4
4
GAS RUMAH KACA, PENINGKATAN SUHU, DAMPAK
EKOSISTEM
Emisi GRK dan kemungkinan perubahan temperatur udara serta dampak terhadap ekosistem (Stern, 2006)
5
5
5
DAMPAK DAN RISIKO KENAIKAN SUHU GLOBAL
Pemanasan Global 1.5 dan 2ºC : Berbagai ekosistem penting dan unik seperti terumbu karang, gletser, flora-fauna
bernilai global berisiko akan punah (RFC 1)
6
6
PROYEKSI PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA
suhu permukaan yang cenderung Climate Hotspots adalah wilayah yang ditandai dengan
meningkat namun lebih rendah daripada kerentanan tinggi dan terpapar/responsif terhadap
kenaikan suhu global, menggunakan RCP 4.5
perubahan iklim (IPCC, 2014)
kenaikan sebesar 1.5°C sedangkan global
mencapai 2°C
curah hujan cenderung lebih kering Dalam roadmap NDC adaptasi telah diidentifikasi wilayah
pada musim kemarau namun lebih basah berpotensi mengalami kenaikan suhu 0,75oC - 2oC dari
selama musim penghujan dan masa kondisi baseline sehingga suhu udara di masa depan
peralihan mencapai >35oC dan >38oC
rerata suhu permukaan laut mengalami
kenaikan 0.25°C/dekade menggunakan
RCP 4.5
tinggi muka laut naik 0.6 - 1.2 cm/tahun;
7
7
KEBIJAKAN dan PROGRAM
ARAH DAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM
29% dan 41%, skenario 2oC 31.89 % dan 43.2%, menuju skenario 1.5oC
9
9
Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
TARGET NDC INDONESIA
5 sektor dan masing-masing mempunyai target penurunan yang berbeda
sebesar sebesar
31,89% 43,20%
dengan usaha Jika mendapat
sendiri Bantuan internasional
(CM1) (CM2)
10
KOMITMEN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM
dibandingkan dibandingkan
31.89% skenario BaU skenario BaU 43.20%
17.4% 25.4% 12.5% 15.5% 1.4% 1.5% 0.10% 0.11% 0.32% 0.13%
KOMITMEN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
Adaptasi perubahan iklim adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan diri
terhadap perubahan iklim, termasuk keragaman iklim dan kejadian iklim ekstrem sehingga potensi kerusakan
akibat perubahan iklim berkurang, peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat dimanfaatkan,
dan konsekuensi yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi (UU 32/2009).
Komitmen adaptasi Indonesia bertujuan untuk menciptakan masyarakat dan ekosistem yang berketahanan
terhadap risiko dan dampak perubahan iklim pada tahun 2030.
STRATEGI IMPLEMENTASI NDC
Note:
• Ditetapkan oleh Menteri
• Disesuaikan Minimal 5 Tahun sekali
• Untuk menuju arah pembangunan rendah
Emisi GRK dan berketahanan iklim pada
tahun 2050 13
INSTRUMEN KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
PERUBAHAN IKLIM
Program Ozon
Sejak tahun 2016
Sejak tahun 2015 Sejak tahun 2016 Sejak tahun 2018
TARGET CM1 DAN CM2 SERTA REALISASI INVENTARISASI GRK
15
SDGs
16
LTS-LCCR 2050 dan ENHANCED NDC
• Mandat Paris Agreement Artikel 4.19 dan • Mandat Dec. 1/CP.21 Para 24 dan 25
• Dec. 1/CP21 Para 35 • Tujuan untuk mengkomunikasikan Komitmen
• Tujuan untuk mengkomunikasikan visi upaya dalam upaya menghadapi PI
• dan aksi PI sampai dengan 2050 • Prinsip ”no backsliding” dalam penyampaian
• LTS bukan merupakan komitmen hanya komitmen
• dokumen komunikasi tidak legally binding • Mandatory to be tracked & reporte
• Tidak mandatory to be tracked & reported
LCCP
3 Tiga skenario LTS LCCR 2050 , yaitu Skenario LCCP yang hanya mencapai peaking
1. Current Policy Scenario (CPS),
(puncak tertinggi), disaat FOLU mencapai net
2. Transition Scenario (TRNS),
3. Low Carbon Scenario compatible with Paris sink pada tahun 2030 bersamaan upaya
Agreement Target (LCCP) transisi energy.
Keseluruhan mencapai netral karbon pada tahun 2060 atau lebih cepat
18
INDONESIA – FOLU NET SINK 2030
1 2 3
Penurunan laju deforestasi (2019 hingga Moratorium permanen izin di hutan Restorasi & perbaikan sistem air gambut
± 115 ha) & laju kebakaran hutan yang alam primer & gambut (66 juta ha) (3,4 juta ha) dan penataan regulasi
signifikan dalam 1 dekade (hingga 2021) untuk meningkatkan penyerapan karbon
4 5 6
Pengelolaan hutan lestari menggunakan
Peningkatan rehabilitasi hutan untuk teknik RIL (14 juta ha) & SILIN Mempertahankan kawasan Hutan
meningkatkan penyerapan karbon pembangunan dan penguatan Bernilai Konservasi Tinggi (NKT) yang
melalui IPPKH termasuk rehabilitasi pengelolaan perhutanan sosial 12,7 juta tinggi di areal konsesi kehutanan seluas
& konservasi mangrove ha (realisasi 5,0 juta ha hingga Juli 2,7 juta Ha
2022)
7 8
3.
2023-2024 Akselerasi
2. Implementasi
Hingga terakhir
tahun 2022
1. Prakondisi*
Prasyarat tersebut dimaknai sebagai penataan kegiatan yang
telah ada dan terus berlangsung terhadap capaian target FOLU
Net Sink 2030 Indonesia, antara lain:
1. Total Luas Tanam Hutan Industri 5,1 juta hektar
2. Total Lahan Gambut yang dipulihkan 1,07 juta hektar
3. Total Kawasan Konservasi 28 juta hektar
4. etc
KEBIJAKAN DAN REGULASI
NILAI EKONOMI KARBON
“…Indonesia akan terus memobilisasi pembiayaan iklim dan “Dalam situasi krisis seperti ini… tidak ada pilihan lain… kecuali
pembiayaan inovatif ……...” bekerja sama . Paradigma kolaborasi harus kita kedepankan.
Penyediaan pendanaan iklim dengan mitra negara maju, Kita semua menjadi bagian dari solusi. Semua negara harus
merupakan game changer dalam aksi mitigasi dan adaptasi berkontribusi… sesuai kapasitas masing-masing dengan semangat
perubahan iklim di negara-negara berkembang. burden-sharing bukan burden-shifting….negara yang lebih mampu
harus membantu dan memberdayakan negara lainnya.
Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat bagi Net-Zero Emission
dunia. ….carbon market dan carbon price harus menjadi bagian dari Semua upaya nasional tersebut… perlu disertai dukungan
upaya penanganan isu perubahan iklim. Ekosistem ekonomi karbon internasional yang jelas, termasuk penciptaan pasar karbon yang
yang transparan, berintegritas inklusif dan adil harus efektif dan berkeadilan, investasi untuk transisi energi, dan
diciptakan.” pendanaan untuk aksi iklim.
(Presiden RI dalam KTT Perubahan Iklim World Leaders’ Summit,
(Wakil Presiden RI dalam KTT Perubahan Iklim World Leaders’ Summit, Sharm El
Glasgow, 1st November 2021)
Sheik, 7th November 2022)
23
Pencatatan dan Mekanisme untuk Surat bentuk bukti • CA memastikan terpenuhinya transparency, accuracy, consistency, complete-
penelusuran Negara mengukur, mela- pengurangan emisi ness and comparability (UNFCCC).
porkan dan mem- GRK, diterbitkan • CA adalah alat yang digunakan negara untuk memastikan untuk memastikan
terhadap entitas yang
Pemantauan pengendalian perpindahan sertifikat pengurangan emisi ke
melakukan kegiatan verifikasi kegiatan setelah pengur-
entitas lain di luar negeri (UNFCCC).
pengurangan emisi pengurangan emisi angan emisi GRK • Menjadi kunci untuk menjaga dan mengendalikan tujuan pencapaian NDC Nas.
GRK GRK terverifikasi • CA merupakan alat kendali pemindahan hasil capaian penurunan emisi GRK
antar negara dari aksi mitigasi perubahan iklim.
1 2 3 4
SRN MRV SPE CA
NDC
PUNGUTAN ATAS
PERDAGANGAN KARBON RBP MEKANISME LAINNYA SESUAI
KARBON PERKEMBANGAN IPTEK
Upaya pencapaian target NDC melalui penyelenggaraan Mitigasi Perubahan Iklim, Adaptasi Perubahan lklim, dan NEK
dilaksanakan secara akurat, konsisten, transparan, berkelanjutan, dan dapat dipertanggungjawabkan melalui: a. MRV; b.
SRN PPI; dan c. sertifikasi pengurangan Emisi GRK.
SRN
Pasal28 (5)
Pemerintah Daerah provinsi dan
MRV Pasal 46 (2)
kabupaten kota, Pelaku Usaha,
dan/atau masyarakat berperan Penyelenggaraan NEK
dalam pengurangan Emisi GRK dilaksanakan oleh:
a. kementerian/lembaga;
SPE
sebagai bagian dari pengurangan
Emisi GRK pada Sektor dan Sub b. pemerintah daerah;
Sektor. c. Pelaku Usaha; dan
d. masyarakat
27
SISTEM REGISTRASI NASIONAL (Perpres No 98/2021)
SRN PPI adalah sistem pengelolaan, penyediaan data, dan informasi berbasis web tentang aksi dan Sumber Daya untuk
Mitigasi Perubahan Iklim, Adaptasi Perubahan Iklim, dan NEK di Indonesia.
SERTIFIKAT
setiap pelaksana dan/atau APRESIASI
SPE
PENGISIAN DATA TEKNIS TAHAP PENERBITAN
Validasi DRAM oleh Sertifikat Apresiasi/ Sertifikat
Pendaftaran dan Penyusunan Laporan Capaian Pengurangan Emisi (SPE)
Validator Aksi Mitigasi.(LCAM)
PENGISIAN DATA UMUM (Tim MRV/ LVV Skema NEK)
Surplus Kinerja Indonesia hasil Technical Annex pada 3rd Biennial Update Report (BUR)
o Hasil kinerja Indonesia dalam Pengendalian Perubahan Iklim yang diakui secara internasional dan sekaligus merupakan kontribusi Indonesia
dalam pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Global.
o Periode Kinerja Pengurangan emisi gas rumah kaca melalui program REDD+ tahun 2018-2020, UNFCCC telah mengakui dan menverifikasi kinerja
tersebut, dan Indonesia terverifikasi mencapai Surplus Kinerja Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca sebesar 577.449.160 ton CO2e. Dari
hasil technical analysis terhadap technical annex pada 3rd BUR (Biennial Update Report) tersebut dapat pula disimpulkan bahwa data, informasi dan
metodologi capaian kinerja REDD+ Indonesia dinyatakan transparan, konsisten, lengkap, akurat, dan komprehensif
31
Result Based Payment (RBP) (succes story) …. (2)
a) Program RBP Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) untuk Provinsi Kalimantan Timur. Carbon Fund untuk
Fase RBP disiapkan sebesar 110 juta USD untuk capaian penurunan emisi (ER) sebesar 22 juta ton CO2e
dalam kurun waktu 2019-2024.
b) Program RBP BioCarbon Fund (BioCF) untuk pendekatan Landscape di Provinsi Jambi untuk emission reduction
14 juta ton CO2e dengan pembayaran kinerja sebesar 70 juta USD tahun 2021-2025 dengan Fase Preparatoin
1,5 Juta USD (2019 - Sept 2021) dan Pre-Investment 13,5 Juta USD (tahun 2021-2025), saat ini sedang dalam
persiapan negosiasi harga per unit karbon di penyiapan ERPA sampai akhir tahun 2023.
c) Program RBP Green Climate Fund (GCF) dengan scoping pilot project nasional dengan pengurangan emisi
sebesar 103,78 juta USD dengan 20,25 juta ton CO2e hasil kinerja tahun 2014-2016, dan saat ini sedang
dalam persiapan transfer ke Provinsi seluruh Indonesia dengan Pendekatan Kontribusi terhadap emission
reduction nasional.
d) Serta Pembayaran kinerja pengurangan emisi oleh Kerajaan Norway sebesar 56 Juta USD (dana sudah
di Indonesia) dan dimanfaatkan untuk implementasi Netsink Folu 2030 untuk mencapai dan pemenuhan target
NDC (komitmen yang terhormat Bapak Presiden) sebesar -140 juta Ton CO2e. (dalam tahapan Implementatif).
32
Perdagangan Karbon Internasional
Contoh yang terjadi di Mekanisme Voluntary Carbon Market (VCM), sebelum diterbitkannya Perpres 98/2021:
Pada saat ini telah berjalan mekanisme NEK) diantaranya adalah mekanisme pembangunan bersih antara negara maju dengan negara
berkembang Clean Development Mechanism (CDM) sebanyak 202 proyek, skema voluntary carbon market melalui VCS dengan
jumlah 14 (empat belas) proyek, dan Joint Crediting Mechanism (JCM) dengan penerbitan Sertifikat Pengurangan Emisi GRK sebesar
744 juta ton CO2e:
o Clean Development Mechanism (CDM) di Indonesia salah satu mekanisme pengurangan emisi negara ANNEX I dibawah Kyoto
Protocol dengan data jumlah project sebanyak 52 berdasarkan reporting date tahun 2021 dengan total CER Issued
sebesar 35.243.122 ton CO2e dengan total investment 1.758.219.377 USD salah satunya Indocement Blended Cement
Project
o Joint Crediting Mechanism (JCM) Kerjasama Bilateral Indonesia-Jepang dengan jumlah project sebanyak 23 dimulai registrasi dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2021 dengan total perkiraan rata-rata pengurangan emisi sebesar 215.827 ton CO2e.
o Plan Vivo for nature, climate and comunities juga sudah melakukan programnya di Indonesia. Sampai saat ini sudah ada 4 project
yaitu Bujang Raba Community PES bekerjasama dengan WARSI di Jambi, Durian Rambun REDD project protecting the Rio
Kemunyang village forest Jambi, Nanga Lauk, Punan Long Adiu dengan total besaran emisinya sebesar 93.746 ton CO2e dengan
contoh participant project PT. AEON Mall Indonesia Itochu Corporation dan PT. PERTAMINA (PERSERO) Yokogawa Electric
Corporation.
o Perdagangan karbon yang melibatkan perhutanan sosial sampai dengan 8 Januari 2023 realisasi sebesar 5,2 Juta ha dengan
7.867 unit SK Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) dengan besaran 10.058 KUPS mandiri tersebar di 33 Provinsi.
Perdagangan karbon ini juga mewujudkan kebijakan Bapak Presiden dalam Penguatan Hutan Sosial di Indonesia, walaupun saat
ini perlu adanya penyesuaian terhadap Perpres 98/2021 serta PermenLHK NEK Nomor 21/2022.
Semua kegiatan Perdagangan karbon yang telah ada sebelum Prepres 98/2021 wajib disesuaikan dan mengacu pada Perpres 98/2021
Percepatan Implementasi NEK
1. Mengembangkan perangkat pendukung SRN
2. pengintegrasian semua komponen sistem yang dibangun menjadi interkonektivitas jadi
satu kesatuan yang terhubung dan terintegrasi
3. mendorong percepatan masing-masing sektor untuk menyelesaikan regulasi turunan
Perpres 98 tahun 2021 yang masih menjadi PR untuk diselesaikan dan penyiapan Peta
jalan Perdagangan karbon
4. Mengoptimalkan pusat layanan pada Rumah Kolaborasi dan Konsultasi Iklim dan
Karbon (RKKIK) dalam rangka mengefektifkan pelaksanaan Nilai Ekonomi Karbon di
lndonesia. Rumah Karbon bertujuan untuk memberikan layanan dalam bentuk
pemberian informasi, edukasi dan peningkatan kapasitas, advokasi, layanan
teknis, kerja sama, kepada Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha,
dan masyarakat.
5. Melakukan optimalisasi partisipasi dan kerja sama antar-pemangku kepentingan
mendorong percepatan pelaksanaan perdagangan karbon.
6. Mendukung dalam mengimplementasikan kebijakan perdagangan karbon sejalan dengan
Aksi Mitigasi dan Aksi Adaptasi perubahan iklim sesuai dengan target NDC
7. Harus menjadi bagian dari solusi mengatasi persoalan yang efektif dan inovatif
8. Berkontribusi sesuai kapasitas masing-masing dengan semangatburden-sharing
dalam pencapaian target NDC (Pemerintah dan Swasta) bukan burden-shifting
Rumah Kolaborasi dan Konsultasi
Iklim dan Karbon (RKKIK)
MAKSUD & TUJUAN
Rumah Karbon merupakan lembaga yang dibentuk dalam rangka
mengefektifkan pelaksanaan Nilai Ekonomi Karbon di lndonesia. Rumah Karbon
bertujuan untuk memberikan layanan dalam bentuk pemberian informasi,
edukasi dan peningkatan kapasitas, advokasi, layanan teknis, kerja sama,
kepada Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha, dan
masyarakat.
ditjenppi.klhk
Follow us
ditjenppiklhk