PELATIHAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

Topik biomassa – BAGIAN 1

Bandung, 16 Februari 2023

PERAN BIOMASSA SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

RAMAH LINGKUNGAN DALAM MASA TRANSISI
a. Dasar-dasar Konversi Termal Biomassa
b. PLTUBiomassa (termasuk Sampah Kota)
c. Gasifikasi Biomassa untuk Listrik Desa
d. Gasifikasi Biomassa untuk Pemanas Asphalt Mixing Plant
e. Biomassa menjadi DME (sebagai substitusi parsial LPG)
f. Biomassa menjadi Hidrogen (angan-angan masa depan)
g. Circular Economy: biomassa → listrik, bioarang, kebun energi
h. Biogas untuk Listrik Desa (file Dr. Andre Situmorang) Prof. Dr. Herri Susanto, IPM
KadarsahSasongko,
Dwiwahju Suryadi Ph.D.
KK SIK - Teknik
Program Industri
Studi Teknik - FTI- ITB
Kimia
Jalan Ganesa 10, Bandung-40132
email: herri@che.itb.ac.id 1
 DEFINITION OF BIOMASS

“Biomass is non-fossilized and biodegradable organic

material originating from plants, animals and micro-
organisms. This shall also include products, by-products,
residues and waste from agriculture, forestry and related
industries as well as the non-fossilized and biodegradable
organic fractions of industrial and municipal wastes”

(UNFCCC/United Nations Framework Convention on Climate Change, 2005)

2
 • Sumber Energi Baru: sumber energi yang dapat dihasilkan dan
teknologi baru, baik yang berasal dari Sumber Energi
BIOMASSA Terbarukan maupun Sumber Energi Tak Terbarukan.
Contoh: nuklir, hidrogen, gas metana batubara (coal bed
EBET methane), batubara tercairkan (liquified coal), dan batubara
tergaskan
• Sumber Energi Terbarukan: sumber energi yang dihasilkan dari
Sumber Daya Energi yang berkelanjutan jika dikelola dengan
baik
Contoh: panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan
terjunan air, dan gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut.

a. tumbuhan dan hewan mati

b. limbah kehidupan hewan dan manusia
c. limbah pertanian perkebunan atau kehutanan
d. limbah organik hasil industri
d. kebun energi

3
Pemanfaatan Biomassa sebagai Sumber Energi
MOTIVASI KENDALA-TANTANGAN
terbarukan investasi dan biaya operasi
CO2 netral tambahan
pengurangan dampak mungkin menimbulkan
lingkungan dampak lain

pengembangan sosial memerlukan lahan

ekonomi setempat penyimpanan

lihat juga Biomass Pros and Cons, a.l.:

https://www.slideserve.com/artan/global-ozone-project-curriculum
http://gy.kimiq.com/biom-energy-pros-and-cons/
4
 BIOMASS GROWTH

Plant photosynthesis
▪ Living plant
▪ Visible spectrum of solar radiation
▪ Carbon dioxide
▪ Chlorophyll (catalyst)
▪ Water

chlorophyll
Living plants + CO2 + H2O + sunlight (CHmOn) + O2 ∆H=-480 kJ/mol
(Basu, 2018)

PLANT PRODUCTS
5
>>>>> consumed by humans and animals >>>>> produces BIOMASS wastes
Contoh Potensi Biomassa beras/ nasi
Biomassa dari Padi (1)

gabah
sekam

jerami

pembakaran sembarangan

pelet
Buatlah skema biomassa
turunan hasil pertanian/perkebunan lain
6
 Biomassa dari Padi (2) Data Dasar (Potensi Teoritis
a. Luas lahan sawah Indonesia
= 7.463.948 Ha (Feb 2020)
b. Produktivitas:
= 5,7 -6,1 ton/Ha
Jerami
58% Contoh
Produksi Gabah Kering Giling
Gabah Sekam Daerah juta ton
42% 20%
1 Indonesia 54,60 (2019)
Jawa Timur 10,54 (2018)

Menir 2 Jawa Barat 9,08 (2019)

10% 3 Kab.Karawang 1,21 (2018)
Beras
Perkirakan 4 Kab. Cianjur 0,15 (2019)
Bekatul
60%
a. potensi teoritis
10% b. potensi teknis
c. potensi ekonomis
untuk suatu daerah (silahkan pilih sendiri) 7
 Jenis dan Sifat Biomassa Sawit
Ketersediaan
tidak menentu
dikonsumsi dalam boiler
pabrik minyak sawit

33,5 juta ton

pada 2016

Parameter TKKS Cangkang Pelepah

Potensi Tereka (juta ton/tahun) 30,5 6,12 47,46
Lokasi Ketersediaan Pabrik Sawit Pabrik Sawit Kebun Sawit
Pengguna saat ini Belum ada boiler PKS (parsial) Belum ada
Densitas Curah (kg/m3) 111 740 700
LHV (MJ/kg) –dry base 17,78 18,62 16,08
Fixed Carbon (%-berat)-dry base 18,94 21,43 22,06
Kadar Abu (%-berat)-dry base 3-5 2,87 2,77
Titik Leleh Abu (ºC) 975 1150 1061
Kemudahan Pengurangan Ukuran Sulit Mudah Sedang 8
TERMINOLOGI POTENSI BIOMASSA (1)

Potensi Teoritis (theoretical potential)

Potensi
Potensi Teknis (technical potential)
fundamental Bioenergi
database Potensi Ekonomis (implementation
terkumpul dan dapat
jumlah yang potential)
diproses untuk
terbayangkan untuk utilizable potential
memenuhi kriteria a. diterima oleh
dapat dikumpulkan keteknikan dapat dikonversi masyarakat
sebanyak mungkin menjadi energi yang
tergantung lokasi dan b. mendapat
dari luas lahan, termanfaatkan langsung dukungan atau
ketersediaan sarana oleh masyarakat dan
produksi pertanian, angkutan; harga bahan dijadikan
perdagangan memenuhi kriteria program
bakar konvensional kelayakan ekonomi pemerintah

MODELLING AND OPTIMIZATION of BIOMASS SUPPLY CHAIN: TOP DOWN AND BOTTOM-UP ASSESSMENT FOR AGRICULTURAL, FOREST AND WASTE FEEDSTOCK

9
TERMINOLOGI POTENSI BIOMASSA (2)

Pemanfaatan biomassa sebagai sumber panas

• tungku berapi → pemanas langsung
• gas (hasil gasifikasi) sebagai bahan bakar burner
• tungku berapi → boiler → kukus pemanas
• Efisensi Energi Tungku = 70 – 80%  75%

Pemanfaatannya menjadi mekanik/ listrik

• boiler → steam → turbin uap → energi mekanik
• boiler → steam system → energi mekanik → generator → listrik
• gasifikasi → internal combustion engine → energi mekanik
• gasifikasi → energi mekanik → generator → listrik
• Efisiensi Energi = (70 s/d 80%) x (25 s/d 35%)
• Efisiensi Energi (biomassa → listrik)  (18 s/d 28%)  23%
10
 Contoh Kesetaraan Energi dari Biomassa
produk energi akhir
Panas per kg biomassa
asal Pembakaran termal listrik Panas Pembakaran
jenis biomassa biomassa (kJ/kg) (kWhth/kg) (kWhel/kg) a. LHV atau HHV
Sulsel 14807 3,08 0,94 b. as received atau
Sekam Padi
Bali 13.817 2,88 0,87 oven dry
Tongkol Jagung Sumbawa 15.402 3,21 0,97 Nilainya tergantung
Sulteng 22.000 4,58 1,39
Tempurung Kelapa pada:
Ciamis 18.004 3,75 1,14 a. jenis biomassa
Sabut Kelapa Ciamis 13.817 2,88 0,87 b. varitas
Ampas Tebu Yogyakarta 7.738 1,61 0,49
c. asal daerah
d. kadar air
Secara umum, kaitan potensi teoritis dan kesetaraan energi:
a. konsumsi biomassa spesifik = 0,37 kg/kWh (termal)
b. konsumsi biomassa spesifik = 1,24 kg/kWh (listrik)
11
 KONVERSI TERMAL BIOMASSA
Pyrolytic Oil
including Tars Separation Liqud Fuel

Pyrolysis
Torrefaction Solid Fuel

a. Ammonia
b. Methanol
Synthesis Gas Chemical Processes
c. DME
Gasification d. FT-fuel
Grain Drying
Heating
Asphalt Plant

Combustion Producer Gas I.C. Engine

Electric
Generator Electricity

Heat Boiler Steam Turbine

12
 WHY TORREFACTION?

• higher moisture
• higher atomic H/C and O/C ratios
• hygroscopic
b • higher biodeterioration raw biomass
i • lower calorific value
o • poor grindability
m • difficult solid flow, low bulk density
• non homegenenity, etc
a
s TORREFACTION
s • lower moisture
• lower atomic H/C and O/C ratios
• hydrophobic
u • lower biodeterioration
p • higher calorific value torrefied biomass
https://yilkins.com/project/p4s/
g • better grindability
r • higher bulk density
• higher homogeneity
a
d (Basu, 2018; Bergman et al., 2005; Chen et al., 2021;
e Sasongko, 2009; Sasongko et al., 2018; Wulandari et al., 2020) 13
KARAKTERISTIK BIOMASSA (1)

Analisis Proksimat

Volatile Matter (VM) = zat terbang saat biomassa (atau batubara) keluar atau
dilepaskan ketika biomassa tersebut dipanaskan.

Abu (Ash) = padatan residu inorganic sisa pembakaran biomassa Komposisi

utama abu: silika, alumunium, iron, kalsium, dan beberapa jumlah kecil seperti
magnesium, titanium, sodium, dan potassium.
Moisture Content (MC) merupakan kadar air yang terkandung pada biomassa.
Kadar air sangat diperhitungkan karena akan menguras energi pada biomassa
untuk menguapkannya.

Fixed Carbon (FC) adalah karbon tetap pada biomassa yang tersisa dari
proses pirolisis arang setelah terjadinya devolatilisasi.

14
KARAKTERISTIK BIOMASSA (2)
Analisis Ultimat (Komposisi Elemental)
C − Carbon
Ms Mi C H O N P S A
H − Hydrogen
as recieved O − Oxygen

kesetimbangan dengan
N − Nitrogen
kelembaban udara Mi C H O N P S A P − Phospor
S − Sulfur
air-dry basis

A − Ash
hasil pengeringan
dengan oven 110 oC C H O N P S A Mi −Inherent
(oven-) dry basis Moisture

Ms −Surface
oven dry basis dan
Moisture
penyisihan nilai kadar abu C H O N P S
dry and ash free basis

Sangat diperlukan dalam perhitungan neraca massa dan energi 15

 KARAKTERISTIK BIOMASSA (3)
Sifat Partikel
• True Density adalah berat per volume yang
1 ditempati oleh padatan biomassa
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑜𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
• 𝜌𝑡𝑟𝑢𝑒 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 𝑏𝑖𝑜𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
• Apparent Density adalah berat per volume
external biomassa termasuk juga dengan
2 setiap celahnya (porinya)
• 𝜌𝑎𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡 =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑜𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑖𝑜𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑐𝑒𝑙𝑎ℎ𝑛𝑦𝑎 (𝑝𝑜𝑟𝑖𝑛𝑦𝑎)
• Bulk Density adalah berat per volume keseluruhan yang
3 ditempati dalam jumlah besar.
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑜𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
• 𝜌𝑏𝑢𝑙𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑖 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑜𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
TK5069/TB3201 Konversi Termal Biomassa
Sifat Abu
Titik leleh abu merupakan indikasi pelunakan dan peleburan dari
1 abu. Titik leleh abu diukur dalam keadaan reducing atmosphere
temperature dan oxidizing atmosphere temperature
Caking Free dan Swelling Index
Caking merupakan sifat plastik yang menyebabkan
2 partikel lunak dan menyatu satu sama lain dengan
membentuk gumpalan besar (agglomerates).
Swelling Index merupakan ukuran peningkatan volum
biomassa ketika dipanaskan pada kondisi tertentu.
Hardgrove Grindability Index (HGI)
3 HGI merupakan sifat mempan gerus atau kemudahan
biomassa atau batubara dapat digerus. Nilai standar HGI
adalah 1-100. semakin tinggi nilai maka semakin mudah
digerus.
16
Karakteristik Biomassa (4)

Klasifikasi Biomassa Menurut Bentuk dan Ukuran Partikel

jenis-1: partikel besar, bulk density tinggi
kadar air < 30%, kadar abu rendah
limbah kayu: penjarangan, limbah tebangan
bongkol jagung: 6 - 8 kg/kg jagung pipil
batok dan sabut kelapa: 0,4 kg/kg buah kelapa
jenis-2: partikel kecil, bulk density rendah
sekam padi (abu tinggi): 0,25 - 0,4 kg/kg gabah
tandan kosong sawit: 1 kg/kg CPO
serbuk gergaji: 0,2 kg/kg kayu gelondong
kulit biji jarak, kulit kopi, kulit kacang
jenis-3: bentuk serampangan, basah sekali sampah kota (solid municipal
waste)

jenis-4: fast growing tree → kebon energi atau tumpang sari

kaliandra, lamtoro-gung, turi, dll
sinergi dengan peternakan
17
 Contoh Karakteristik Biomassa (1)
Tandan Cangkang Pelepah
Sekam Batok Lamtoro Kayu Kayu
No Kriteria kosong sawit Sawit
padi(1) kelapa(2) Gung(2) Kaliandra(2) Gamal(2)
sawit(1) (Riau) (2) (Riau) (2)
Analisis Proksimat (dasar basah)
1 Moisture content 8,20% 58,60% 12,80% 19,00% 10,66% 9,20% 7,07% 6,59%
2 Volatile matter 58,90% 30,44% 65,39% 62,00% 68,89% 71,86% 69,79% 71,20%
Kayu Kaliandra
3 Fixed carbon 19,70% 8,04% 20,60% 15,00% 19,65% 17,67% 19,53% 19,29%
4 Ash 13,20% 2,92% 1,75% 4,00% 0,80% 1,27% 3,61% 2,92%
Analisis Ultimat (dasar basah atau kering – perhatikan pernyataan pada sertifikat analisis)
Tongkol Jagung Elemen basah basah Kering kering kering kering kering kering
5 C 39,10% 15,11% 54,46% 52,32% 54,33% 50,06% 49,92% 49,51%
6 H 4,59% 1,51% 6,42% 5,09% 5,97% 6,29% 6,06% 6,27%
7 N 0,18% 2,57% 0,43% 0,20% 0,90% 0,15% 1,29% 1,12% Kayu Gamal
8 O 34,70% 19,13% 38,53% 42,00% 38,68% 43,44% 42,53% 43,02%
9 S - 0,04% 0,16% 0,39% 0,12% 0,07% 0,20% 0,08%
10 HHV, kJ/kg 15.400 8.969 18.056 16.600 18.367 19.250 17.946 17.946

Karakteristik lain:
a) Titik leleh abu (ash fusion temperature, AFT) Cangkang Sawit
b) Caking dan Free Swelling Index
c) Sifat mempan gerus (grindability)
Sekam Padi

18
Batok kelapa Serbuk gergaji Pelet Kayu
Contoh Karakteristik Biomassa (2)
Nagreg Limbangan
janggel jagung
(P-12) (P-12)
Proximate Analysis (dasar basah) Dari data Janggel Jagung di samping.
1. kadar abu 1,9% 1,7% Soal-1: Nyatakan LHV dalam satuan kJ/kg.
2. Volatile Matter 73,3% 71,9% Soal-2: Nyatakan LHV (dasar kering, bebas abu) menjadi ke
3. Fixed Carbon 17,3% 17,0% LHV (as received dengan kadar air tertentu).
4. kadar air 7,4% 9,3% Soal-3: Hitunglah HHV (dasar kering, bebas abu) dari data LHV
LHV, kcal/kg – hasil pengukuran pengukuran.
4161 4088
(dasar kering dan bebas abu)
Ultimate Analysis (dasar kering, bebas abu)
1. fraksi massa atom: C 50,5% 50,6%
2. H 5,0% 4,9%
3. O 44,2% 44,3%
4. N 0,1% 0,0%
5. S 0,1% 0,1%

Dari data Janggel Jagung di atas.

Soal-4: Hitunglah HHV (as received dengan kadar air tertentu)
Soal-5: Nyatakan panas pembakaran (dasar kering bebas abu)
dari besaran LHV ke besaran HHV.

19
Perbedaan Sifat Biomassa thd Batubara (1)

Cangkang Batubara Arang Gasifikasi

No Parameter
sawit Sub-bituminus (AMP-Ngawi)
1 Bentuk pipih balok / serbuk Pipih
2 Proksimat (% berat)
Fixed carbon 16,30% 42,93% 63,66%
Volatile matter 68,20% 51,78% 2,74%
Moisture content 12,00% 18,70% 9,51%
Ash 3,50% 5,29% 24,09%
3 Ultimat (% berat)
C 44,44% 63,60% 86,43%
H 5,01% 3,80% 1,77%
O 34,70% 26,10% 7,18%
N 0,28% 0,70% 0,53%
S - 0,55% -
4 Nilai kalor (kJ/kg) 16.900 20.400 21.542

20
Perbedaan Sifat Biomassa thd Batubara (2)

Kayu Diagram van Krevelen:

Lignin
Selulosa
1. klasifikasi bahan bakar padat
Anthracite 2. absis rasio O/C
Perbandingan atom H/C x 10

Lignite Batok
Batubara kelapa 3. ordinat rasio H/C
4. biomassa  H/C tinggi
5. batubara  H/C rendah
6. biomassa  O/C tinggi
7. batubara  O/C rendah
Arang
386oC
Arang 8. arang  H/C dan O/C rendah
427oC
9. pirolisis menghasilkan arang
10.pirolisis memperbaiki sifat
Perbandingan atom O/C
biomassa untuk mendekati
sifat batubara 21
 PYROLYSIS

% YIELD
H2O
GASES
H2O, CO, CO2
VOLATILE

CHAR

DRYING
T=100 oC
TORREFACTION
T=100 -300 oC PYROLYSIS SECONDARY
T=300–600 oC REACTION
T > 600 oC

TEMPERATURE 22
Effect of Biomass Constituents
3
400-500 oC
aromatic degrades slowly,
major contribution to char
500oC

2 275-350 oC
400oC
produce more condensable
vapour (including tar)
300oC and gases

200oC 1 150-350 oC
produce
100oC more noncondensable gas
and less tar
23
 Effect of Heating Rate High heating rate
Moderate final temperature (450-600 oC)
Short residence time of gases
→ increase LIQUID YIELD

Final Temperature
Slow to moderate heating rate
High final temperature (700-900 oC)
GASES Long residence time of gases
→ increase GAS PRODUCTION
LIQUID

Slow heating rate

Low final temperature
Long residence time of gases
→ increase CHAR YIELD.
CHAR

Heating Rate

Pyrolysis plays important role in Combustion of Biomass 24

Pyrolysis of WWT-Sludge of Pulp Mill (Non-Isotherm)
0.00 1000

-0.02 900

20oC/min 800
-0.04

15oC/min 700
Mass, fraction to original

-0.06
600

Temperatur (oC)
10oC/min
-0.08
500
-0.10 10oC/min
15oC/min 400
-0.12
20oC/min 300
-0.14
200

-0.16 100

-0.18 0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Time, min
25
 Characteristic of Char (Isothermal Pyrolysis)
Sludge Cake Char produced from Char produced from
Parameters
(original) pyrolysis at 500 ºC pyrolysis at 700 ºC
100%
90% 500 ºC Proximate Analysis (m.a.f basis)
80%
70%
700 ºC
Volatile matter 84.17% 55.27% 44.57%
Char yield

60%
50%
Fixed carbon 15.83% 44.73% 55.43%
40% Ultimate Analysis (m.a.f basis)
30%
20% Carbon 52.21% 68.43% 76.61%
10%
0%
Hydrogen 5.66% 1.45% 1.67%
0 5 10 15 20 25 30 35 Nitrogen 3.45% 3.92% 2.58%
Time (min)
Oxygen 37.73% 24.98% 17.49%
Sulfur 0.95% 1.22% 1.65%
Higher Heating Value, MJ/kg 17.68 19.76 21.65
Pore surface area, m2/g 2.37 59.83 69.22

26
 Concluding Remarks on Pyrolysis
1. Mechanism of Thermal Reactions of Biomass (including MSW):
(i) pyrolysis (preceeding by drying)
(iii) char gasification to produce combustible gases;
(iv) glowing char combustion or/and flaming gaseous combustion
2. Characteristic <products distribution> of pyrolysis depend on
(i) Final temperature
(ii) Heating rate which in turn depend on pyrolysis technique
(iii) Constituent of biomass: hemicellulose, cellulose, and lignin
3. MSW may have various components with specific composition of constituents
4. Reactor configuration may dictate the process in pyrolysis and gasification of biomass,
including Municiple Solid Waste.
5. Prediction of the process performance may help the design of a pyrolyser and gasifier.
27
28