3.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dari
penelitian sebelumnya oleh Yulianti (2009) dan Situmorang (2010), serta data
pelepah prunning dan tandan kosong (tankos) dari penelitian yang bersamaan
dengan ini untuk menyempurnakan data penelitian sebelumnya.
B = BB/(1+KA)
dimana,
B : Berat kering (gr/m2)
BB : Berat basah (gr/m2)
KA : Kadar air (%)
K = B x %C-Organik x 10-2
dimana,
K : Karbon Biomassa (ton/ha)
B : Berat kering (gr/m2)
%C-Organik : Kadar Bahan Organik (%)
BM δCsp V 273,2
E = —— x ——— x —— x ————
Vm δt A T+273,2
dimana,
E = emisi CO2 (mg/m2/hari)
V = volume sungkup (m3)
A = luas dasar sungkup (m2)
T = suhu udara rata-rata di dalam sungkup (°C)
δCsp/δt = laju perubahan konsentrasi gas CO2 (ppm/menit)
BM = berat molekul gas CO2 dalam kondisi standar
Vm = volume gas pada kondisi stp (standar temperature and pressure) yaitu
22,41 liter pada 23°K
Penghitungan emisi pada lahan gambut pada perkebunan kelapa sawit ini
dilakukan secara langsung di lapangan, dimana pengukuran konsentrasi gas CO2
dilakukan dengan alat Gas Chromatography (GC). Emisi CO2 diukur pada bulan
November (mewakili musim penghujan) 2009 di lahan gambut yang mewakili
lahan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), bukaan baru, dan Tanaman
Menghasilkan (TM) yang dibagi dalam tiga plot, yaitu 50 m dari saluran drainase,
100 m dari saluran drainase, dan 150 m dari saluran drainase. Pada masing-
masing plot tersebut dilakukan pengambilan contoh gas dengan memilih berbagai
lokasi yang berbeda, yaitu di bawah naungan tanaman, di ujung kanopi tanaman,
dan di sela-sela antar tanaman sawit.
Tabel 1. Model Perhitungan Emisi Neto (CO2) Panai Jaya Tahun 2009
Karbon Karbon Peningkatan Pengurangan Total Emisi
Emisi (Dekomposisi
Penggunaan Lahan Biomassa Biomassa Biomassa Biomassa (Dekomposisi
Luas Carbon Loss Carbon Gain Gambut) 2009 Neraca Karbon
Awal Akhir Tahunan Tahunan Gambut) 2009
2002 2007 (ha) (ton CO2/ha) (ton CO2/tahun) (ton CO2/ha/tahun) (ton CO2/tahun) (ton CO2/ha/tahun) (ton CO2/tahun) (ton CO2/tahun)
a b c d e f g h i j
Hutan Hutan
55 Tegakan Tegakan ((c-b)a)/5 Bapenas* Bapenas (e-f)a Balingtan (h)a d+g+i
Sekunder Sekunder
Hutan Bukaan
250 sda sda sda Bapenas* 0 sda sda sda sda
Sekunder Baru
Hutan TBM
1.366 sda sda sda sda 0 sda sda sda sda
Sekunder 2007
Total 2.238 A
a = PPKS (2010)
b = Yulianti (2009) dan Situmorang (2010)
c = Yulianti (2009) dan Situmorang (2010)
d = ((c-b)a)/5, (5 = penggunaan lahan antara 2002 hingga 2007)
e = c/umur tanaman, *asumsi riap hutan sekunder dan bukaan baru oleh Bapenas
f = Kehilangan karbon tahunan akibat masyarakat sekitar seperti illegal logging
g = (e-f)a
h = (PPKS, 2010)
i = (h)a
j = d+g+i
A (ton CO2/tahun)
Emisi Neto Kebun Panai Jaya (ton CO2/ha/tahun) =
2.238 ha
12
13
Tabel 2. Model Perhitungan Emisi Neto (CO2) Meranti Paham Tahun 2009
Karbon Karbon Peningkatan Pengurangan Total Emisi
Penggunaan Lahan Biomassa Biomassa Biomassa Biomassa Emisi (Dekomposisi (Dekomposisi
Luas Carbon Loss Carbon Gain Neraca Karbon
Awal Akhir Tahunan Tahunan Gambut) 2009 Gambut) 2009
2003 2008 (ha) (ton CO2/ha) (ton CO2/tahun) (ton CO2/ha/tahun) (ton CO2/tahun) (ton CO2/ha/tahun) (ton CO2/tahun) (ton CO2/tahun)
a b c d e f g h i j
Kebun Kebun c/umur
707 Tegakan Tegakan 0 0 (e-f)a Balingtan (h)a d+g+i
1999 1999 tanaman
Kebun Kebun
333 sda sda 0 sda 0 sda sda sda sda
1997 1997
Kebun Kebun
538 sda sda 0 sda 0 sda sda sda sda
1995 1995
Kebun Kebun
216 sda sda 0 sda 0 sda sda sda sda
1991 1991
Kebun Kebun
649 sda sda 0 sda 0 sda sda sda sda
1990 1990
Total 2.443 B
a = PPKS (2010)
b = Karbon biomassa tahun 2003 diasumsikan sama dengan tahun 2008
c = Yulianti (2009)
d = ((c-b)a)/5, (5 = penggunaan lahan antara 2003 hingga 2008)
e = c/umur tanaman
f = 0, asumsi tidak terjadi pengurangan karbon tahunan pada perkebunan
g = (e-f)a
h = (PPKS, 2010)
i = (h)a
j = d+g+i
B (ton CO2/tahun)
Emisi Neto Kebun Meranti Paham (ton CO2/ha/tahun) =
2.443 ha
13