Anda di halaman 1dari 39

TAX CENTER UPH

FENOMENA PERUBAHAN IKLIM


Kanwi TERKAIT UU HPP

Kebijakan Perpajakan

Serang, 16 September 2022

Agus Puji Priyono


Penyuluh Pajak Kanwil DJP Banten

www.pajak.go.id
Outline 2

PENGANTAR
01 Fenomena Perubahan Iklim

UU HPP
02 Pajak Karbon
01
Kanwi

03
02
PENUTUP
03 Kesimpulan

www.pajak.go.id
1 PENGANTAR: Fenomena Perubahan Iklim
3
INDONESIA RENTAN TERHADAP DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 4
ESTIMASI BIAYA KERUGIAN/DAMPAK
DARI PERUBAHAN IKLIM
Referensi Ruang Lingkup Estimasi Biaya/Dampak

IPCC (2014) Jika target NDC setiap negara tercapai, Tetap mengalami kerugian ekonomi
maka kenaikan suhu global bisa hingga 0,2% - 2,0% dari PDB global per
dibatasi hingga di bawah 2.0° C tahun

Second Biennial Update Biaya mitigasi perubahan iklim untuk Biaya mitigasi akumulatif mencapai
Report, KLHK (2018) mencapai NDC Rp3.461 triliun hingga tahun 2030

Roadmap NDC Mitigasi Biaya mitigasi perubahan iklim untuk Biaya mitigasi akumulatif dari tahun 2020-
mencapai NDC (menggunakan 2030 mencapai Rp3.779 triliun (Rp343,6
pendekatan biaya aksi mitigasi) triliun per tahun)

Roadmap NDC Adaptasi Potensi kerugian ekonomi jika tidak Potensi kerugian ekonomi mencapai
Indonesia merupakan negara yang sangat melakukan adaptasi perubahan iklim 0,66% - 3,45% PDB pada tahun 2030
rentan terhadap perubahan iklim (sektor yang dianalisa: pertanian, air,
kesehatan, dan energi)

RISIKO DARI PERUBAHAN IKLIM


Perubahan Iklim dapat Perubahan
meningkatkan risiko bencana Iklim dapat
KELANGKAAN AIR PENURUNAN KUALITAS KESEHATAN
Meningkatnya tingkat banjir dan kekeringan yang parah akan Banjir dapat menyebabkan penyebaran penyakit yang ditularkan hidrometeorologi, yang saat ini menaikkan
memperparah kelangkaan air bersih. melalui vektor dan kematian akibat tenggelam. Kenaikan suhu
mencapai permukaan
dapat menyebabkan kematian akibat serangan panas.
laut
KERUSAKAN EKOSISTEM LAHAN
Secara ilmiah diprediksi bahwa kebakaran hutan yang parah akan
KELANGKAAN PANGAN
Perubahan produksi bioma dan ekosistem dapat menyebabkan
80% dari total bencana 0,8-1,2
sangat terjadi. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya ekosistem, kelangkaan pangan bagi semua makhluk. yang terjadi di Indonesia. cm/tahun
keanekaragaman hayati, dan perubahan Biomasa.
Sumber: NDC, 2016 Sumber: Bappenas, 2019

KERUSAKAN EKOSISTEM LAUTAN


Naiknya suhu permukaan laut menyebabkan punahnya Indonesia merupakan negara dengan peringkat ke-5 terbesar dalam mengemisikan GRK setelah
terumbu karang, rumput laut, mangrove, beberapa
keanekaragaman hayati dan ekosistem laut. Tiongkok, Amerika Serikat, Uni Eropa (terdiri dari 28 negara) dan India (Climate Watch, 2018). 4

www.pajak.go.id
BADAN KEBIJAKAN FISKAL – KEMENTERIAN KEUANGAN 4
Trend Global Penguatan Agenda Iklim 5
Paris Agreement dalam COP 21 tahun 2016 sepakat untuk mengurangi laju emisi dari business as usual di tahun
2030, untuk menahan laju temperatur global di bawah 2⁰C dari sebelum Revolusi Industri

G20 telah mendorong komitmen negara-negara pada isu perubahan iklim, termasuk untuk phasing out
subsidi atas fossil fuels. G20 finance track juga membentuk Sustainable Finance Working Group (SFWG).

Pada COP-26 bulan November 2021, pendanaan iklim merupakan salah satu tema utama untuk
mewujudkan Net Zero Emissions secara global di tahun 2050

Uni Eropa mewacanakan kebijakan Border Carbon Arrangement (bagian dari EU Green Deal) atau
pengenaan pajak impor untuk barang yang menghasilkan emisi sesuai besaran emisi yang dihasilkan

Carbon pricing menjadi instrumen yang diandalkan dan dipromosikan dalam berbagai forum, dan
implementasinya di dunia terus bertambah.

Tren global ESG funds (dana-dana yang memperhatikan prinsip ESG dalam kegiatan investasinya) semakin
meningkat pesat sejak 2020.

www.pajak.go.id
Kebutuhan Referensi Ruang Lingkup Estimasi Biaya/Dampak 6
Second Biennial Biaya mitigasi perubahan iklim Biaya mitigasi akumulatif mencapai
Pendanaan Update Report,
KLHK (2018)
untuk mencapai NDC Rp3.461 triliun hingga tahun 2030

Perubahan Iklim Roadmap NDC Biaya mitigasi perubahan iklim Biaya mitigasi akumulatif dari
Mitigasi Indonesia, untuk mencapai NDC tahun 2020-2030 mencapai
Komitmen Indonesia diturunkan KLHK (2020) (menggunakan pendekatan biaya Rp3.779 triliun (Rp343,6 triliun per
aksi mitigasi) tahun)
ke dalam agenda tiap sektor.
Estimasi Biaya Mitigasi Perubahan Iklim
Komitmen tersebut memiliki
Sumber: Updated NDC (2021)
konsekuensi pembiayaan yang
Target Penurunan Emisi Per Sektor (MTon CO2 e)
tidak sedikit.
TARGET
Kebutuhan Pembiayaan Mitigasi Perubahan Iklim per Sektor PENURUNAN
EMISI
Second Roadmap NDC INDONESIA
KEHUTANAN ENERGI & LIMBAH PERTANIAN IPPU
Sektor Biennial Mitigasi (Rp TRANSPORTASI
Update Report triliun)
(Rp triliun) 29%
29% 497 314 11 9 3
Kehutanan 77,82 93,28
Energi dan Transportasi 3.307,20 3.500,00
41% 692 446 40 4 3.25
IPPU 40,77 0,92
Limbah 30,34 181,40
Diperlukan kebijakan untuk memastikan kebutuhan
Pertanian 5,18 4,04
pendanaan dapat terpenuhi
Total 3.461,31 3.779,63
Sumber: Second Biennial Update Report (2018) & Roadmap NDC Mitigasi (2020) Perpres
98/2021
NEK

www.pajak.go.id
DampakBencanaIklimterhadapPerekonomianGlobaldanNasional 7
Climate Change - Global Economic Costs Without vs With Intervention
Perkiraan kehilangan ekonomi dan jumlah bencana iklim (cuaca ekstrem)
Indonesia’s Economic Loss

Tanpa intervensi kebijakan, potensi


kehilangan ekonomi di Indonesia akibat
perubahan iklim dapat mencapai Rp 115 T
pada tahun 2024

ECONOMIC LOSSES
IDR 115 T

IDR 57 T

Without With
Intervention Intervention

Laporan dari The Lancet Countdown on Health & Climate Change menunjukkan rata- Studi Bappenas menunjukkan bahwa kebijakan ketahanan
rata 306 kejadian bencana akibat cuaca ekstrem tiap tahunnya dari taun 2007- 2016, iklim pada 4 sektor prioritas (air, kesehatan, kelautan
dan meningkat 46% sejak tahun 2000. Pada tahun 2017, terdapat 797 bencana iklim perikanan, pertanian) berpotensi menurunkan risiko
di dunia dan menyebabkan kerugian ekonomi higga USD 129 miliar. kehilangan PDB hingga 50.4% pada tahun 2024

Sumber: (1) https://www.statista.com/chart/11673/the-soaring-costs-of-climate-change/ Sumber: Kajian Bappenas


(2) The Lancet Countdown on Health and Climate Change www.pajak.go.id
AGENDA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN 8
Tren Global ke Arah Penguatan Agenda Hijau: 3. Pada COP-26 UNFCCC bulan November 2021, negara-negara akan
1. Paris Agreement dalam COP 21 tahun 2016 sepakat untuk mengurangi laju didorong untuk mencapai Net Zero Emissions di tahun 2050.
emisi dari business as usual di tahun 2030, untuk menahan laju temperatur 4. Lembaga-lembaga keuangan besar, seperti Goldman Sach, telah
global di bawah 2 derajad Celcius dari sebelum Revolusi Industri berkomitmen untuk menghentikan pembiayaan bagi proyek-proyek
2. G20 telah mendorong komitmen negara-negara pada isu perubahan iklim, terkait fossil fuel.
termasuk untuk phasing out subsidi atas fossil fuels. 5. Tren global ESG funds (dana-dana yang memperhatikan prinsip ESG
dalam kegiatan investasinya) semakin meningkat pesat sejak 2020.
KOMITMEN PEMERINTAH DALAM PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM
RPJMN 2020-2024
Target Penurunan Emisi Per Sektor (MTon CO2e)
Nationally Determined Contribution sesuai Paris Agreement Prioritas Nasional No.6: Pembangunan Lingkungan,
peningkatan ketahanan bencana & perubahan iklim.
KEHUTANAN ENERGI & LIMBAH PERTANIAN IPPU
TRANSPORTASI Program Prioritas:
29% 497 314 11 9 2.75
1. Peningkatan Kualitas Lingkungan
41% 650 398 26 4 3.25 2. Meningkatkan Ketahanan Bencana dan Perubahan
Iklim
3. Pembangunan Rendah Karbon

Kebijakan Fiskal untuk Pembangunan Berkelanjutan:


1. Pengembangan Kerangka Fiskal Mitigasi dan Kerangka Fiskal Perubahan Iklim 5. Pembentukan Pooling Fund Bencana
2. Pengeluaran Pemerintah untuk Perubahan Iklim (climate budget tagging) 6. Platform Keuangan Berkelanjutan: BPDLH, SDG Indonesia One
3. Fasilitas Pajak & Retribusi dan kebijakan transfer fiscal ke daerah 7. Kerjasama internasional: Green Climate Fund (GCF), MDBs
4. Kerangka pembiayaan melalui Obligasi/Sukuk Hijau 8. DALAM PERTIMBANGAN: Carbon Pricing/Nilai Ekonomi Karbon (melalui
perdagangan karbon dan/atau Pajak Karbon) 8

www.pajak.go.id
BADAN KEBIJAKAN FISKAL – KEMENTERIAN KEUANGAN 8
KEBIJAKAN INOVATIF PEMERINTAH
9
Tantangan Perubahan Iklim

01 02 03 04

CCFF ETM Pooling Funding Carbon Price


Formulasi Kebijakan Transisi energi PLTU Penanggulangan Nilai ekonomi
Fiskal & Strategi Batubara menuju risiko bencana karbon
Mobilisasi dana Luar Carbon Neutral 2060
APBN

Keterangan:
• Climate Change Fiscal Framework
• Energy Transition Mechanism
9

www.pajak.go.id
BADAN KEBIJAKAN FISKAL – KEMENTERIAN KEUANGAN 9
MENGAPA PERLU CARBON PRICING ATAU NILAI EKONOMI KARBON 10

CARBON PRICING
Pembangunan
• Didefinisikan sebagai Pemberian harga (valuasi) atas emisi gas rumah Berkelanjutan Target NDC
kaca/karbon (RPJMN)
• Diartikan juga sebagai Nilai Ekonomi Karbon/NEK
Efisiensi produksi
• Dapat menjadi intervensi kebijakan untuk “market failure” dengan
memanfaatkan kekuatan pasar Penghematan SDA
• Praktek dari “polluters-pay-principle” & pigouvian tax
Pelestarian lingkungan
• Dapat menjadi sumber alternatif untuk pembiayaan berkelanjutan bagi
Pemerintah.
Selama 2016-2019, rata-rata realisasi belanja untuk perubahan iklim sebesar Rp86,7 triliun Pengendalian Emisi GRK oleh Pelaku Usaha dapat
per tahun. Selama 5 tahun terakhir, rata-rata alokasi anggaran perubahan iklim di APBN dilakukan dengan:
mencapai 4,1% per tahun.

Selama tahun 2016-2019 APBN telah berkontribusi sekitar 32,6% per tahun dari total Command and Control Carbon Pricing (NEK) Persuasive Measures
kebutuhan pembiayaan mitigasi perubahan iklim yang rata-rata memerlukan Rp266,2 triliun
per tahun (sesuai Indonesia Second Biennial Update Report)

Pemerintah memiliki agenda pembangunan • Mendorong Internalisasi biaya eksternalitas • Peluang penerimaan negara
berkelanjutan dan komitmen penanganan perubahan • Mendorong investasi hijau • Mendorong Pertumbuhan
iklim sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2020-2024. • Mengatasi celah pembiayaan Perubahan berkelanjutan
NEK penting karena: Iklim

10

www.pajak.go.id
BADAN KEBIJAKAN FISKAL – KEMENTERIAN KEUANGAN 10
TUJUAN & PRINSIP PAJAK KARBON 11

Pajak karbon adalah


salah satu instrumen
Nilai Ekonomi Karbon
(NEK)

TUJUAN

MENGUBAH PERILAKU MENDUKUNG PENURUNAN MENDORONG INOVASI


EMISI DAN INVESTASI
Bertujuan untuk mengubah perilaku para
Mendorong perkembangan pasar karbon,
pelaku ekonomi untuk beralih kepada aktivitas Mendukung target penurunan emisi GRK
inovasi teknologi, dan investasi yang lebih
ekonomi hijau yang rendah karbon. dalam jangka menengah dan Panjang.
efisien, rendah karbon, dan ramah lingkungan.

PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN

ADIL TERJANGKAU BERTAHAP


Mempeíhatikan kesiapan sektor agar tidak
Berdasarkan pada “prinsip pencemar Memperhatikan aspek keterjangkauan demi memberatkan masyaíakat.
membayar” (polluters-pay-principle). kepentingan masyarakat luas.

www.pajak.go.id
JENIS-JENIS CARBON PRICING 12
Perdagangan Izin Emisi

01.
Instrumen perdagangan, terdiri atas 2 jenis

a. Perdagangan Ijin Emisi (Emission Trading System/ ETS): entitas yang


mengemisi lebih banyak membeli ijin emisi dari yang mengemisi lebih sedikit
b. Offset Emisi (Crediting Mechanism): entitas yang melakukan aktifitas Offset Emisi
penurunan emisi dapt menjual kredit karbon nya kepada entitas yang
memerlukan kredit karbon

02.
Instrumen Non perdagangan, terdiri atas 2 jenis

a. Pajak/ Pungutan atas Karbon (carbon tax) dikenakan atas kandungan Perdagangan Karbon
karbon atau aktivitas mengemisi karbon
Kandungan Karbon
b. Result Based Payment (RBP): pembayaran diberikan atas hasil penurunan Pajak Karbon
emisi Aktivitas
Result-Based Payment Mengemisi GRK

Non Perdagangan
Tidak ada perpindahan
hak atas karbon 12

www.pajak.go.id
BADAN KEBIJAKAN FISKAL – KEMENTERIAN KEUANGAN 12
Offset Emisi (Crediting Mechanism) 13

13

www.pajak.go.id
BADAN KEBIJAKAN FISKAL – KEMENTERIAN KEUANGAN 13
Offset Emisi (Crediting Mechanism) 14

14

www.pajak.go.id
BADAN KEBIJAKAN FISKAL – KEMENTERIAN KEUANGAN 14
Referensi Penerapan Carbon Pricing (NEK) di Dunia 15

Penerapan NEK di Dunia

*ETS = Emission Trading System/


Cap and Trade
Indonesia termasuk negara yang sedang
mempertimbangkan penerapan ETS &
Carbon Tax
Sumber:
State and Trends of Carbon Pricing 2020, World Bank
www.pajak.go.id
BENCHMARKING PAJAK KARBON INTERNASIONAL 16
Negara/ Tahun Harga
Sektor Sektor yang dikecualikan Objek Pajak Subjek Pajak Pemungut Pajak
implementasi (USD$/tCO2e)

Jepang Sektor industri, pembangkit, transportasi, Produsen bahan bakar fosil Pembangkit,
3 Semua sektor Semua bahan bakar fosil
(2012) pertanian, dan kehutanan. (Hulu) Produsen BBM
Penggunaan bahan bakar tertentu, seperti Operator pada tingkat
Singapura Sektor industri dan Perusahaan Energi
3.66 pembakaran dari biomasa dan penggunaan Semua bahan bakar fosil fasilitas (Hilir)
(2019) pembangkit dan SPBU
perlengkapan lemari es/AC non-manufaktur.
Konsumsi gas alam yang tidak termasuk di sektor Bahan bakar fosil cair dan
Kolombia Penjual dan importir bahan Pembangkit dan
4.45 Semua sektor petrokimia dan kilang minyak, dan konsumen yang gas yang digunakan untuk
(2017) bakar fosil (Hulu) Importir
tersertifikasi karbon netrall pembakaran
Semua sektor Emisi GRK
Spanyol Emisi GRK dari gas HFCs, Perusahaan Energi
17.48 dari gas HFCs, PFCs, and Ekspor dan penggunaan gas F Konsumen (Hilir)
(2014) PFCs, and SF6 dan SPBU
SF6
• Operator yang sudah terkover EU ETS
Perancis
Sektor industri, bangunan, • Proses industry tertentu (penggunaan non- Semua bahan bakar fosil Distributor dan importir Pembangkit dan
(2014) 49
dan transportasi. combustion), produksi energi, pengangkutan, bahan bakar fosil (Hulu) Importir
penerbangan, transportasi publik
Sektor pembangkit dan
Chile 5 industry pada instalasi Semua bahan bakar fosil Perusahaan Energi
- Konsumen (hilir)
(2017) yang mengeluarkan emisi dan SPBU
diatas 25,000 tCO2

Obyek pajak karbon dikenakan pada: Subjek pajak karbon dikenakan pada:
1. bahan bakar fosil yang mengandung karbon cukup tinggi, antara lain: batubara, solar, dan bensin 1. Sisi hulu (produsen, distributor, importir)
2. emisi yang dikeluarkan oleh aktivitas transportasi dan pabrik (pulp and paper, semen, pembangkit listrik 2. Sisi Hilir (konsumen)
batubara, dll.) Tarif yang dapat dipertimbangkan: US$ 3 – US$ 5 16

www.pajak.go.id
BADAN KEBIJAKAN FISKAL – KEMENTERIAN KEUANGAN 16
PAJAK TERKAIT EMISI KARBON SAAT INI 17

Instrumen Peraturan Objek Pokok Pengaturan Double tax

Pungutan Terkait Karbon di Indonesia


PPnBM Kendaraan
Bermotor
PP 73/2019 Kendaraaan
bermotor


Semakin tinggi emisi CO2 semakin tinggi tarif PPnBM
Tarif 0%-95%
Tidak double tax karena PPnBM KB akan
dialihkan menjadi pajak karbon apabila
• Pengenaan 1 kali di pabrikan atau pada saat import sudah berlaku
Pajak Kendaraan • UU no 28/2009 ttg Pajak kepemilikan • Perhitungan: Tarif x Nilai Jual KB x bobot yang mencerminkan Potensi double tax dari dasar pengenaan
Bermotor Daerah dan Retribusi Daerah dan/atau secara relatif tingkat kerusakan jalan dan/atau pencemaran bobot KB yang mencerminkan
• Pengaturan tarif dengan penguasaan lingkungan akibat penggunaan KB. pencemaran lingkungan → tergantung
Perda Kendaraan • Tarif kendaraan pribadi: mekanisme pajak karbon
Bermotor. • pertama 1%-2%
• Kedua dst: 2%-10%
• Dikenakan per tahun
Bea Balik Nama • UU no 28/2009 ttg Pajak penyerahan • Perhitungan: Tarif xNilai Jual KB Tidak double tax karena dikenakan atas
Kendaraan Daerah dan Retribusi Daerah kepemilikan • Tarif : penyerahan KB, tidak terkait emisi
Bermotor (BBNKB) • Pengaturan tarif dengan Kendaraan • Penyerahan pertama: maksimal 20%
Perda Bermotor • Penyerahan kedua dst: maksimal 1%
• Dikenakan bila ada penyerahan
• KB Listrik : pengurangan tariff sebesar 90% secara nasional dan
tarif 0% di Prov DKI Jakarta dan Prov Bali.
Pajak Bahan Bakar • UU no 28/2009 ttg Pajak Bahan Bakar • Penghitungan = tarif x Nilai Jual Bahan Bakar KB sebelum Double tax apabila pajak karbon
Daerah dan Retribusi Daerah Kendaraan dikenakan PPN dikenakan terhadap bahan bakar
• Pengaturan tarif dengan Bermotor • Tarif maksimal 10%
Perda

➢ Saat ini, sudah ada beberapa instrumen pungutan yang memiliki esensi terkait dengan pengurangan emisi.
➢ Seperti PPnBM, Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), dan Pajak Bahan Bakar.

www.pajak.go.id
PEMANFAATAN PENDAPATAN NEGARA DARI PAJAK KARBON 18

Pengenaan pajak karbon memiliki berbagai


kemanfaatan:

Pengurangan emisi gas rumah kaca dari


sumber emisi

▪ menambah dana
pembangunan,
▪ Adaptasi dan mitigasi
Penerimaan perubahan iklim
Pajak Karbon ▪ investasi ramah lingkungan,
dapat digunakan serta
untuk: ▪ dukungan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah dalam
bentuk bantuan sosial

www.pajak.go.id
2 UU HPP: Pajak Karbon
LATAR BELAKANG “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan 20
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
Kesehatan”
Pasal 28H ayat 1 UUD 1945

Masyarakat adil, makmur,


dan sejahtera
Pancasila dan
UUD 1945

Hak dan kewajiban warga negara


dan penduduk Indonesia

Perpajakan sebagai perwujudan


kewajiban kenegaraan

Meningkatkan Kesejahteraan, keadilan,


dan pembangunan sosial
www.pajak.go.id
REGULASI PAJAK KARBON 21

Landasan hukum Pajak karbon telah ditetapkan, sedangkan aturan-


aturan turunan sedang disusun.
Perpres 98/2021 tentang Penyelenggaraan NEK - Pasal 58 Aturan Pelaksanaan yang sedang Disusun
Pokok-Pokok Pengaturan:
• Pungutan Atas Karbon didefinisikan sebagai pungutan negara baik di pusat maupun daerah, berdasarkan 1. RPMK TentangTarif dan DPP Pajak Karbon
kandungan karbon dan/atau potensi emisi karbon dan/atau jumlah emisi karbon dan/atau kinerja Aksi
2. PMK Tentang Tata Cara dan
Mitigasi. Mekanisme Pengenaan Pajak Karbon
• Selanjutnya, pengaturan atas pelaksanaanya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. 3. PP Tentang Peta Jalan Pajak Karbon
• Dengan demikian, Pungutan Atas Karbon dapat berupa pungutan negara yang sudah ada (misalnya
Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar, PPnBM), maupun pungutan lain yang akan diterapkan
4. PP Tentang Subjek dan Alokasi Pajak Karbon
(misalnya pengenaan Pajak Karbon).

UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan - Pasal 13


Pokok-Pokok Pengatuían:
• Pengenaan: dikenakan atas emisi karbon yang memberikan dampak negatif bagi lingkungan hidup.
• Arah pengenaan pajak karbon: memperhatikan peta jalan pasar karbon dan/atau peta jalan pajak karbon yang memuat strategi penurunan emisi karbon, sasaran sektor
prioíitas, keselarasan dengan pembangunan energi baru dan terbarukan serta keselarasan antar berbagai kebijakan lainnya.
• Prinsip pajak karbon: prinsip keadilan (just) dan keterjangkauan (affordable) dengan memperhatikan iklim berusaha, dan masyarakat kecil.
• Tarif pajak karbon ditetapkan lebih tinggi atau sama dengan harga karbon di pasar karbon dengan tarif paling rendah Rp30,00 per kilogram karbon dioksida ekuivalen
(CO2e).
• Pemanfaatan penerimaan negara dari Pajak Karbon dilakukan melalui mekanisme APBN. Dapat digunakan antaía lain untuk pengendalian perubahan iklim, memberikan
• bantuan sosial kepada rumah tangga miskin yang terdampak pajak karbon, mensubsidi energi terbarukan, dan lain-lain.
• Wajib Pajak yang berpartisipasi dalam perdagangan emisi karbon dapat diberikan pengurangan pajak karbon.
Pemberlakuan Pajak karbon: berlaku pada 1 Apíil 2022, yang pertama kali dikenakan terhadap badan yang bergerak di bidang pembangkit listíik tenaga uap batubara
dengan skema cap and īax yang searah dengan implementasi pasar karbon yang sudah mulai berjalan di sektor PLTU batubara.

www.pajak.go.id
Perpres 98 Tahun 2021 22
Nilai Ekonomi Karbon

www.pajak.go.id
PAJAK KARBON DALAM UU HPP 23

RUU Perubahan Kelima Undang-Undang PAJAK KARBON


Ketentuan Umum dan Tata Cata Perpajakan April ---> Juli ----> Nop 2022
sebagai bagian dari Reformasi Perpajakan untuk
Membangun Sistem Perpajakan yang Adil,
Sehat, Efektif, dan Sederhana Objek Pajak
> Barang yang mengandung karbon
> Aktivitas yang mengemisi karbon
Subjek Pajak
1 > Orang Pribadi
KONSTRUKSI

Penguatan Administrasi Perpajakan


> Badan Usaha

2 Tarif
UU HPP

Program Peningkatan Kepatuhan


Wajib Pajak > Rp75,- per kilogram CO2e
Stakeholders
3 Perluasan Basis Pajak
> Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
> Kementerian Perindustrian
> Kementerian ESDM
4 Keadilan dan Kesetaraan
23

www.pajak.go.id
BADAN KEBIJAKAN FISKAL – KEMENTERIAN KEUANGAN 23
APA ITU PAJAK KARBON? 24

Pasal 13 Pajak karbon dikenakan atas emisi karbon yang memberikan


dampak negatif bagi lingkungan hidup.

Pengenaan pajak karbon dilakukan dengan memperhatikan:


a. peta jalan pajak karbon; dan/atau
b. peta jalan pasar karbon.

Peta jalan pajak karbon memuat:


a. strategi penurunan emisi karbon;
b. sasaran sektor prioritas;
c. keselarasan dengan pembangunan energi baru dan terbarukan;
dan/atau
d. keselarasan antar berbagai kebijakan lainnya.

Kebijakan peta jalan pajak karbon ditetapkan oleh pemerintah


dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia
www.pajak.go.id
PETA JALAN PAJAK KARBON 25
Peta jalan pajak karbon dirancang untuk mekanisme transisi energi
(energy transition mechanism) yang adil dan berkelanjutan.

2021: 2022 2025:


1 2 3
• Penetapan Perpres Nilai Ekonomi • Sinkronisasi Cap & Trade dan Cap & Tax • Implementasi perdagangan karbon
Karbon secara penuh melalui bursa karbon
• Sub Sektor Ketenagalistrikan
• Penetapan UUHPPdengan salah • Perluasan sektor C a p & T r a d e
• Penetapan cap u/ sektor pembangkit
satu klausul nya adalah pajak d a n C a p & T a x pentahapan
listrik batubara oleh Kementerian ESDM
karbon sesuai dengan kesiapan sector
• Penerapan pajak karbon secara
• Pengembangan mekanisme teknis terbatas pada PLTU Batubara
Pajak Karbon dan Bursa Karbon dengan tarif Rp30.000/tCO2e
• Piloting perdagangan karbon di
• Penyiapan Sistem MRV pendukung
sektor pembangkit oleh
perdagangan karbon (SRN).
Kementerian ESDM dengan harga
rata-rata Rp30.000/tCO2e • Penyiapan regulasi teknis perdagangan
karbon (KLHK)
• Evaluasi penyelenggaraan piloting
perdagangan karbon di sector
pembangkit oleh Kementerian
ESDM

Tarif pajak karbon akan di evaluasi secara


periodik dan ditetapkan lebih tinggi atau sama
dengan harga karbon di pasar karbon
www.pajak.go.id
SUBJEK PAJAK, OBJEK PAJAK, SAAT TERUTANG DAN TARIF
PAJAK KARBON
26

Pasal 13 SUBJEK PAJAK KARBON


orang pribadi atau badan yang membeli barang yang mengandung
karbon dan/atau melakukan aktivitas yang menghasilkan emisi
karbon.

OBJEK PAJAK KARBON


Pajak karbon terutang atas pembelian barang yang mengandung
karbon atau aktivitas yang menghasilkan emisi karbon dalam jumlah
tertentu pada periode tertentu.

Tax applied Fossil fuel input Tax levied on


1

3
directly to tax on coal, energy outputs
Carbon Tax Policy measured GHG crude oil, and
Paper (2013:12) emissions natural gas, based
on their carbon
content
www.pajak.go.id
SUBJEK PAJAK, OBJEK PAJAK, SAAT TERUTANG DAN TARIF
PAJAK KARBON
27

Pasal 13 SAAT TERUTANG


a. pada saat pembelian barang yang mengandung karbon;
b. pada akhir periode tahun kalendar dari aktivitas menghasilkan
emisi karbon dalam jumlah tertentu; atau
c. saat lain yang diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah.

TARIF
Tarif pajak karbon ditetapkan lebih tinggi atau sama dengan besaran
tarif harga karbon di pasar karbon per kilogram karbon dioksida
ekuivalen (CO2e) atau satuan yang setara.

www.pajak.go.id
TARIF DAN KETENTUAN PERUBAHANNYA (TARIF DAN DPP)
PAJAK KARBON
28

Pasal 13 KETENTUAN TARIF


Dalam hal tarif harga karbon di pasar karbon lebih rendah dari
Rp30,00 (tiga puluh rupiah) per kilogram karbon dioksida ekuivalen
(CO2e) atau satuan yang setara, tarif pajak karbon ditetapkan
sebesar paling rendah Rp30,00 (tiga puluh rupiah) per kilogram
karbon dioksida ekuivalen (CO2e) atau satuan yang setara.

Ketentuan mengenai: Ketentuan mengenai:


a. penetapan dan perubahan tarif pajak karbon; penambahan objek pajak yang dikenai pajak
b. dasar pengenaan pajak, karbon diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah Pemerintah setelah disampaikan pemerintah
dikonsultasikan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia. Indonesia untuk dibahas dan disepakati dalam
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.

www.pajak.go.id
PERDAGANGAN KARBON 29
Implementasi pajak karbon akan diselaraskan dengan mekanisme
perdagangan karbon.

Cap and T r a d e Cap and Tax


4 Langkah ETS :
SIE/
Pajak karbon 1. penetapan target emisi
SPE SIE/
SPE atau cap,
Defisit
Cap emisi
SIE/ SPE
SIE/
SPE
2. alokasi allowance sebagai
unit pembagian dari cap
Surplus
emisi kepada entitas penghasil
Trading Trading
SIE/SPE SIE/SPE emisi,
A B A C
3. proses transaksi jual beli
allowances, dan
Entitas yang mengemisi lebih dari cap diharuskan membeli ijin emisi (SIE) dari entitas pelaporan.
yang mengemisi di bawah cap atau membeli sertifikat penurunan emisi (SPE/offset
karbon)

Catatan : prasyarat teknis, regulasi, budaya, struktur pasar, dan pengalaman pengawasan pasar
www.pajak.go.id
ILUSTRASI PENERAPAN PAJAK KARBON (CAP & TAX) 30

Unit Pembangkit A
Kapasitas pembangkit : 800MW
defisit Batas atas emisi : 0,918 tCO2/Mwh
Terutang
200.200 pajak
Pajak Karbon Produksi listrik bruto : 6.100.000 MWh
tCO2 200.200 tCO2 Total Emisi GRK : 5.800.000 tCO2
karbon
Batas atas emisi Batas atas emisi untuk A : 0,918 x 6.100.000 = 5.599.800 tCO2

Total Emisi GRK


(Cap)
Unit pembangkit A tidak berpartisipasi dalam perdagangan emisi karbon maupun
pengimbangan emisi karbon

Perhitungan Pajak Karbon


DPP = Total Emisi GRK – batas atas emisi
(Dasar Pengenaan Pajak) = 5.800.000 tCO2 – 5.599.800 tCO2
= 200.200 tCO2
Pajak terutang = DPP x tarif pajak
= 200.200 tCO2 x Rp 30.000/tCO2
= Rp 6.006.000.000
Pengurangan = Rp 0
Bayar pajak karbon = Pajak terutang – pengurangan
= Rp 6.006.000.000 - Rp 0
Unit Pembangkit A = Rp 6.006.000.000
(asumsi tidak diberikan pengurangan pajak karbon terutang)

www.pajak.go.id
ILUSTRASI PENERAPAN PAJAK KARBON (CAP & TAX) 31

Unit Pembangkit B
Kapasitas pembangkit : 800MW
defisit Batas atas emisi : 0,918 tCO2/Mwh
Terutang
200.200 pajak SIE/SPE Produksi listrik bruto : 6.100.000 MWh
tCO2 karbon 200.200 tCO2 Total Emisi GRK : 5.800.000 tCO2
Batas atas emisi Batas atas emisi untuk A : 0,918 x 6.100.000 = 5.599.800 tCO2

Total Emisi GRK


(Cap)
Unit pembangkit A mendapatkan SIE/SPE sebanyak 200.200 tCO2 untuk diajukan
sebagai pengurang pajak karbon

Perhitungan Pajak Karbon


DPP = Total Emisi GRK – batas atas emisi
(Dasar Pengenaan Pajak) = 5.800.000 tCO2 – 5.599.800 tCO2
= 200.200 tCO2
Pajak terutang = DPP x tarif pajak
= 200.200 tCO2 x Rp 30.000/tCO2
= Rp 6.006.000.000
Pengurangan = 200.200 tCO2 x Rp 30.000
= Rp 6.006.000.000
Bayar pajak karbon = Pajak terutang – pengurangan
Unit Pembangkit B = Rp 6.006.000.000 - Rp 6.006.000.000
= Rp 0
(asumsi diberikan pengurangan pajak karbon terutang dengan seluruh SIE/SPE
yang diajukan)

www.pajak.go.id
ILUSTRASI PENERAPAN PAJAK KARBON (CAP & TAX) 32

Unit Pembangkit C
Kapasitas pembangkit : 800MW
defisit Terutang
Pajak Karbon Batas atas emisi : 0,918 tCO2/Mwh
200.200 100.100 tCO2 Produksi listrik bruto : 6.100.000 MWh
pajak
tCO2 karbon SIE/SPE Total Emisi GRK : 5.800.000 tCO2
Batas atas emisi 100.100 tCO2 Batas atas emisi untuk A : 0,918 x 6.100.000 = 5.599.800 tCO2

Total Emisi GRK


(Cap)
Unit pembangkit A mendapatkan SIE/SPE sebanyak 100.100 tCO2 untuk diajukan
sebagai pengurang pajak karbon

Perhitungan Pajak Karbon


DPP = Total Emisi GRK – batas atas emisi
(Dasar Pengenaan Pajak) = 5.800.000 tCO2 – 5.599.800 tCO2
= 200.200 tCO2
Pajak terutang = DPP x tarif pajak
= 200.200 tCO2 x Rp 30.000/tCO2
= Rp 6.006.000.000
Pengurangan = 100.100 tCO2 x Rp 30.000
= Rp 3.003.000.000
Bayar pajak karbon = Pajak terutang – pengurangan
Unit Pembangkit C = Rp 6.006.000.000 - Rp 3.003.000.000
= Rp 3.003.000.000
(asumsi diberikan pengurangan pajak karbon terutang dengan seluruh SIE/SPE
yang diajukan)

www.pajak.go.id
PERATURAN PELAKSANAAN 33

Update Penyusunan Aturan Pelaksanaan Pajak Karbon: Rencana


Pengaturan dalam RPMK Tentang Tarif Pajak Karbon

1. Ruang Lingkup 2. Subjek Pajak Cap

Seluruh PLTU Batubara badan yang bergerak di Mengikuti ketentuan


periode 2022- 2024. bidang PLTU Batubara Peraturan di KESDM

4. Pasar Karbon 5. Pengurangan Pajak 6. Saat terutang

Pada akhir periode tahun


Merujuk pada piloting
kalender dari aktivitas yang
Perdagangan atau Pasar SIE/SPE bisa menjadi menghasilkan emisi karbon
Karbon di sektor PLTU oleh pengurang Pajak Karbon. dalam jumlah tertentu
Kementerian ESDM yang
akan ditetapkan dalam
Peraturan Menteri KLHK

www.pajak.go.id
Carbon Tax Guidance 34

www.pajak.go.id
3 PENUTUP: Kesimpulan
KESIMPULAN 36

1. Implementasi Pungutan Atas Karbon melalui penerapan Pajak Karbon


dikombinasikan dengan penerapan perdagangan karbon agar dapat menciptakan
pasar karbon yang berkelanjutan.
2. Kementerian Keuangan tengah menyiapkan regulasi turunan penyelenggaraan
Pajak Karbon melalui PMK dan PP sebagai mandat dari UU HPP

3. Penerimaan dari pajak karbon dapat dimanfaatkan untuk menambah dana


Kanwi
pembangunan, investasi teknologi ramah lingkungan, atau memberikan dukungan
kepada masyarakat berpendapatan rendah dalam bentuk program sosial.

4. Keberpihakan APBN membantu masyarakat dan dunia usaha sangat jelas. APBN
kerja keras mendukung pemulihan dengan kebijakan countercyclical sejak 2020.

5. Kebijakan pajak karbon tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan paket kebijakan
komprehensif untuk penurunan emisi dan stimulus untuk transisi menuju ekonomi
yang lebih berkelanjutan.

www.pajak.go.id
REFERENSI 37

BKF, (2021), Pajak Karbon di Indonesia, Jakarta

DJP (2021), Undang-Undang HPP, Jakarta

Kementerian LHK, (2021), KerangkaTransparansi


Perpres 98 Tahun 2021, Jakarta Kanwi

Kementerian PPN/Bappenas, (2021), Pembangungan


Rendah Karbon Indonesia & NZE Menuju Ekonomi
Hijau, Jakarta
PPI Brief, (2021), Penerapan Pasar Karbon (Emission
Trade System) di Indonesia dan Pembelajaran dari
Uni Eropa, Jakarta

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai