PENDAHULUAN
Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang
dianugrahkan kepada bangsa indonesia merupakan kekayaan yang wajib
disyukuri, dikelola dan dimanfaatkan secara optimal serta dijaga kelestariannya
karena memberikan manfaat serba guna kpada umat manusia. Oleh karana itu
hutan dikuasai oleh negara dan diselenggarakn untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat bagi generasi sekarang maupun yang akan mendatang.
Kebakaran dalam hutan dapat terjadi bila tersedia tiga komponen yaitu
bahan bakar yang potensial, oksigen atau udara dan penyalaan api dan lima faktor
utama yang menjadi penyebab kebakaran hutan yaitu penutupan lahan, curah
hujan, rataan suhu udara, kecepatan angin dan topografi (ketinggian
tempat/elevasi). Seluruh komponen penyusun hutan pada dasarnya dapat
merupakan bahan bakar untuk kebakaran hutan. Pohon – pohon penyusun hutan
merupakan bagian terbesar dari komponen hutan yang dapat berperan sebagai
bahan bakar mempunyai potensi dan kemudahan yang sangat bervariasi.
Perbedaan kemudahan terbakar tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan jenis
atau komposisi jenis tanaman. Jenis pohon – pohon berdaun lebar lebih sulit
terbakar dibanding pohon – pohon berdaun jarum yang banyak mengandung resin
(Sumardi dan Widyastuti, 2004).
1
II. PEMBAHASAN
Penyebab kebakaran hutan dan lahan gambut lebih dari 99% adalah akibat
ulah manusia, baik yang sengaja melakukan pembakaran ataupun akibat kelalaian
dalam menggunakan api. Hal ini didukung oleh kondisi-kondisi tertentu yang
membuat rawan terjadinya kebakaran, seperti gejala El Nino, kondisi fisik gambut
yang terdegradasi dan rendahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Kebakaran hutan yang tidak disengaja berawal dari musim panas yang
berkepanjangan. Pada musim panas sumber-sumber air menjadi kering termasuk
hutan terjadi kehilangan air karena proses evapotranspirasi. Batang, ranting, dan
daun yang kering merupakan sumber bahan bakar yang potensial untuk terjadinya
kebakaran hutan. Bila ada pemicu seperti terjadinya gesekan antara batang atau
ranting pohon akan menimbulkan api, kemudian kebakaran akan menyebarluas
dengan cepat. Hal ini menjadi lebih parah jika terjadi pada lahan-lahan gambut
seperti beberapa daerah di Indonesia. Seperti Kebakaran hutan di Kalimantan
Tengah yang mempunyai lahan gambut.
2
penyebaran lokasi kebakaran yang tidak hanya di Kalimantan Timur, tetapi
hampir di seluruh propinsi, serta tidak hanya terjadi di kawasan hutan tetapi juga
di lahan non hutan.
Asap tebal kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan secara pasti mulai
makan korban. Mula-mula masyarakat – terutama di Pulau Jawa yang tak terkena
asap tak terlalu peduli ketika diberitakan bahwa asap itu menyebabkan puluhan
penerbangan dibatalkan dan mengancam kesehatan lebih dari 20 juta orang. Tapi,
dalam waktu singkat, ancaman itu berubah jadi kenyataan. Puluhan ribu orang
harus masuk rumah sakit karena menderita infeksi saluran penapasan, ribuan
terserang penyakit paru-paru, dan ratusan yang lain terkena radang mata.
Beberapa puluh orang jatuh pingsan dan beberapa penderita asma diberitakan
meninggal dunia.
3
Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran,
terjebak asap atau rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat menyebabkan
banyak spesies endemik/khas di suatu daerah turut punah sebelum sempat
dikenali/diteliti.
Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan
kekeringan di saat musim kemarau.
Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur
pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah
terpencil.
Kekeringan juga akan mengurangi volume air waduk pada saat musim
kemarau yang mengakibatkan terhentinya pembangkit listrik (PLTA) pada
musim kemarau.
Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh
lagi hal ini dapat mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup
karena kurangnya bahan baku dan puluhan ribu pekerja menjadi
penganggur/kehilangan pekerjaan.
Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas
(ISPA) dan kanker paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi
penderita berusia lanjut dan anak-anak. Polusi asap ini juga bisa
menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.
Asap yang ditimbulkan menyebabkan gangguan di berbagai segi
kehidupan masyarakat antara lain pendidikan, agama dan ekonomi.
Banyak sekolah yang terpaksa diliburkan pada saat kabut asap berada di
tingkat yang berbahaya. Penduduk dihimbau tidak bepergian jika tidak ada
keperluan mendesak. Hal ini mengganggu kegiatan keagamaan dan
mengurangi kegiatan perdagangan/ekonomi. Gangguan asap juga terjadi
pada sarana perhubungan/transportasi yaitu berkurangnya batas pandang.
Banyak pelabuhan udara yang ditutup pada saat pagi hari di musim
kemarau karena jarak pandang yang terbatas bisa berbahaya bagi
penerbangan. Sering terjadi kecelakaan tabrakan antar perahu di sungai-
sungai, karena terbatasnya jarak pandang.
Pada saat terjadi kebakaran hutan, ada beberapa cara untuk memadamkan
kebakaran, diantaranya dengan memanggil mobil pemadam kebakaran dengan
jumlah yang banyak dengan menyambungkan beberapa selang lalu atur selang
dalam menembakan pada bagian yang terkena kebakaran,Agar api segera padam.
Ada metode lain dengan menggunakan paku bumi, paku bumi ini bekerja dengan
cara ditancapkan di tanah yang terdeteksi adanya api. Karena paku bumi ini
menggunakan air dicampur zat kimia, sehingga pemadamannya lebih cepat.
4
2.4 Upaya Untuk Mencegah dan Menanggulangi Kebakaran Hutan
5
10. Memantapkan koordinasi antara sesame instansi yang saling terkait
melalui dengan PUSDALKARHUTNAS dan juga di lever daerah dengan
PUSDALKARHUTDA tingkat I dan SATLAK kebakaran lahan dan juga
hutan.
Beberapa dampak kebakaran tehadap hewan dan tumbuhan antara lain sebagai
berikut:
1) Ekosistem binatang
Ekosistem tumbuhan
6
Contoh dampak kebakaran hutan terhadap tumbuhan adalah sebagai berikut:
3) Terhadap mikroorganisme
7
merusak habitat dari organisme itu sendiri. Perubahan suhu tanah dan hilangnya
lapisan serasah, juga bisa menyebabkan perubahan terhadap karakteristik habitat
dan iklim mikro. Kebakaran hutan menyebabkan bahan makanan untuk organisme
menjadi sedikit, kebanyakan organisme tanah mudah mati oleh api dan hal itu
dengan segera menyebabkan perubahan dalam habitat, hal ini kemungkinan
menyebabkan penurunan jumlah mikroorganisme yang sangat besar dalam
habitat. Efek negatif ini biasanya bersifat sementara dan populasi organisme tanah
akhirnya kembali menjadi banyak lagi dalam beberapa tahun.
8
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
9
atau puing-puing, memeriksa peraturan setempat tentang perjanjian dan
pembatasan larangan pembakaran, Melakukan aktivitas pembakaran minimal
dengan jarak yang telah ditentukan, Jangan melakukan aktifitas pembakaran
ketika cuaca berangin dan lain sebagainya.
B. Saran
Kita sebagai manusia harus lebih bisa membuka kesadaran kita untuk
menjaga hutan agar tidak ada lagi kebakaran hutan yang terjadi, merawat dan
melestarikannya karena hutan adalah salah satu tempat tinggat untuk makhluk
hidup lainnya seperti hewan-hewan dan tumbuhan yang sudah langkah
keberadaannya.
10