan KDH dihitung secara proporsional berdasarkan luas
dari titik transit angkutan umum lahan pada masing-masing radius
massal?
Radius Luas KLB Luas x KDB Luas x KDB KTB Luas x
(m2) KLB (%) (m2) (%) KTB (m2)
Contoh Simulasi Rumah Susun
yang lahan perencanaannya s/d 800m2 300 11 3.300 55% 165 60% 180
memiliki 2 pengaturan ketentuan 800m2 s/d 500 7 3.500 55% 275 60% 300
intensitas pemanfaatan ruang: 1200m

Lahan radius 800m seluas 300m2; Total 800 6.800 440 480
Lahan radius 800m - 1200m seluas
500m2 KLB Proporsional 6800 / 800 = 8,5
KDB Proporsional 440 / 800 = 55%
KTB Proporsional 480 / 800 = 60% OUTLINE
KEGIATAN HUNIAN - KAMPUNG KOTA Pasal 137-138

a. ketidakteraturan bangunan;
b. kepadatan bangunan tinggi;
KRITERIA c. kepadatan penduduk lebih dari 200 (dua ratus) jiwa per hektar;

KAMPUNG d. didominasi oleh luas LP kurang dari 60 (enam puluh) meter persegi;
e. satu LP dihuni oleh satu atau lebih dari satu kepala keluarga;
KOTA f. didominasi oleh masyarakat berpenghasilan, keterampilan kerja dan pendidikan penduduk menengah dan
rendah;
g. tidak memenuhi ketentuan tata bangunan; dan
h. memiliki suatu khas budaya atau ciri khas/karakteristik tertentu.

Strategi Peningkatan Kualitas Permukiman

PEMUGARAN PEREMAJAAN PERMUKIMAN KEMBALI


perbaikan rumah, prasarana, pembongkaran dan penataan pemindahan lokasi permukiman
sarana dan/atau utilitas umum secara menyeluruh terhadap atau perumahan pada lokasi baru
untuk mengembalikan fungsi Rumah, prasarana, sarana yang sesuai dengan ketentuan
sebagaimana semula dan/atau utilitas umum pemanfaatan ruang yang
dilakukan secara partisipatif dan
memperhatikan kesinambungan
aktivitas ekonomi, sosial, dan
memerlukan penataan kembali budaya dari warga yang
penguasaan, pemilikan, terdampak pemukiman kembali
penggunaan dan pemanfaatan
tanah dan ruang maka dilakukan
melalui konsolidasi tanah

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
FLEKSIBILITAS KETENTUAN KEGIATAN DALAM ZONA (ITBX)
Kode Sub Fungsi Bangunan ZONA PERUMAHAN
Gedung/Bangunan Prasarana
SUB ZONA SUB ZONA
Pengaturan Kegiatan Usaha di Zona Hunian PERUMAHAN PERUMAHAN
KEPADATAN SANGAT KEPADATAN
Kegiatan Hunian (Lampiran X) TINGGI TINGGI
R-1 R-2

diperbolehkan di semua Kode Sub Fungsi Bangunan


Gedung/Bangunan Prasarana
ZONA PERUMAHAN
370 BANGUNAN UNTUK AKTIVITAS B3 B3
SUB ZONA SUB ZONA PERTAMBANGAN
zona, kecuali : PERUMAHAN
KEPADATAN SANGAT
PERUMAHAN
KEPADATAN
371 BANGUNAN INDUSTRI KECIL B1, B4 B1, B4
TINGGI TINGGI
372 BATCHING PLANT X X

R-1 R-2 373 JASA PEMAKAMAN B1, B2, B3 B1, B2, B3


a. Zona Konservasi 353 HOMESTAY B1, B2 B1, B2 374 BANGUNAN KATERING B1, B4 B1, B4

b. Zona Jalur Hijau 354 GUEST HOUSE/RUMAH KOS B1, B2 B1, B2 375 PERTANIAN/PERKEBUNAN I I

c. Zona Rimba Kota


355 VILA B1, B2, B4 B1, B2, B4 376 RUANG PAMER/EXHIBITION B1, B2, B3 B1, B2, B3

356 BUMI PERKEMAHAN / TAMAN I X 377 BANGUNAN PUSAT DATA (DATA T5 T5

d. Zona Hutan Lindung 357


KARAVAN
RESORT WISATA X X 378
CENTER)
RESORT APUNG X X

e. Zona Ekosistem Mangrove 358 WARUNG MAKAN I I 379 BANGUNAN UNTUK


PENYEWAAN ALAT KONSTRUKSI
X X

359 INDUSTRI MIKRO I I


f. Zona Badan Air 360 PUSAT JAJAN B1, B2, B4 B1, B2, B4
380 BANGUNAN INDUSTRI
MENENGAH DAN BESAR
X X

g. Zona Perlindungan 361 KELAB MALAM, DISKOTIK, BAR,


PUB
X X 381
382
BANGUNAN KURIR/POS
BANGUNAN AGEN KURIR
B3
B4
B3
B4

Setempat 362

363
KAFE/ KEDAI MINUMAN

KEDAI OBAT TRADISIONAL/


B2

B2
B2

B2
383 PENANGKAPAN HEWAN X X

h. Zona Badan Jalan 364


JAMU

BANGUNAN PETERNAKAN I I
384 BUDIDAYA PERIKANAN AIR
LAUT
B13 B13

i. Zona Pertanian 365 TEMPAT PEMOTONGAN HEWAN X X


385 TOKO ECERAN SELAIN
MAKANAN DAN MINUMAN
B4 B4

j. Zona Hutan Produksi 366 TEMPAT PELELANGAN IKAN X X


386

387
HELIPAD

SEKTOR USAHA INFORMAL


X

I
X

k. Zona Perikanan 367 PERIKANAN TANGKAP X X

388
MAKANAN DAN MINUMAN

SEKTOR USAHA INFORMAL I I


368 BUDIDAYA PERIKANAN AIR I I
TAWAR SELAIN MAKANAN DAN
MINUMAN
369 PENANGKARAN HEWAN YANG X X
389 HUTAN PRODUKSI X X
DILINDUNGI OUTLINE
OUTLINE
KEGIATAN DI ZONA PERUMAHAN
Diperbolehkan Tanpa Syarat: Tidak diperbolehkan :
Ø Toko Eceran Makanan/Minuman Ø Toko Bahan dan Perlengkapan Bangunan
Ø Laundry Ø Hypermarket, Departement Store
Diperbolehkan dengan Syarat Berada pada Jalan dengan lebar min. 10m: Ø Showroom Kendaraan Bermotor
Ø Kantor, Toko Swalayan Ø Pergudangan dan Penyimpanan Terbuka dan
Ø Restoran Tertutup
Ø Karaoke, Klub Malam, Diskotik, Bar
Diperbolehkan dengan Syarat Berada pada Jalan dengan lebar min. 6m:
Ø Minimarket
Ø Gedung Serbaguna
Ø Game Center
Ø Pasar
Ø Gedung Olahraga

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
06

UMKM, INDUSTRI KECIL DAN


INDUSTRI BESAR

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
USAHA INFORMAL

Kegiatan sektor usaha informal antara lain berupa pedagang kaki


lima, pedagang asongan, pedagang keliling

Diperbolehkan pada semua Zona kecuali Zona


Lindung

Jam operasional dibatasi hanya sampai


pukul 21.00 WIB pada Zona
Bersyarat
Perkantoran dan Zona Sarana
Pelayanan Umum

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
INDUSTRI MIKRO

Usaha Mikro memiliki modal usaha sampai dengan paling banyak


Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha
● ZONA PERUMAHAN
● ZONA PERDAGANGAN/JASA
● ZONA PERKANTORAN
● ZONA KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI
Diizinkan pada ● ZONA TRANSPORTASI
● ZONA SARANA PELAYANAN UMUM
● ZONA PERTAHANAN DAN KEAMANAN
● ZONA PERIKANAN
● ZONA PARIWISATA

Pada Sub Zona Taman Kota, Sub Zona Taman Kecamatan, Sub Zona Taman Kelurahan, Sub Zona
Taman Rw, Sub Zona Taman Rt, Sub Zona Jalur Hijau dengan syarat:
a. Luas lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai fungsi usaha maksimum 70%, 30% nya tetap
Bersyarat difungsikan sebagai RTH
b. Menanam pohon dalam lahan
c. Membuat drainase vertikal 2x lipat dari ketentuan

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
INDUSTRI KECIL

Usaha Kecil yang memiliki modal usaha lebih dari


Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha

● ZONA PERDAGANGAN/JASA
● ZONA KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI
● ZONA TRANSPORTASI
Diizinkan pada ● ZONA SARANA PELAYANAN UMUM
● ZONA PERIKANAN
● ZONA PARIWISATA

Pada Zona Hunian dengan syarat


Bersyarat 1. Persetujuan warga diketahui RT, RW, dan Lurah setempat
2. wajib berada di jalan dengan lebar lebih besar dari 6 (enam) meter

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
BANGUNAN INDUSTRI MENENGAH DAN BESAR

Usaha Menengah atau Besar yang merniliki modal usaha lebih dari
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.

Diizinkan pada ● ZONA KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
KEGIATAN DI ZONA KAWASAN PERUNTUKAN
INDUSTRI
Diperbolehkan: Diperbolehkan dengan Syarat:
➔ Bangunan industri menengah ➔ Agen Gas Elpiji
➔ Bangunan industri besar ➔ Apartemen Hotel / Service Apartemen / Kondominium Hotel
➔ Kantor dan bisnis professional ➔ Bangunan dengan aktivitas pertambangan
➔ Sektor usaha informal makanan & ➔ Hotel
minuman ➔ Rumah susun
➔ Industri mikro ➔ SPBU/SPBG

Diperbolehkan Terbatas: Tidak diperbolehkan:


➔ Rumah susun ➔ Pondok wisata (cottage)
➔ Kelab malam/diskotik/pub
➔ Perikanan tangkap
➔ Resort Wisata
SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
07

RENCANA RUANG TERBUKA


HIJAU

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
ZONA RUANG TERBUKA HIJAU

Usulan terkait Ruang


Terbuka Hijau:
1. Perhitungan RTH 30%
secara kumulatif
Jabodetabekpunjur
(Sesuai Perpres 60/2020)
2. Pemprov DKI Jakarta
diperkenankan melakukan
penyediaan RTH di luar
wilayah Administrasi (di
Bodetabekpunjur) (Mengingat
pengadaan lahan di luar DKI lebih
cost effective)

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
ZONA RUANG TERBUKA HIJAU
Tabel Luas Pola Ruang yang Berfungsi Sebagai RTH

Sub Zona Luas (Ha)


Rimba Kota (RTH-1) 90,36
Taman Kota (RTH-2) 1617,32
Taman Kecamatan (RTH-
280,26,1
3)
Taman Kelurahan (RTH-
260,55
4)
Taman RW (RTH-5) 385,14
Taman RT (RTH-6) 90,75
Pemakaman (RTH-7) 602,08
Jalur Hijau (RTH-8) 1478,43
Total 4804,89

Luas Terbangun = Luas WP - (CA + SM + TN+ TWA + HL + BA + PS + P-2 + HP)


= 66478,58 - (2984,90)
= 63553,68 Ha

Persentase RTH = Total RTH / Luas Terbangun x 100%


= 4804,89 / 63553,68 x 100% = 7,56%
SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
POTENSI RTH DAN RTB
Pasal 159

Potensi RTH dan/atau RTB merupakan area yang direncanakan dan sebagai
acuan sektoral untuk perwujudan RTH dan/atau RTB.

Potensi RTH dan RTB memperhitungkan Indeks Hijau Biru Indonesia (IHBI).
Area dapat dimanfaatkan kegiatan dan penggunaan lahan sesuai sub zona
sebelum dilakukan pembebasan lahan oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah.

Kriteria Lokasi :

a. di bawah jalan layang atau infrastruktur layang


b. sempadan sungai dan pantai
c. sempadan kereta api
d. daerah cekungan
e. di bawah SUTT atau SUTET
f. median jalan
g. aset Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang berada di dalam
dan di luar WP Provinsi DKI Jakarta Peta Potensi RTH dan RTB
h. area meander sungai akibat normalisasi atau perubahan alur sungai
i. daerah hijau bangunan Lampiran XVIII - Peta Potensi RTH dan RTB
j. area yang ditetapkan sebagai zona RTH sebelum Peraturan Gubernur
ini ditetapkan namun pada Peraturan Gubernur ini menjadi sub zona
yang dapat dimanfaatkan

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
KEGIATAN DI ZONA RTH
Diperbolehkan: Diperbolehkan dengan Syarat:
➔ Kebun binatang ➔ Apartemen Hotel
➔ Kolam pemancingan ➔ Bangunan Pendidikan
➔ Lapangan olahraga ➔ TPS-3R
➔ Taman rekreasi ➔ Minimarket

Diperbolehkan Terbatas: Tidak diperbolehkan:


➔ Rumah susun khusus ➔ Toko besar
➔ Rumah susun umum ➔ Toko bahan perlengkapan bangunan
➔ Rumah susun komersial ➔ Pertokoan
➔ Rumah susun negara ➔ Pool Kendaraan
➔ Sektor informal makanan minuman ➔ Bengkel
➔ Bangunan Kurir/pos

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
VARIANSI PEMANFAATAN RUANG Pasal 139-151
untuk Fungsi Hunian
Variansi Pemanfaatan Ruang
LP pada Zona RTH
untuk Fungsi Usaha

untuk Fungsi Sosial Budaya

LP terdiri dari > 1 Terdapat Zona RTH


Sub Zona
Tidak terdapat Zona RTH
LP > 1 ketentuan
Intensitas

LP terkena Jaringan
Jalan dan/atau
Saluran
SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
LP PADA ZONA RTH Pasal 139-144
Bangunan Gedung Fungsi Hunian
Bangunan Gedung
Bangunan Gedung
Ketentuan Rumah Susun Fungsi Sosial
Fungsi Usaha
Rumah Tapak Rumah Flat (Umum, Komersial, Negara Budaya
dan Khusus)

LP yang dapat 80%


70% 80%
dimanfaatkan

Penyediaan RTH 20% 30% 20%

Pemecahan Kav. Maks. > 60 m2 -

Perhitungan KDB, KTB, dihitung dari 80% LP dihitung dari 70% dihitung dari 80%
KDH LP LP

Perhitungan KLB dihitung dari 100% LP

Intensitas Pemanfaatan Ruang

KDB Maks. 60%


Mengikuti Mengikuti
KLB Maks. Ketentuan Ketentuan 3
Mengikuti sub zona
Pelaksanaan Pelaksanaan
Mengikuti Ketentuan yang bersisian
KDH Min. Kegiatan Kegiatan Hunian 20%
Pelaksanaan Kegiatan Hunian dengan akses
Hunian untuk untuk Rumah
untuk Rumah Susun utama / di sekitar
KTB Maks. Rumah Tapak Flat 60%
LP
Ketinggian Bangunan
NULL
Maks.
OUTLINE
08

KETENTUAN GSB

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
GARIS SEMPADAN BANGUNAN
GSB Terhadap GSJ GSB Nol dapat diberikan Pada:
➔ Lahan dengan luas sampai 60 m2
Lebar Jalan ➔ Kawasan Kompak
Sub Zona R-1 dan Selain Sub Zona R-1
R-2 dan R-2 ➔ Kawasan TOD
➔ Koridor GSB Nol yang tercantum dalam
0 - 4m GSB Nol Lampiran XVI dalam RDTR
➔ LP yang terhubung langsung dengan
> 4m - 8m Paling Sedikit 2m stasiun atau halte Angkutan Umum Massal
Paling Sedikit 0,5
GSB pada Kawasan/Bangunan Cagar Budaya:
Lebar Jalan atau 8m
➔ disesuaikan dengan kondisi eksisting di
Paling Sedikit 0,5 sepanjang koridor untuk menjamin
> 8m
Lebar Jalan atau 5m keserasian

Lebar Jalan dikenal juga


Bagaimana cara dengan ROW. Lebar jalan
menghitung lebar diukur dari pagar ke pagar
jalan? termasuk saluran drainase
dan pedestrian
OUTLINE
GARIS SEMPADAN SUNGAI

Lebar Sungai GSS

< 6m 1m

> 6m 3m

GSB TERHADAP GSS

X = GSB terhadap GSS (m)


Lebar Sungai
Fungsi Hunian Selain Fungsi Hunian
0-3m 0 (nol)
> 3m - 8m Paling sedikit 4m dari GSS Paling sedikit 4m dari GSS
> 8m - 18m Paling sedikit 4m dari GSS Paling Sedikit 0,5 x Lebar Sungai
>18m Paling sedikit 5m dari GSS Paling sedikit 10m dari GSS OUTLINE
Terimakasih!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and


includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

SUKU DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN PERTANAHAN OUTLINE


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

Anda mungkin juga menyukai