Secara alamiah, GRK bermanfaat untuk bumi, tanpa ada GRK suhu bumi akan turun dari hangat (15 0C)
menjadi sangat dingin (-18 0C).
1 Kondisi GRK Saat Ini
Kondisi Emisi Gas Rumah Kaca
IPCC, 2022
Pemanasan Global Akibat Emisi Gas Rumah Kaca
IPCC, 2021
Dampak Pemanasan Global
IPCC, 2021
IPCC, 2021
Skenario Emisi Gas Rumah Kaca Tahun 2300
IPCC, 2021
IPCC, 2021
IPCC, 2021
IPCC, 2021
IPCC, 2022
2 Perhitungan Emisi GRK
1. Sektor Energi
2. Sektor IPPU
(Industrial
Processes and
Product Use)
3. Sektor AFOLU
(Agriculture,
Forestry and Other
Land Use)
4. Sektor Limbah
GAS-GAS RUMAH KACA
Transportasi udara
Konsumsi energi listrik, Transportasi darat
Generator, Kompresor, Sumber Tak Sumber Tak Transportasi off-road
Mesin, Turbin, Perapian Bergerak Bergerak Transportasi maritime
Kereta
IPCC, 2022
Sumber energi bersih dan aman
Penggunaan energi per
kapita yang tinggi
terutama terjadi di
negara-negara maju
dengan tingkat
industrialisasi yang tinggi
dan standar hidup yang
relatif tinggi, seperti
Amerika Serikat.
Sampai dengan akhir tahun
2020 kapasitas terpasang
pembangkit tenaga listrik di
Indonesia mencapai 72.750,72
MW yang terdiri dari
pembangkit PLN sebesar
43.186,53 MW dan Non PLN
sebesar 29.564,19 MW.
Dibandingkan dengan tahun
2019 sebesar 69.678,85 MW,
maka kapasitas terpasang
pembangkit tenaga listrik
mengalami kenaikan sebesar
3,071.87 MW.
Sumber-Sumber Emisi GRK
Ruang Lingkup Sektor Energi
Perhitungan GRK
Sektor Energi
Sub Bidang
Ketenagalistrikan
𝑇𝐽 1 𝐺𝑔 𝑇𝐽 𝑡𝑜𝑛
DA = 1.000.000 𝑡𝑜𝑛/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑥 18,9 𝐺𝑔 𝑥 1000 𝑡𝑜𝑛 E = 18.900 𝑥 96,100
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑇𝐽
DA = 18.900 𝑇𝐽/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
E = 1.816.290 𝑡𝑜𝑛 𝐶𝑂2/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Contoh soal 2
Diketahui pembangkit listrik PLTD berbahan bakar BBM minyak diesel dengan konsumsi 1.000 kilo
liter/tahun, hitunglah emisi CO2 dari pembangkit tersebut dengan menggunakan metode-1.
Jawab: NCV = 42,12 TJ/GgBBM (lihat Tabel Data)
ρ = 910,0 kgBBM/m3 (lihat Tabel Data)
FE = 73.900 kg CO2 /TJ = 73,9 ton CO2 /TJ (lihat Tabel Data)
𝑇𝐽 𝑡𝑜𝑛
𝑘𝐿 𝑘𝑔 𝑇𝐽 1 𝑚3 1 𝐺𝑔 E = 38,3292 𝑥 73,9
DA = 1.000 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑥910 𝑚3 𝑥 42,12 𝐺𝑔 𝑥 1 𝑘𝐿 𝑥 1.000.000 𝑘𝑔 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑇𝐽
𝑇𝐽 𝑡𝑜𝑛
𝑀𝑀𝐵𝑇𝑈 𝑇𝐽 E = 1.055 𝑥 57,64
DA = 1.000.000 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑥 0,001055 𝑀𝑀𝐵𝑇𝑈 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑇𝐽
• Emisi dari penerbangan berasal dari pembakaran bahan bakar avtur atau avgas.
Emisi pesawat terbang rata-rata terdiri atas sekitar 70% CO2 dan setidaknya 30% air
serta gas NOx, CO, SOx, NMVOC, particulates (masing-masing kurang dari 1%).
Mesin-mesin pesawat modern sangat sedikit bahkan tidak menghasilkan N2O dan
CH4.
• Dalam konteks estimasi GRK, operasi pesawat terbang terdiri atas (1) Landing/Take-
Off (LTO) cycle dan (2) Cruise. Pada umumnya sekitar 10% emisi penerbangan kecuali
hidrokarbon dan CO terjadi di operasi darat dan saat LTO. Sekitar 90% emisi terjadi
saat penerbangan. Emisi hidrokarbon dan CO 30% terjadi pada saat di darat dan 70%
terjadi saat penerbangan.
Penerbangan Sipil
• Metodologi Tier-2 digunakan untuk estimasi GRK dari pesawat berbahan bakar
avtur. Dalam metodologi ini operasi pesawat terbagi atas LTO dan terbang
(cruise).
• Untuk dapat menggunakan Tier-2 data LTO dan cruise harus diketahui. Langkah-
langkah perhitungan emisi GRK dengan metoda Tier-2 adalah sebagai
berikut:
• Perkirakan konsumsi bahan bakar pesawat untuk domestic dan internasional
• Perkirakan konsumsi bahan bakar LTO untuk domestic dan internasional
• Perkirakan konsumsi bahan bakar saat cruise untuk domestic dan
internasional
• Hitung emisi saat LTO dan saat cruise untuk domestic dan internasional
Persamaan-persamaan untuk estimasi emisi GRK Penerbangan Sipil dengan metoda
Tier-2 adalah sebagai berikut:
Metoda Tier-3 Penerbangan Sipil
• Faktor emisi
default IPCC
untuk
pembakaran
bahan bakar
pada sumber
bergerak
diperlihatkan
pada Tabel 2.9
hingga Tabel
2.13.
3
Mitigasi GRK
Bauran energi dunia masih
dominan energi fosil
Kebijakan penurunan pemakaian energi fosil di
tiap negara
Sumber Energi Listrik Low-Carbon
Sumber Energi Listrik Low-Carbon
Bauran energi di Indonesia masih dominan energi fosil
Bauran energi baru terbarukan (EBT) Indonesia mencapai 14,11% pada 2022.
Persentasenya mengalami kenaikan dibandingkan pada 2021 yang sebesar 13,65%
Emisi CO2 perkapita Indonesia
Bauran energi baru terbarukan (EBT) Indonesia mencapai 14,11% pada 2022. Persentasenya mengalami
kenaikan dibandingkan pada 2021 yang sebesar 13,65%
Sumber: Paparan Dr. H. Eman Herman Khaeron, 2020
Sumber: Paparan Dr. H. Eman Herman Khaeron, 2020
Sumber: Paparan Dr. H. Eman Herman Khaeron, 2020
Sumber: Paparan Dr. H. Eman Herman Khaeron, 2020
Terima kasih
Dr. Eng. Asep Sofyan
(email: asepsofyan@gmail.com)