Anda di halaman 1dari 36

Arah dan Kebijakan Pengendalian Perubahan Iklim

Disampaikan Pada Forestry Update Course (FUCo)


Secara Daring, 4 November 2023

Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim


Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
PENGANTAR
TANTANGAN PEMBANGUNAN: HARI INI DAN MASA DEPAN
EFEK RUMAH KACA

4
4
GAS RUMAH KACA, PENINGKATAN SUHU, DAMPAK
EKOSISTEM

Emisi GRK dan kemungkinan perubahan temperatur udara serta dampak terhadap ekosistem (Stern, 2006)

5
5
5
DAMPAK DAN RISIKO KENAIKAN SUHU GLOBAL

Sumber: IPCC SR 1.5 (2018)

Pemanasan Global 1.5 dan 2ºC : Berbagai ekosistem penting dan unik seperti terumbu karang, gletser, flora-fauna
bernilai global berisiko akan punah (RFC 1)
6
6
PROYEKSI PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

suhu permukaan yang cenderung Climate Hotspots adalah wilayah yang ditandai dengan
meningkat namun lebih rendah daripada kerentanan tinggi dan terpapar/responsif terhadap
kenaikan suhu global, menggunakan RCP 4.5
perubahan iklim (IPCC, 2014)
kenaikan sebesar 1.5°C sedangkan global
mencapai 2°C
curah hujan cenderung lebih kering Dalam roadmap NDC adaptasi telah diidentifikasi wilayah
pada musim kemarau namun lebih basah berpotensi mengalami kenaikan suhu 0,75oC - 2oC dari
selama musim penghujan dan masa kondisi baseline sehingga suhu udara di masa depan
peralihan mencapai >35oC dan >38oC
rerata suhu permukaan laut mengalami
kenaikan 0.25°C/dekade menggunakan
RCP 4.5
tinggi muka laut naik 0.6 - 1.2 cm/tahun;

tinggi gelombang naik <1m namun dalam


kenyataannya dapat mencapai >1.5m.

salinitas 0.3 ± 0.2 psu/dekade

Sumber : Indonesia Third National Communication (2017)

*RCP : Representative Concentration Pathways

7
7
KEBIJAKAN dan PROGRAM
ARAH DAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM

29% dan 41%, skenario 2oC 31.89 % dan 43.2%, menuju skenario 1.5oC

9
9
Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
TARGET NDC INDONESIA
5 sektor dan masing-masing mempunyai target penurunan yang berbeda

Kehutanan mendapat target 17,4%; 93,76 %


Target CM1
Energi mendapat target 12,5%;
Enhanced Nationally Determined Contributioon
Republic of Indonesia

sebesar sebesar
31,89% 43,20%
dengan usaha Jika mendapat
sendiri Bantuan internasional
(CM1) (CM2)

Dibandingkan BAU di tahun 2030

10
KOMITMEN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

dibandingkan dibandingkan
31.89% skenario BaU skenario BaU 43.20%

FOLU ENERGI IPPU PERTANIAN


• Penurunan deforestasi (0,359 • Energi terbarukan (Biofuel, • Pengelolaan limbah padat • Pengurangan Clinker to • Penggunaan varietas rendah
juta ha/tahun) Cofiring, Pemanfaatan domestik (Peningkatan Cement Ratio pada industri emisi di lahan sawah:
• Penurunan degradasi hutan Biomass 9 Mton, Solar penerapan LFG Recovery : Semen. 902.000 Ha
melalui pengelolaan hutan rooftop) composting, dan 3R; • Peningkatan efisiensi industri • Penerapan system pengairan
berkelanjutan baik di hutan • Efisiensi Energi : (kendaraan PLTSa/RDF) ammonia melalui optimasi sawah lebih hemat air: 2,5
alam maupun hutan listrik 15,1 juta unit, • Pengelolaan limbah cair pemanfaatan gas bumi juta Ha
tanaman) peningkatan manajemen domestik (feedstock) dan CO2 • Aplikasi Pupuk Organik: 1,2
• Rehabilitasi Lahan energi mandatori, (Centralized/Integrated recovery pada primary juta Ton
(afforestasi/reforestasi) : penerangan jalan dengan IPAL, dan Biodigester dan reformer. • Pemanfaatan limbah ternak
pembukaan lahan hutan lampu hemat, kompor pemanfaatan biogas) • Penambahan aksi mitigasi untuk biogas: berasal dari
tidak produktif 11,5 juta ha, induksi). • Pengelolaan limbah industri lainnya pada industri 166.000 hewan ternak
penanaman hutan tanaman • Bahan bakar rendah emisi (oil (pengelolaan limbah cari aluminium, industri asam • Perbaikan suplemen pakan
6,4 juta ha, dan penanaman fuel switching, konversi pada industry kelapa sawit, nitrit melalui peningkatan ternak : 6,9 juta ruminansia
tahunan untuk RHL 5,6 juta kerosine ke LPG, BBG pada pulp dan kertas, dll) teknologi dan improvement thaun 2030
ha pada tahun 2030.\ transport, dan penambahan • Pemanfaatan sludge IPAL process pada smelter dan
• Pengelolaan Air Gambut jaringan gas) • Pemanfaatan sampah dari pemanfaatan besi bekas
Peningkatan TMAT sampai • Pemanfaatan Clean Coal TPA menjadi Zero Landfill (scrap) pada industri besi
50 cm Technology pada tahun 2060 dan baja
• Restorasi Lahan Gambut : 2 pembangkit : 27.487 MW
juta ha tahun 2030

17.4% 25.4% 12.5% 15.5% 1.4% 1.5% 0.10% 0.11% 0.32% 0.13%
KOMITMEN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

Komponen ketahanan iklim dalam NDC Indonesia:


ARTI “KETAHANAN”
Ketahanan atau Resiliensi adalah kemampuan
dalam mengatasi dampak perubahan iklim untuk
mempertahankan dan meningkatkan fungsi
esensial, identitas, struktur, dan kapasitasnya
KETAHANAN KETAHANAN SOSIAL KETAHANAN (Permen LHK No. 33 tahun 2016)
EKONOMI DAN SUMBER EKOSISTEM DAN
PENGHIDUPAN LANSKAP

Adaptasi perubahan iklim adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan diri
terhadap perubahan iklim, termasuk keragaman iklim dan kejadian iklim ekstrem sehingga potensi kerusakan
akibat perubahan iklim berkurang, peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat dimanfaatkan,
dan konsekuensi yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi (UU 32/2009).

Komitmen adaptasi Indonesia bertujuan untuk menciptakan masyarakat dan ekosistem yang berketahanan
terhadap risiko dan dampak perubahan iklim pada tahun 2030.
STRATEGI IMPLEMENTASI NDC

Note:
• Ditetapkan oleh Menteri
• Disesuaikan Minimal 5 Tahun sekali
• Untuk menuju arah pembangunan rendah
Emisi GRK dan berketahanan iklim pada
tahun 2050 13
INSTRUMEN KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
PERUBAHAN IKLIM

Program Kampung Iklim


Sejak tahun 2011 Sejak tahun 2015
Sejak tahun 2002 Sejak tahun 2011

Program Ozon
Sejak tahun 2016
Sejak tahun 2015 Sejak tahun 2016 Sejak tahun 2018
TARGET CM1 DAN CM2 SERTA REALISASI INVENTARISASI GRK

15
SDGs

16
LTS-LCCR 2050 dan ENHANCED NDC

LTS- LCCR 2050 ENHANCED NDC

• Mandat Paris Agreement Artikel 4.19 dan • Mandat Dec. 1/CP.21 Para 24 dan 25
• Dec. 1/CP21 Para 35 • Tujuan untuk mengkomunikasikan Komitmen
• Tujuan untuk mengkomunikasikan visi upaya dalam upaya menghadapi PI
• dan aksi PI sampai dengan 2050 • Prinsip ”no backsliding” dalam penyampaian
• LTS bukan merupakan komitmen hanya komitmen
• dokumen komunikasi tidak legally binding • Mandatory to be tracked & reporte
• Tidak mandatory to be tracked & reported

“Through low carbon scenario “Indonesia submits Enhanced NDC


compatible with the Paris Agreement to the UNFCCC Secretariat by 23
target (LCCP), Indonesia foresees to September 2022 with increased
reach the peaking of national GHGs emission reduction target from 29%
emissions in 2030 with net sink in in First NDC and Updated NDC to
forestry and land uses (FOLU), and with
31.89% unconditionally and from
further exploring opportunity to rapidly
41% in the Updated NDC to 43.20%
progress towards
conditionally”
net-zero emission in 2060 or sooner.”
INDONESIA LTS-LCCR 2050

LCCP

3 Tiga skenario LTS LCCR 2050 , yaitu Skenario LCCP yang hanya mencapai peaking
1. Current Policy Scenario (CPS),
(puncak tertinggi), disaat FOLU mencapai net
2. Transition Scenario (TRNS),
3. Low Carbon Scenario compatible with Paris sink pada tahun 2030 bersamaan upaya
Agreement Target (LCCP) transisi energy.

Keseluruhan mencapai netral karbon pada tahun 2060 atau lebih cepat
18
INDONESIA – FOLU NET SINK 2030

 Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelengaraan


NEK untuk pencapaian target kontribusi yang ditetapkan secara
Nasional dan Pengendalian Emisi GRK dalam Pembangunan Nasional
 Pengurangan Emisi GRK Nasional didukung utamanya “Indonesia’s
Forestry and Other Land Use (FoLU) Net Sink 2030”
 Pendekatannya “Carbon Net Sink”
Keputusan Menteri LHK Nomor 168/2022, 24 Februari 2022 tentang
Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FoLU) Net Sink 2030 untuk
Pengendalian Perubahan Iklim.
 Rencana Operasional 19
LANGKAH KOREKTIF YANG TELAH
DILAKUKAN INDONESIA
UNTUK MENCAPAI EMISI NOL BERSIH

1 2 3

Penurunan laju deforestasi (2019 hingga Moratorium permanen izin di hutan Restorasi & perbaikan sistem air gambut
± 115 ha) & laju kebakaran hutan yang alam primer & gambut (66 juta ha) (3,4 juta ha) dan penataan regulasi
signifikan dalam 1 dekade (hingga 2021) untuk meningkatkan penyerapan karbon

4 5 6
Pengelolaan hutan lestari menggunakan
Peningkatan rehabilitasi hutan untuk teknik RIL (14 juta ha) & SILIN Mempertahankan kawasan Hutan
meningkatkan penyerapan karbon pembangunan dan penguatan Bernilai Konservasi Tinggi (NKT) yang
melalui IPPKH termasuk rehabilitasi pengelolaan perhutanan sosial 12,7 juta tinggi di areal konsesi kehutanan seluas
& konservasi mangrove ha (realisasi 5,0 juta ha hingga Juli 2,7 juta Ha
2022)

7 8

Penguatan data & informasi spasial,


Penegakan hukum melalui pengawasan
berkualitas dan terpadu tentang sumber
yang lebih ketat dan regulasi yang lebih
kuat daya hutan untuk pengambilan
keputusan
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
FOLU Net Sink 2030
2025-2030

3.
2023-2024 Akselerasi

2. Implementasi
Hingga terakhir
tahun 2022

1. Prakondisi*
Prasyarat tersebut dimaknai sebagai penataan kegiatan yang
telah ada dan terus berlangsung terhadap capaian target FOLU
Net Sink 2030 Indonesia, antara lain:
1. Total Luas Tanam Hutan Industri 5,1 juta hektar
2. Total Lahan Gambut yang dipulihkan 1,07 juta hektar
3. Total Kawasan Konservasi 28 juta hektar
4. etc
KEBIJAKAN DAN REGULASI
NILAI EKONOMI KARBON
“…Indonesia akan terus memobilisasi pembiayaan iklim dan “Dalam situasi krisis seperti ini… tidak ada pilihan lain… kecuali
pembiayaan inovatif ……...” bekerja sama . Paradigma kolaborasi harus kita kedepankan.

Penyediaan pendanaan iklim dengan mitra negara maju, Kita semua menjadi bagian dari solusi. Semua negara harus
merupakan game changer dalam aksi mitigasi dan adaptasi berkontribusi… sesuai kapasitas masing-masing dengan semangat
perubahan iklim di negara-negara berkembang. burden-sharing bukan burden-shifting….negara yang lebih mampu
harus membantu dan memberdayakan negara lainnya.
Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat bagi Net-Zero Emission
dunia. ….carbon market dan carbon price harus menjadi bagian dari Semua upaya nasional tersebut… perlu disertai dukungan
upaya penanganan isu perubahan iklim. Ekosistem ekonomi karbon internasional yang jelas, termasuk penciptaan pasar karbon yang
yang transparan, berintegritas inklusif dan adil harus efektif dan berkeadilan, investasi untuk transisi energi, dan
diciptakan.” pendanaan untuk aksi iklim.
(Presiden RI dalam KTT Perubahan Iklim World Leaders’ Summit,
(Wakil Presiden RI dalam KTT Perubahan Iklim World Leaders’ Summit, Sharm El
Glasgow, 1st November 2021)
Sheik, 7th November 2022)
23
Pencatatan dan Mekanisme untuk Surat bentuk bukti • CA memastikan terpenuhinya transparency, accuracy, consistency, complete-
penelusuran Negara mengukur, mela- pengurangan emisi ness and comparability (UNFCCC).
porkan dan mem- GRK, diterbitkan • CA adalah alat yang digunakan negara untuk memastikan untuk memastikan
terhadap entitas yang
Pemantauan pengendalian perpindahan sertifikat pengurangan emisi ke
melakukan kegiatan verifikasi kegiatan setelah pengur-
entitas lain di luar negeri (UNFCCC).
pengurangan emisi pengurangan emisi angan emisi GRK • Menjadi kunci untuk menjaga dan mengendalikan tujuan pencapaian NDC Nas.
GRK GRK terverifikasi • CA merupakan alat kendali pemindahan hasil capaian penurunan emisi GRK
antar negara dari aksi mitigasi perubahan iklim.
1 2 3 4
SRN MRV SPE CA

RESIKO, DAMPAK NEGATIP DAN konsekuensi KONSTITUSIONAL, jika tidak mengatur :


1. Indonesia tidak dapat mencatat penurunan emisi karbon yang dilakukan. Tidak ada
transparansi data. Transparansi juga disyaratkan UNFCCC ( dan Presiden 7 Maret
harus diteliti dan didata)
2. Indonesia hanya berperan sebagai supply side atau penyedia karbon, padahal di sisi
demand side Indonesia wajib memenuhi NDC. Indonesia saat ini menjadi contoh
internasional dalam agenda iklim. Arahan Presiden 7 Maret 2023 bahwa penuhi capaian
NDC.
3. Unit karbon Indonesia akan bisa berpindah ke negara lain tanpa termonitor oleh
Pemerintah, kewajiban NDC Indonesia tidak akan tercapai (vide ratifikasi Paris
Agreement UU No16 /2016).
4. Tanpa otorisasi dan corresponding adjustment, berpotensi terjadi double counting, dan
Indonesia dinilai tidak memiliki integritas lingkungan ( komitmen Presiden RI di
Glasgow), relatis lapangan banyak masalah terutama karbon hutan.
5. Pemerintah harus memenuhi aspek keadilan, mengatur perdagangan karbon untuk
semua elemen masyarakat ,membuka peluang yang sama rakyat Indonesia terhadap hak
akses karbon.
6. Indonesia akan mengalami gangguan dalam sistem pemberian konsesi UU 41 Tahun
1999 tentang kehutanan yang diubah dengan concession agreement dan land
management agreement yang memindahkan otoritas negara/pemerintah (secara tidak
sah), atas suatu konsesi hanya dengan kontrak pemegang ijin dengan swasta tentang
karbon. Realitas lapangan bahwa terjadi pengalihan kaw hutan neg secara tidak sah. 24
Perkembangan Regulasi Nilai Ekonomi Karbon
Peraturan yang telah terbit
Perpres 98/2021 Permen ESDM No.16/2022: Permenkomarves No 5 Tahun 2022 Peraturan OJK 14 Tahun 2023
Penyelenggaraan NEK Tata Cara Penyelenggaraan NEK Struktur dan Tata Kerja Komite tentang Perdagangan Karbon melalui
Untuk Pencapaian Subsektor Pembangkit Tenaga Listrik Pengarah Penyelenggaraan NEK Bursa Karbon
Target NDC Dan Peluncuran bursa karbon Indonesia
Pengendalian Emisi IDX Carbon (Indonesia Carbon Exchange tanggal 26 September 2023
GRK Dalam
Pembangunan Peraturan yang telah terbit KLHK
Nasional KepMen LHK No.
Permen LHK No.21/2022: Permen LHK No.7/2023 1027/MENLHK/PHL/KUM.1/9/2023
Tata Laksana Penerapan Nilai Tata Cara Perdagangan Karbon Peta Jalan Perdagangan Karbon
Percepatan Implementasi Ekonomi Karbon Sektor Kehutanan Sektor Kehutanan
Nilai Ekonomi Karbon
(NEK)

Peraturan masih dalam Proses Penerbitan KLHK


Rancangan Permendagri Rancangan Permen LHK Note:
Peran PEMDA Dalam Penyelenggaraan NEK tentang Penyelenggaraan Kontribusi yang Ditetapkan Secara menunggu Jadwal Pengharmonisasian dari Dirjen Peraturan Perundang-
dalam Rangka mencapai Target NDC. Nasional (NDC) undangan, Kementerian Hukum dan HAM

Penyiapan Substansi Fiskal dan Note:


1. 1 September 2023  Undangan Pengharmonisasian dari Dirjen Peraturan Perundang-undangan, Kementerian
Pembiayaan Hukum dan HAM Nomor: PPE.2.PP.01.05-672 tanggal 6-7 September 2023
• Rancangan Peraturan Menteri Keuangan Rancangan Permen LHK 2. 4 September 2023  Permohonan dari Deputi Kemenko Marves untuk pengunduran pembahasan harmonisasi
(PMK) tentang Tarif dan DPP Pajak Karbon tentang Tata Cara
• Rancangan Peraturan Menteri Keuangan RPermen Perdagangan karbon luar negeri
Perdagangan Karbon Luar 3. 5 September 2023  Surat Penundaan Harmonisasi dari Dirjen Peraturan Perundang-undangan, Kementerian
(PMK) tentang Tata Cara dan Mekanisme
Pengenaan Pajak Karbon Negeri Hukum dan HAM Nomor: PPE.2.PP.01.05-692
4. Saat ini masih terdapat proses Pembahasan dengan Kemenko Marves yang tidak mendapatkan kesepakatan dan
titik temu (stagnan)
MEKANISME NILAI EKONOMI KARBON (Perpres 98/2021)

NDC

Setiap Pelaku Usaha


MITIGASI ADAPTASI wajib mencatatkan dan
melaporkan pelaksanaan Aksi Mitigasi
Perubahan Iklim, Aksi Adaptasi
Perubahan Iklim, penyelenggaraan NEK,
dan sumber daya perubahan iklim pada
SRN PPI (Ps. 69)
PENYELENGGARAN NEK

PUNGUTAN ATAS
PERDAGANGAN KARBON RBP MEKANISME LAINNYA SESUAI
KARBON PERKEMBANGAN IPTEK

Perdagangan Emisi Offset Emisi GRK

M R V (Measurement, Reporting, Verification)

Persetujuan Teknis Sertifikat


Batas Atas Emisi Pengurangan Emisi
(PTBAE) (SPE)
KERANGKA TRANSPARASI (Perpres No 98/2021)

Upaya pencapaian target NDC melalui penyelenggaraan Mitigasi Perubahan Iklim, Adaptasi Perubahan lklim, dan NEK
dilaksanakan secara akurat, konsisten, transparan, berkelanjutan, dan dapat dipertanggungjawabkan melalui: a. MRV; b.
SRN PPI; dan c. sertifikasi pengurangan Emisi GRK.

SRN
Pasal28 (5)
Pemerintah Daerah provinsi dan
MRV Pasal 46 (2)
kabupaten kota, Pelaku Usaha,
dan/atau masyarakat berperan Penyelenggaraan NEK
dalam pengurangan Emisi GRK dilaksanakan oleh:
a. kementerian/lembaga;
SPE
sebagai bagian dari pengurangan
Emisi GRK pada Sektor dan Sub b. pemerintah daerah;
Sektor. c. Pelaku Usaha; dan
d. masyarakat

27
SISTEM REGISTRASI NASIONAL (Perpres No 98/2021)

SRN PPI adalah sistem pengelolaan, penyediaan data, dan informasi berbasis web tentang aksi dan Sumber Daya untuk
Mitigasi Perubahan Iklim, Adaptasi Perubahan Iklim, dan NEK di Indonesia.
SERTIFIKAT
setiap pelaksana dan/atau APRESIASI

penanggung jawab wajib Fungsi SRN


mencatatkan pelaksanaan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim, Aksi a. dasar pengakuan pemerintah
Adaptasi Perubahan Iklim, NEK,
dan sumberdaya perubahan iklim
atas kontribusi penerapan NEK SPE
pada SRN PPI
dalam pencapaian target NDC.
b. data dan informasi aksi dan
srn.menlhk.go.id sumber daya mitigasi
penerapan NEK
c. upaya menghindari
penghitungan ganda Aksi
Pencatatan Pelaksanaan NEK : SATU DATA
Mitigasi Carbon
Emisi GRK & Ketahanan Iklim Registry
• Pengurangan Emisi GRK dan Data nasional, Sektor, dan Sub d. bahan penelusuran pengalihan
persetujuan teknis Sektor sbg rujukan nasional dan e. bahan pertimbangan kebijakan
• Transaksi atas persetujuan teknis internasional operasional lebih lanjut sesuai
maupun kinerja atas persetujuan kebutuhan
teknis Perdagangan Emisi 28
ALUR PROSES SISTEM REGISTRI NASIONAL (SRN) PPI

OFFSET EMISI MRV Carbon


Permen LHK 21/2022Pasal 15 - 17 Permen LHK 21/2022 Pasal 38 - 41 Registry

SPE
PENGISIAN DATA TEKNIS TAHAP PENERBITAN
Validasi DRAM oleh Sertifikat Apresiasi/ Sertifikat
Pendaftaran dan Penyusunan Laporan Capaian Pengurangan Emisi (SPE)
Validator Aksi Mitigasi.(LCAM)
PENGISIAN DATA UMUM (Tim MRV/ LVV Skema NEK)

Ganbaran umum Aksi Penyusunan Laporan Validasi DRAM oleh


Lokasi Aksi DRAM Laporan Verifikasi LCAM oleh
Validator Verifikator
Data Pendukung Dokumen yang dihasilkan oleh Pelaku Usaha dalam rangka memperoleh (Tim MRV/ LVV Skema NEK)
SPE-GRK (Ketentuan Umum, Permen LHK 21/2022)
Sertifikat Pengurangan Emisi GRK (SPE)

Sertifikat Pengurangan Emisi GRK (SPE) adalah surat


bentuk bukti pengurangan emisi oleh usaha dan/atau
kegiatan yang telah melalui MRV, serta tercatat dalam SRN PPI
dalam bentuk nomor dan/atau kode registry – Pasal 1 (31)
Sertifikat Pengurangan Emisi GRK

TAHAPAN PENERBITAN PENGAKUAN SERTIFIKASI KEGUNAAN PENERAPAN SISTEM LABEL


EMISI GRK
Tahapan SPE-Pasal 71 (3) : Kegunaan SPE (pasal 73) antara lain Penerapan Sistem Label Aksi PPI (Pasal
1. Pendafataran di SRN PPI Pasal 72 : Persyaratan Pengakuan atas skema untuk; 74)
2. Validasi dan Verifikasi oleh sertifikasi Emisi GRK lain : 1. mengikuti Perdagangan Karbon dan a. merupakan bagian sistem label ramah
V/V Independen a. sesuai dengan ISO 14064 dan ISO 14065 Pembayaran Berbasis Kinerja lingkungan
3. Penerbitan SPE b. kompetensi penyelenggara skema kewajiban terkait pencapaian target b. memberikan informasi yang
sertifikasi terakreditasi oleh Komite NDC Indonesia; terverifikasi tentang kinerja aksi
Akreditasi Nasional. 2. menjadi dasar dalam perhitungan perubahan iklim pada suatu produk,
Menteri menugaskan Dirjen yang Pungutan Atas Karbon; kegiatan, atau lembaga.
menyelenggarakan fungsi pengendalian 3. menjadi dasar dalam pengajuan akses
perubahan iklim –Pasal 71 (5) Menggunakan standar Internasional pembiayaan ramah lingkungan
Result Based Payment (RBP) (succes story) …. (1)
RBP for Verified ER GCF (Kinerja ER 2014-2016/ex-post RBP), Alokasi untuk SubNasional/Provinsi
• Penerima Manfaat: SubNasional/Provinsi
• Dana Output 2 disalurkan ke SubNasional/Provinsi yang berkontribusi bagi pengurangan emisi dan/atau peningkatan serapan
GRK (tCO2e) periode 2014-2016
• Metode/pendekatan dalam pembagian alokasi dana RBP untuk setiap provinsi mempertimbangkan:
Hasil analisis deforestasi, degradasi hutan, dan dekomposisi gambut
Hasil analisis kontribusi Emission Reduction dan Carbon Stock
• Penggunaan dana diprioritaskan pada 5 tema (area) program:
1. Social Forestry (Perhutanan Sosial)
2. Forest Management Unit (KPH)
3. Forest and Land Rehabilitation (RHL)
4. Forest Fire Management
5. Sustainable Livelihood

Surplus Kinerja Indonesia hasil Technical Annex pada 3rd Biennial Update Report (BUR)
o Hasil kinerja Indonesia dalam Pengendalian Perubahan Iklim yang diakui secara internasional dan sekaligus merupakan kontribusi Indonesia
dalam pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Global.

o Periode Kinerja Pengurangan emisi gas rumah kaca melalui program REDD+ tahun 2018-2020, UNFCCC telah mengakui dan menverifikasi kinerja
tersebut, dan Indonesia terverifikasi mencapai Surplus Kinerja Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca sebesar 577.449.160 ton CO2e. Dari
hasil technical analysis terhadap technical annex pada 3rd BUR (Biennial Update Report) tersebut dapat pula disimpulkan bahwa data, informasi dan
metodologi capaian kinerja REDD+ Indonesia dinyatakan transparan, konsisten, lengkap, akurat, dan komprehensif
31
Result Based Payment (RBP) (succes story) …. (2)

a) Program RBP Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) untuk Provinsi Kalimantan Timur. Carbon Fund untuk
Fase RBP disiapkan sebesar 110 juta USD untuk capaian penurunan emisi (ER) sebesar 22 juta ton CO2e
dalam kurun waktu 2019-2024.
b) Program RBP BioCarbon Fund (BioCF) untuk pendekatan Landscape di Provinsi Jambi untuk emission reduction
14 juta ton CO2e dengan pembayaran kinerja sebesar 70 juta USD tahun 2021-2025 dengan Fase Preparatoin
1,5 Juta USD (2019 - Sept 2021) dan Pre-Investment 13,5 Juta USD (tahun 2021-2025), saat ini sedang dalam
persiapan negosiasi harga per unit karbon di penyiapan ERPA sampai akhir tahun 2023.
c) Program RBP Green Climate Fund (GCF) dengan scoping pilot project nasional dengan pengurangan emisi
sebesar 103,78 juta USD dengan 20,25 juta ton CO2e hasil kinerja tahun 2014-2016, dan saat ini sedang
dalam persiapan transfer ke Provinsi seluruh Indonesia dengan Pendekatan Kontribusi terhadap emission
reduction nasional.

d) Serta Pembayaran kinerja pengurangan emisi oleh Kerajaan Norway sebesar 56 Juta USD (dana sudah
di Indonesia) dan dimanfaatkan untuk implementasi Netsink Folu 2030 untuk mencapai dan pemenuhan target
NDC (komitmen yang terhormat Bapak Presiden) sebesar -140 juta Ton CO2e. (dalam tahapan Implementatif).

32
Perdagangan Karbon Internasional
Contoh yang terjadi di Mekanisme Voluntary Carbon Market (VCM), sebelum diterbitkannya Perpres 98/2021:
Pada saat ini telah berjalan mekanisme NEK) diantaranya adalah mekanisme pembangunan bersih antara negara maju dengan negara
berkembang Clean Development Mechanism (CDM) sebanyak 202 proyek, skema voluntary carbon market melalui VCS dengan
jumlah 14 (empat belas) proyek, dan Joint Crediting Mechanism (JCM) dengan penerbitan Sertifikat Pengurangan Emisi GRK sebesar
744 juta ton CO2e:
o Clean Development Mechanism (CDM) di Indonesia salah satu mekanisme pengurangan emisi negara ANNEX I dibawah Kyoto
Protocol dengan data jumlah project sebanyak 52 berdasarkan reporting date tahun 2021 dengan total CER Issued
sebesar 35.243.122 ton CO2e dengan total investment 1.758.219.377 USD salah satunya Indocement Blended Cement
Project
o Joint Crediting Mechanism (JCM) Kerjasama Bilateral Indonesia-Jepang dengan jumlah project sebanyak 23 dimulai registrasi dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2021 dengan total perkiraan rata-rata pengurangan emisi sebesar 215.827 ton CO2e.
o Plan Vivo for nature, climate and comunities juga sudah melakukan programnya di Indonesia. Sampai saat ini sudah ada 4 project
yaitu Bujang Raba Community PES bekerjasama dengan WARSI di Jambi, Durian Rambun REDD project protecting the Rio
Kemunyang village forest Jambi, Nanga Lauk, Punan Long Adiu dengan total besaran emisinya sebesar 93.746 ton CO2e dengan
contoh participant project PT. AEON Mall Indonesia Itochu Corporation dan PT. PERTAMINA (PERSERO) Yokogawa Electric
Corporation.
o Perdagangan karbon yang melibatkan perhutanan sosial sampai dengan 8 Januari 2023 realisasi sebesar 5,2 Juta ha dengan
7.867 unit SK Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) dengan besaran 10.058 KUPS mandiri tersebar di 33 Provinsi.
Perdagangan karbon ini juga mewujudkan kebijakan Bapak Presiden dalam Penguatan Hutan Sosial di Indonesia, walaupun saat
ini perlu adanya penyesuaian terhadap Perpres 98/2021 serta PermenLHK NEK Nomor 21/2022.

Semua kegiatan Perdagangan karbon yang telah ada sebelum Prepres 98/2021 wajib disesuaikan dan mengacu pada Perpres 98/2021
Percepatan Implementasi NEK
1. Mengembangkan perangkat pendukung SRN
2. pengintegrasian semua komponen sistem yang dibangun menjadi interkonektivitas jadi
satu kesatuan yang terhubung dan terintegrasi
3. mendorong percepatan masing-masing sektor untuk menyelesaikan regulasi turunan
Perpres 98 tahun 2021 yang masih menjadi PR untuk diselesaikan dan penyiapan Peta
jalan Perdagangan karbon
4. Mengoptimalkan pusat layanan pada Rumah Kolaborasi dan Konsultasi Iklim dan
Karbon (RKKIK) dalam rangka mengefektifkan pelaksanaan Nilai Ekonomi Karbon di
lndonesia. Rumah Karbon bertujuan untuk memberikan layanan dalam bentuk
pemberian informasi, edukasi dan peningkatan kapasitas, advokasi, layanan
teknis, kerja sama, kepada Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha,
dan masyarakat.
5. Melakukan optimalisasi partisipasi dan kerja sama antar-pemangku kepentingan
mendorong percepatan pelaksanaan perdagangan karbon.
6. Mendukung dalam mengimplementasikan kebijakan perdagangan karbon sejalan dengan
Aksi Mitigasi dan Aksi Adaptasi perubahan iklim sesuai dengan target NDC
7. Harus menjadi bagian dari solusi mengatasi persoalan yang efektif dan inovatif
8. Berkontribusi sesuai kapasitas masing-masing dengan semangatburden-sharing
dalam pencapaian target NDC (Pemerintah dan Swasta) bukan burden-shifting
Rumah Kolaborasi dan Konsultasi
Iklim dan Karbon (RKKIK)
MAKSUD & TUJUAN
Rumah Karbon merupakan lembaga yang dibentuk dalam rangka
mengefektifkan pelaksanaan Nilai Ekonomi Karbon di lndonesia. Rumah Karbon
bertujuan untuk memberikan layanan dalam bentuk pemberian informasi,
edukasi dan peningkatan kapasitas, advokasi, layanan teknis, kerja sama,
kepada Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha, dan
masyarakat.

• Fasilitas yang disiapkan: ruang pertemuan, ruang konsultasi, ruang bekerja


Bersama (co-working space) dan command room yang akan memonitor
secara langsung perkembangan Sistem Registri Nasional (SRN),
perdagangan karbon, termasuk didalamnya prosedur untuk penerbitan SPE.
Terima Kasih
Alamat : Gd. Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 12 Jln.
Jenderal Gatot Subroto, Jakarta
Website : https://www.ditjenppi.org
Telepon/Fax. +62 21 574 6724, Ext. 809

ditjenppi.klhk

Follow us
ditjenppiklhk

DITJEN PPI KLHK

Anda mungkin juga menyukai