Agunan Samosir
Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral
Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan
Disampaikan Pada
FGD Nasional Cofiring Biomassa pada PLTU Seri 3
Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM
Jakarta, 22 Oktober 2020
1
17 TARGET PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Setiap sektor ekonomi dalam upaya mencapai 17 Target Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals / SDGs)
Pengurangan
Pertumbuhan kesenjangan, dan
Pengentasan kemiskinan, ekonomi, industri, konsumsi & produksi
pembangunan kota & dan infrastruktur Peningkatan kualitas kesehatan,
bertanggung jawab
pemukiman berkelanjutan, kesetaraan gender, pendidikan
kedamaian, akses energi bersih berkualitas dan kesejahteraan
ketahanan pangan.
3
Pendidikan, Komunikasi media
Retribusi Daerah
4
Aspek Kelembagaan Aspek Teknologi
Koordinasi lintas KL, • Strategi penerapan: jangka
Penguatan kelembagaan,
pembagian kewenangan &
tanggung jawab, kerjasama
2 5 •
pendek, jangka menengah
dan jangka panjang (CE)
Source reduction, recycling &
composting, combustion wte,
pemerintah swasta- & landfilling
masyarakat
Aspek Hukum
UU, PP, Perpres, PerMen
1 06
Perda, PerGub, PerWal/Bup
RT/RW, Kawasan, Gedung.
3 5
2
Artikel keenam: Pengelolaan Sampah di Indonesia: Peluang dan Tantangan, (dalam proses penerbitan, 2020)
Artikel ketujuh: Dilema Pengelolaan Sampah (dalam proses penerbitan, 2020)
DUKUNGAN PEMERINTAH
• Dukungan pendanaan pelestarian lingkungan hidup biasanya berupa skema conditional payment
yang diantaranya meliputi: (i) Payment for Ecosystem Services (PES), (ii) Reducing Emission from
Deforestation and Degradation (REDD+), dan (iii) Ecological Fiscal Transfer (EFT). Skema transfer
ekologis pada dasarnya memberikan kepastian adanya transfer dana dari Pemerintah Pusat
kepada daerah sebagai bentuk insentif atas upaya pelestarian LH.
• Anggaran berbasis ekologi atau LH yang memadai (UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) wajib dialokasikan oleh Pemerintah dan
Pemda untuk:
✓ Kegiatan perlindungan dan pengelolaan LH serta Program pembangunan yang berwawasan LH (Pasal
45 ayat 1)
✓ Pemulihan kondisi LH yang tercemar dan rusak (Pasal 46)
• Dana alokasi khusus LH untuk daerah-daerah yang memiliki kinerja perlindungan dan
pengelolaan LH yang baik. Selain itu, Pemerintah dan Pemda juga wajib mengalokasikan
anggaran untuk pemulihan lingkungan hidup (Pasal 45 ayat 2)
Pemusnahan/
Pemilahan Pengumpulan / Daur ulang Pengangkutan
Pengolahan
Dilakukan oleh • Pembangunan bank sampah • Penyediaan alat angkut • Pembangunan Landfill, IPAL
• Pembangunan rumah pengomposan yang sampah dump truck / truck
Rumah Tangga compactor • Pembangunan akses jalan
terpadu dengan pertanian perkotaan • Pembangunan PSEL
• Pengembangan Tempat Pembuangan
Akhir (TPA), Tempat Penampungan
Sementara (TPS) dan Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu (TPST)
2019 2020
Rincian Kegiatan
Vol. Jml Daerah Jml (Mil Rp) Vol Jml Daerah Jml (Mil Rp)
Pembangunan Bank Sampah 263 133 36,84 133 12 6,86
Pembangunan Pusat Daur Ulang Sampah 14 18,35
Pengadaaan Alat Angkut Gerobak Sampah 42 2,22
Pengadaan Alat Angkut Motor Sampah Roda 3 72 16,66
Pengadaan Alat Angkut Sampah Arm Roll 12 5 4,03 5 77 88,84
Pengadaan Alat Angkut Sampah Dump Truck 231 221 94,76 221 77 90,30
Pengadaan Kontainer Sampah 68 13,07
Rumah Pengomposan
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI 95 82 17,69
KEBIJAKAN UMUM DID 2020
Dana Insentif Daerah (DID) dialokasikan untuk memberikan insentif/penghargaan kepada daerah atas kinerja pemerintah
daerah dalam perbaikan/pencapaian kinerja di bidang tata kelola keuangan daerah, pelayanan umum pemerintahan,
pelayanan dasar publik, dan kesejahteraan masyarakat.
Penerapan Kebijakan dan Program Pembatasan Penerapan Kebijakan dan Program Daur Ulang dan
Sampah Guna Ulang Sampah Plastik
Metode Penilaian
• Ketersediaan peraturan daerah tentang Pengelolaan Sampah • Ketersediaan peraturan daerah tentang Pengelolaan
• Ketersediaan peraturan bupati/walikota tentang pembatasan Sampah
• Penerapan peraturan bupati/walikota tentang pembatasan • Ketersediaan peraturan bupati/walikota tentang
sampah plastik Jakstrada
30% • Ketersediaan bank sampah unit
50% • Ketersediaan bank sampah induk
50%
Tujuan Mendorong pemerintah daerah untuk berkinerja baik dalam melaksanakan pengelolaan dan pengurangan
sampah plastik.
Pada TA 2019 jumlah daerah penerima alokasi dari kategori pengelolaan sampah sebanyak 10 pemerintah
daerah (1 Provinsi: DKI Jakarta dan 9 Kota: Surabaya, Bogor, Malang, Depok, Cimahi, Balikpapan, Banjarmasin,
Padang, & Makassar) dengan rata-rata alokasi yang diterima sebesar Rp9,38 miliar rupiah.
Daerah Penerima
Alokasi DID untuk TA 2020 untuk 14 Pemda (1 provinsi: Bali dan 13 kota: Surabaya, Bogor, Malang, Depok,
Balikpapan,
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI Banjarmasin, Jambi, Bandung, Banjarbaru, Bontang, Denpasar, Jayapura dan 1 Kabupaten:
Badung)
DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK - BBLPS
Bantuan Biaya Layanan Pengolahan Sampah (BLPS) bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan
melalui pengurangan sampah secara signifikan. Dasar alokasi
dana ini adalah daerah yang telah memperoleh persetujuan teknis
dari KLHK (Permen 24/2019) berdasarkan jumlah produksi
sampah dan satuan biaya bantuan BLPS.
PLN sudah melakukan trial cofiring pada pada PLTU Hal-hal yang harus dipersiapkan
miliknya dengan komposisi 1 – 5%
- Kebijakan terkait pemanfaatan cofiring pada eksisting PLTU.
- PLTU Jeranjang (3 x 25 MW) → Pellet sampah.
- PLTU Paiton (2 x 400 MW) - SNI untuk pellet biomasa dan pellet sampah.
- PLTU Indramayu (3 x 300 MW) Pellet kayu - Kajian komprehensif terkait keberlanjutan pasokan, kestabilan harga
dan mekanisme supply chain.
- PLTU Rembang (2 x 300 MW)
- Insentif dan Kebijakan Harga.
- PLTU Tenayan (2 x 100 MW)
- Infrastruktur pendukung.
- PLTU Ketapang (2 x 10 MW) Palm Kernel Shell
Mendorong Penetapan
Pembangkit EBT tarif dasar
dan Green listrik untuk
Booster konsumen
❑ Dukungan insentif fiscal yang diberikan berbasis KINERJA. Berapa persen emisi GRK yang berhasil
dikurangi melalui olahan sampah, penurunan penggunaan Batubara, WP dan WC.
❑ Skema transfer dan insentif berbasis ekologi ke depannya perlu memperhatikan implementasi PP
46/2017 tentang Instrumen Ekonomi LH serta Perpres 77/2018 tentang Pengelolaan Dana LH.
Pemberian dukungan diberikan harus sejalan dengan komitmen Pemda terhadap alokasi anggaran
pengelolaan sampah (mandatory spending mis: 5%) dalam APBD.
❑ Skema DID pengelolaan sampah (LH) perlu dipertahankan dan dikembangkan sebagai instrumen
pendanaan berbasis LH daerah. Diberikan berbarengan dengan perolehan Adipura.
❑ Dukungan pemerintah tidak terbatas kepada teknologi yang menghasilkan listrik . Pengelolaan dan
pengolahan sampah berbasis kerakyatan dengan menggunakan teknologi sederhana serta
memberdayakan UKM lokal terhadap produk yang dihasilkan berupa pelet/briket menjadi bahan baku
energi alternatif (circular economy).
❑ Perpres 35/2018 dapat dijadikan referensi bagi pengambil kebijakan. Dukungan Pemerintah melalui
Bantuan BLPS dan FiT yang tinggi ternyata tidak mudah diimplementasikan.
TERIMA KASIH
#CLIMATEACTION
19