Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gas rumah kaca atau yang biasa disingkat menjadi GRK merupakan gas yang
terakumulasi di atmosfer dan berfungsi menangkap lalu memancarkan kembali sinar
infra merah yang berasal dari matahari. Terdapat beberapa parameter GRK dan dua
diantaranya adalah karbondioksida (CO2) dan metana (CH4), dimana salah satu sumber
terbesar kedua parameter ini adalah sampah rumah tangga. Gas rumah kaca inilah yang
menyebabkan pemanasan global terjadi dan berdampak pada perubahan iklim. Oleh
karena itu, perlu dilakukannya inventarisasi emisi GRK parameter CO 2 dan CH4 dari
sektor sampah rumah tangga.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan


Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional Pasal 1 menyebutkan bahwa inventarisasi
GRK adalah kegiatan untuk memperoleh data dan informasi mengenai tingkat, status,
dan kecenderungan perubahan emisi GRK secara berkala dari berbagai sumber emisi
(source) dan penyerapannya (sink) termasuk simpanan karbon (carbon stock).
Sedangkan emisi GRK adalah lepasnya GRK ke atmosfer pada suatu area tertentu
dalam jangka waktu tertentu.

Adanya sampah rumah tangga dapat menganggu sanitasi, selain itu juga merupakan
salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca ke atmosfer dan menyebabkan perubahan
iklim. GRK ini merupakan gas-gas penyebab efek rumah kaca, seperti gas karbon
dioksida (CO2), metana (CH4), dinitrogen mono oksida (N2O), hidro fluoro karbon
(HFCs), sulfur heksaflorida (SF6), dan perfluorokarbon (PFCs). Dari gas tersebut ada
beberapa yang memiliki efek rumah kaca lebih besar dari yang lainnya, misalnya CH 4
dan CO2 (Prabowo dkk., 2015)

CO2 merupakan salah satu parameter gas rumah kaca yang memiliki sifat tidak
berwarna, tidak berbau, dan gas yang tidak mudah terbakar. Gas CO2 dapat bersumber
dari penggunaan bahan bakar fosil, kebakaran hutan, sistem transportasi, dan juga
pembakaran sampah. Gas ini yang menyebabkan suhu di permukaan bumi menaik
karena gelombang pendek akan dipantulkan kembali dari bumi. Namun CO 2 masih
dibawah CH4 dalam potensi kerusakan yang dihasilkan, dimana gas CH 4 memiliki
potensi merusak 20 kali lebih besar dari gas CO2 (Sofriadi dkk., 2017).

Gas CH4 merupakan gas rumah kaca yang menjadi kontributor terbesar setelah CO2
dalam pemanasan global diantara sumber antropogenik lainnya. Adapun penyumbang
terbesar gas CH4 salah satunya adalah dari sektor limbah. Sektor limbah menyumbang
4% dari emisi gas CH4 dunia dan akan bertambah seiring meningkatnya jumlah limbah
yang dihasilkan (Sunarto et al., 2017)

Gas rumah kaca merupakan penyebab terjadinya pemanasan global yang berdampak
pada perubahan iklim, sehingga seluruh dunia bergerak untuk saling bekerja sama
dalam mengatasinya. Adapun Indonesia menunjukkan komitmennya dalam upaya
mengatasi perubahan iklim dengan adanya Undang-Undang Nomor 16 tahun 2016 yang
mengesahkan Paris Agreement to the United Nation Framework Convention on Climate
Change. Dari perjanjian ini, Indonesia bersama negara lainnya berkomitmen untuk
menjaga kenaikan suhu global di bawah 2⁰C dan mendukung upaya untuk membatasi
kenaikan suhu ke 1,5⁰C di atas tingkat pra-industrialisasi. Sehingga pada tahun 2030
Indonesia menargetkan penurunan emisi sebesar 29% dengan upaya sendiri dan menjadi
41% jika bekerja sama dengan internasional, dimana angka ini berdasarkan skenario
Business as Usual (BAU).

Kota Medan merupakan kota metropolitan yang memiliki jumlah penduduk sebesar 2,4
juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 0,89% pada tahun 2015. Pertambahan
penduduk akibat adanya migrasi yang tidak terencana menyebabkan timbulnya wilayah
kumuh dan menjadi masalah perkotaan, salah satunya adalah sampah rumah tangga.
Besar timbulan sampah rumah tangga Kota Medan adalah 0,222 ± 0,191 kg/orang/hari
dengan komposisi 61,35% sampah organik, 17,55% plastik, dan kertas 8,20%, serta
sisanya (kulit, kayu, tekstil, dan karet) sebesar 12,90% (Khair et al., 2019).

Apabila dilakukan inventarisasi emisi GRK parameter CO2 dan CH4, maka akan
didapatkan estimasi beban emisi GRK yang akan berfungsi sebagai dasar dalam
penentuan pengolahan sampah rumah tangga. Selain itu, laporan emisi GRK masih
pada tingkat provinsi dan belum ada laporan emisi gas rumah kaca dari sektor sampah
rumah tangga di Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Selayang, dan Kecamatan
Mean Helvetia. Oleh karenanya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang

I-2
berjudul Kajian Inventarisasi Emisi Gas Rumah Kaca (CO2 dan CH4) dari Sampah
Rumah Tangga di Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Selayang, dan
Kecamatan Mean Helvetia.

Berikut ini merupakan referensi penelitian terdahulu sebagai pendukung penelitian ini
yang dapat diihat pada Tabel 1.1.

I-3
Tabel 1.1 Referensi Penelitian Sebelumnya

Tahun
No Nama Peneliti Penelitia Judul Peneltian Tujuan Metode Hasil
n
1. Hoang Minh Giang 2013 Assessment of Potential Mengevaluasi jumlah potensi mitigasi IPCC Pengurangan lebih dari 70% dari jumlah emisi
Nguyen Duc Luong Greenhouse Gas GRK dari pengolahan limbah padat CH4 dan lebih dari 53% pengurangan GRK
Luong Thi Mai Huong Mitigation of Available domestik di Vietnam. (CO2-eq) dengan menghindari sampah organic
Household Solid Waste ke TPA.
Treatment Technologies

2. Riziniyah Isnaini 2014 Potensi Gas Rumah Kaca Menghitung jumlah emisi gas rumah IPCC Hasil perhitungan emisi das rumah kaca pada
Susi A. Wilujeng Pengelolaan Sampah kaca seknario 1 yaitu CO2 sebesar 1,0117 Gg/tahun,
Domestik di Kecamatan CH4 sebesar 7,8083 Gg/tahun, dan N 2O sebesar
Rungkut Kota Surabaya 9,5177 Gg/tahun. Pada skenario 2 menghasilkan
CO2 sebesar 0,9798 Gg/tahun, CH4 sebesar
7,8012 Gg/tahun, dan N2O sebesar 9,5178
Gg/tahun. Pada skenario 3 menghasilkan CO2
sebesar 0,8813 Gg/tahun, CH4 sebesar 7,8445
Gg/tahun, dan N2O sebesar 9,7299 Gg/tahun.
3. Mochammad Chaerul 2016 Prediction of Greenhouse Memprediksi emisi GRK dari dua IPCC 1) Emisi GRK dari penimbunan sampah sebesar
Gan Gan Dirgantara Gasses Emission from tahapan terakhir dengan menggunakan 50010 ton CO2 ekuivalen/tahun
Rangga Akib Municipal Solid Waste panduan yang dikeluarkan oleh IPCC 2) Emisi GRK dari pembakaran sampah sebesar
Sector in Kendari City, tahun 2006 340 ton CO2 ekuivalen/tahun
Indonesia 3) Emisi GRK dari pengomposan sebesar 10 ton
CO2 ekuivalen/tahun
4. Dedi Sofriadi 2017 Estimasi Emisi Karbon 1) Menghitung komposisi sampah di IPCC 1) Jumlah timbulan ampah per orang di
Suhendrayatna dari Sampah Permukiman Kecamatan Ulee Kareng, Kota Kecamatan Ulee Kareng adalah 0,22-0,28
Eldina Fatimah dengan Metode IPCC di Banda Aceh kg/orang.hari dengan rata-rata sampah per
Kecamatan Ulee Kareng, 2) Memperkirakan jumlah emisi orang 0,27 kg/1,63 orang.hari dan densitas
Banda Aceh karbon pemukiman yang dihasilkan rata-rata sampah sebesar 84,08 kg/m3.
dari sampah rumah tangga. 2) Jumlah emisi karbon:
a. Pada kondisi eksisting berjumlah 143,43
MTCE/tahun
b. Melakukan daur ulang dan pengomposan
berjumlah 38,12 MTCE/tahun.

I-4
Tahun
No Nama Peneliti Penelitia Judul Peneltian Tujuan Metode Hasil
n
5. Sunarto Sunarto 2017 Quantification of Menganalisis emisi GRK (Ga Rumah IPCC Emisi GRK yang dihasilkan dari sekenario 1
Purwanto Purwanto Greenhouse Gas Kaca) yang dihasilkan dari tahun 2012 adalah sebesar 192.291,19 tCO 2e
Sudharto P. Hadi Emissions From Municipal pengelolaan limbah padat di Malang dan 10 tahun kedepan sebesar 254.548,93 tCO2e
Solid Waste Recycling and pada tahun 2012 dan 10 tahun (>32,19%). Untuk scenario 2 dan 3 untuk 10
Disposal in Malang City kedepan dengan mengaplikasikan tahun kedepan menghasilkan emisi GRK
Indonesia daur ulang limbah dari hulu ke hilir. sebesar 134.290,38 tCO2e (<30,16%) dan
37.741,56 tCO2e (<80,37%)
6. Yongjoo Chung 2017 Assessment of Mitigation Mengestimasi emisi dari sektor IPCC Pada tahum 2050 emisi gas rumah kaca sebesar
Chunhyun Paik Pathways of GHG limbah di Korea 12.0 Tg CO2eq
Young Jin Kim Emissions from the
Korean Waste Sector
Through 2050

7. Dhia Darin Silfi Mutia 2017 Estimasi Proyeksi Potensi 1) Untuk menentukan dan IPCC 1) Emisi CH4 yang dihasilkan, yaitu:
Penurunan Emimsi Gas memproyeksikan jumlah emisi gas a. Pada skenario 1 (tanpa reduksi sampah)
Rumah Kaca dari rumah kaca (CH4) dari sampah tahun 2027 di Kecamatan Medan Labuhan
Pengelolaan Sampah rumah tangga Kecamatan Medan yaitu sebesar 8772,25 tCO2eq. Sedangkan
Rumah Tangga Wilayah Labuhan dan Medan Tuntungan 10 untuk Kecamatan Medan Tuntungan yaitu
Pelayanan II (Srudi Kasus: (sepuluh) tahun (2018-2027) yang 7284 tCO2eq.
Medan Labuhan dan dihasilkan dari proses landfilling. b. Pada skenario 2 (dengan reduksi sampah)
Medan Tuntungan 2) Untuk menentukan dan tahun 2027 di Kecamatan Medan Labuhan
memproyeksikan peningkatan yaitu 7105,25 tCO2eq. sedangkan untuk
jumlah emisi gas rumah kaca (CO 2) Kecamatan Medan Tuntungan yaitu
dari sampah rumah tangga 5809,5 tCO2eq.
Kecamatan Medan Labuhan dan 2) Emisi CO2 yang dihasilkan pada tahun 2017
Medan Tuntungan di tahun 2017 yaitu 98,317 ton CO2, dan 111,012 ton CO2
sampai dengan 10 (sepuluh) tahun yang dihasilkan pada tahun 2027. Sedangkan
(2018-2027) yang dihasilkan dari di Kecamatan Medan Tuntungan, emisi CO 2
proses open burning. yang dihaasilkan pada tahun 2017 yaitu
3) Untuk menganalisis jumlah potensi 68,735 ton CO2, dan 84,803 ton CO2 pada
penurunan emisi gas rumah kaca tahun 2027.
(CH4 dari proses landfilling) yang 3) Potensi reduksi emisi CH4 yang dilakukan,
terjadi. yaitu:

I-5
Tahun
No Nama Peneliti Penelitia Judul Peneltian Tujuan Metode Hasil
n
a. Kecamtan Medan Labuhan pada tahun
2027 untuk skenario 2 dibandingkan
dengan skenario 1 dapat mengurangi emisi
CH4 sebanyak 19%.
b. Kecamatan Medan Tuntungan pada tahun
2027 skenario 2 dibandingkan dengan
skenario 1 dapat mengurangi emisi CH4
sebanyak 20,24%.
8. Cut Nindita Putri 2017 Studi Karakteristik 1) Untuk menentukan data mengenai SNI 19- 1) Timbulan rata-rata Kecamatan Medan
Sampah Rumah Tangga di timbulan dan komposisi sampah 3964-1994 Helvetia yaitu 0,4 kg/org/hari, atau 1,82
Kecamatan Medan rumah tangga di Kecamatan Medan L/org/hari. Pada kecamatan Medan Selayang
Helvetia dan Kecamatan Helvetia dan Kecamatan Medan yaitu sebesar 0,16 kg/org/hari atau 2,21
Medan Selayang di Kota Selayang. L/org/hari.
Medan (Timbulan, 2) Untuk menentukan karakteristik 2) Komposisi sampah rumah tangga rata-rata di
Komposisi, Karakteristik, sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Helvetia didominasi oleh
dan Nilai Kalor) Kecamatan Medan Helvetia dan sampah organic sebesar 72,315 %, sampah
Kecamatan Medan Selayang. lain 10,68 %, alumunium 0,15 %. Dan bahan
3) Untuk menentukan nilai kalor inert sebesar 0,08 %. Sedangkan pada
sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Selayang komposisi
Kecamatan Medan Helvetia dan sampah rumah tangga yang paling dominan
Kecamatan Medan Selayang adalah sampah organik sebesar 66,1 %,
kemudian sampah lain-lain 12,83 %, sampah
palstik 12,15 %, kertas 4,99 %, Kaca 1,64 %,
LWTR 1,33 %, logam 0,53 %, alumunium
0,33 % dan bahan inert 0,08 %.
3) Karakteristik fisik berupa faktor pemadatan
rata-rata pada Kecamatan Medan Helvetia
yaitu 1,24 dan faktor pemadatan pada
Kecamatan Medan Selayang yaitu 1,27.
Karakteristik kimia berupa proxymate
analysis, didapatkan kadar air sampah organik
pada Kecamatan Medan Helvetia yaitu 44,96
%, kadar air sampah anorganik 25,39%, kadar

I-6
Tahun
No Nama Peneliti Penelitia Judul Peneltian Tujuan Metode Hasil
n
volatil sampah organik 55, 08 % dan kadar
voaltil sampah anorganik 94,26 % dan untuk
kadar abu sampah organik yaitu 7,14 %
sampah anorganik 22,42 %. Sedangkan pada
Kecamatan Medan Selayang didapat
presentase Kadar air sampah organik sebesar
50,02 % dan presentase kadar air sampah
anorganik sebesar 24,83 % kadar volatil
sampah organik sebesar 0,29 %, fixed carbon
pada sampah anorganik sebesar 24,83 %.
Kadar voaltil sampah organik 48,23 %,
presentase sampah anorgamik sebesar 94,80
%, dan presentase fixed carbon yaitu 0,29 %
pada sampah organik dan 0,28 % pada
sampah anorganik.Kadar abu sampah
Kecamatan Medan Helvetia yaitu 7,14% jenis
sampah organik dan 22,42% jenis sampah
anorganik. Sedangkan kadar abu sampah
Kecamatan Medan Selayang yaitu dengan
jenis sampah organik 9,42 % dan kadar abu
sampah anorganik 28 %.
4) Nilai kalor sampah rumah tangga pada
Kecamatan Medan Helvetia untuk sampah
organik yaitu sebesar 2464 Kkal/Kg, dan
untuk nilai kalor pada sampah anorganik
sebesar 4208 Kkal/Kg. Sedangkan nilai kalor
sampah pada Kecamatan Medan Selayang
untuk jenis sampah organik yaitu 2165
Kkal/Kg dan untuk sampah anorganik sebesar
4232 Kkal/Kg.

9. Elina Wirda Ningsih 2017 Analisis Timbulan, 1) Untuk menghitung rata-rata SNI 19- 1) Rata-rata timbulan sampah rumah tangga
Lubis Komposisi, dan timbulan sampah rumah tangga 3964-1994 yang dihasilkan adalah:

I-7
Tahun
No Nama Peneliti Penelitia Judul Peneltian Tujuan Metode Hasil
n
Karakteristik Sampah yang dihasilkan di Kecamatan a. Pada wilayah Kecamatan Medan
RUmah Tangga di Kota Medan Tembung dan Kecamatan Tembung rata-rata timbulan yang
Medan Wilayah 1 (Studi Medan Johor. dihasilkan yaitu dalam satuan berat 0,155
Kasus: Kecamatan Medan 2) Untuk menghitung komposisi kg/orang/hari dan dalam satuan volume
Johor dan Kecamatan sampah rumat tangga yang 2,122 l/orang/hari.
Medan Tembung) dihasilkan di Kecamatan Medan b. Pada wilayah Kecamatan Medan Johor
Tembung dan Kecamatan Medan rata-rata timbulan yang dihasilkan yaitu
Johor. dalam satuan berat 0,189 kg/orang/hari
3) Untuk menganalisis karakteristik dan dalam satuan volume 1,563
fisik sampah rumah tangga yang l/orang/hari.
dihasilkan di Kecamatan Medan 2) Komposisi sampah rumah tangga yang
Tembung dan Kecamatan Medan dihasilkan adalah:
Johor. a. Pada wilayah Kecamatan Medan
Tembung komposisi sampah yang
dihasilkan yaitu organik 47%, plastik
24%, kertas 16%, kain/tekstil 2%, logam
1%, dan lain-lain 10%.
b. Pada wilayah Kecamatan Medan Johor
komposisi sampah yang dihasilkan yaitu
organik 71%, plastik 14%, kertas 7%,
dan lain-lain 8%.
3) Karakteristik fisika yang diuji iyaitu faktor
pemadatan berat jenis, kadar air, kadar abu,
kadar volatile, fixed carbon, dan nilai kalor.
Karakteristik fisika yang diperoleh dari hasil
penelitian masing-masing adalah:
a. Kecamatan Medan Tembung:
- Berat jenis = 0,073 kg/l
- Faktor pemadatan = 1,375
- Kadar air = organik 9,38 % dan
anorganik 25,67 %
- Kadar abu = organik 3,4 % dan

I-8
Tahun
No Nama Peneliti Penelitia Judul Peneltian Tujuan Metode Hasil
n
anorganik 8,6 %
- Kadar volatile = organik 96,6 % dan
anorganik 91,4 %
- Fixed carbon = organik 1,76 % dan
anorganik 3,72 %
- Nilai kalor = organik 3705,04 cal/g dan
anorganik 5466,38%
b. Kecamatan Medan Johor
- Berat jenis = 0,121 kg/l
- Faktor pemadatan = 1,336
- Kadar air = organik 14,08 % dan
anorganik 40,69 %
- Kadar abu = organik 0,3 % dan
anorganik 9,7 %
- Kadar volatile = organik 99,7 % dan
anorganik 90,3 %
- Fixed carbon = organik 3,33 % dan
anorganik 2,68 %
- Nilai kalor = organik 4694,68 cal/g dan
anorganik 6470,34 cal/g

10 Hafizhul Khair 2018 Analyzing Household 1) Untuk memperoleh data jumlah SNI 19- 1) Rata-rata jumlah timbulan sampah rumah
. Indriyani Rachman Waste Generation and Its dan komposisi sampah rumah 3964-1994 tangga Kota Medan adalah 0,222
Toru Matsumoto Composition to Expand tangga yang dihasilkan di Kota kg/orang/hari. Komposisi sampah organik
the Solid Waste Bank Medan. sebesar 61,35%, sampah plastic 17,55%,
Program in Indonesia: a 2) Memastikan hubungan statistik kertas 8,20%, dan sisanya adalah material lain
Case Study of Medan City jumlah dan komposisi sampah seperti LWTR, kaca, dan logam.
rumah tangga dengan lokasi 2) Timbulan sampah rumah tangga berbeda pada
geografis dan tingkat pendapatan tiap lokasi, tetapi tidak terlalu signifikan
perbedaannya pada tingkat pendapatan yang
berbeda.

I-9
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan pemaparan latar belakang diatas
adalah:
1. Berapa jumlah emisi gas rumah kaca (CO2 dan CH4) dari sektor sampah rumah
tangga pada Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Selayang, dan Kecamatan
Medan Helvetia?

2. Bagaimana pemilihan skenario terhadap penurunan gas rumah kaca (CO 2 dan CH4)
dari sektor sampah rumah tangga pada Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan
Selayang, dan Kecamatan Medan Helvetia?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukannya penelitaian ini antara lain:
1. Menghitung emisi gas rumah kaca (CO 2 dan CH4) dari sektor sampah rumah tangga
pada Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Selayang, dan Kecamatan Medan
Helvetia.

2. Melakukan pemilihan skenario terhadap penurunan beban emisi gas rumah kaca
(CO2 dan CH4) dari sektor sampah rumah tangga pada Kecamatan Medan Johor,
Kecamatan Medan Selayang, dan Kecamatan Medan Helvetia.

1.4 Ruang Lingkup


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Ruang lingkup wilayah studi pada penelitian ini adalah Kecamatan Medan Johor,
Kecamatan Medan Selayang, dan Kecamatan Medan Helvetia.
2. Emisi gas rumah kaca yang dihitung adalah parameter CO 2 dan CH4 yang berasal
dari sektor sampah rumah tangga.
3. Data timbulan dan komposisi sampah diperoleh dari penelitian sebelumnya oleh Cut
Nindita Putrid an Elina Wirda Ningsih Lubis pada tahun 2017.
4. Data primer diperoleh dengan melakukan penyebaran kuesioner.
5. Jumlah sampel adalah 185 dengan rincian 63 sampel di Kecamatan Medan Johor
(Lubis, 2017) dan 50 sampel di Kecamatan Medan Selayang, serta 72 sampel di
Kecamatan Medan Helvetia (Putri, 2017).

I-10
6. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) Tier 2.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini antara lain:
1. Hasil penilitian dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang emisi gas rumah
kaca parameter CO2 dan CH4 yang dihasilkan dari sampah rumah tangga untuk
mendukung pemerintah dalam program Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca (RAD-GRK).
2. Dapat memberikan wawasan kepada masyarakat tentang gas rumah kaca yang
dihasilkan dari sampah rumah tangga sehingga masyarakat dapat ikut berperan dalam
mengurangi jumlah timbulan sampah agar mencegah pemanasan global.

I-11

Anda mungkin juga menyukai