Anda di halaman 1dari 27

Masalah Kebakaran Hutan di Indonesia

Kelompok 6:
Avisha Putri Sundapa
Rani Dwi Suci Hd Putri
KEBAKARAN HUTAN DI INDONESIA

01 PENGERTIAN

02 DAMPAK KEBAKARAN HUTAN

03 FAKTOR PENYEBAB KEBAKARAN HUTAN

04 TIPE-TIPE KEBAKARAN HUTAN

04 SEJARAH KEBAKARAN HUTAN DI INDONESIA


PENGERTIAN
PENGERTIAN

Hutan merupakan sumberdaya alam yang


tidak ternilai karena didalamnya
terkandung keanekaragaman hayati
sebagai sumber plasma nutfah, sumber
hasil hutan kayu dan non-kayu, pengatur
tata air, pencegah banjir dan erosi serta
kesuburan tanah, perlindungan alam
hayatI.

Definisi Kebakaran Hutan menurut SK.


Menhut. No. 195/Kpts-II/1996 yaitu suatu
keadaan dimana hutan dilanda api
sehingga mengakibatkan kerusakan hutan
dan hasil hutan yang menimbulkan
kerugian ekonomi dan lingkungannya.
Kebakaran hutan merupakan salah satu
dampak dari semakin tingginya tingkat
tekanan terhadap sumber daya hutan
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN

Dampak negatif pada


lingkungan fisik

Penurunan kualitas udara akibat kepekatan asap yang


memperpendek jarak pandang sehingga mengganggu
transportas

mengubah sifat fisika-kimia dan biologi tanah

mengubah iklim mikro akibat hilangnya tumbuhan

bahkan dari segi lingkungan global ikut memberikan andil


terjadinya efek rumah kaca
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN

Dampak negatif pada


lingkungan hayati

menurunnya tingkat keanekaragaman hayati

Terganggunya suksesi alam

Terganggunya produksi bahan organik dan proses


dekomposisi.
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN

Dampak negatif pada


kesehatan, ekonomi, dan
sosial

Timbulnya asap yang mengganggu kesehatan masyarakat


terutama masyarakat miskin, lanjut usia, ibu hamil dan anak
balita seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), DLL.

Hilangnya mata pencaharian, rasa keamanan dan


keharmonisan masyarakat lokal

dibatalkannya jadwal transportasi darat-air dan udara, biaya


pengobatan masyarakat, turunnya produksi industri dan
perkantoran, serta anjloknya bisnis pariwisata.

hilangnya tumbuh-tumbuhan terutama tumbuhan yang


mempunyai nilai ekonomis tinggi
Faktor penyebab kebakaran hutan
FAKTOR ALAMI

Pengaruh El-Nino yang menyebabkan kemarau berkepanjangan


sehingga tanaman menjadi kering. Tanaman kering merupakan
bahan bakar potensial jika terkena percikan api yang berasal dari
batubara yang muncul dipermukaan ataupun dari pembakaran
lainnya baik disengaja maupun tidak disengaja. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya kebakaran bawah (ground fire) dan
kebakaran permukaan (surface fire)

Sambaran petir bisa juga menyebabkan terjadinya kebakaran


bawah (ground fire) dan kebakaran permukaan (surface fire).
Kebakaran merusak semak belukar dan tumbuhan bawah hingga
bahan organik yang berada di bawah lapisan serasah seperti
humus, gambut, akar pohon ataupun kayu yang melapuk.
Apabila lambat ditangani kebakaran dapat terjadi meluas
sehingga menimbulkan kebakaran tajuk (crown fire) dimana
kebakaran ini merusak tajuk pohon
Faktor penyebab kebakaran hutan

FAKTOR KEGIATAN MANUSIA

1. Adanya kegiatan pembuatan api unggun di dalam


hutan, namun bara bekas api unggun tersebut tidak
dipadamkan.
2. Adanya kegiatan pembukaan lahan dengan teknik
tebang-tebas-bakar yang tidak terkontrol, biasa
dilakukan oleh perusahaan HTI dan peladang
berpindah ataupun menetap.
3. secara disengaja untuk mendapatkan lapangan
penggembalaan atau tempat berburu.
4. Membuang puntung rokok yang menyala secara
sembarangan
5. Akibat penggunaan peralatan/mesin yang
menyebabkan timbulnya api.
Data Kebakaran Hutan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
mencatat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) periode
Januari - Maret 2020 mencapai 8.254 hektare (ha).

Dari total luasan karhutla tersebut, hampir 55% terjadi di


lahan gambut

Provinsi yang terjadi karhutla dalam periode Januari


hingga Maret tahun 2020
1. Aceh 32 ha
2. Sumatra Utara 559 ha.
3. Sumatra Barat 245 ha,
4. Kalimantan Barat 770 ha,
5. Kalimantan Tengah 725 ha,
6. Kalimantan Timur 348 ha.
7. Maluku 174 ha,
8. NTB 291 ha,
9. Papua 719 ha,
10. Papua Barat 1419 ha,
11. Riau 2765 ha,
12. Sulawesi Selatan 37 ha,
13. Sulawesi Tengah 157 ha,
14. Sulawesi Tenggara 10 ha,
Tipe Kebakaran hutan

Ground Fire

Surface Fire

Crown Fire

Spot Fire
GROUND FIRE
GROUND FIRE

Ground Fire adalah kebakaran yang terjadi di bawah


permukaan tanah yang terjadi pada lahan gambut.

Di Indonesia kebakaran bawah ini umum terjadi di Kalimantan


dan Sumatra bagian timur, terutama di kawasan perhutanan
dengan lahan gambut.
SURFACE FIRE
SURFACE FIRE

Adalah kebakaran yang terjadi pada lantai hutan dan


membakar seresah, kayu-kayu kering dan tanaman bawah.

Sifat api permukaan cepat merambat, nyalanya besar dan


panas, namun cepat padam.

Dalam kenyataannya semua tipe kebakaran berasal dari api


permukaan.
CROWN FIRE
CROWN FIRE

Kebakaran tajuk merupakan peristiwa kebakaran yang besar dan


biasanya merupakan akibat dari penjalaran kebakaran
permukaan.
Namun tidak selalu demikian, karena dapat saja kebakaran tajuk
terjadi secara terpisah, misalnya akibat sambaran petir.
Bahan bakar potensial adalah tajuk pohon dengan ranting-ranting
dan cabang pohon yang bilamana terbakar habis akan
menyebabkan pohon-pohon menjadi kering dan mati.

Jenis konifer yang banyak mengandung resin mengakibatkan lebih


mudah terbakar daripada jenis-jenis tajuk daun lebar.
Pengaruh angin pada kebakaran tajuk sangat berarti dalam
menentukan penyebaran api.

Bentuk jalaran api adalah lonjong ke suatu arah sesuai dengan


arah angin seperti pada kebakaran permukaan. 
SPOT FIRE
SPOT FIRE

Api yang menyebar secara tidak terkendali, tergantung kecepatan


angin yang melontarkan loncatan api
PRA KEMERDEKAAN

Kebakaran hutan di Indonesia sudah menjadi permasalahan sejak pemerintahan


Hindia Belanda. Kebakaran hutan menjadi perhatian dan menjadi dasar beberapa
aturan (ordonansi) baik oleh pemerintah Hindia Belanda maupun pemerintahan
kerajaan pada saat itu, seperti Ordonansi Hutan untuk Jawa dan Madura (1927)
pasal 20

Penggunaan api dalam sejarah hidup manusia di Nusantara terbukti pada


timbunan sisa-sisa terbakarnya vegetasi di dalam tanah di hutan hujan tropis yang
diperkirakan lebih dari ratusan tahun yang lalu (Goldammer, 1993)

Dalam beberapa tulisan dari para penjelajah eropa yang mendarat di Borneo
(Kalimantan) menyebutkan adanya serangan asap yang tercium sampai bermil-mil

SEJARAH jauhnya di laut (Bowen et al, 2001).

KEBAKARAN Catatan sejarah dari Steenis dan Schippers-Lammertse (1965) menyebutkan


bahwa sekitar tahun 1870 tecatat hilangnya hutan-hutan primer di Jawa karena

HUTAN DAN cepatnya peningkatan populasi yang disertai dengan aktifitas manusia : api untuk
berburu, untuk kesenangan, untuk pembersihan lahan, akses, perubahan hutan
menjadi lahan peternakan (Whitmore, 1975).
LAHAN DI
INDONESIA
PASCA KEMERDEKAAN

Tahun 1982/1983 terjadi kemarau panjang yang menjadi pemicu kebakaran besar
di Kalimantan Timur yang menghancurkan 3,2 juta hektar dengan kerugian
mencapai lebih dari 6 trilyun rupiah (FWI, 2001)

Tahun 1987, data yang dikeluarkan pemerintah, mencatat 66.000 Ha terbakar,


namun pada kenyataannya kemungkinan luas hutan dan lahan yang terbakar
sepuluh kali lebih luas dari data resmi terbut. Kebakaran terjadi menyebar mulai
dari Sumatera bagian barat, Kalimantan sampai Timor sebelah timur. (Bowen et al.
2001)
Kebakaran besar kembali terjadi pada tahun 1991 pada lokasi-lokasi yang hampir
sama dengan kebakaran pada tahun 1987. Data resmi yang dirilis menyebutkan
terbakarnya 500.000 Ha dengan laporan terjadinya asap pada skala lokal (Bowen

SEJARAH et al.2001).

KEBAKARAN Tahun 1994, terjadi kemarau panjang yang melanda Indonesia, tercatat terjadi
kebakaran besar di Pulau Sumatera dan Kalimantan. BAPPENAS mencatat

HUTAN DAN terjadinya kebakaran hutan dengan luasan 500.000 Ha pada tahun 1991 dan lebih
dari 5 juta hektar pada tahun 1994 (BAPPENAS, 1999 dalam FWI, 2001).

LAHAN DI
INDONESIA
PASCA KEMERDEKAAN

Tahun 1997/1998, di Indonesia kembali terjadi kekeringan dan


gelombang panas yang menyebabkan kebakaran hampir di seluruh
pulau Sumatera dan Kalimantan yang mengakibatkan degradasi hutan
dan deforestasi serta menelan biaya ekonomi sekitar USD 1.62 – 2.7
miliar. Asap tebal yang terjadi mengakibatkan lumpuhnya beberapa
bandara, pelabuhan dan jalan raya di Sumatera dan Kalimantan
sehingga mengganggu roda perekonomian masyarakat.

SEJARAH
KEBAKARAN
HUTAN DAN
LAHAN DI
INDONESIA
KRITIK, Your Text Here

SARAN, DAN Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. Easy to
change colors, photos and Text.

TAMBAHAN
Your Text Here

PERTANYAAN Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. Easy to


change colors, photos and Text.
Thank you
Insert your subtitle here

Anda mungkin juga menyukai